PENDAHULUAN
1
Nining Suparni, Cyberspace problematika dan antisipasi pengaturannya, Jakarta: Sinar
Grafika, 2009, hlm. 1.
2
2
Arifandi, Cyber Crime Dan Antisipsinya Secara Yuridis, Inspektorat Jendral Depkominfo, 2016,
hlm. 1.
3
Abdul Wahid dan Mohammad Labib, Kejahatan Mayaantara (Cybercrime), Bandung: PT Refika
Aditama, 2005, hlm. 25.
3
B. Pokok Permasalahan
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan
sebelumnya, penulis merumuskan beberapa pokok permasalahan yang
diuraikan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Tindak Pidana Cyber Crime?
2. Bagaimana upaya penegakan dan pencegahan Tindak Pidana Cyber
Crime?
4
Adami Chazawi, Tindak Pidana Informasi & Transaksi Elektronik. Bayumedia Publishing, 2011,
hlm. 1.
4
2. Secara Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian dalam
penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya kajian tentang suap.
b. Memberikan kontribusi bagi arah dan kebijakaniyang akan
diterapkan atau diberlakukan dalam peraturan mengenai
penerapan hukum pidana Cyber Crime.
c. Dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat dan penegak
hukum tentang tindak Pidana cyber crime.
BAB II
PENGERTIAN TINDAK PIDANA CYBER CRIME
5
Subekti dan Tjitrosoedibio, Kamus Hukum, Jakarta: Pradnya Paramita, 1980, hlm. 83.
6
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, Jakarta: Refika Aditama, 2003,
hlm. 59.
7
P.A.F. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Bandung: Sinar Baru, 1984, hlm. 1-
2.
6
8
Hukumonline.com, tanggal 31 Desember 2003.
7
Informasi Elektronik
Informasi Elektronik menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik menyatakan informasi
elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak
terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data
interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy
atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang
telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya.
9
Abdul Wahid dan Mohammad Labib, Kejahatan Mayaantara (Cybercrime), Bandung: PT Refika
Aditama, 2005, hlm. 23.
10
Widodo, Aspek Hukum Kejahatan Mayantara, Yogyakarta: Aswindo, 2011, hlm. 7.
11
Andi Hamzah, Aspek-aspek Pidana di Bidang Komputer, Jakarta: Sinar Grafika, 1989, hlm.
26.
8
Transaksi Elektronik
Transaksi Elektronik Berdasarkan pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik bahwa pengertian
Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan
menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik
lainnya. Perbuatan hukum merupakan perbuatan yang dilakukan subjek hukum
dan bertujuan untuk menimbulkan akibat hukum yang dikehendaki, yakni hak
dan kewajiban yang melekat pada pihak yang melakukan dalam hal ini adalah
pelaku usaha dan konsumen.12
Transaksi elektronika adalah setiap transaksi yang dilakukan oleh dua pihak
atau lebih melalui jaringan komputer atau media elektronik lainnya, dengan
menggunakan sistem informasi elektronika yang menimbulkan hak dan
kewajiban kepada masing-masing pihak yang bertransaksi.13
12
Enni Soerjati, Pengaturan Transaksi Elektronik dan Pelaksanannya di Indonesia dikaitkan
dengan Perlindungan E-Konsumen, Padjajaran Jurnal Ilmu Hukum Volume 1 Nomor 2, 2014.
13
Inca panjaitan., dkk., Membangun Cyberlaw Indonesia yang Demokratis, Jakarta : IMPLC,
2005, hlm. 87.
9
BAB III
TINDAK PIDANA CYBER CRIME
DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
14
Ronni R Nitibaskara dalam Didik M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom, Cyber Law Aspek Hukum
Teknologi Informasi, Bandung: PT Refika Aditama, 2005, hlm. 25.
10
bersalah dan dijatuhi hukuman. Oleh karena itu harus berhati-hati, cermat dan
matang dalam menilai dan mempertimbangkan masalah pembuktian.
Muncul kesulitan dalam penerapan hukum dan penegakan hukum terhadap
tindak pidana Cyber crime yakni dalam penyelesaian tindak pidana tersebut,
kondisi yang paperless (tidak menggunakan kertas) ini menimbulkan masalah
dalam pembuktian mengenai informasi yang diproses, disimpan, atau dikirim
secara elektronik. mendasar penggunaan bukti elektronik dalam proses
pembuktian perkara pidana, khususnya yaitu tidak adanya patokan atau dasar
penggunaan bukti elektronik di dalam perundang-undangan kita. Selain itu
sulitnya mengungkap tindak pidana tersebut baik pelaku, dan kejahtan yang
sering sekali sulit untuk dibuktikan sehingga hal tersebut menjadi tantangan
tersendiri dalam penegakan hukum tindak pidana Cyber crime.
15
Sue Titus Reid, Crime and Criminology, New York: CBS College Publishing, 1985, hlm. 56.
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemajuan teknologi sangat berdampak besar bagi masyarakat yang
membawa dampak positif dan dampak negatif terhadap perkembangan
manusia dan peradabannya. Dampak negatif yang dimaksud adalah yang
berkaitan dengan dunia kejahatan. J. E Sahetapy telah menyatakan, bahwa
kejahatan erat kaitanya dan bahkan menjadi sebagian dari hasil budaya itu
sendiri. Maka demikian artinya semakin tinggi tingkat budaya dan semakin
modern suatu bangsa, maka semakin modern pula kejahatan itu dalam
bentuk, sifat dan cara pelaksanaanya.16
Perkembangan teknologi komputer, teknologi informasi, dan teknologi
komunikasi juga menyebabkan munculnya tindak pidana baru yang
memiliki karakteristik yang berbeda dengan tindak pidana konvensional.
Penyalahgunaan komputer sebagai salah satu dampak dari ketiga
perkembangan teknologi tersebut itu tidak terlepas dari sifatnya yang
memiliki ciri-ciri tersendiri sehingga membawa persoalan yang rumit
dipecahkan berkenaan dengan masalah penanggulangannya mulai dari
penyelidikan, penyidikan hingga dengan penuntutan.17
Disaat ini
B. Saran
Karakteristik tindak pidana Cyber crime berbeda dengan tindak pidana
yang lain, karakteristik bentuk tindak pidana Cyber crime antara yang satu
dengan yang lain pun berbeda hal ini dikarenakan modus operandi yang
digunakan berbeda. Sehingga dengan demikian dalam penegakan hukum
16
J. E Sahetapy dalam Abdul Wahid, Kriminologi dan Kejahatan Kontemporer, Malang: Lembaga
Penerbitan Fakultas Hukum Unisma, 2002.
17
Edmon Makarim, Pengantar Hukum Telematika (Suatu Kajian Kompilasi), Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2005, hlm. 426.
15
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdul Wahid dan Mohammad Labib, Kejahatan Mayaantara (Cyber crime),
Bandung: PT Refika Aditama, 2005.
Ronni R Nitibaskara dalam Didik M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom, Cyber
Law Aspek Hukum Teknologi Informasi, Bandung: PT Refika Aditama, 2005.
Sue Titus Reid, Crime and Criminology, New York: CBS College Publishing,
1985.
Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi.
Internet
Hukumonline.com, tanggal 31 Desember 2003