Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH AGAMA

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 10

Anggota:

1.AISYAH ALFIAMI (214110242)

2.INDAH CAHYANI (214110281)

3.SUTIVA DWI RISKIA (214110338)

KELAS:1B

DOSEN PENGAJAR:

MUSLIM, M.Ag

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Agama ini.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas  pada mata kuliah
Agama.Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang materi yang
dibahas bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak MUSLIM, M.Ag selaku dosen pengajar yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.

Penulis menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Padang,16 Agustus 2021 

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………..

 A. Latar Belakanng ……………………………………………………..


 B. Rumusan Masalah …………………………………………………..
 B. Tujuan Penulisan ………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN …………………………. …………………………………

 A. Pengertian Kerukunan antar umat beragama………………………….


 B. Jenis-jenis Kerukunan antar umat beragama …………………………
 C. Kerja sama antar umat beragama …………………………………….

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………….

 A.Kesimpulan …………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………


PENDAHULUAN
BAB 1

A.Latar belakang
Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai sebuah
kesejahteraan hidup di negeri ini. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki keragaman yang
begitu banyak. Tak hanya masalah adat istiadat atau budaya seni, tapi juga termasuk agama.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari beragam agama.
Kemajemukan yang ditandai dengan keanekaragaman agama itu mempunyai kecenderungan
kuat terhadap identitas agama masing- masing dan berpotensi konflik. Indonesia merupakan
salah satu contoh masyarakat yang multikultural. Multikultural masyarakat Indonesia tidak saja
kerena keanekaragaman suku, budaya, bahasa, ras tapi juga dalam hal agama. Agama yang
diakui oleh pemerintah Indonesia adalah agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu,
Buddha dan Kong Hu Chu. Dari agama-agama tersebut terjadilah perbedaan agama yang dianut
masing-masing masyarakat Indonesia. Dengan perbedaan tersebut apabila tidak terpelihara
dengan baik bisa menimbulkan konflik antar umat beragama yang bertentangan dengan nilai
dasar agama itu sendiri yang mengajarkan kepada kita kedamaian, hidup saling menghormati,
dan saling tolong menolong.

Kerukunan yang berpegang kepada prinsip masing-masing agama menjadi setiap golongan antar
umat beragama sebagai golongan terbuka, sehingga memungkinkan dan memudahkan untuk
saling berhubungan. Bila anggota dari suatu golongan umat beragama telah berhubungan baik
dengan anggota dari golongan agama-agama lain, akan terbuka kemungkinan untuk
mengembangkan hubungan dalam berbagai bentuk kerjasama dalam bermasyarakat dan
bernegara.2 Dengan gambaran di atas dan berangkat dari suatu hal menarik untuk diketahui,
bahwa ada satu daerah tepatnya di Desa Banaran, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Di
desa tersebut terdapat pemeluk agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu dan Buddha. Di
tengah kemajemukan masyarakat dalam perbedaan keyakinan agama ternyata mampu
membangun sikap untuk saling menghormati antar pemeluk agama. Dengan kondisi sosial itulah
yang menjadikan ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian tentang “Kerukunan antar
Umat Beragama di Desa Banaran”(Studi Hubungan antar Umat Islam, Kristen Protestan,
Katolik, Hindu dan Buddha).
B.RUMUSAN MASALAH
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, maka akan kami susun rumusan masalah. Adapun
rumusan masalah tersebut untuk membatasi penelitian dan membuat kajian yang diteliti menjadi
lebih fokus. Rumusan disusun sebagai berikut :

1.Apa Pengertian kerukunan antar umat beraama?

2.Menjelaskan Jenis-jenis kerukunan antar umat agama?

3.Menjelaskan bagaimana bantuk kerja sama antar umat beragama?

C.TUJUAN PENULISAN
1.Untuk mengetahui pengertian kerukunan antar umat beragama

2.untuk mengetahui jenis-jenis kerukunan antar umat beragama

3.Untuk mengetahui bagaimana bentuk kerja sama antar umat beragama


BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Kerukunan antar umat beragama


Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi social ketika semua golongan agama bisa
hidup bersama tanpa menguarangi hak dasar masing-masing untuk melaksanakan kewajiban
agamanya. Masing-masing pemeluk agama yang baik haruslah hidup rukun dan damai. Karena
itu kerukunan antar umat beragama tidak mungkin akan lahir dari sikap fanatisme buta dan sikap
tidak peduli atas hak keberagaman dan perasaan orang lain. Tetapi dalam hal ini tidak diartikan
bahwa kerukunan hidup antar umat beragama memberi ruang untuk mencampurkan unsur-unsur
tertentu dari agama yang berbeda , sebab hal tersebut akan merusak nilai agama itu sendiri.
Kerukunan antar umat beragama itu sendiri juga bisa diartikan dengan toleransi antar umat
beragama. Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya masyarakat harus bersikap lapang dada dan
menerima perbedaan antar umat beragama. Selain itu masyarakat juga harus saling menghormati
satu sama lainnya misalnya dalam hal beribadah, antar pemeluk agama yang satu dengan lainnya
tidak saling mengganggu Kerukunan antar umat beragama adalah suatu bentuk hubungan Yang
harmonis dalam dinamika pergaulan hidup bermasyarakat yang saling menguatkan yang di ikat
oleh sikap pengendalian hidup dalam wujud:

1. Saling hormat menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.

2. Saling hormat menghormati dan berkerjasama intern pemeluk agama, antar berbagai golongan
agama dan umat- umat beragama dengan pemerintah yang sama-sama bertanggung jawab
membangun bangsa dan Negara.

3. Saling tenggang rasa dan toleransi dengan tidak memaksa agama kepada orang lain.

B.Jenis-jenis Kerukunan Antar Umat Beragama


Kerja sama antar umat beragama ditandai dengan adanya sikap saling menghormati lembaga
keagamaan yang seagama dan berbeda agama, sikap saling menghormati hak dan kewajiban
umat beragama serta saling menghormati umat agama seagama dan berbeda agama. Dalam
beragama, kerjasama diperlukan sebagai salah satu media pendekatan antar umat beragama.
Toleransi dan kerjasama dalam beragama berarti sikap yang harus ada dalam diri seseorang
untuk menciptakan kehidupan antar umat beragama yang rukun dan damai. ... Menanamkan
sikap saling menghargai antar umat beragama. kerjasama antar umat beragama yaitu suatu
hubungan sesama umat beragama yang dilandasi dengan saling toleransi, saling menghormati,
saling menghargai, saling pengertian dalam menjalankan keyakinannya tapi tetap bekerjasama
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara demi kemajuan bersama. Bentuk kerjasama yang
bisa dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Saling menghormati umat seagama dan berbeda agama;

2. Saling menghormati lembaga keagamaan yang seagama dan berbeda agama;

3. Sikap saling menghormati hak dan kewajiban umat beragama.

4. Tidak menganggu jalannya ibadah setiap agama

5. Tidak menghina agama lain dan agama sendiri

6. Tidak mengina lambang agama lain dan agama sendiri

7. Tidak saling menjelakan antar pemeluk agama

Dengan demikian, ketentuan Pasal 29 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
berbunyi, ”Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.” tersebut mengandung
pengertian adanya jaminan negara atas hak kebebasan penduduk untuk memeluk agama dan
beribadah menurut agama yang dianutnya.

C.Kerja Sama Antar Umat Beragama


Abstrak : Badan Kerjasama Antar Umat Beragama sering dijadikan media oleh pemerintah
dalam proses komunikasi dan koordinasi kegiatan yang berkaitan dengan pemerintahan,
pembangunan dan pemberdayaan kepada masyarakat. Penelitian ini menggunakan desain
kualitatif. Informan terdiri dari pemerintah desa, pimpinan agama dan tokoh masyarakat.
Analisis data dilakukan melalui kategorisasi data, interpretasi dan penarikan kesimpulan.
Temuan penelitian ini bahwa setiap komunikator memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi yang dimiliki berkaitan erat dengan later belakang pendidikan, pengalaman dan
keterampilan yang dimiliki. Pesan mudah dipahami ketika menggunakan bahasa daerah atau
bahasa sehari – hari. Media yang paling sering digunakan adalah forum resmi seperti rapat dan
surat menyurat. Kendala yang dihadapi oleh

komunikan dalam meresponi pesan ketika berkaitan dengan fasilitas atau keuangan. Dampak
yang ditimbulkan dari komunikasi yang terjadi bahwa adanya saling mendukung program kerja,
terjalinnnya hubungan kerjasama, adanya semangat kekeluargaan, toleransi dan saling menolong
terjalin dalam kehidupan masyarakat Desa Kanonang Tiga. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemeliharaan kerukunan umat beragama baik di tingkat Daerah,

Provinsi, maupun Negara pusat merupakan kewajiban seluruh warga

Negara

lainnya.

ketertiban

terwujudnya kerukunan umat beragama, mengkoordinasi kegiatan instnsi vertical, menumbuh


kembangkan keharmonisan saling pengertian, saling menghormati, saling percaya diantara umat
beragama, bahkan menerbitkan rumah ibadah. Sesuai dengan tingkatannya Forum

beserta instansi pemerinth Lingkup ketentraman dan termasuk memfalisitasi

Krukunan Umat Beragama dibentuk di Provinsi dan Kabupaten. Dengan hubungan yang bersifat
konsultatif gengan tugas melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh-tokoh masyarakat,
menampung aspirasi Ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat, menyalurkan aspirasi dalam
bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan.

Pentingnya kerukunan hidup antar umat beragama adalah terciptanya kehidupan masyarakat
yang harmonis dalam kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling bermusuhan agar
agama bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak

langsung memberikan stabilitas dan kemajuan Negara. Cara menjaga sekaligus mewujudkan
kerukunan hidup antar umat beragama adalah dengan mengadakan dialog antar umat beragama
yang di dalamnya membahas tentang hubungan antar sesama umat beragama. Selain itu ada
beberapa cara menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama antara lain
menghilangkan perasaan curiga atau

permusuhan terhadap pemeluk agama lain, jangan menyalahkan agama y seseorang apabila dia
melakukan kesalahan tetapi salahkan orangnya, biarkan umat lain melaksanakan

ibadahnya jangan mengganggu umat lain yang sedang beribadah, hindari diskriminasi terhadap
agama lain.

Desa Kanonang Tiga Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa merupakan salah satu desa
yang ada di sekitar Bukit Kasih yang merupakan salah satu simbol tolerasi antara umat beragama
di Provinsi Sulawesi Utara. Bukit Kasih Kanonang menyiratkan bahwa pentingnya tolerasi
antara umat beragama dijaga dan dipelihara guna
mewujudkan masyarakat yang aman dan damai. Upaya untuk mewujudkannnya perlu dilakukan
oleh semua pihak termasuk pemerintah desa dan Badan Koordinasi Antar Umat Beragama
(BKSAUA) di desa.

Penelitian yang dilakukan dengan fokus kajian tentang komunikasi pemerintah dalam kerjasama
antara umat beragama di Desa Kanonang Tiga menunjukkan bahwa faktor komunikator, pesan,
media, komunikan dan dampak merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya
dalam mewujudkan kehudupan yang rukun, damai dan aman.
BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan
Kesimpulan Dari pembahasan dalam makalah ini, dapat disimpulkan bahwa kerukunan umat
bragama yaitu hubungan sesama umat beragama yang dilandasi dengan toleransi, saling
pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan pengamalan ajaran
agamanya dan kerja sama dalam kehidupan masyarakat dan bernegara. Berbagai macam bahasan
mengenai kerukunan antar umat beragama, yaitu: Kendala-kendala yang dihadapi dalam
mencapai kerukuna umat beragama diindonesia ada beberapa sebab, antara lain:

-Rendahnya sikap toleransi

-kepentinga plitik dan

-sikap fanatisme.

Adapun solusi untuk menghadapinya, adalah melakukan dialog antar pemeluk agama dan
menanamkan sifat optimis terhadap tujuan untuk mencapai kerukunan antar umat beragama.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/49992/4/halaman%20BAB%20I.pdf

http://eprints.umpo.ac.id/2444/1/2.%20BAB%20I.pdf

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JAP/article/download/29152/28329

Anda mungkin juga menyukai