0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan8 halaman
1. Berikut ringkuman dari beberapa kasus keperawatan yang disajikan:
- Pasien mengalami meningitis, kejang, dan kekakuan otot akibat infeksi sistem saraf pusat
- Kasus lain menunjukkan komplikasi cedera kepala dan medula spinalis berupa gangguan fungsi otot dan saraf
- Intervensi keperawatan terkait mencakup pengelolaan infeksi, penurunan risiko komplikasi, serta pemulihan fungsi tubuh
1. Berikut ringkuman dari beberapa kasus keperawatan yang disajikan:
- Pasien mengalami meningitis, kejang, dan kekakuan otot akibat infeksi sistem saraf pusat
- Kasus lain menunjukkan komplikasi cedera kepala dan medula spinalis berupa gangguan fungsi otot dan saraf
- Intervensi keperawatan terkait mencakup pengelolaan infeksi, penurunan risiko komplikasi, serta pemulihan fungsi tubuh
1. Berikut ringkuman dari beberapa kasus keperawatan yang disajikan:
- Pasien mengalami meningitis, kejang, dan kekakuan otot akibat infeksi sistem saraf pusat
- Kasus lain menunjukkan komplikasi cedera kepala dan medula spinalis berupa gangguan fungsi otot dan saraf
- Intervensi keperawatan terkait mencakup pengelolaan infeksi, penurunan risiko komplikasi, serta pemulihan fungsi tubuh
1. Seorang perempuan berusia 27 tahun, dirawat di ruang neurologi dengan diagnosa
medis meningitis. Hasil observasi menunjukkan pasien dalam keadaan kejang. Satu jam kemudian pasien mengalami kekakuan pada seluruh tubuh. Apakah yang menjadi penyebab mendasar munculnya masalah keperawatan ketidakbersihan jalan napas pada kasus tersebut? 2. Seorang laki-laki berusia 29 tahun, dirawat di ruang neurologi dengan diagnosa medis meningitis. Hasil observasi menunjukkan pasien dalam keadaan kejang. Satu jam kemudian pasien mengalami kekakuan pada seluruh tubuh. Apakah komplikasi yang kemungkinan dialami oleh pasien tersebut? 3. Seorang perempuan berusia 33 tahun, dirawat di ruang neurologi dengan diagnosa medis meningitis. Pasien mengeluh sulit menelan dan tidak nafsu makan. Satu jam kemudian pasien mengalami kejang dan kekakuan pada seluruh tubuh. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? 4. Seorang laki-laki, umur 66 tahun, dirawat di ruang A. Mengeluh tubuh sebelah kan annya tidak dapat digerakkan, bicaranya tidak jelas, TD: 180/ 100 mmHg, glukosa dar ah: 350, punya riwayat nyeri dada. Apakah intervensi keperawatan utama yang ditujukan pada pasien tersebut 5. Seorang perempuan, umur 67 tahun, dirawat di ruang A. Mengeluh tubuh sebelah kirinya tidak dapat digerakkan, bicaranya tidak jelas, TD: 170/ 90 mmHg, glukosa dar ah: 400, punya riwayat nyeri dada. Oleh Ners posisi pasien minimal setiap 2 jam diubah. Manakah masalah keperawatan yang diintervensi oleh ners 6. Seorang laki-laki, umur 66 tahun, dirawat di ruang A. Mengeluh tubuh sebelah kan annya tidak dapat digerakkan, bicaranya tidak jelas, TD: 180/ 100 mmHg, glukosa dar ah: 350, dan memiliki riwayat nyeri dada beberapa waktu yang lalu. Seorang laki-laki berusia 31 tahun, dirawat di ruang bedah saraf dengan cedera medula spinalis. Dari hasil pengkajian ditemukan klien mengeluh kedua kakinya tidak bisa digerakkan, tidak ada refleks patela, dan adanya atrofi dan kontraktur pada kedua kaki. Saat ini ners sedang melakukan latihan rentang gerak sendi ROM pasif pada ekst remitas bawah klien. Apakah tujuan intervensi yang dilakukan ners tersebut? 7. Seorang laki-laki berusia 61 tahun, dirawat di ruang saraf dengan stroke non hemoragik. Setelah melakukan pengkajian pada klien, ditemukanlah data sebagai beri kut: GCS: 10, tidak mengenal istrinya, gelisah, dan sering emosi. Apakah masalah keperawatan utama pada klien tersebut? 8. Seorang perempuan berusia 23 tahun, dirawat di ruang bedah saraf dengan cedera kepada. Hasil pengkajian pada klien, ditemukan data-data sebagai berikut: GCS:9, dan tampak gelisah, dan tidak mengenal kedua orangtuanya. Hasil CT scan menunjuk kan adanya perdarahan. Apakah intervensi keperawatan utama pada kasus tersebut? 9. Seorang perempuan berusia 29 tahun, dirawat di ruang bedah dengan cedera medula spinalis. Dari hasil pengkajian ditemukan klien mengeluh kedua kakinya tidak bisa digerakkan, tidak ada refleks patela, dan adanya atrofi dan kontraktur pada kedua kaki. Klien Memiliki riwayat cedera pada daerah lumbal medula spinalis saat terjadi b anjir lahar dingin. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? 10. Seorang laki-laki berusia 31 tahun, dirawat di ruang bedah saraf dengan cedera medula spinalis. Dari hasil pengkajian ditemukan klien mengeluh kedua kakinya tidak bisa digerakkan, tidak ada refleks patela, dan adanya atrofi dan kontraktur pada kedua kaki. Saat ini ners sedang memiringkan posisi klien ke selebalah kanan. Apakah tujuan intervensi yang dilakukan ners tersebut? 11. Seorang laki-laki berusia 31 tahun, dirawat di ruang bedah saraf dengan cedera kepada. Hasil pengkajian pada klien, ditemukan data-data sebagai berikut: GCS: E: 3 ; V : 3 ; M : 3, dan tampak gelisah, dan tidak mengenal keluarganya. Apakah jenis cedera kepala yang dialami klien tersebut? 12. Seorang perempuan berusia 23 tahun, dirawat di ruang bedah saraf dengan cedera kepada. Hasil pengkajian pada klien, ditemukan data-data sebagai berikut: GCS:9, dan tampak gelisah, dan tidak mengenal kedua orangtuanya. Hasil CT scan menunjuk kan adanya perdarahan. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? 13. Seorang perempuan berusia 66 tahun dirawat di ruang saraf dengan penurunan kesadaran. Hasil pengkajian saat diberikan stimulus nyeri berupa kedua tanggan tampak fleksi abnormal, membuka mata, suara mengerang, pupil anisokor kanan, refleks, cahaya lambat, TD 160/90 mmHg, frekuensi nadi 95 x/ menit, frekuensi napas 21 x/menit, dan suhu 37oC. Berapakah nilai GCS pada pasien tersebut? 14. Seorang laki-laki berusia 37 tahun dirawat di ruang bedah saraf dengan pasca craniotomi. Hasil pengkajian, pasien tampak hemiparese kanan, lemah, dan tidak mampu menggerakkan tubuhnya, refleks fisiologi melambat. Saat dilakukan pemeriksaan ekstremitas kanan didapat hasil sebagai berikut: tidak mampu mengangkat lengan dan kaki namun masih bisa menggerakkannya. Berapakah nilai kekuatan otot pada kasus tersebut? 15. Seorang laki-laki berusia 58 tahun, dirawat di ruang neurologi dengan keluhan sakit kepala. Hasil pengkajian didapat data berupa penglihatan kabur, kelemahan kaki, dan tangan pada sisi kiri serta bicara tidak jelas. Untuk memastikannya ners akan melakukan pengkajian pada nervus kranial XII. Apakah yang harus diinstruksikan dalam pengkajian tersebut? 16. Seorang perempuan berusia 20 tahun, dirawat di ruang bedah dengan fraktur tibia 1/3 proximal tertutup 10 jam yang lalu. Ners melakukan pengkajian untuk mengidentifikasi adanya sindrom kompartemen. Apakah data fokus pada kasus tersebut? 17. Seorang laki-laki berusia 38 tahun dirawat di ruang bedah dengan luka bakar derajat II. Pasien mengeluh nyeri, lemas, dan haus. Hasil pengkajian luka bakar daerah dada, tangan kiri, dan paha kiri. Berapakah persentase luka bakar pada kasus tersebut? 18. Seorang laki-laki, usia 39 tahun dirawat di ruang perawatan bedah dengan diagnosis medis fracture tibia sisnistra. Klien mengeluh kakinya terasa kesemutan dan warna kulit kaki terlihat agak putih. Capillary refil: 6 detik dan sensasi berkurang. Apakah intervensi keperawatan utama yang dilakukan pada kasus tersebut? 19. Seorang laki-laki, usia 30 tahun dirawat di ruang perawatan bedah dengan keluhan kakinya yang patah terasa nyeri ketika bergerak. Tiga hari yang lalu klien mengalami kecelakan lalu lintas. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital, TD: 130/90 mmHg; Nadi: 100 x/menit; RR: 24 x/menit. Manakah termasuk data yang diperoleh saat pengkajian pada kasus tersebut? 20. Seorang perempuan, usia 29 tahun dirawat di ruang perawatan bedah dengan keluhan kakinya yang patah terasa nyeri ketika bergerak. Hasil pemeriksaan tanda- tanda vital, TD: 130/80 mmHg; Nadi: 100 x/menit; RR: 24 x/menit. Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut? 21. Seorang laki-laki, usia 30 tahun dirawat di ruang perawatan bedah dengan keluhan kakinya yang patah terasa nyeri ketika bergerak. Tiga hari yang lalu klien mengalami kecelakan lalu lintas. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital, TD: 130/90 mmHg; Nadi: 100 x/menit; RR: 24 x/menit. Apakah intervensi keperawatan utama yang dilakukan pada kasus tersebut? 22. Seorang laki-laki berusia 20 tahun, dirawat di ruang bedah dengan fraktur tibia 1/3 proksimal. Klien mengeluh nyeri dengan skala 6. Hasil pengkajian ditemukan pembengkakan dan edema pada fraktur. Apakah komplikasi yang kemungkinan dialami oleh pasien tersebut? 23. Seorang perempuan berusia 39 tahun, dirawat di ruang neurologi dengan diagnosa meningitis. Pasien mengeluh sakit kepala dan muntah. Dua jam kemudian pasien mengalami penurunan kesadaran. Hasil pengkajian ditemukan ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi ke arah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna. Apakah nama gejala yang dialami oleh pasien tersebut? 24. Seorang laki-laki berusia 39 tahun dirawat di ruang bedah akibat luka bakar. Pasien mengeluh kehausan. Hasil pengkajian adanya luka di dada dan kedua tangan. Selanjutnya ners mengawasi haluaran urine dan berat jenis. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? 25. Seorang laki-laki, usia 34 tahun dirawat di ruang perawatan bedah dengan keluhan kakinya yang patah terasa nyeri, TD: 130/90 mmHg, Nadi: 100 x/menit, RR: 25 x/menit. Tiga hari yang lalu klien mengalami kecelakan lalu lintas. Berikut hasil foto rontsen klien. Apakah jenis fraktur dari kasus tersebut? 26. Seorang laki-laki berusia 38 tahun dirawat di ruang bedah akibat luka bakar. Hasil pengkajian ditemukan adanya kerusakan pada kulit dan lepuh. Selanjutnya ners membersihkan jaringan nekrotik dengan gunting. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? 27. Seorang perempuan, usia 41 tahun dirawat di ruang perawatan bedah dengan keluhan kakinya yang patah terasa nyeri, TD: 120/80 mmHg, Nadi: 90 x/menit, RR: 24 x/menit. Oleh Ners, kaki klien yang mengalami fraktur ditinggikan. Apakah alasan ilmiah tindakan yang dilakukan oleh Ners dari kasus tersebut? 28. Seorang laki-laki berusia 47 tahun, dirawat di ruang neurologi dengan diagnosa meningitis. Pasien mengeluh sakit kepala dan muntah. Dua jam kemudian pasien mengalami penurunan kesadaran. Hasil pengkajian ditemukan bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat pada sisi ektremita yang berlawanan. Apakah nama gejala yang dialami oleh pasien tersebut? 29. Seorang laki-laki, usia 40 tahun dirawat di ruang perawatan bedah dengan keluhan kakinya yang patah terasa nyeri. Setelah perawatan selama dua pekan mobilitas klien mulai meningkat, posisi fungsional dapat dipertahankan. Untuk hasil pemeriksaan tanda-tanda vital TD: 120/80 mmHg, Nadi: 90 x/menit, RR: 24 x/menit. Manakah tujuan dari intervensi yang dilakukan dari kasus tersebut? 30. Seorang laki-laki, usia 37 tahun dirawat di ruang perawatan bedah dengan diagnose medis fracture tibia dextra. Klien mengeluh kakinya agak terasa kesemutan dan warna kulit kaki terlihat agak putih. Sebelum melakukan perawatan luka, Ners mengkaji aliran, dan kehangatan distal pada fraktur. Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut? 31. Seorang laki-laki, usia 30 tahun dirawat di ruang perawatan bedah dengan keluhan kakinya yang patah terasa nyeri ketika bergerak. Tiga hari yang lalu klien mengalami kecelakan lalu lintas. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital, TD: 130/90 mmHg; Nadi: 100 x/menit; RR: 24 x/menit. Oleh Ners, posisi klien diubah setiap dua jam. Apa alasan ilmiah intervensi yang dilakukan oleh Ners pada kasus tersebut? 32. Seorang perempuan, usia 36 tahun dirawat di ruang perawatan bedah dengan diagnosis medis fracture tibia dextra. Hasil pengkajian pada ekstermitas ditemukan adanya adanya luka robek dengan patahan tulang yang menonjol. Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut? 33. Seorang perempuan berusia 65 tahun, dirawat di ruang neurologi dengan keluhan mengalami kelemahan pada sisi kanan tubuh sejak semalam. Hasil pengkajian didapatkan wajah asimetris, bicara pelo, diberi minum tersendak, lidah terlihat mencong. CT Scan menunjukkan infark lobus parietal dextra. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? 34. Seorang laki-laki berusia 60 tahun dirawat di ruang neurologi dengan stroke hemoragik. Hasil pengkajian kesadaran stupor dengan GCS 9, reflex pupil lambat, kesan hemiparese dextra. TD 180/90 mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit, frekuensi napas 27 x/menit dan suhu 37,5o C. ST Scan menunjukkan adanya gambaran hiperdens pada daerah frontemporal kanan. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? 35. Seorang laki-laki berusia 33 tahun dirawat di ruang bedah dengan luka bakar derajat II. Klien mengeluh nyeri, lemas, dan haus. Hasil pengkajian luka bakar pada daerah dada, tangan kanan, dan paha kanan. Dua hari yang lalu klien mengalami luka bakar setelah meledaknya kompor gas yang digunakan untuk memasak air. Berapakah persentase luka bakar pada kasus tersebut? 36. Seorang laki-laki berusia 44 tahun, dirawat di ruang bedah akibat luka bakar. Untuk semua bagian tubuh yang mengalami luka bakar, klien diminta untuk miring ke kanan dan kiri tetapi klien menolak bergerak ketika diarahkan oleh ners. Hasil pengkajian ditemukan adanya luka bakar pada kedua kaki. Selanjutnya ners melakukan rentang gerak pada pasien. Apakah alasan tindakan yang dilakukan ners? 37. Seorang laki-laki berusia 19 tahun, dirawat di ruang bedah dengan fraktur tibia 1/3 proksimal tertutup 12 jam yang lalu. Saat ini ners sedang melakukan pengkajian neurovascular untuk mengidentifikasi ada tidaknya sindrom kompartemen. Apakah data fokus pada kasus tersebut? 38. Seorang laki-laki berusia 67 tahun, dirawat di ruang neurologi dengan keluhan sakit kepala. Hasil pengkajian didapat penglihatan kabur, kelemahan kaki, dan tangan sisi kanan serta bicara tidak jelas. Untuk memastikan perawat akan melakukan pengkajian pada nervus kranial XII. Apakah yang harus diperintahkan dalam pengkajian tersebut? 39. Seorang laki-laki berusia 27 tahun, dirawat di ruang bedah dengan fraktur tibia 1/3 proksimal. Klien mengeluh nyeri dengan skala 7. Hasil pengkajian ditemukan pembengkakan dan edema pada fraktur. Apakah intervensi utama yang diberikan pada pasien tersebut? 40. Seorang perempuan berusia 59 tahun dirawat di ruang neurologi dengan diagnose medis meningitis. Hasil pengkajian didapatkan pasien mengalami penurunan kesadaran, kulit di sekitar area penonjolan tulang tampak kemerahan dan ada bula. Pasien tampak lemas, TD 150/90 mmHg, frekuensi nadi 88 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit, suhu 36,7o C. Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? 41. Seorang laki-laki berusia 67 tahun dirawat di ruang neurologi dengan pasca stroke hari ke-3. Saat dilakukan pengkajian tiba-tiba pasien mengalami kejang. Pasien terlihat kaku seluruh tubuh selama 2 menit, wajah menoleh ke kiri, mulut mencong, dan mata mendelik. Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut? 42. Seorang perempuan berusia 38 tahun dirawat di ruang bedah dengan fraktur kruris, pasien mengeluh nyeri. TD 130/90 mmHg, nadi 100 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit, suhu 37,2o C. Pasien mengungkapkan kecemasannya dengan rencana operasi yang akan dilakukan, tampak gelisah dan murung, serta mengungkapkan rasa takutnya. Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut? 43. Seorang laki-laki berusia 30 tahun dirawta di ruang bedah akibat fraktur. Pasien mengeluh nyeri kaki kanannya. Hasil pengkajian: kaki tampak bengkak, nyeri skala 8, gelisah, terpasang traksi, tampak lemah, sering teriak-teriak. TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit, frekuensi napas 26 x/menit. Apakah tindakan yang tepat pada kasus tersebut? 44. Seorang laki-laki berusia 27 tahun dirawat di ruang bedah akibat fraktur tertutup 1/3 distal. Hasil pengkajian, tampak bengkak, nyeri skala 7. Pasien direncanakan pemasangan gips, persiapan alat dan pasien sudah dilakukan. Pasien telah mendapatkan penjelasan tentang pemasangan gips yang akan dilakukan. Apakah prosedur selanjutnya pada kasus tersebut? 45. Seorang laki-laki berusia 37 tahun dirawat di ruang bedah akibat luka bakar. Pasien mengeluh nyeri dengan skala 6. Hasil pengkajian ditemukan ketebalan parsial dalam, meluas ke epidermis, dan ke dalam lapisan dermis serta adanya lepuh. Apakah derajat kedalaman luka bakar yang dialami dalam kasus tersebut 46. Seorang laki-laki berusia 42 tahun dirawat di ruang bedah akibat luka bakar. Karena, adanya luka, begitu juga status hipermetabolik maka ners menegakkan masalah keperawatan pada pasien berupa risiko kekurangan volume cairan. Selanjutnya ners mengawasi haluaran urine dan berat jenis. Apakah alasan tindakan yang dilakukan ners? 47. Seorang laki-laki berusia 38 tahun dirawat di ruang bedah akibat luka bakar. Karena, adanya kerusakan pada kulit dan berlanjut ke respon peradangan maka ners menegakkan masalah keperawatan pada pasien berupa risiko infeksi. Selanjutnya ners membersihkan jaringan nekrotik dengan gunting. Apakah alasan tindakan yang dilakukan ners? 48. Seorang perempuan berusia 43 tahun dirawat di ruang bedah akibat luka bakar. Pasien menolak bergerak ketika diarahkan oleh ners. Hasil pengkajian ditemukan adanya luka bakar pada kedua kaki. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? 49. Seorang laki-laki berusia 38 tahun, dirawat di ruang neurologi dengan diagnosa meningitis. Pasien mengeluh sakit kepala dan muntah. Dua jam kemudian pasien mengalami penurunan kesadaran. Hasil pengkajian ditemukan kesukaran untuk upaya fleksi kepala. Apakah nama gejala yang dialami oleh pasien tersebut?