Tugas Pengling
Tugas Pengling
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang telah melimpahkan
hidayah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Analisis Mengenai Dampak Lingkungan”.
Semoga makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada
umumnya dan guru pada khususnya. Setiap saran, kritik, dan komentar sangat
penulis harapkan untuk meningkatkan kualitas makalah semacam ini di masa
mendatang.
Malang 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB II PEMBAHASAN-----------------------------------------------------------5
2.7 Apa kaitan Amda dengan dokumen atau kajian lingkungan lainnya?----8
BAB IV PENUTUP--------------------------------------------------------------------11
4.1 Kesimpulan---------------------------------------------------------------------11
DAFTAR PUSTAKA-----------------------------------------------------------------14
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Hal-hal yang dikaji dalam proses AMDAL: aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-
ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap studi
kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan
keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha dan/atau kegiatan (Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan).
Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang
diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan. Peraturan
pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah
salah satu syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib
mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin usaha/kegiatan.
AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang
penyelenggaraan/pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan.
2.2 Kegunaan Amdal
C. Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha
dan/atau kegiatan
E. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu
rencana usaha dan atau kegiatan
D. Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL Proses penapisan atau
kerap juga disebut proses seleksi kegiatan wajib AMDAL, yaitu menentukan
apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak.
Proses penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL. Penyusunan ANDAL, RKL, dan
RPL dilakukan dengan mengacu pada KA-ANDAL yang telah disepakati (hasil
penilaian Komisi AMDAL).
Proses penilaian ANDAL, RKL, dan RPL. Setelah selesai disusun, pemrakarsa
mengajukan dokumen ANDAL,RKL dan RPL kepada Komisi Penilai AMDAL
untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal untuk penilaian
ANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan oleh
penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.
Dokumen AMDAL harus disusun oleh pemrakarsa suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan.
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah Komisi Penilai AMDAL,
pemrakarsa, dan masyarakat yang berkepentingan.
Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL.
Di tingkat pusat berkedudukan di Kementerian Lingkungan Hidup, di tingkat
Propinsi berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan hidup Propinsi,
dan di tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola
lingkungan hidup Kabupaten/Kota.
Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
Kegiatan yang tidak wajib menyusun AMDAL tetap harus melaksanakan upaya
pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan. Kewajiban UKL-UPL
diberlakukan bagi kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun AMDAL dan dampak
kegiatan mudah dikelola dengan teknologi yang tersedia.
Proses dan prosedur UKL-UPL tidak dilakukan seperti AMDAL tetapi dengan
menggunakan formulir isian yang berisi :
A. Identitas pemrakarsa
2.7 Apa kaitan Amda dengan dokumen atau kajian lingkungan lainnya ?
I. AMDAL-UKL/UPL
Rencana kegiatan yang sudah ditetapkan wajib menyusun AMDAL tidak lagi
diwajibkan menyusun UKL-UPL (lihat penapisan Keputusan Menteri LH
17/2001). UKL-UPL dikenakan bagi kegiatan yang telah diketahui teknologi
dalam pengelolaan limbahnya.
AMDAL dan Audit Lingkungan Hidup Wajib.
Bagi kegiatan yang telah berjalan dan belum memiliki dokumen pengelolaan
lingkungan hidup (RKL-RPL) sehingga dalam operasionalnya menyalahi peraturan
perundangan di bidang lingkungan hidup, maka kegiatan tersebut tidak bisa
dikenakan kewajiban AMDAL, untuk kasus seperti ini kegiatan tersebut dikenakan
Audit Lingkungan Hidup Wajib sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 30 tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Audit Lingkungan yang
Diwajibkan. Audit Lingkungan Wajib merupakan dokumen lingkungan yang
sifatnya spesifik, dimana kewajiban yang satu secara otomatis menghapuskan
kewajiban lainnya kecuali terdapat kondisi-kondisi khusus yang aturan dan
kebijakannya ditetapkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup. Kegiatan
dan/atau usaha yang sudah berjalan yang kemudian diwajibkan menyusun Audit
Lingkungan tidak membutuhkan AMDAL baru.
Salah satu dampak yang paling dirasakan oleh manusia apabila dalam
pelaksanaan amdal yang tidak memadai ( buruk ) adalah banjir.
Banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam
jumlah yang begitu besar. Sedangkan banjir bandang adalah banjir yang datang
secara tiba-tiba yang disebabkan oleh karena tersumbatnya sungai maupun karena
pengundulan hutan disepanjang sungai sehingga merusak rumah-rumah penduduk
maupun menimbulkan korban jiwa.
PEMECAHAN MASALAH
A. Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan.
E. Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut.
B. Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare
yang sering berjangkit setelah kejadian banjir.
C. Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa seperti ular dan lipan, atau
binatang penyebar penyakit seperti tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
B. Mengeruk sungai/kali dan saluran air yang ada di sekitar kita, sebaiknya
jangan nungguin pemerintah yang melakukan, percuma kalau ditungguin
kelamaan.
G. Memperbaiki Amdal
Lingkungan hidup Indonesia sebagai suatu sistem yang terdiri dari lingkungan
sosial (sociosystem), lingkungan buatan (technosystem) dan lingkungan alam
(ecosystem) dimana ketiga subsistem ini saling berinteraksi (saling
mempengaruhi). Ketahanan masing-masing subsistem ini dapat meningkatkan
kondisi seimbang dan ketahanan lingkungan hidup, dimana kondisi ini akan
memberikan jaminan keberlangsungan lingkungan hidup demi peningkatan
kualitas hidup setiap makhluk hidup di dalamnya. Ketika salah satu subsistem di
atas menjadi superior dan berkeinginan untuk mengalahkan atau menguasai yang
lain maka di sanalah akan terjadi ketidakseimbangan. Contohnya adalah ketika
manusia dengan teknologi ciptaannya ingin memanfaatkan alam demi
kelangsungan hidup dan menyebabkan kerusakan pada lingkungan alam.
Eksploitasi alam tentu saja tidak dapat dicegah, karena sudah merupakan fitrah
manusia memanfaatkan alam untuk kesejahteraannya. Tetapi tingkat kerusakan
akibat pemanfaatan alam ataupun pengkondisian kembali (recovery) alam yang
sudah dimanfaatkan merupakan hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya ketidakseimbangan. Adapun cara yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan telaah secara mendalam mengenai kegiatan/usaha yang akan dilakukan
di lingkungan hidup sehingga dapat diketahui dampak yang timbul dan cara untuk
mengelola dan memantau dampak yang akan terjadi tersebut. Metode ini dikenal
juga dengan analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal) atau environmental
impact assessment.
A mdal merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup,
dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan keputusan. yang
dikaji dalam proses Amdal: aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-
budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap studi kelayakan suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup di
satu sisi merupakan bagian studi kelayakan untuk melaksanakan suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan, di sisi lain merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk
mendapatkan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan. Berdasarkan analisis ini
dapat diketahui secara lebih jelas dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup, baik dampak negatif maupun dampak positif yang akan timbul dari usaha
dan/atau kegiatan sehingga dapat dipersiapkan langkah untuk menanggulangi
dampak negatif dan mengembangkan dampak positif
Pemerintah berkewajiban memberikan keputusan apakah suatu rencana kegiatan
layak atau tidak layak lingkungan. Keputusan kelayakan lingkungan ini
dimaksudkan untuk melindungi kepentingan rakyat dan kesesuaian dengan
kebijakan pembangunan berkelanjutan. Untukmengambil keputusan, pemerintah
memerlukan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, baik yang berasal dari
pemilik kegiatan/pemrakarsa maupun dari pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Informasi tersebut disusun secara sistematis dalam dokumen AMDAL. Dokumen
ini dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL untuk menentukan apakah informasi yang
terdapat didalamnya telah dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dan
untuk menilai apakah rencana kegiatan tersebut dapat dinyatakan layak atau tidak
layak berdasarkan suatu kriteria kelayakan lingkungan yang telah ditetapkan oleh
Peraturan Pemerintah.
Orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana usaha dan
atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Pemrakarsa inilah yang berkewajiban
melaksanakan kajian AMDAL. Meskipun pemrakarsa dapat menunjuk pihak lain
(seperti konsultan lingkungan hidup) untuk membantu melaksanakan kajian
AMDAL, namun tanggung jawab terhadap hasil kajian dan pelaksanaan ketentuan-
ketentuan AMDAL tetap di tangan pemrakarsa kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA