Anda di halaman 1dari 10

ETIK DALAM PERAWATAN PALIATIF

DOSEN PEMBIMBING : Ns.Laura Siregar, M.Kep,


D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Jurham Zandroto (180204058)
Kelas : 2.2

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
TA 2019/2020
KATA PENGANTAR
Mari kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat Rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah “ETIK DALAM PERAWATAN
PALIATIF” Dengan baik. Selesainya penyusunan ini berkat bantuan, bimbingan, pengarahan,
petunjuk, dorongan, dan bantuan moril maupun material dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Parlindungan Purba, SH,MM, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara Indonesia
Medan.
2. Ibu Dr.Ivan Elisabeth Purba, M.KES, selaku Rector Universitas Sari Mutiara Indonesia
3. Ibu Taruli Sinaga, SP. M. KM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Medan
4. Ibu Ns.Rinco Siregar, MNS, selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan
Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Medan
5. Ibu Ns.Laura Siregar,M.Kep, selaku Dosen Pengajar yang telah memberikan bimbingan,
arahan dan saran kepada kelompok dalam menyelesaikan makala ini.
Saya menyadari bahwa penyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari isi
maupun susunannya, untuk itu saya akan membuka diri terhadap kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak dami kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
dari pembaca dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang
keperawatan. Akhir kata saya mengucapkan terimakasih.

Medan, 18 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum.............................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................
BAB II LANDASAN TEORITIS
1. Definisi perawatan paliatif........................................................................

2. Tim Dalam Perawatan Paliatif.................................................................

3. Prinsip Perawatan Paliatif............................................................................

4. Kebijakan Perawatan Paliatif..............................................................

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................................
4.2 Saran...........................................................................................................
Daftar Pustaka............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa,
dengan cara meringankan penderita dari rasa sakit melalui identifikasi dini, pengkajian yang
sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial atau
spiritual.
penyakit-penyakit yang termasuk dalam perawatan paliatif seperti penyakit
kardiovaskuler dengan prevalensi 38.5%, kanker 34%, penyakit pernapasan kronis 10.3%,
HIV/AIDS 5.7%, diabetes 4.6% dan memerlukan perawatan paliatif sekitas 40-60%.Pada tahun
2011 terdapat 29 juta orang meninggal di karenakan penyakit yang membutuhkan perawatan
paliatif. Kebanyakan orang yang membutuhkan perawatan paliatif berada pada kelompok dewasa
60% dengan usia lebih dari 60 tahun, dewasa (usia 15-59 tahun) 25%, pada usia 0-14 tahun yaitu
6%.
Prevalensi penyakit paliatif di dunia berdasarkan kasus tertinggi yaitu Benua Pasifik
Barat 29%, diikuti Eropa dan Asia Tenggara masing-masing 22% (WHO,2014). Benua Asia
terdiri dari Asia Barat, Asia Selatan, Asia Tengah, Asia Timur dan Asia Tenggara.Indonesia
merupakan salah satu negara yang termasuk dalam benua Asia Tenggara dengan kata lain bahwa
Indonesia termasuk dalam Negara yang membutuhkan perawatan paliatif.
Kebutuhan spiritual tidak hanya dapat diberikan oleh perawat, melainkan dapat juga
diberikan oleh kelompok agama ataupun keluarga (Balboni dkk, 2013). Hidayat (2009)
mengatakan keluarga memiliki peran yang cukup strategis dalam memenuhi kebutuhan spiritual,
karena keluarga memiliki ikatan emosional yang kuat dan selalu berinteraksi dalam kehidupan
sehari-hari. Dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap,
tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga yang sakit
merasa ada yang memperhatikan (Friedman, 2010). Dukungan ini merupakan sikap, tindakan
dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit.
jika dukungan yang diberikan keluarga terhadap pasien paliatif tidak terpenuhi pasien
akan merasa kesepian, tidak berharga dan merasa tidak dicintai maka dari itu peran dari keluarga
sangat dibutuhkan bagi pasien sehingga pasien merasa diperhatikan, nyaman dan damai. Harrop
dkk (2014) mengatakan pasien paliatif lebih nyaman mendapatkan perawatan ataupun bantuan
dari keluarganya. Dimana bantuan ataupun dukungan yang didapatkan dari keluarga dapat
mengurangi beban psikososial dan spiritual pada pasien dengan perawatan paliatif
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berbasis
perawatan paliatif yaitu dukungan keluarga terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual pada pasien
paliatif
1.2 RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang kami angkat dari makalah ini adalah bagaimana etik perawatan
paliatif

1.3 TUJUAN PENULISAN


Tujuan Umum
-Definisi perawat paliatif
-Tim Perawatan Paliatif
-Prinsip Perawatan Paliati
-Kebijakan Pearawatan
Tujuan Khusus
- Mengetahui Definisi perawat paliatif
- Mengetahui Tim Perawatan Paliatif
- Mengetahui Prinsip Perawatan Paliati
- Mengetahui Kebijakan Pearawatan

.
BAB II
LANDASAN TEORI
1.Definisi perawatan paliatif

Perawatan paliatif adalah pelayanan kepada pasien yang penyakitnya sudah tidak


bereaksi terhadap pengobatan kuratif, atau tidak dapat disembuhkan secara medis (stadium akhir)
Perawatan paliatif merupakan pelayanan sosial sehingga tidak mendatangkan banyak
keuntungan. Di Indonesia, pelayanan paliatif belum optimal,hanya ada beberapa pelayanan
paliatif dengan metode HHC (Hospice Home Care) atau dengan mengunjungi rumah pasien yang
kebanyakan dikhususkan untuk penderita kanker, stroke, dan alzheimer.Tujuan perawatan
paliatif adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dalam menghadapi setiap penyakit
yang diderita dan mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan tenang dan nyaman tanpa
merasa tertekan atas penyakit yang diderita, baik secara fisik (nyeri, mual, muntah) maupun
psikis yang berbasis spiritual

2.Tim Dalam Perawatan Paliatif

• Dokter Spesialis

• Dokter Umum

• Perawat

• Fisioterapist

• Petugas sosial medis

• Ahli gizi

• Psikolog

• Rohaniawan

• Keluarga/ caregiver

3.Prinsip Perawatan Paliatif

- Sikap Peduli
 o Sikap peduli
     o Komitmen
     o Pertimbangan individualitas
     o Pertimbangan budaya
     o Persetujuan
     o Pilihan tempat perawatan

Sikap peduli
• melibatkan kepekaan, empati dan kasih sayang, dan menunjukkan kepedulian terhadap
individu
• ada kekhawatiran untuk semua aspek penderitaan pasien, bukan hanya masalah medis
• ada pendekatan yang tidak menghakimi di mana kepribadian, kecerdasan, asal-usul
etnis, kepercayaan agama atau faktor individu lainnya tidak mengurangi pemberian
perawatan yang optimal. 

Pertimbangan individualitas
• praktik mengkategorikan pasien berdasarkan penyakit yang mendasarinya, berdasarkan
kesamaan masalah medis yang dihadapi, gagal mengenali fitur psikososial dan masalah
yang membuat setiap pasien menjadi individu yang unik
• karakteristik unik ini dapat sangat memengaruhi penderitaan dan perlu diperhitungkan
saat merencanakan perawatan paliatif untuk masing-masing pasien

Pertimbangan budaya
• faktor etnis, ras, agama dan budaya lainnya mungkin memiliki efek mendalam pada
penderitaan pasien
• perbedaan budaya harus dihormati dan perawatan direncanakan dengan cara yang
sensitif secara budaya

Persetujuan
• persetujuan seorang pasien, atau mereka yang menjadi tanggung jawabnya
didelegasikan, diperlukan sebelum perawatan diberikan atau ditarik
• sebagian besar pasien menginginkan pengambilan keputusan bersama meskipun dokter
cenderung meremehkan hal ini
• Setelah menilai perawatan apa yang pantas atau tidak pantas, ini didiskusikan dengan
pasien
• dalam banyak kasus, pasien yang mendapat informasi memadai akan menerima
rekomendasi yang dibuat

Pilihan tempat perawatan


• pasien dan keluarga perlu dimasukkan dalam setiap diskusi tentang tempat perawatan
• pasien dengan penyakit terminal harus dikelola di rumah bila memungkinkan
• Komunikasi
o Komunikasi di antara para profesional perawatan kesehatan
    o Komunikasi dengan pasien dan keluarga

• Perawatan
     o Konteks klinis: perawatan yang tepat
     o Komprehensif dan multidisiplin
     o Peduli keunggulan
     o Konsisten
     o Terkoordinasi
     o Kontinuitas
     o Pencegahan krisis
     o Dukungan pengasuh
     o Penilaian kembali yang berkelanjutan

• Perencanaan Perawatan Lanjut

4.Kebijakan Perawatan Paliatif

a. bahwa kasus penyakit belum dapat disembuhkan semakin meningkat jumlahnya pada
pasien dewasa maupun anak..

b.bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas pelayan kesehatan bagi pasien dengan penyakit
yang belum dapat disembuhkan ,selain dengan perawatan kuratif dan rehabilitatif juga di
perlukan perawatan paliatif bagi pasien dengan stadium terminal.

c.bahwa sesuai dengan pertimbngan butir a dan b diatas ,perlu adanya keputusan mentri
kesehatan tentang kebijakan perawatan paliatif

4.1 KESIMPULAN
Perawatan paliatif adalah pelayanan kepada pasien yang penyakitnya sudah tidak bereaksi
terhadap pengobatan kuratif, atau tidak dapat disembuhkan secara medis (stadium akhir)
Perawatan paliatif merupakan pelayanan sosial sehingga tidak mendatangkan banyak
keuntungan. Di Indonesia, pelayanan paliatif belum optimal,hanya ada beberapa pelayanan
paliatif dengan metode HHC (Hospice Home Care) atau dengan mengunjungi rumah pasien yang
kebanyakan dikhususkan untuk penderita kanker, stroke, dan alzheimer

4.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka kami memberi saran sebagai berikut.
1.diharapkan mahasiswa mampu memahami dan memperhatikan perawatan pada pasien paliatif
2.mahasiswa mampu memahami asuhan kjeperawatan pada pasien paliatif.
DAFTAR PUSTAKA

Cornelius K,dkk. 2002. At a Glance Psikiatri. Jakarta: Penerbit Erlangga

https://kebijakankesehatanindonesia.net/25-berita/berita/1322-perawatan-paliatif-di-indonesia-belum-
optimal

Anda mungkin juga menyukai