Anda di halaman 1dari 9

Lex Administratum, Vol. IV/No.

4/Apr/2016

DELIK KEKERASAN FISIK YANG DILAKUKAN penangkapan serta uraian singkat perkara
APARAT KEPOLISIAN TERHADAP TERSANGKA kejahatan yang dipersangkakan serta tempat ia
DITINJAU DARI ASPEK PASAL 351 KUHP1 diperiksa. Dalam hal tertangkap tangan
Oleh : Sanny O. J. Loho2 penangkapan dilakukan tanpa surat perintah,
dengan ketentuan bahwa penangkapan harus
ABSTRAK segera menyerahkan si tertangkap beserta
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk barang bukti yang ada kepada penyidik atau
mengetahui bagaimana proses hukum bagi penyidik pembantu terdekat.
aparat kepolisian yang melakukan Kata kunci: Kekerasan fisik, Kepolisian,
penganiayaan terhadap tersangka dan tersangka
bagaimana proses penangkapan dan
pemeriksaan tersangka. Dengan menggunakan PENDAHULUAN
metode penelitian yuridis normatif maka dapat A. Latar Belakang
disimpulkan: 1. Pelaksanaan hukum terhadap Pasal 2 Undang-undang No 2 Tahun 2002
anggota POLRI diperlukan dasar hukum yang tentang POLRI, fungsi kepolisian adalah salah
dipakai sebagai landasan yuridis formil dalam satu fungsi pemerintahan negara di bidang
melakukan tindak pidana. Adapun dasar hukum pemeliharaan keamanan dan ketertiban
yang dimaksud adalah KUHAP yaitu UU NO 8 masyarakat, penegakan hukum, perlindungan,
Tahun 1981. Sehubungan dengan subjek yang pengayoman, dan pelayanan masyarakat.3
menjadi tersangka atau terdakwa adalah Fungsi Kepolisian tersebut menjadi tugas pokok
anggota POLRI, maka selain KUHAP ada kepolisian sebagaimana dirumuskan dalam
beberapa peraturan lain yang dipergunakan pasal 13 Undang-undang No. 2 Tahun 2002
sebagai landasan yuridis dalam pelaksanaan tentang POLRI.4
proses hukum terhadap anggota POLRI yang Tugas pokok kepolisian Negara
melakukan tindak pidana sebagai berikut: Republik Indonesia adalah:
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang a. memlihara keamanan dan ketertiban
Kepolisian Negara Republik Indonesia. Undang- masyarakat;
undang Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Kode b. menegakkan hukum; dan
Etik Profesi Kepolisian Negara Republik c. memberikan perlindungan,
Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 3 pengayoman, dan pelayanan kepada
Tahun 2003 Tentang Pelaksanaan Teknik masyarakat.5
Institusional Peradilan Umum Bagi Anggota Pasal 5 KUHAP menjelaskan bahwa
POLRI. POLRI yang melakukan suatu tindak penyelidik mempunyai wewenang untuk
pidana penganiayaan dapat dilaporkan dan menerima laporan atau pengaduan dari
diproses sesuai dengan Undang-undang yang seorang tentang adanya tindak pidana, mencari
berlaku. Sehinggla anggota POLRI tersebut keterangan dan barang bukti, menyuruh
dapat menjalani hukuman kode etik, disiplin berhenti seorang yang dicurigai dan
dan sanksi dari KUHP pasal 351 tentang menanyakan serta memeriksa tanda pengenal
penganiayaan. 2. Untuk melakukan diri, mengadakan tindakan lain menurut hukum
penangkapan maka yang perlu diperhatikan yang bertanggung jawab. Atas perintah
adalah: Pelaksanaan tugas penangkapan penyidik dapat melakukan tindakan
dilakukan oleh petugas kepolisian negara penangkapan, larangan meninggalkan tempat,
Republik Indonesia dengan memperlihatkan pegeledahan dan penyitaan, pemeriksaan dan
surat tugas serta memberikan kepada penyitaan surat, mengambil sidik jari dan
tersangka surat perintah penangkapan yang memotret seorang, membawa dan
mencantumkan identitas tersangka (nama
lengkap, umur, pekerjaan, agama, dan
3
alamat/tinggal) dan menyebutkan alasan Lihat Pasal 2 Undang-undang No 2 Tahun 2002 Tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia
4
Sadjijono, Memahami Hukum Kepolisian (Yogyakarta:
1
Artikel Skripsi. LaksBang PRESSindo, 2010), hlm 49.
2 5
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsra. NIM. Lihat Pasal 13 Undang- undang No 2 Tahun 2002 Tentang
120711222 Kepolisian Negara Republik Indonesia

117
Lex Administratum, Vol. IV/No. 4/Apr/2016

menghadapkan seorang pada penyidik.6 1. Bagaimana proses hukum bagi aparat


Menurut Darwan Prints tersangka adalah " kepolisian yang melakukan penganiayaan
seorang yang disangka, sebagai pelaku suatu terhadap tersangka?
delik pidana" ( dalam hal ini tersangka belumlah 2. Bagaimana proses penangkapan dan
dapat dikatakan sebagai bersalah atau tidak).7 pemeriksaan tersangka?
Perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM)
memiliki sejarah panjang yang dimulai dari C. Metode Penelitian
martabat alamiah dan hak-hak kemanusiaan Penelitian merupakan suatu sarana pokok
yang sama dan tidak dapat dicabut. Pengakuan dalam pengembagan ilmu pengetahuan
maratabat dan hak-hak tersebut merupakan maupun teknologi.9 Metode yang dipakai oleh
dasar kemerdekaan, keadilan dan perdamaian penulis dalam penulisan skripsi ini adalah
dunia. Kita melihat Ham sebagai sesuatu yang metode penelitian normatif, dimana penelitian
vital untuk menjaga kehidupan manusia tetap normatif adalah penelitian hukum
10
manusiawi dan menjaga hak yang paling kepustakaan yang dilakukan dengan cara
berharga, yaitu hak untuk menjadi manusia. meneliti bahan-bahan kepustakaan yang
Sebagai istilah martabat dan hak-hak merupakan data sekunder dan dengan
kemanusian tersebut disebut sebagai HAM. mengambil data yang diperoleh secara
Pasal 4 UU No 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi langsung dari sumber asli atau pihak pertama.
Manusia menyebutkan sejumlah hak asasi yang
bersifat mutlak, tidak dapat dikurangi dengan PEMBAHASAN
keadaan apapun dan oleh siapapun. Hak-hak A. Proses Hukum Bagi Aparat Kepolisian Yang
tersebut antara lain: Melakukan Penganiayaan Terhadap
1. Hak untuk hidup; Tersangka
2. Hak untuk tidak disiksa; Penangkapan merupakan sebagian dari
3. Hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati bentuk upaya paksa yang diatur dalm KUHAP
nurani; yang pelaksanaannya diberikan batasan yang
4. Hak beragama; bersifat mencegah agar penggunaannya tidak
5. Hak untuk tidak diperbudak; mengesampingkan HAM, namun tetap dalam
6. Hak untuk diakui sebagai pribadi dan kurun keseimbangan antara kepentingan
persamaan didepan umum; individu dan kepentingan masyarakat, antara
7. Hak untuk tidak dituntut atas dasar kepentingan tersangka dan kepentingan
hukum yang berlaku surut.8 pemeriksaan. Dalam hukum acara kita terdapat
Berdasarkan uraian di atas penulis ingin dan diatur tentang dasar hukum untuk suatu
mengetahui atau mempelajari proses hukum penangkapan yaitu harus adanya dugaan keras
bagi aparat kepolisian yang melakukan berdasarkan bukti yang cukup bahwa seseorang
penganiayaan terhadap tersangka serta proses melakukan perbuatan pdana yang diancam
penangkapan dan pemeriksaan tersangka. dengan pidana lima tahun ke atas, kecuali
Penelitian ini penulis tuangkan dalam bentuk perbuatan pidana tertentu yang ditentukan lain
skripsi yang berjudul "Delik Kekerasan Fisik oleh undang-undang.11 Dalam hal tertangkap
Yang Dilakukan Aparat Kepolisian Terhadap tangan, penangkapan (yang dapat dilakukan
Tersangka Ditinjau Dari Aspek Pasal 351 setiap orang) hanya berlangsung antara
KUHPidana". ditangkapnya tersangka sampai pos polisi atau
penyidik dapat menahan jika delik yang
B. Rumusan Masalah dilakukan ditentukan tersangkanya dapat
ditahan.12
6
Lihat Pasal 5 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP)
7 9
Andi Sofyan dan Abd Asis, Hukum Acara Pidana (Jakarta: Ibid.
10
Prenadamedia Group, 2014), hlm 53. Ibid, hlm 23.
8 11
O. C. Kaligis, Perlindungan Hukum Atas Hak Asasi Ibid. hlm 126.
12
Tersangka, Terdakwa, dan Terpidana (Bandung: PT Alumni Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana (Jakarta: Sinar
2006), hlm 5-6. Grafika, 2014), hlm 128.

118
Lex Administratum, Vol. IV/No. 4/Apr/2016

Menurut Pasal 1 angka 20 KUHAP, bahwa b. Menurut P.A.F. Lamintang, mengatakan


yang dimaksud dengan penangkapan adalah bahwa "bukti permulaan yang cukup"
suatu tindakan penyidik berupa pengekangan dalam rumusan pasal 17 KUHAP itu
sementara waktu kebebasan tersangka atau harus diartikan sebagai "bukti-bukti
terdakwa apabila terdapat cukup bukti guna minimal", berupa alat-alat bukti seperti
kepentingan penyidikan atau penuntutan dan dimaksud dalam pasal 184 ayat (1)
atau peradilan dalam hal serta menurut cara KUHAP, yang dapat menjamin bahwa
yang diatur dalam undang-undang ini.13 penyidik tidak akan menjadi terpaksa
Tujuan penangkapan adalah untuk untuk menghentikan penyidikannya
mengamankan tersangka sebagai tindakan terhadap seseorang yang disangka
permulaan proses penyelidikan untuk melakukan tindak pidana setelah
memperoleh bukti awal untuk proses terhadap orang tersebut dilakukan
selanjutnya penyidikan dan penahanan.14 penangkapan.
Menurut Pasal 17 KUHAP, bahwa seseorang c. Menurut Rapat kerja MEKEHJAPOL I
dapat ditangkap atau perintah penangkapan, (Mahkamah Angung-Kehakiman-
apabila terhadap seorang yang diduga keras Kejaksaan-Polisi, tanggal 21 Maret
melakukan tindak pidana berdasarkan bukti 1984, menyimpulkan bahwa bukti
permulaan yang cukup.15 Demikian pula permulaan yang cukup seyogianya
menurut pasal 19 ayat (2) KUHAP, bahwa minimal: laporan polisi ditambah salah
"Terhadap tersangka pelaku pelanggaran tidak satu alat bukti lainnya.17
diadakan penangkapan, kecuali dalam hal ia Menurut Pasal 16 KUHAP, bahwa yang
telah dipanggil secara sah dua kali berturut- berwenang melakukan penangkapan, adalah:
turut tidak memenuhi panggilan itu tanpa 1) Untuk kepentingan penyelidikan,
alasan yang sah.16 penyelidik atas perintah penyidik
Pembahasan tentang bukti permulaan berwenang melakukan penangkapan.
sangat penting yang berkait erat dengan 2) Untuk kepentingan penyidikan,
penangkapan sebagaimana dimaksud pada penyidik dan penyidik pembantu
Pasal 17 KUHAP. Namun demikian, bahwa berwenang melakukan penangkapan.18
masalah bukti permulaan yang cukup masih Menurut Pasal 19 ayat (1) KUHAP, bahwa
terdapat perbedaan pendapat di antara para "seseorang yang telah dilakukan penangkapan
penegak hukum sebagai berikut: sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 KUHAP
a. Menurut Kapolri "dapat dilakukan paling lama 1 (satu) hari.19
Kapolri dalam surat Keputusan Dalam Pasal 18 KUHAP, bahwa untuk
No.Pol.SKEEP/04/I/1982, tanggal 18 melakukan penangkapan, maka yang perlu
Februari 1982 telah menentukan, diperhatikan adalah:
bahwa bukti permulaan yang cukup itu, 1) Pelaksanaan tugas penangkapan
adalah bukti yang merupakan dilakukan oleh petugas kepolisian
keterangan dan data yang terkandung negara Republik Indonesia dengan
di dalam dua di antara: memperlihatkan surat tugas serta
1. Laporan polisi; memberikan kepada tersangka surat
2. Berita acara pemeriksaan di TKP; perintah penangkapan yang
3. Laporan hasil penyelidikan; mencantumkan identitas tersangka
4. Keterangan saksi/saksi ahli; dan (nama lengkap, umur, pekerjaan,
5. Barang bukti. agama, dan alamat/tinggal) dan
Yang setelah disimpulkan menunjukkan menyebutkan alasan penangkapan
telah terjadi tindak pidana kejahatan. serta uraian singkat perkara kejahatan
yang dipersangkakan serta tempat ia
diperiksa.
13
Lihat Pasal 1 angka 20 KUHP
14 17
Andi Sofyan Abd Asis, Op.cit. hlm 126. Ibid. hlm 128-129.
15 18
Ibid. hlm 127. Ibid. hlm 131.
16 19
Ibid. Ibid.

119
Lex Administratum, Vol. IV/No. 4/Apr/2016

2) Dalam hal tertangkap tangan adalah untuk memeriksa si tersangka yang


penangkapan dilakukan tanpa surat diduga melakukan tindak pidana.23
perintah, dengan ketentuan bahwa Dalam Pasal 54 KUHAP mengatakan guna
penangkapan harus segera kepentingan pembelaan, tersangka atau
menyerahkan si tertangkap beserta terdakwa berhak mendapat bantuan hukum
barang bukti yang ada kepada penyidik dari seorang atau lebih penasehat hukum
atau penyidik pembantu terdekat. selama dalam waktu dan pada setiap tingkat
3) Tembusan surat perintah penangkapan pemeriksaan, menurut tatacara yang
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditentukan dalam undang-undang ini.24 Jadi
harus diberikan kepada keluarganya dalam hal ini penyidik wajib memberitahukan
segera setelah penangkapan dilakukan. kepada tersangka haknya untuk mendapatkan
4) penangkapan hanya dapat dilakukan bantuan hukum atau bahwa ia dalam
paling lama satu hari (24 jam).20 perkaranya itu wajib didampingi oleh
penasehat hukum.25
B. Proses Pemeriksaan Tersangka Mengenai masalah pemeriksaan dikenal dua
Di kepolisian, diadakan pemeriksaan sistem, yaitu sebagai berikut:
terhadap tersangka, saksi-saksi, dan ahli yang a. Sistem accusatoir, yaitu suatu proses
berkaitan dengan dugaan adanya suatu tindak pemeriksaan yang mengganggap atau
pidana. Khusus mengenai ahli dibutuhkan menempatkan tersangka atau terdakwa
apabila penyidik atau jaksa penuntut umum sebagai subjek hukum yang harus
ragu atau kurang yakin mengenai apakah dihormati hak-haknya.
tersangka yang diduga melakukan tindak Dalam sistem accusatoir, tersangka
pidana itu telah memenuhi unsur-unsur dari atau terdakwa harus tetap dihargai
tindak pidana yang diduga telah dilakukan harkat dan martabatnya sebagai
tersangka.21 Tugas untuk memelihara manusia, sehingga dalam pemeriksaan
ketertiban dan keamanan selanjutnya adalah tidak dibenarkan untuk melakukan
merupakantugas dari pihak kepolisian, dan tindakan-tindakan yang tidak
bilamana ada seseorang yang melanggar manusiawi, misalnya melakukan
hukum pidana polisi berhak melakukan bentakan-bentakan atau intimidasi.
tindakan preventif maupun represif, misalnya b. Sistem inquisatoir, yaitu suatu proses
untuk melakukan penangkapan/penahanan. pemeriksaan yang menganggap atau
Tindakan selanjutnya dari penyidik adalah menempatkan tersangka atau terdakwa
melakukan pemeriksaan atas diri si tersangka bukan sebagai subjek akan tetapi
untuk mendapatkan bukti-bukti lebih lanjut sebagai objek.
demi kepentingan pemeriksaan di persidangan. Dalam sistem pemeriksaan inquisatoir,
Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh polisi itu ini ditempatkan atau diposisikan
diserahkan kepada kejaksaan untuk selanjutnya sebagai orang yang telah melakukan
pihak kejaksaan dapat mengembalikan berkas kesalahan dan dengan demikian bisa
perkara itu kepada penyidik apabila penuntut berakibatkan terjadinya pemukulan
umum berpendapat bahwa hasil pemeriksaan pada tersangka agar mengakui
itu kurang lengkap.22 kesalahannya.
Penyidik yang akan memeriksa tersangka Dengan berlakunya Undang-undang
yang tidak ditahan, terlebih dahulu harus Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
memanggil tersangka dengan surat resmi Acara Pidana, maka sistem
dengan memperhatikan tentang tenggang pemeriksaan pada tersangka atau
waktu panggilan. Tindakan selanjutnya dari terdakwa adalah memprgunakan
26
penyidik setelah melakukan pemanggilan sistem accusatoir.

20 23
Ibid. hlm 132. Ibid. hlm 111.
21 24
Djisman Samosir, Segenggam Tentang Hukum Acara Lihat Pasal 54 KUHAP
25
Pidana (Bandung: Nuansa Aulia, 2013), hlm 110. Djisman Samosir, Op.cit. hlm 111
22 26
Ibid. hlm 110-111. Ibid. hlm 112.

120
Lex Administratum, Vol. IV/No. 4/Apr/2016

Adapun yang dimaksud dengan Pidana, ada tiga macam acara pemeriksaan
pemeriksaan accusatoir, adalah suatu disidang pengadilan, yaitu:
pemeriksaan yang dilakukan di mana si 1. acara pemeriksaan biasa;
tersangka dianggap sebagai subjek yang 2. acara pemeriksaan singkat;
mempunyai kedudukan yang sama dengan 3. acara pemeriksaan cepat, yang meliputi
polisi atau dengan jaksa. Karena si tersangka acara pemeriksaan tindak pidana ringan
mempunyai kedudukan yang sama dengan para dan acara pemeriksaan perkara
polisi dan jaksa, maka dalam pemeriksaan pelanggaran lalu lintas.32
pendahuluan penekanan terhadap si tersangka
harus dihindarkan.27 Di dalam Kitab Undang- 1. Acara Pemeriksaan Biasa
undang Hukum Acara Pidana kita temukan Acara pemeriksaan biasa, sebenarnya
secara khusus pasal yang mengatur tentang berlaku juga bagi pemeriksaan singkat dan
sistem inquisatoir ataupun sistem accusatoir. cepat, kecuali dalam hal-hal tertentu yang
Namun dalam berbagai petunjuk yang ada di secara tegas dinyatakan lain.33 Acara
dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara pemeriksaan biasa tersebut diatur di dalam
Pidana, seperti pasal 69,70,71,72,73, dan 74 Pasal 152 KUHAP sampai 182 KUHP.
Kitab Hukum Acara Pidana, dapat kita
simpulkan sejak pemeriksaan pendahuluan 2. Acara Pemeriksaan Singkat
telah dilaksanakan sistem accusatoir.28 Acara pemeriksaan singkat diatur di dalam
Kesimpulan tersebut jelas dapat kita lihat dalam Pasal 203 KUHAP dan Pasal 204 KUHAP.
pasal 69 yang berbunyi penasehat hukum Berdasarkan Pasal 203 ayat (1) KUHAP, perkara
berhak menghubungi tersangka sejak ditangkap yang diperiksa secara singkat adalah kejahatan
atau ditahan pada semua tingkat pemeriksaan atau pelanggaran yang menurut penuntut
menurut tata cara yang ditentukan dalam umum, penerapan hukumnya mudah dan
undang-undang ini.29 sifatnya sederhana serta tidak termasuk tindak
Setelah penyidik selesai melakukan pidana yang diatur di dalam pasal 205 KUHAP,
pemeriksaan penyidikan dengan berbagai yaitu tindak pidana ringan.34 Dengan perkataan
kelengkapannya, maka berkas tersebut lain, bahwa perkara yang diperiksa dalam
diserahkan kepada kejaksaan (penuntut umum) hukum acara pemeriksaan singkat adalah:
dan biasanya disebut penyerahan tahap 1. perkara yang diancam dengan pidana
pertama. Sedang penyerahan tanggung jawab ringan atau kurungan di atas tiga bulan;
atas tersangka dan barang bukti kepada 2. perkara yang ancaman dendanya di
penuntut umum sudah menerima penyerahan atas tujuh ribu lima ratus rupiah;
tahap kedua dari pihak penyidik, maka 3. penghinaan ringan.35
penuntut umum kemudian melimpahkan
perkara tersebut ke pengadilan negeri dengan 3. Acara Pemeriksaan Cepat
permintaan agar segera mengadili perkara Acara pemeriksaan cepat di dalam Undang-
tersebut disertai dengan surat dakwaan.30 undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Kemudian penuntut umum menyampaikan Acara Pidana, diatur di dalam Pasal 205 sampai
surat panggilan kepada terdakwa yang memuat Pasal 216 KUHAP. Mengenai pemeriksaan cepat
tanggal, hari, jam sidang, serta untuk perkara yang diatur di dalam KUHAP meliputi acara
apa ia dipanggil, dan surat panggilan itu harus pemeriksaan tindak pidana ringan dan acara
sudah diterima oleh terdakwa selambat- pemeriksaan perkara pelanggaran lalu lintas
lambatnya tiga hari sebelum sidang dimulai.31 jalan. yang diperiksa menurut acara
Sesuai dengan ketentuan yang diatur di pemeriksaan tindak pidana ringan ialah perkara
dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara yang diancam dengan pidana penjara atau
kurungan paling lama tiga bulan atau denda
27
Ibid. hlm 113
28 32
Ibid. hlm 115. Ibid. hlm 117.
29 33
Lihat Pasal 69 KUHAP. Andi Hamzah, Op.cit. hlm 239.
30 34
Djisman Samosir, Op.cit.hlm 116 Ibid. hlm 121.
31 35
Ibid. Ibid.

121
Lex Administratum, Vol. IV/No. 4/Apr/2016

sebanyak-banyaknya tujuh ribu lima ratus peralatan, perlengkapan, pemuatan


rupiah dan penghinaan ringan.36 Dalam acara kendaraan, dan syarat penggandengan
pemeriksaan tindak pidana ringan antara lain dengan kendaraan lain;
ditentukan bahwa pengadilan mengadili 5. membiarkan kendaraan bermotor yang
dengan hakim tunggal pada tingkat pertama ada di jalan tanpa dilengkapi plat tanda
dan terakhir, kecuali dalam hal dijatuhkan nomor kendaraan yang sah, sesuai
pidana perampasan kemerdekaan, terdakwa dengan surat tanda nomor kendaraan
dapat minta banding (Pasal 205 KUHAP).37 yang bersangkutan;
Pasal 205 ayat (2) KUHAP dapat disimpulkan 6. pelanggaran terhadap perintah yang
bahwa kedudukan dari penyidik adalah sejajar diberikan oleh petugas pengatur lalu
dengan penuntut umum, yaitu penyidik atas lintas jalan, rambu-rambu atau tanda
kuasa penuntut umum berhak menghadapkan yang di permukaan jalan;
terdakwa, barang bukti, saksi ahli, dan atau juru 7. pelanggaran terhadap ketentuan
bahasa ke sidang pengadilan.38 tentang ukuran dan muatan yang
diizinkan, cara menaikkan dan
4. Acara Pemeriksaan Perkara Pelanggaran menurunkan penumpang, dan atau
Lalu Lintas cara memuat dan membongkar barang;
Di dalam Pasal 211 KUHAP disebutkan 8. pelanggaran terhadap izin trayek, jenis
bahwa yang diperiksa menurut acara kendaraan yang diperbolehkan
pemeriksaan perkara pelanggaran lalu lintas beroperasikan di jalan yang
ialah perkara pelanggaran tertentu terhadap ditentukan.40
peraturan perundang-undangan lalu lintas Sesuai dengan makna yang terkandung
jalan.39 dalam acara pemeriksaan cepat, perkara ini
Adapun yang dimaksud dengan perkara tidak memerlukan berita acara pemeriksaan,
pelanggaran tertentu adalah: melainkan penyidik hanya mengirimkan
1. mempergunakan jalan dengan acara catatan-catatan ke pengadilan selambat-
yang dapat merintangi membahayakan lambatnya pada kesempatan hari ini sidang
ketertiban atau keamanan lalu lintas pertama berikutnya.41
atau yang mungkin menimbulkan Kalau dalam acara pemeriksaan biasa
kerusakan pada jalan; terdakwa tidak mungkin menunjuk seseorang
2. mengemudikan kendaraan bermotor untuk mewakilinya hadir di persidangan, maka
yang tidak dapat memperlihatkan Surat dalam acara pemeriksaan perkara pelanggaran
Izin Mengemudi (SIM), surat tanda lalu lintas jalan, terdakwa boelh menunjuk
nomor kendaraan, surat tanda uji seseorang untuk mewakilinya di sidang.
kendaraan yang sah, atau tanda bukti Demikian juga apabila terdakwa atau wakilnya
lainnya yang diwajibkan menurut tidak hadir di sidang, maka pemeriksaan
ketentuan peraturan perundang- perkara tetap dilanjutkan. Apabila putusan
undangan lalu lintas jalan atau ia dapat dijatuhkan di luar hadirnya terdakwa dan
memperlihatkannya tetapi masa putusan itu berupa pidana perampasan
berlakunya sudah daluarsa; kemerdekaan, terdakwa dapat mengajukan
3. membiarkan atau memperkenankan perlawanan, dan dengan adanya perlawanan
kendaraan bermotor dikemudikan oleh itu, maka putusan di luar hadirnya terdakwa
orang yang tidak memiliki surat izin menjadi gugur, kemudian harus menetapkan
mengemudi; hari sidang untuk memeriksa kembali perkara
4. tidak memenuhi ketentuan peraturan pelanggaran tersebut, dan apabila setelah
perundang-undangan lalu lintas jalan diajukan perlawanan, putusan pengadilan
tentang pedoman, penerangan, masih tetap berupa perampasan kemerdekaan,
terdakwa dapat mengajukan banding.42
36
Ibid. hlm 124.
37 40
Ibid. Ibid. hlm 125-126.
38 41
Ibid. hlm 125. Ibid. hlm 126.
39 42
Ibid. Ibid.

122
Lex Administratum, Vol. IV/No. 4/Apr/2016

penyidik atau penyidik pembantu


PENUTUP terdekat. Tembusan surat perintah
A. Kesimpulan penangkapan sebagaimana dimaksud
1. Pelaksanaan hukum terhadap anggota dalam ayat (1) harus diberikan kepada
POLRI diperlukan dasar hukum yang keluarganya segera setelah penangkapan
dipakai sebagai landasan yuridis formil dilakukan.
dalam melakukan tindak pidana. Adapun
dasar hukum yang dimaksud adalah B. Saran
KUHAP yaitu UU NO 8 Tahun 1981. 1. Penulis menyarankan agar bagi aparat
Sehubungan dengan subjek yang menjadi hukum yang melakukan suatu tindak
tersangka atau terdakwa adalah anggota pidana harus dihukum sesuai dengan
POLRI, maka selain KUHAP ada beberapa aturan yang ada sehingga dapat
peraturan lain yang dipergunakan memberikan efek jerah. Tersangka juga
sebagai landasan yuridis dalam tidak lepas dari hukuman oleh karena itu
pelaksanaan proses hukum terhadap kita tidak bisa menghakiminya sendiri
anggota POLRI yang melakukan tindak karena punulis sadar bahwa semua
pidana sebagai berikut: Undang-undang manusia tidak luput dari kesalahan. Oleh
Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian karena itu semua orang yang melakukan
Negara Republik Indonesia. Undang- suatu tindak pidana harus sama dimata
undang Nomor 14 Tahun 2011 Tentang hukum.
Kode Etik Profesi Kepolisian Negara 2. Aparat hukum harus mentaati prosedur-
Republik Indonesia. Peraturan prosedur yang diatur di dalam Undang-
Pemerintah Nomor 3 Tahun 2003 undang yang tidak boleh melakukan
Tentang Pelaksanaan Teknik Institusional semaunya untuk menegakkan keadilan
Peradilan Umum Bagi Anggota POLRI. dan biarlah bagi pelaku tindak pidana
POLRI yang melakukan suatu tindak dapat menjalani proses hukumnya yang
pidana penganiayaan dapat dilaporkan sudah diatur dalam Undang-undang
dan diproses sesuai dengan Undang- sehingga dapat memberikan kepastian
undang yang berlaku. Sehinggla anggota hukum dan keadilan.
POLRI tersebut dapat menjalani hukuman
kode etik, disiplin dan sanksi dari KUHP DAFTAR PUSTAKA
pasal 351 tentang penganiayaan Andi Hamzah. 2014. Hukum Acara Pidana, Sinar
2. Dalam Pasal 18 KUHAP bahwa untuk Grafika Jakarta.
melakukan penangkapan maka yang Andi Sofyan dan Asis. 2014. Hukum Acara
perlu diperhatikan adalah: Pelaksanaan Pidana, Prenadamedia Group Jakarta
tugas penangkapan dilakukan oleh Djisman Samosir. 2013. Segenggam Tentang
petugas kepolisian negara Republik Hukum Acara Pidana, Nuansa Aulia
Indonesia dengan memperlihatkan surat Bandung.
tugas serta memberikan kepada Frans Maramis. 2013. Hukum Pidana Umum
tersangka surat perintah penangkapan dan Tertulis Di Indonesia, RajaGrafindo
yang mencantumkan identitas tersangka Persada Jakarta
(nama lengkap, umur, pekerjaan, agama, Hari Sasangka dan Lily Rosita. 2000. KUHAP
dan alamat/tinggal) dan menyebutkan Dengan Komentar, Mandar Maju Bandung
alasan penangkapan serta uraian singkat Ikhsan Daulay. 2006. Mahkamah Konstitusi,
perkara kejahatan yang dipersangkakan Rineka Cipta Jakarta.
serta tempat ia diperiksa. Dalam hal Mahmud Mulyadi. 2009. Kepolisian Dalam
tertangkap tangan penangkapan Sistem Peradilan Pidana USU Press Medan.
dilakukan tanpa surat perintah, dengan Moeljatno. 2000. Asas-asas Hukum Pidana,
ketentuan bahwa penangkapan harus Rineka Cipta Jakarta
segera menyerahkan si tertangkap
beserta barang bukti yang ada kepada

123
Lex Administratum, Vol. IV/No. 4/Apr/2016

Muladi. 2002. Hak Asasi Manusia, Politik dan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Sistem Peradilan Pidana, Badan Penerbit Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 Tentang
Universitas Diponegoro Semarang. Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik
O. C. Kaligis. 2006. Perlindungan Hukum Atas Indonesia.
Hak Asasi Tersangka, Terdakwa, dan
Terpidana, PT Alumni Bandung. Sumber-Sumber Lain
Ratna Afiah. 1986. Praperadilan dan Ruang Andrhee. 2015. Pengertian, tujuan, jenis-jenis
Lingkupnya , Akademika PRESSindo Jakarta. dan macam-macam pembagian hukum.
Sadjijono. 2010. Memahami Hukum Kepolisian, https://andrilamodji.wordpress.com/hukum
LaksBang PRESSindo Yogyakarta. /pengertian-tujuan-jenis-jenis-dan-macam-
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. 2014. macam-pembagian-hukum/ yang diakses
Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan pada tanggal 8 februari 2016 pukul 10.20
Singkat, RajaGrafindo Persada Jakarta. WITA.
Suhrawardi Lubis. 2002. Etika Profesi Hukum. http://deswanarwanda.blogspot.co.id/2011/01
Sinar Grafika Jakarta. /proses-penyidikan-terhadap-
Teguh Prasetyo. 2014. Hukum Pidana, Rajawali anggota.html.yang diakses pada tanggal 5
Pers Jakarta. Maret 2016 pukul 17.42 WITA
Tim Pengajar. 2007. Hukum Pidana, Fakultas IIman Hadi. 2013. Proses Hukum Oknum Polisi
Hukum Manado. Yang Melakukan Tindak Pidana.
Wirjono Prodjodikoro. 1989. Asas-asas Hukum http://www.hukumonline.com/klinik/detail/
Pidana Indonesia, Eresco Bandung. lt511cf005d88bc/proses-hukum-oknum-
polisi-yang-melakukan-tindak-pidana yang
Peraturan Perundang-Undangan diakses pada tanggal 5 Maret 2016 Pukul
Undang-undang Dasar Negara Republik 19.47 WITA
Indonesia Tahun 1945. Indriyanto Seno Adji. 1996. Penyiksaan
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Tersangka Dan Antisipasi Perlindungan
Kitab Hukum Pidana (KUHPidana). HAM.
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang https://www.library.ohiou.edu/indopubs/19
Kitab Hukum Acara Pidana (KUHAP). 96/11/08/0015.html yang diakses pada
Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang tanggal 5 Maret 2016 pukul 17.50 WITA.
Hak Asasi Manusia (HAM). Institute for Criminal Justice Reform. 2013. Stop
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kekerasan Terhadap Tersangka( Mengsikapi
Kepolisian Negara Republik Indonesia. Kasus Susanto oleh Oknum Kepolisian.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia http://icjr.or.id/stop-kekerasan-terhadap-
Nomor 1 Tahun 2003 Tentang tersangka-mensikapi-kasus-kekerasan-
Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara terhadap-susanto-oleh-oknum-kepolisian/
Republik Indonesia. yang diakses padan tanggal 9 februari 2016
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia pukul 10.45 WITA.
Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Peraturan http://fh.unram.ac.id/wp-
Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik content/uploads/2014/07/PROSES-HUKUM-
Indonesia. TERHADAP-ANGGOTA-KEPOLISIANNEGARA-
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia REPUBLIK-INDONESIA-DALAM-TINDAK-
Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Pelaksanaan PIDANA-PENGGELAPAN.pdf yang diakses
Teknis Institusional Peradilan Umum Bagi pada tanggal 04 Maret 2016 pukul 10.02
Anggota Kepolisian Negara Republik WITA.
Indonesia. Ricky Ginting, Endang Astuty dan Markus
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Gunawan. Buku Pintar Calon Anggota &
Indonesia Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Anggota POLRI.
Implementasi Prinsip Dan Standar Hak Asasi https://books.google.co.id/books?id=gizIFB-
Manusia Dalam Penyelenggaraan Tugas N0fsC&pg=PA59&lpg=PA59&dq=proses+pen
Kepolisian Negara Republik Indonesia. yidikan+terhadap+anggota+Polri+yang+mela

124
Lex Administratum, Vol. IV/No. 4/Apr/2016

kukan+tindak+pidana&source=bl&ots=HkTY
1NlL6Q&sig=cPiWv0fKbCbXiE_PEi482R2_fYQ
&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjYyvqkh6nLAhX
Nj44KHU7kDzsQ6AEIQDAG#v=onepage&q&f
=false yang diakses pada tanggal 4 Maret
2016 pukul 10.00 WITA.
https://rianiwindri.wordpress.com/about/ yang
diakses pada tanggal 19 Februari 2016 pukul
10.07 WITA.
Tri Jata Ayu Pramesti. 2015. Polisi Melakukan
Tindak Pidana, Sidang Etik atau Peradilan
Umum.
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt5
508eb055201c/polisi-melakukan-tindak-
pidana,-sidang-etik-atau-peradilan-umum-
dulu? yang diakses pada tanggal 04 Maret 2016
pukul 10.25 WITA.
2013.Pengertian, cara membuat, dan contoh
daftar pustaka http://postingan-
all.blogspot.co.id/2013/01/pengertian-cara-
membuat-dan-contoh.html yang diakses pada
tanggal 8 februari 2016 pukul 09.19 WITA.

125

Anda mungkin juga menyukai