FAKULTAS FARMASI
PERCOBAAN IV
“FENOMENA DISTRIBUSI”
OLEH :
NIM : O1A117058
KELAS :B
KELOMPOK : I (SATU)
LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS FARMASI
KENDARI
2018
PERCOBAAN VII
FENOMENA DISTRIBUSI
A. TUJUAN
Tujuan pada percobaan ini yaitu untuk menentukan koefisien partisi asam
borat dan asam benzoat dalam pelarut air serta dalam pelarut minyak kelapa yang
B. TEORI UMUM
Kelarutan adalah sifat zat kimia padat, cair, atau gas yang disebut zat terlarut
untuk dilarutkan dalam pelarut padat, cair, atau gas untuk membentuk larutan
homogen zat terlarut dalam pelarut. Kelarutan merupakan salah satu parameter
penting untuk mencapai konsentrasi obat yang diinginkan dalam sirkulasi sistemik
Asam benzoat adalah padatan putih yang sedikit larut dalam air dan
merupakan pengawet yang banyak digunakan. Hal ini umumnya efektif dalam
penyebaran yang luas berbagai serangan bakteri. Meskipun pengawet ini mencegah
kimiawi makanan selama umur simpannya, berbahaya pada tingkat yang lebih tinggi
sampel yang akan di lihat titik akhir titrasi denngan titran. Indikator asam-basa
diketahui sebagai indikator pH. Indikator asam-basa adalah zat (zat warna) yang ubah
warna dengan pH. Mereka biasanya asam atau basa lemah, yang ketika dilarutkan
dalam air memisahkan sedikit dan membentuk ion. Volumetrik analisis adalah salah
satu teknik kuantitatif utama. Dalam titrimetri, titik ekuivalen biasanya ditentukan
oleh titik akhir dalam titrasi. Titik akhir dalam titrimetri tradisional biasanya
ditunjukkan oleh beberapa zat ditambahkan ke dalam larutan analit, yang berubah
warnai segera setelah titik ekuivalen tercapai. Ini zat umumnya disebut sebagai
indikator. Beberapa jenis indikator tersedia untuk berbagai jenis analisis titrimetric.
Sebagian besar indikator pH adalah asam organik lemah atau pewarna basa yang
merupakan senyawa yang ramah lingkungan dan senyawa yang dapat digunakan
sebagai promotor alternatif. Senyawa asam borat akan membantu mengikat CO2 pada
larutan potasium karbonat. Reaksi asam borat dan potasium karbonat merupakan
pelarut yang tidak saling bercampur berdasarkan hokum partisi yang menyatakan
bahwa senyawa tertentu pada suhu tertentu akan memisahkan dirinya sendiri antara
dua pelarut yang saling tidak bercampur pada perbandingan konsentrasi yang tetap,
yang di kenal dengan koefisien partisi. Koefisien partisi senyawa tersebut adalah
perbandingan konsentrasi senyawa dalam fase organik/ fase minyak terhadap
Transfer massa dalam suatu fasa baik lewat mekanisme transport molekul atau
konveksi bergantung pada konsentrasi yang bertanggung jawab atas trabsfer massa.
Transfer antar dua fasa yang memrlukan penyimpangan dari kesetimbangan yang
mungkin ada antara konsetrasi rata-rata dalam tiap fasa. Karena petimpangan gaya
Minyak dan lemak tidak larut dalam air kecuali minyak jarak. Minyak
mempunyai kelarutan yang kecil dalam alkohol, tetapi akan larut sempurna dalam etil
eter, karbon disulfide dan pelarut-pelarut halogen yang lain. Asam – asam lemak
yang berantai pendek dapat larut dalam air, semakin panjang kelarutan asam lemak
1. Alat
lain batang pengaduk, buret 50 ml, corong, corong pisah 250 ml, erlenmeyer 100
ml, gelas kimia 250 ml, gelas ukur 50 ml, , pipet tetes, statif dan klem serta
timbangan analitik.
2. Bahan
antara lain aquades, asam benzoat, asam borat, indikator fenofltalein, kertas
Rumus Struktur : O
H H
berwarna.
Pemerian : Hablur, serbuk hablur putih atau sisik mengkilap, tidak
kemudian manis
gliserol P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Pemerian : Serbuk hablur, putih atau putih kekuningan lemah, tidak
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol, agak sukar
Perubahan warna : tidak berwarna dalam suasana asam dan alkali lemah dan
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, kuning pucat, bau khas tidak
tengik.
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian etanol (95 %) P, sangat mudah larut
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping, kering,
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95 %) P
senyawa antara dua fase cair yang tidak saling bercampur, tergantung pada
interaksi fisik dan kimia antara pelarut dan senyawa terlarut dalam dua fase yaitu
kesetimbangan zat dalam dua pelarut yang berbeda yang tidak bercampur. Faktor
pelarut.
kelarutan bahan obat terhadap distribusi menunjukan antara ion bahwa senyawa
yang larut baik dalam bentuk lemak terkonsentrasi dalam jaringan mengandung
banyak lemak sedangkan sebaliknya zat hidrofil hampir tidak diambil oleh
asam borat sebanyak 100 mg, kemudian masukkan kedalam erlenmeyer 250 ml,
larutakan dengan aquadest sebanyak 100 ml, kemudian ambil 25 ml dari larutan
corong pisah sampai bercampur, diamkan selama 15 menit hingga kedua cairan
memisah satu sama lain. Selanjutnya buka tutup corong pisah, pisahkan air dari
Asam borat dan asam benzoate digunakan karena asam borat dan asam
benzoate dapat larut dalam air dan minyak, dan karena asam borat dan asam
menggunakan partisi karena kedua pelarut ini tak dapat larut satu sama lain tetapi
sampel asam borat dapat larut dalam minyak dan air. Hal ini disebabkan karena
air merupakan pelarut polar sedangkan minyak kelapa merupakan pelarut non
polar dan karena pada minyak terdapat karbon sehingga menyebabkan bentuk
kelapa dan air kemudian dimasukkan ke dalam corong pisah kemudian setelah
antara yang larut dalam air dan yang larut dalam minyak kelapa. Pada percobaan
ini dilakukan pengocokan selama 5 menit agar gugus polar dan non polar dari
asam borat maupun dari asam benzoat dapat bereaksi dengan air dan minyak
menit, karena agar pemisahan antara minyak dan air bisa sempurna. Alasan
mengapa yang dilakukan titrasi hanya pada fase air saja. dikarenakan bila lapisan
yang dilakukan berdasarkan reaksi netralisasi yaitu sampel asam yang dititrasi
dengan titran basa akan bereaksi sempurna dengan semua asam sehingga dapat
diperoleh titik akhir titrasi dengan melihat perubahan warna larutan dari bening
digunakan adalah pada larutan titer yang bersifat asam yang telah ditambahkan
indikator fenolftalein dititrasi dengan titran yang bersifat basa, dimana akan
terjadi reaksi antara sampel asam yaitu asam borat atau asam benzoat dengan
titran basa yaitu NaOH membentuk larutan garam. Hal ini akan terus terjadi
hingga larutan asam tepat telah habis bereaksi dengan NaOH dan disebut titik
ekuivalen. Pada titik ekuivalen ini, belum terjadi perubahan warna tetapi
kelebihan satu tetes saja larutan NaOH akan menyebabkan terjadinya perubahan
warna dari bening menjadi merah muda yang berasal dari reaksi antara kelebihan
Cuantari, L., Selpiana, Bobby R. dan Acmad Z., 2015, Pengaruh Penambahan Asam
Borat (H3BO3) pada Larutan Na2CO3 Terhadap Absorbsi CO2 dalam
Biogas Menggunakan Spray Column, Junral Teknik Kimia, Vol 1(21).
Dara, A.I dan Pathul H., 2017, Teknik Meningkatkan Kelarutan Obat, Farmaka, Vol
15 (4).
Ditjen, POM, 1979, Farmakope Indonesi Edisi III, Deperteman Kesehatan Repoblik
Indonesi, Jakarta.
Hamzah, H.H., Nor A.Y., Abu B.S. dan Fatimah A.B., 2015, An Optical Test Strip
for the Detection of Benzoic Acid in Food, Sensors, ISSN 1424-8220.
Welly, J.R., Charles E.W., Robert E.W dan Gregory R., 2002, Dasar-Dasar
Fenomena Transport, Erlangga, Jakarta.