Anda di halaman 1dari 11

Pengetahuan Lingkungan 7

Nama : Indrajaya wahyu dwi putra


NIM :21050085
Kelas : TD B

7.5.1 Carilah gambar komponen pesawat bernama Noise Supressor yang


digunakan untuk meredam suara yang keluar dari engine jet dan berilah
penjelasan proses kerjanya !

Jawab :

Cara kerja dari Komponen Engine Noise Supressor yaitu Sistem ini
membungkam gas buang dengan menghilangkan energi darinya dengan cepat,
dan menyediakan pendinginan, baik dengan penambahan udara sekunder
maupun dengan semprotan air. Efisiensi yang lebih besar dalam mengurangi
tingkat suara di sekitarnya dicapai dengan memasukkan sebagian pesawat ke
dalam selungkup penekan, berarti disediakan untuk menggerakkan pesawat ke
depan dari mesin dan ke belakang dari sayap pesawat terbang.

7.5.2 Buatlah makalah tentang kebisingan sesuai dengan judul yang telah
disediakan.
(7.5.2.3 Pengamatan kebisingan dan cara mengatasi kebisingan penerbangan)
MAKALAH

PENGAMATAN KEBISINGAN DAN CARA MENGATASI


KEBISINGAN PENERBANGAN
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah pengetahuan lingkungan

Oleh :

Indrajaya wahyu dwi putra (21050085)

FAKULTAS TEKNIK KEDIRGANTARAAN

PROGRAM STUDI TEKNIK DIRGANTARA

INSTITUT TEKNOLOGI DIRGANTARA ADISUTJIPTO

YOGYAKARTA

2021
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul "Pengamatan kebisingan dan cara mengatasi
kebisingan di penerbangan". Atas dukungan moral dan materi yang diberikan
dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada para pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 01 November 2021


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Semua bunyi yang mengalihkan perhatian, mengganggu,atau berbahaya bagi


kegiatan sehari - hari dianggap sebagai bising. Bunyi yang diinginkan atau tidak
diinginkan tidak hanya tergantung pada kekerasan bunyi tetapi juga pada
frekuensi, kesinambungan,waktu terja inya dan isi informasinya.
Seseorang cenderung mengabaikan bising yang menyertai pekerjaan seperti
mesin tik atau mesin kerja. Bising berfrekuensi tinggi lebih menganggu
daripada bising berfrekuensi rendah. Bising yang cukup keras, di atas 70 dB,
dapat menyebabkan kegelisahan, kurang enak badan, kejenuhan mendengar,
sakit lambung dan masalah peredaran darah. Bising yang sangat keras di atas 85
dB dapat menyebabkan kemunduran yang serius pada kondisi kesehatan
seseorang pada umumnya, dan jika berlangsung lama, kehilangan pendengaran
sementara atau permanen, penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan luka
perut.
Kebisingan pesawat terbang awalnya merupakan ancaman yang awalnya
pernah diperhatikan dan tidak dipedulikan, namun dikemudian karena jumlah
orang yang selalu bertambah dan kesehatan orang perlu diperhatikan maka
orang orang merasakan kekhawatiran terhadap bising pesawat terbang .
1.2 Tujuan dan Manfaat :

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu membantu mahasiswa dalam


memperoleh materi yang berkaitan dengan pengamatan kebisingan pada
pesawat

Manfaat :

Manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu agar mahasiswa lebih mengetahui
dan memahami tentang kebisingan pada pesawat dan solusinya
Bab 2
Pembahasan

2.1 Pengamatan kebisingan

Suara bising yang ditimbulkan akibat kegiatan penerbangan pada saat


landing maupun take off serta saat bergerak menuju apron akan menimbulkan
suara bising yang menganggu dan berdampak terhadap masyarakat yang tinggal
di permukiman sekitar bandara. Dalam upaya pengendalian kebisingan di
lingkungan Bandara agar lebih efektif, maka perlu dilakukan identifikasi
masalah kebisingan, dan mengetahui tingkat kebisingan di kawasan
permukiman sekitar Bandara. Data yang diperoleh kemudian digunakan untuk
membuat peta kontur kebisingan akibat kegiatan penerbangan (pesawat)
Sumber bunyi merupakan gabungan dari beberapa komponen sumber suara
(PT. Quadrant Utama, 1998);
a. Fluid Turbulence, bising yang terbentuk oleh getaran yang diakibatkan
benturan antar partikel dalam fluida, misalnya terjadi terjadi pada pipa, valve,
gas exchaust.Moving and vibration part, bising terjadi oleh getaran yang
disebabkan oleh gesekan, benturan atau ketidak seimbangan gerakan bagian
mesin/peralatan seperti bearing pada kompresor, turbin, pluks pompa, blower.
b. Electrical Equipment, bising yang disebabkan efek perubahan fluks
elektromagnetik pada bagian inti yang terbuat dari logam, misalnya generator,
motor listrik, tranformator.
c. Temperatur Difference, bising yang terbentuk oleh pemuaian dan
penyusutan fluida, misalnya terjadi pada mesin jet pesawat.
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui nilai dan dampak kebisingan
terhadap masyarakat yang tinggal di kawasan permukiman sekitar bandara.
Pengumpulan data kebisingan menggunakan alat Sound Level Meter (SLM)
tipe TM—103 sebanyak 2 buah. Kemudian data yang diperoleh dianalisis
sehingga menghasilkan nilai tingkat kebisingan ekuivalen (Leq). Pengumpulan
data mengenai dampak kebisingan menggunakan kuesioner sebanyak 250
responden dibagikan secara acak (sampling random). Penelitian ini dilakukan
dengan pengamatan langsung di lapangan (Observasi).
Tingkat kebisingan yang dapat diterima oleh tenaga kerja tanpa
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari
untuk waktu tidak melebihi 8 jam per hari atau 40 jam jam seminggu yaitu 85
dB (A), serta akselerasi getaran tidak lebih dari 4 m/dt2 (KepMenNaker No.51
Tahun 1999, KepMenKes No.1405 Tahun 2002) Kebisingan berdasarkan
Lampiran II Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep. 51/Men/1999
Untuk pengukuran tingkat kebisingan alat yang digunakan adalah dua buah
alat Sound Level Meter (SLM) Tipe TM103. Proses pengukuran dapat dilihat di
bawah ini:
1. Alat dipasang pada setiap titik lokasi dengan jarak antara 650 m sampai
1150 m dari Landasan Pacu, dari titik satu ke titik yang lain menggunakan
interval jarak 100 m.
2. Alat dipasang pada tripod dan di tempatkan pada posisi 1.2 m dari atas
permukaan tanah.
3. Pengambilan data dimulai pada saat stopwatch, Sound Level Meter (SLM)
ditekan dan dihentikan secara bersamaan pada saat stopwatch telah mencapai
waktu 10 menit.
Sebanyak ± 50% responden menyatakan tingkat penerimaan kebisingan
akibat pesawat sangat ribut, hal ini masih banyak nya permukiman pada jarak ±
50meter dari kawasan bandara.

2.2 Pengaruh Kebisingan dibagi atas enam kriteria, yaitu


Sebanyak 30.4% responden menyatakan sangat terganggu dalam
berkomunikasi ketika pesawat melintas, dan 19.2% responden menyatakan tidak
terganggu.
Sebanyak 6.8% responden menyatakan sangat mengerti dalam berkomunikasi
terhadap lawan bicara ketika pesawat melintas, dan 27.2% responden
menyatakan tidak mengerti dalam berkomunikasi terhadap lawan bicaranya.
Sebanyak 1.2% responden menyatakan selalu berteriak dalam berkomunikasi
terhadap lawan bicara ketika pesawat melintas, dan 52.8% responden
menyatakan tidak berteriak dalam berkomunikasi terhadap lawan bicara. Karena
sebagian responden lebih memilih diam dari pada berbicara.
Sebanyak 19.6% responden menyatakan sangat terganggu
perhatian/konsentrasi dan 26% responden menyatakan tidak terganggu
perhatian/konsentrasi akibat bising.
Sebanyak 15.6% responden menyatakan sangat terganggu ketika sedang
bekerja/istirahat, dan 31.6% 9 responden menyatakan tidak terganggu.
Sebanyak 5.2% responden menyatakan sangat merusak properti bangunan
ketika pesawat melintas, dan 64.8% responden menyatakan tidak merusak
properti bangunan.

2.3 Mengatasi masalah kebisingan penerbangan


Secara umum upaya pengendalian kebisingan dilakukan melalui pengurangan
dan pengendalian tingkat bising menjadi 3 aspek yaitu :
1. Pengendalian pada sumber.
Pengendalian kebisingan pada sumber meliputi;
a). Perlindungan pada peralatan, struktur, dan pekerja dari dampak bising.
b). Pembatasan tingkat bising yang boleh dipancarkan sumber. Reduksi
kebisingan pada sumber biasanya memerlukan modifikasi atau mereduksi gaya-
gaya penyebab getaran sebagai sumber kebisingan dan mereduksi
komponenkomponen peralatan. Pengendalian kebisingan pada sumber relatif
lebih efisien dan praktis dibandingkan dengan pengendalian pada
lintasan/rambatan dan penerima
2. Pengendalian pada media rambatan.
Pengendalian pada media rambatan dilakukan diantara sumber dan penerima
kebisingan. Prinsip pengendaliannya adalah melemahkan intensitas kebisingan
yang merambat dari sumber kepenerima dengan cara membuat hambatan
Ada dua cara pengendalian kebisingan pada media rambatan yaitu outdoor
noise control dan indoor noise control.
3. Pengendalian kebisingan pada manusia. Pengendalian kebisingan pada
manusia dilakukan untuk mereduksi tingkat kebisingan yang diterima setiap
hari. Pengendalian ini terutama ditujukan pada orang yang setiap harinya
menerima kebisingan, seperti operator pesawat terbang dan orang lain yang
menerima kebisingan. Pada manusia kerusakan akibat kebisingan diterima oleh
pendengaran (telinga bagian dalam) sehingga metode pengendaliannya
memanfaatkan alat bantu yang bisa mereduksi tingkat kebisingan yang masuk
ke telinga.
Untuk upaya pengendalian kebisingan terhadap masyarakat yang tinggal di
permukiman yang jaraknya ± 50meter dari kawasan bandara, pihak bandara
telah melakukan pendataan seluruh warga untuk melakukan pembebasan lahan.
Karena untuk melakukan upaya pemindahan kawasan bandara dirasa sulit
berhubung akan diadakannya perluasan kawasan bandara untuk beberapa tahun
ke depan
BAB 3
Penutup

3.1 Kesimpulan

Pengaruh kebisingan tehadap kesehatan umumnya kurang pendengaran


prosentasenya (60 %) disusul susah tidur prosentasenya (20 %), dan tidak
dilengkapi ear plug prosentasenya 94 %. menyebabkan terganggu kenyamanan
kerja. Responden Penduduk sekitar bandara pengaruh kebisingan terhadap
kesehatan tubuh umumnya susah tidur prosentasenya (60 %), disusul tidak bisa
tidur prosentasenya (18 %), kurang pendengaran 69 prosentasenya hanya (14
%) tidak pakai alat apapun prosentasenya 100 %, menyebabkan terganggu
kenyamanannya.
Operasional Penerbangaan bandara keberadaannya menjadikan kendala bagi
Pemerintah Kota dalam hal membangun bangunan tinggi (High Building),
Bangunan pada jarak 5000 m dari bandara tingginya tidak boleh lebih dari 100
m.
Daftar pustaka :

Sumarni Hamid Aly/2015/Analisis tingkat kebisingan pada kawasan


pemukiman sekitar bandara sultan hasanudin dan dampaknya terhadap
lingkungan/Universitas Hassanudin
Mochamad chaeran/2008/Kajian kebisingan akibat aktivitas di
bandara/Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai