Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN

EKSPOSUR OPERASIONAL
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan Internasional
Dosen Pengampu : Dwi Epty,S.E.,M.M.

Disusun Oleh :
Chika Melinda Sukmana
(18416261201502)

MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
2021
Eksposur operasional lebih kompleks dibanding eksposur transaksi, karena itu pengukuran
eksposur operasional tidak mudah dilakukan. Efek yang diakibatkan eksposur operasi terhadap nilai
perusahaan cukup signifikan. Perusahaan yang tidak bisa mengantisipasi eksposur tersebut akan
mengakibatkan turunnya daya saing, dan penurunan nilai perusahaan. Banyak perusahaan yang
mencoba mengatasi eksposur operasi dengan beberapa cara.

A. Manajemen Economic dan Translation Exposure


1. Manajemen Economic/Operating Exposure
Bila dalam transaction exposure dibahas risiko dan fluktuasi kurs valas
terhadap net foreign cash inflow/poutflow, maka dalam economic/operating
exposure akan dibahas risiko dari fluktuasi kurs valas terhadap future cash flow
perusahaan.
Bila JPY depresiasi, penerimaan dan pengeluaran di jepang juga akan
menurun. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ada korelasi positif atara
fluktuasi kurs valas dengan penerimaan (earning) perusahaan mauoun dengan
pengeluaran (expenses). Berkaitan dengan pengaruh fluktuasi valas tersebut
diatas, maka untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam arti meningkatkan
penerimaan, perlu diupayakan tindakan berikut.
a. Mengusahakan agar setiap apresiasi valas memberikan pengaruh
kepada tingkat kenaikan penerimaan yang lebih besar daripada
tingkat kenaikan pengeluaran.
b. Mengusahakan agar setiap depresiasi valas membawa pengaruh
kepada tingkat penurunan pengeluaran yang lebih besar daripada
tingkat penurunan penerimaan.
Untuk melaksanakan usaha tersebut, perlu dilakukan revisi atau
restrukturisasi operasi perusahaan, terutama yang mempunyai pengaruh
besar terhadap economic/operating exposure. Untuk dapat menentukan
bagaimana revisi atau restrukturisasi operasi yang akan dilakukan yang
perlu dipertimbangkan beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Haruskah perusahaan menambah atau mengurangi penjualan
kepasar sasaran baru atau pasar yang sudaha ada?
2. Haruskah perusahaan menambah atau mengurangi ketergantungan
pada supplier luar negeri?
3. Haruskah perusahaan mengadakan atau menghilangkan fasilitas
produksi dipasar luar negeri?
4. Haruskah perusahaan menambah atau mengurangi tingkat utangnya
dalam valas?

Keempat pertanyaan diatas akan mencerminkan suatu efek pada bagian yang berbeda
dari income statement perusahaan, yaitu ada yang berpengaruhterhadap foreign cash inflow
dana ada pula yang berpengaruh terhadap foreign cash outflow.
Beberapa cara penyelesaian yang biasa dilakukan untukmengatasi economic/operating
exposure dengan jalan menyeimbangkan (balancing) valas inflow dan outflow dapat diringkas
sebagai berikut :
Tabel 10.20
Manajemen Economic/Operating Exposure
Tipe Operasi Impact Valas Lebih Besar Impact valas lebih besar
atas Cash Inflow atas cash outflow
Sales dalam valas Mengurangi sales luar Menaikan sales luar negeri
negeri
Ketergantungan pada Menaikan orders foreign Mengurangi orders foreign
foreign supplies suppliers uppliers
Proporsi foreign debt Restruturisasi utang dengan Restruturisasi utang dengan
menaikan pembayaran utang mengurangi pembayaran
valas utang valas

Pada dasarnya, setiap revisi/restruktutisasi operasi yang dapat mengurangi


keseimbangan secara periodic antara valas inflow dan outflow tentu akan dapat mengurangi
economic/operating exposure perusahaan terhadap fluktuasi kurs valas.
Banyak MNC yang berproduksi dan memiliki fasilitas pemasaran di berbagai negara
melakukan relokasi atau menggeser operasinya untuk mengurangi dampak economic exposure.
Misalnya suatu MNC – USA yang berproduksi di USA, UK dan France yang menjual
produknya keberbagai negara. Jika DEM apreasi, MNC dapat meningkatkan produksinya di
UK, dengan perkiraan bahwa permintaan akan menurun subsidiary dijerman. Dalam hal ini
MNC-Parent mungkin dapat memindahkan beberapa mesinny dari jerman ke UK dan
Mengalokasidana marketing yang lebih besar untuk subsidiary di UK untuk pengeluaran
subsidiary jerman. Model strategi ini didasarkan skala ekonomis yang dapat dilakukan/berhasil
bila proses produksi dikonsentrasikan pada satu subsidiary tertentu, sedangkan subsidiary
lainnya difokuskan pada warehousing dan distribusi saja (J.Madura, 1992).
Dalam hubungan ini perlu diketahui bahwa trend relokasi beberapa industry jepang,
korea selatan, Taiwan dan beberapa negara lain, terutama keasia tenggara, termasuk Indonesia
dalam beberapa tahun terakhir ini terjadi antara lain dala usaha perusahaan yang bersangkutan
untuk mengurangi economic/operating exposure-nya.
2. Managing Translation/ Accounting Exposure
Translation exposure merupakan hasil dari translasi data finansial valas dari subsidiary
kedalam home currency dari consolidated financial statement pada MNC-Parent. Karena
cash flows dalam translation exposure ini tidak terpengaruh, ada pendapat yang
mengatakan bahwa transaction accounting exposure tidak perlu dilindungi atau dikurangi.
Akan tetapi, Sebagian perusahaan masih berkepentingan dengan translation exposure
karena potensi dampaknya terhadap consolidated earning perusahaan.
Untuk mengurangi translation exposure, suatu perusahaan dapat menggunakan Teknik
sama seperti yang digunakan untuk meng-cover translation exposure. Misalnya suatu
MNC-USA yang memiliki subsidiary di UK yang diperkirakan pada awal tahun akan
memperoleh pendapatan (forecasted earning) sebesar GBP20.000.000. bila diasumsikan
seluruh penerimaan tersebut tidak akan ditransfer ke USA karena diinvestasikan Kembali
di UK, dalam hal ini tentu tidak terdapat translation exposure.
Akan tetapi berdasarkan Financial accounting standard board atau FASB No.52,
penerimaan dari subsidiary UK akan ditranslasi dengan nilai rata-rata tertimbang dari GBP
selama tahun fiscal bersangkutan. Jika kurs valas selama tahun fiscal tersebut tidak
berubah, misalnya USD 1.50/GBP,tentu penerimaan subsidiary UK akan diartikan sebagai
berikut :

GBP 20.000.000 X USD 1.50/GBP = GBP 30.000.000

Akan tetapi, pada kenyataannya kurs valas akan berubah selama tahun fiscal sehingga
translation dari penerimaan subsidiary UK tentu akan berubah pula. Bila nilai rata-rata
GBP menurun atau depresiasi, tentu penerimaan subsidiary UK akan menurun pula. Untuk
menghindari translation exposure ini maka perusahaan dapat melakukan forward hedging.
Dalam hal ini MNC-USA akana membuat selling forward contract penerimaannya
sebesar GBP 20.000.000 dengan forward rate USD 1.50/GBP. Pada akhir tahun fiscal,
MNC-USA akan membeli GBP 20.000.000 dengan spot rate untuk menutup kontak
jualnya GBP 20.000.000. Bila ternyata kurs GBP Bdepresiasi, tentu spot rate GBP menjadi
lebih turun, misalnya USD 1.48/GBP, sehungga MNC-USA akan dapat membeli dengan
harga lebih murah daripada harga jual berdasarkan forward contract-nya (USD1.50).
Dengan forward hedging ini berarti perusahaan telah dapat menghasilkan incoe untuk
mengkonpensasi atau off-setting kemungkinan translation loss-nya.
( (Hamdani Hady, 2016) )

3. Definisi Eksposur Operasi


Eksposur operasi ialah suatu eksposur yang tibul akibat perusahaan secara langsung
atautidak langusng akan dipengaruhi oleh perubahan kurs mata uang . contoh yang
sederhana adalah jika mata uang suatu Negara menguat , maka harga produk yang
dihasilkan Negara tersebutmenjadi relative lebih mahal dibandingkan dengan produk luar
negeri . hal ini mengakibatkanmenurunnya daya saing produk tersebut , dan
mengakibatkan turunnya aliran kas masuk perusahaan yang berarti menurunnya nilai
perusahaan .Eksposur operasi mempunyai orientasi masa mendatang . perubahan kurs saat
ini akanmempengaruhi operasi perusahaan di masa mendatang . untuk memperjelas
eksposur operasi ,contoh berikut ini akan digunakan . missal ada perusahaan Indonesia
yang mempunyai cabang diAmerika Serikat . Cabang tersebut memproduksi barang yang
dijual di pasar domestic AS .Proporsi input yang cukup signifikan dating dari Indonesia .
Kemudian mata uang dolarmengalami depresiasi terhadap Rupiah yang cukup signifikan
. Perhatian bahwa contoh berikutini menunjukan depresiasi . Biasanya mata uang yang
didepresiasi menimbulkan masalah ,karena aliran kas dengan dedominasi mata uang
tersebut , jika dikonversikan ke mata uangNegara kantor pusat akan lebih kecil
dibandingkan sebelum didepresiasi . Perubahan aliran kaskarena perubahan kurs
disebabkan dua hal :
1. Perubahan daya saing . perubahan kurs mengakibatkan perubahan daya saing .
dalamcontoh diatas karena sebagian input didatangkan dari Indonesia , harga input
dalamrupiah akan menjadi lebih mahal. Hal ini akan mempengaruhi daya saing
produk tersebut.
2. Peruhanan karena konversi mata uang . perubahan kurs juga mengakibatkan
perubahanaliran kas . dalam contoh di atas m dengan depresiasi dolar , satu dolar
AS akanmenghasilkan Rupiah yang lelbih sedikit jika terjadi depresiasi dolar .

Contoh :
Misalkan kurs asal adalah Rp 3.000,00/$. Kemudian dolar mengalami depresiasi
menjadiRp. 2.700,00/$ Depresiasi dolar adalah
[(Rp.2.700/$-Rp3.000/$) / Rp.3.000/$] = [-Rp.300/$/Rp.3000]
= -0.1/ -10%
Setelah depresiasi , ada tigas ksenario yang timbul :
1. Tidak ada perubahan dalam harga biaya ataupun kuantitas yang dijual
2. Harga berubah , dan kuantitas penjualan tetap . Misal biaya variable berubah
mengikutidepresiasi yaitu naik sekitar 10%. Kenaikan seprerti ini masuk akal karena
depresiasimembuat barang impor meningkat lebih mahal . karena biaya naik maka
harga dinaikansekitar 10 %. Biaya teap tidakberubah karena kontrak sudah ditetapkan
dimuka danmencakup satu tahun . kontrak diasumsikan berakhir beberapa bulan setelah
depresiasimata uang dolar AS.
3. Karena harga naik, kuantitasw penjualan akan semakin menurun . misalkan
kuantitasdiperkirakan turun sekitar 1000 unit . harga dan biaya masih sama dengan
scenario pada (2)
4. Horizon Eksposur Operasi
Pengukuran eksposur operasi tidak mudah dilakukan karena beberapa hal:
1. Sulit memeperkirakan aliran kas yang akan berubah karena perubahan mata uang.
2. Pengaruh infalsi terhadap aliran kas, dan
3. Sulit memperkirakan horizon waktu yang tepat.Horizon waktu eksposur operasi, antara
lain:
a. Non-Kontrak
Investasi pada pabrik, produk baru, infrastruktur pemasaran, hubungan dengan
pemasok
b. Kuasi-Kontrak
Menetapkan harga jual (dalam mata uang asing), memeperoleh harga input
untuk produksi.
c. Kontrak
Mengirimkan produk ke pembeli, menagih pembayaran, menerima pembayaran
dalam matauang asing, membayar input (sebagian dalam mata uang asing) selama
periode tertentu dimasa mendatang.

Perusahaan mulai menghadapi eksposur operasi pada saat dia memutuskan


melakukaninvestasi, dan menanamkan dana untuk investasi tersebut. Kemudian
eksposur tersebut akanterus ada selama perusahaan tersebut menjalankan
operasinya.
5. Pengukuran Eksposur Operasi
Risiko perubahan nilai mata uang bisa diidentifikasikan dengan teknik statistik
yang ada.Risiko tersebut merupakan sejauh mana kemungkinan (probabilitas) aliran
kas masuk di masamendatang berbeda nilainya dari nilai yang diharapkan. Sedangkan
eksposur menunjukkanseberapa besar mata uang yang berisiko (karena perubahan nilai
mata uang).
Teknik statistik regresi bisa digunakan untuk mengukur eksposur operasi yang
bisadidefinisikan sebagai berikut :

(𝐾𝑜𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑥 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑦)


B=
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑥

Persamaan regresi tersebut digunakan dalam perhitungan eksposur aliran kas


terhadapperubahan kurs mata uang yang didefinisikan sebagi berikut:

𝐾𝑜𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑢𝑟𝑠 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑠


B = eksposur = ( )
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑠

Koefisien regresi menjadi indikator eksposur ekonomi. Hedging bisa


menurunkan risikoperubahan aliran kas akibat perubahan kurs. Varians aliran kas yang
dihedge lebih kecildibandingkan dengan varians aliran kas yang tidak dihedge. Data
historis bisa digunakan untuk mengukur eksposur ekonomi dengan melakukan
perhitungan regresi time-series untuk memperkirakan sensivitas aliran kas terhadap
perubahan kurs, dengan rumus sebagi berikut :

CF1= a + B (Kurst)+e

Keterangan:

• CFt = Aliran kas dalam mata uang kantor pusat


• A = parameter intercept
• B = koefesien regresi yang menggambarkan sensitivitas
• Kurst = Kurs nominal pada periodet
• e = random error
Manajemen Eksposur Operasi
Manajemen eksposur bisa dilakukan melalui beberapa bidang, diantaranya:
A. Pemasaran
Seleksi pasar menentukan pasar mana yang akan dimasuki dan menggunakan
stragtegi yangbagaimana. Negara dengan mata uang yang menguat merupakan target
yang cukup menarik diamsuki karena harga menjadi relatif lebih mahal dibandingkan
dengan harga produk impor.
Manajer bisa melakukan segmentasi pasar untuk mengurangi sensitif pasar
terhadap perubahanharga. Perubahan kurs terutama akan meneybabkan daya saing
harga akan berubah. Jika suatuperusahaan tidak mampu dalam persaingan harga, maka
yang dilakukan adalah memfokuskanpada segmen yang tidak begitu sensitif terhadap
harga. Segmen tersebut biasanya segmen pasaryang memiliki pendapatan tinggi (misal
eksekutif atau manajer). Jadi produk-produk yangditawarkan lebih ditekankan pada
barang mewah dan untuk golongan menengah ke atas.
Strategi Bauran Pasar :
a. Produk
Untuk sensitivitas pasar terhadap harga, perusahaan bisa
mengembangkan lini produk yangberagam, tidak hanya tergantung pada
produk yang menggunakan harga sebagai alat persaingan.Untuk
mengembangkan produk, kegiatan riset dan pengembangan merupakan hal
yang penting.Inovasi produk yang terus menerus bisa mendorong
munculnya produk baru yang sekaligusmemperkuat daya saing
perusahaan,dan mengurangi sensitivitas harga pada pasar yang dihadapioleh
perusahaan.
b. Harga
Jika kurs berubah ada dua tujuan yang tidak selalu konsisten:
Pangsa pasar dan marjin keuntungan (profit margin). Jika mata uang
negara mengalamidevaluasi/depresiasi, produk yang dihasilkan oleh
perusahaan di negara tersebut akan relatif menjadi murah. Perusahaan
mempunyai dua pilihan :
1. Harga berubah.
Jika terjadi depresiasi mata uang suatu negara, biasanya barang
impor akan naik, dankemungkinan harga barang impor akan ikut
naik.
2. Harga tetap
Jika harga tidak berubah, perusahaan mempunyai kesempatan untuk
meningkatkan pangsapasar. Tetapi strategi tersebut tidak akan
meningkatkan marjin keuntungan.
3. Promosi
Untuk menghadapi perubahan kurs, promosi dilakukan konsisten
dengan strategi produk harga.d. DistribusiStrategi distribusi
mengikuti strategi pasar dan produk.
4. Distribusi
Strategi distribusi mengikuti strategi pasar dan produk.
B. Produksi
a. Komposisi Input
Salah satu perubahan yang ringan sebagai akibat perubahan kurs adalah
mengubahkomposisi input. Perusahaan multinasional mempunyai fleksibilitas yang tinggi
dalam halini. Perusahaan biasa menggunakan input yang lebih banyak dari negara yang mata
uangnyamengalami depresiasi, dan mengurangi input dari negara dengan mata uang yang
menguat.
b. Pemindahan Fasilitas Produk
Perusahaan multinasional yang mempunyai peroduk di beberapa negara,
tingkatproduksinya bisa diubah. Tngkat produksi akan ditingkatkan di pabrik di negara yang
matauangnya lemah. Sebaliknya, jika mata uang suatu negara menuat tigjat produksi di pabrik
dinegara tersebut akan diperkecil.
c. Lokasi pabrik
Dalam jangka pendek, kebijakan produksi seperti mengubah komposisi input
ataumemindahkan fasilitas produksi bisa dilakukan dalam jangka pendek.
Perusahaanmultinasional juga bisa memindahkan lokasi pabriknya, yang biasanya ke
negara yang tenagakerjanya lebih murah. Sehingga bisa menekan biaya produksi bisa
ditekan.
d. Meningkatkan produktivitas
Salah satu cara mengatsi masalah eksposur ekonomi yang cukup fundamental
adalahdengan meningkatkan produktifitas. Pabrik yang tidak efisien ditutup, otomatisasi
bisa lebihdiperbanyak hubungan manajemen dengan pekerja lebih dipererat, hubungan
denganpemasok dan pihak lain yang terkait lebih dipererat, kualitas ditingkatkan.
Denganmeningkatkan produktivitas, kebutuhan relokasi pabrik menjadi lebih berkurang
karenaperusahaan multinasional bisa mengkompensasi eksposur mata uang asing dengan
kenaikan produktivitas.
C. Keuangan
Beberapa teknik dalam keuangan bisa dipakai untuk mengelola eksposur operasi, antara lain :
1. Hedging alami dengan menyesuaikan aliran kas masuk dengan aliran kas keluar.
2. Back to back loan
3. Swap
4. Lead dan lag

▪ Hedging alamiah.
Melalui hedging alamiah, perusahaan multinasional berusaha menyeimbangkan
denominasialiran kas masuk dengan denominasi aliran kas keluar. Ada beberapa cara
untuk melakukan natural hedging,Pertama, perusahaan di Indonesia dapat mencari
pinjaman dalamUS$. Kedua, menjalin kerja sama dengan pemasok dari Amerika
Serikat, di mana pembayarandilakukan dalam US$. Ketiga, melakukan currency
switching, yaitu mencari mitra bisnis darinegara non Amerika Serikat, yang mau
menerima pembayaran dalam US$.
▪ Back to back loan.
Perusahaan multinasional induk memberikan pinjaman dalam bentuk mata uang
negaratersebut kepada cabang yang berada di negara lain. Perusahaan induk tidak perlu
memasok danasecara langsung. Jika memasok dana secara langsung, akan terjadi
eksposur valuta asing. Jadi,perusahaan induk memberikan dana dalam bentuk mata
uang negara induk, kemudiandikonversikan ke dalam mata uang negara anak
perusahaan, kemudian diberikan ke anak perusahaan tersebut.
▪ Swap
Swap mata uang dilakukan dengan menukar aliran kas dengan denominasi yang
berbeda dimana terdapat dua pihak saling mempertukarkan suatu aliranarus kasdengan
aliran arus kaslainnya. Untuk memudahkan pertukaran swap, dealer (bank swap) bisa
digunakan dalam hal ini.
▪ Leading dan Lagging.
Leading berarti mempercepat aliran pembayaran, sedangkan lagging berarti
memperlambatpembayaran. Jika mata uang suatu negara diperkirakan akan mengalami
depresiasi yangsignifikan, maka aliran kas masuk dengan denominasi mata uang
tersebut lebih dipercepat. Jika aliran kas masuk tersebut dibayar pada waktu mata uang
sudah terdepresiasi, maka nilai aliran kas tersebut akan berkurang. Sedangkan aliran
kas keluar dengan denominasi mata uang tersebutakan lebih jika diperlambat (lagging).
Dampak Eksposur
a. Jangka Pendek
Dampak jangka pendek pada eksposur Operasi adalah pada aliran kas yang
diharapkandalam anggaran operasi satu tahunan. Keuntungan atau kerugian yang
dialami akandipengaruhi oleh denominasi mata uang .
b. Jangka Menegah
Dampak jangka Menegah yang diharapkan ialah seperti yang ditujukan
dalamperencanaan dua sampai lima tahunan , dimana kondisi keseimbangan antar
berbagainilai tukar mata uang , laju inflasi , dan tingkat bunga antar Negara
c. Jangka Panjang
Dampak ini adalah dampak dimana aliran kas jangka panjang yang diharapkan
yaitudiatas lima tahun . aliran kas pada tingkat ini akan dipengaruhi oleh reaksi
pesaing yangsudah ada dan pesaing potensial terhadap perubahan nilai tukar mata
uang dibawak kondisi keseimbangan
Eksposur dan Perubahan Kurs
 Kurs nominal, kurs riil, risiko inflasi, dan risiko perubahan kurs terhadap operasi
perusahaan
 Daya saing ditentukan oleh perubahan kurs riil (sesudah memasukkan inflasi), bukan
kurs nominal

Mengukur Eksposur Operasi


 Menggunakan Skenario: memperkirakan perubahan kurs di masa mendatang dan
pengaruhnya terhadap aktivitas perusahaan. Misal:
 (1) Tidak ada perubahan dalam harga, biaya, kuantitas yang dijual
 (2) Harga dan biaya berubah, kuantitas penjualan tetap
 (3) Harga naik, kuantitas turun
Pengaruh Perubahan Kurs Terhadap Perubahan Aliran Kas

PV Perubahan Aliran Kas


Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3
1 -1.440.000 990.000 -1.683.000
Tiga Tahun 2 -1.440.000 990.000 -1.683.000
3 -1.440.000 990.000 -1.683.000
Total PV -4.320.000 2.970.000 -5.049.000
Mengukur Eksposur Operasi (2)
 Tehnik regresi: menggunakan data historis, lebih praktis
 Asumsi: masa lalu mencerminkan masa mendatang
𝑘𝑜𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑢𝑟𝑠 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑠
 b = eksposur =
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑠

 Regresi time series


 CF = a + B (kurs) + e
✓ Koefisien regresi
✓ Signifikansi koefisien regresi dengan t stat
✓ Koefisien determinasi dengan R-square
Daftar Pustaka
Hamdani Hady, D. (2016). Manajemen Keuangan Internasional (YAI (ed.); Edisi 4). Mitra
Wacana Media.
J.Madura. (1992). Manajemen ekonomi operasi.
https://www.scribd.com/doc/90215345/Eksposur-operasi
http://bagus.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/46317/PERT5.pptx

Anda mungkin juga menyukai