Anda di halaman 1dari 2

Masih terngiang dalam ingatanku, tentang momen perkenalan saat itu, yang merubah hidup

ku selamanya. Teman baik yang selama ini kukenal, ternyata dapat memberikan kesan lain dalam
hatiku. Bersalah ?! memang… itu lah yang pantas kudapatkan, karena aku juga mencintai melody
saat ini. Tidak ada yang salah dalam hubungan kami dan aku cukup memikirkan hubungan ini untuk
terus maju ke jenjang berikutnya. Tetapi Sandra datang dan mengambil sedikit bagian dalam
hidupku. Dari benih kagum hingga rasa ingin melindungi dan akhirnya timbul perasaan ingin
memulai sesuatu yang baru dengan Sandra tetapi aku juga tidak ingin mengorbankan apa yang
sudah kujalani dengan Melody. Perasaan ini tentu tidak akan pernah membenarkan , kesalahan apa
yang akan terjadi jika perasaan ini terus kuikuti.

Malam itu aku terus memikirkan, apa yang Sandra ucapkan kepada ku : apa yang kita
rasakan saat ini, apakah cuma kenyamanan sesaat ? atau memang jalan hidup yang harus kita lalui
van ? tanya Sandra kepadaku. Aku tidak dapat menjawabnya, karena aku yakin, momen Ketika aku
menjawab pertanyaan itu, aku akan kehilangan salah satu dari Sandra atau Melody.

Dalam hatiku hanya satu permintaanku, jika aku dapat membagi jiwa ini dan dapat menjalani
kehidupan yang lain bersama Sandra dan juga Melody tanpa perasaan bersalah, aku dapat
menyayangi dan melindungi mereka berdua. Suatu permintaan yang mustahil , ujarku dalam hati,
bagaimana mungkin seorang yang egois sepertiku dapat memilih sesuatu yang hanya
menguntungkan diriku saja. Aku pejamkan mataku sambil mengakhiri malam , dengan perasaan
tidak menentu, sambil tetap mengajukan permohonan bukan juga doa bukan juga permintaan tetapi
mungkin hanya pikiran yang mungkin dapat menenangkanku agar aku dapat mengambil keputusan
esok harinya.

Bunyi Alarm membangunkanku , pagi hari yang cerah, dan anehnya aku tidur pulas tanpa
ada bermimpi atau terbangun selama malam kemarin. Tetapi ada yang Aneh, Bagian tangan dan
kaki ku sebelah kiri terasa berat seperti ada yang menimpa dan menahan gerak tubuh ku saat aku
berusaha meluruskan badan yang pegal ini. Aku berusaha melihat dari balik selimut, dan betapa
kagetnya aku saat aku melihat ada seorang pria yang sedang tidur di sebelah kiri ranjang tempat
tidur ku. Karena kaget , aku spontan meloncat dari tempat tidur dan melihat orang ini tetap tidak
terbangun. Hei !! siapa kamu ? kenapa kamu ada ditempat tidur ku ? kataku dengan perasaan panik.
Aku lari kearah belakang lemari baju dan berusaha mengambil Stik bilyard yang aku simpan.
Kemudian aku berteriak Kembali ke laki-laki ini. Hei !!! cepat bangun !! Kemudian laki-laki ini
terbangun, dan tanpa seperti tanpa ada kejadian apa-apa dia menguap dan melihat ke arahku
dengan tatapan sendu karena masih terbangun dari tidurnya. Kemudian dia berkata, Selamat Pagi
Evan, bagaimana dengan tidurmu ? Lalu aku menjawab Siapa kamu ? bagaimana bisa kamu berada
di tempat tidur ku ?. Kemudian laki-laki ini menjawab, Namaku Devan, aku adalah dirimu juga, aku
adalah wujud dari permintaan perasaaanmu yang kamu sampaikan terus menerus dalam tidur mu
kemarin. Perkataan laki-laki Bernama Devan ini seketika membuat perasaan ku kaget dan syok, aku
melihat stik bilyard yang kupegang bergetar hebat, sampai aku menyadari getaran itu dikarenakan
perasaan kaget bercampur takut yang berasal daripadaku. Aku hanya berharap ini semua adalah
mimpi.

Bersambung…..

Anda mungkin juga menyukai