PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada dasarnya penelitian dilakukan dengan tujuuan untuk mendapatkan data yang
antara lain digunakan untuk memecahkan masalah. Untuk itu setiap penelitian yang akan
dilakukan harus selalu berangkat dari masalah, walaupun diakui bahwa memilih masalah
penelitian sering enjadi hal yang paling sulit dalam proses penelitian. Bila dalam penelitian
telah dapat menemukan masalah yang betu-betul masalah,maka sebenarnya pekerjaaan
penelitian itu 50% telah selesai.
Hal yang perlu dipertimbangkan agar judul kita memenuhi syarat sebagai judul yang
tepat dan baik. Yaitu : Judul dalam kalimat pernytaan, bukan pertanyaan, Cukup jelas dan
singkat serta tepat Berisi variabel-variabel yang akan diteliti, Judul menggambarkan
keseluruhan isi dan kegiatan penelitian yang dilakukan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penelitian kuantitatif?
2. Apa tujuan dilakukan penelitian kuantitatif?
3. Apa yang harus diperhatikan sebelum melakukan peneltian kuantitatif
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian penelitian kuantitatif
2. Mengetahui tujuan dari pelaksanaan penelitian kuantitatif
3. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan penelitian kuantitatif
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sumber Masalah
a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan
Di dunia ini yang tetap hanya perubahan, namun sering perubahan itu tidak
diharapkan oleh orang-orang tertentu, karena akan dapat menimbulkan masalah. Orang yang
biasanya menjadi pimpinan pada bidang pemerintahan harus berubah ke bidang pendidikan.
Hal ini pada awalnya tentu akan muncul masalah. Orang atau kelompok yang biasanya
mengelola pendidikan dengan sistem sentralisasi lalu berubah menjadi desentralisasi, atau
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) maka akan muncul masalah. Orang biasanya menulis
menggunakan mesin ketik manual harus ganti dengan komputer, maka akan muncul masalah.
Apakah masalahnya dengan sistem sentralisasi, sehingga perlu berubah menjadi sistem
desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, apakah masalahnya sehingga kebijakan
pendidikan selalu berubah, ganti menteri ganti kebijakan? Apakah masalahnya setelah terjadi
perubahan?
b. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan
Suatu rencana yang telah ditetapkan, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan tujuan dari
rencana tersebut, maka tentu ada masalah. Mungkin masih ingat bahwa pada era orde baru
direncanakan pada tahun 2000 Bangsa Indonesia akan tinggal landas tetapi ternyata tidak,
sehingga muncul masalah. Dengan adanya reformasi diharapkan harga-harga akan turun,
ternyata tidak, sehingga timbul masalah. Direncanakan dengan adanya penataran pengawasan
2
melekat, maka akan terjadi penurunan dalam jumlah KKN, tetapi ternyata tidak sehingga
timbul masalah. Dengan kebijakan MBS, kualitas pendidikan akan meningkat, tetapi ternyata
belum terlihat. Apakah masalahnya sehingga apa yang telah direncanakan tidak
menghasilkan kenyataan. Jadi untuk menemukan masalah dapat diperoleh dengan cara
melihat dari adanya penyimpangan antara yang direncanakan dengan kenyataan.
c. Ada pengaduan
Pikiran pembaca yang dimuat dalam koran atau majalah yang mengadukan kualitas
produk atau layanan suatu lembaga pendidikan, dapat dipandang sebagai masalah, karena
diadukan lewat media sehingga banyak orang yang tahu akan kualitas pelayanan yang
diberikan. Dengan demikian masalah dapat digali dengan menganalisis isi pengaduan.
d. Ada kompetisi
Adanya saingan atau kompetisi sering dapat menimbulkan masalah besar. Misalnya
dalam lembaga pendidikan, lembaga pendidikan yang selama ini unggul di dalam negeri,
akan ada masalah setelah ada perguruan tinggi asing boleh beroperasi di Indonesia.
Pada masalah penelitian ini kita mengemukakan masalahnya dengan jelas, dalam
kalimat tanya, dimaksudkan dengan jelas bahwa masalah tersebut meliputi:
1. Terlihatnya variabel-variabel yang diteliti.
2. Tergambarnya populasi penelitian.
3. Jangan terlalu luas dan jangan juga terlalu sempit, agar tidak menimbulkan keraguan bagi
peneliti dan bagi pembaca.
4. Hendaknya masalah yang dirumuskan dapat membantu peneliti dalam memproses
pelaksanaan penelitiannya.
Apakah mengajar pancasila di perguruan tinggi lebih berhasil mengajar dengan metode
diskusi daripada mengajar dengan metode ceramah?
3
B. FOKUS PENELITIAN
Salah satu asumsi tentang gejala dalam penelitian kuantitatif adalah bahwa gejala dari
suatu objek itu sifatnya tunggal dan parsial. Dengan demikian berdasarkan gejala tersebut
peneliti kuantitatif dapat menentukan variabel-variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian
kuantitatif, peneliti akan membatasi penelitian dalam satu atau lebih variabel. Dengan
demikian dalam penelitian kuantitatif ada yang disebut batasan masalah.
Pembatasan dalam penelitian kuantitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan,
urgensi dan feasebilitas masalah yang akan dipecahkan, selain juga factor keterbatasan
tenaga, dana, dan waktu. Suatu masalah dikatakan penting apabila masalah tersebut tidak
dipecahkan melalui penelitian, maka akan semakin menimbulkan masalah baru. Masalah
dikatakan urgen (mendesak) apabila masalah tersebut tidak segera dipecahkan melalui
penelitian, maka akan semakin kehilangan berbagai kesempatan untuk mengatasi. Masalah
dikatakan feasible apabila terdapat berbagai sumber daya untuk memecahkan masalah
tersebut . untuk menilai masalah tersebut penting, urgen, dan feasible, maka perlu dilakukan
melalui analisis masalah.
C. JUDUL PENELITIAN
Dalam memilih dan menentukan judul suatu penelitian yang perlu diperhatikan antara
lain adalah:
4
4. Hindari terjadinya duplikasi judul dengan judul lain. Jika terdapat dua judul yang sama,
orang sering mengatakan salah satunya tiruan atau plagiat. Hal ini bisa terjadi jika
melakukan penelitian ulang atas penelitian orang lain, yang mungkin kita meragukan
hasil yang mereka peroleh, atau kita ingin menyempurnakan lebih lanjut. Hal ini perlu
dijelaskan dalam penelitian kita.
Hal yang perlu dipertimbangkan agar judul kita memenuhi syarat sebagai judul yang
tepat dan baik. Yaitu :
1. Judul dalam kalimat pernyataan, bukan pertanyaan.
2. Cukup jelas dan singkat serta tepat.
3. Berisi variabel-variabel yangakan diteliti.
4. Judul menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian yang dilakukan.
7
ditarik secara logis dari teori-teori sebagai premis. Dalam hubungan ini maka dapat dikatakan
bahwa teori merupakan sumber hipotesis
2. Teori Sebagai Panduan Pengumpulan Data
Teori merupakan panduan dalam pengumpulan data. Pemanduan pengumpulan data
dilakukan dengan mengarahkan pada pengembangan instrumen alat ukur yang akan
digunakan untuk mengumpulkan data. Dalam mengarahkan pengembangan alat ukur, teori
membantu memberikan definisi mengenai variabel yang hendak dikumpulkan datanya.
Definisi konsep dilakukan dengan memindahkan teori ke dalam bangunan konsep
yang digunakan dalam penelitian. Untuk kepentingan pengukuran, definisi konsep diubah
menjadi definisi operasional sehingga indikator perilaku yang mencerminkan kepemilikan
variabel telah Nampak. Kisi-kisi instrumen dirancang sesuai dengan definisi operasional.
Kisi-kisi instrumen merupakan perencanaan untuk penyusunan butir-butir instrumen alat
ukur. Butir-butir instrumen yang menjadi alat ukur pengumpulan data dituliskan berdasarkan
kisi-kisi instrumen. Sebelum butir-butir instrumen alat ukur digunakan untuk mengumpulkan
data, dilakukan terlebih dahulu uji coba untuk melihat mutunya. Selanjutnya, data
dikumpulkan dengan cara melakukan pengukuran dengan menggunakan butir-butir instrumen
alat ukur yang telah dituliskan dan diuji coba. Misalnya, sebuah penelitian dilakukan untuk
melihat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. Penelitian melibatkan dua
variabel yaitu “motivasi belajar” dan “prestasi belajar”, sehingga pengukuran pengumpulan
data dilakukan atas kedua variabel.
Data penelitian merupakan hasil pengukuran terhadap responden pada kedua variabel
tersebut. Contoh fiktif data lima orang responden yang diukur pada kedua variabel tersebut
dapat disajikan seperti pada table berikut.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa teori mengarahkan pengumpulan
data dengan cara memberikan definisi yang jelas mengenai variabel yang hendak diukur, baik
berupa definisi konseptual maupun operasional.
8
landasanteori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan
dipakai.
Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori yang pertama
digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variabel yang
akan diteliti. Fungsi teori yang kedua (prediksi dan pemandu untuk menemukan fakta) adalah
untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena pada dasarnya
hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif. Selanjutnya fungsi teori yang
ketiga (control) digunakan untuk membahas hasil penelitian, sehingga selanjutnya digunakan
untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah.
Dalam proses penelitian, untuk dapat mengajukan hipotesis penelitian, maka peneliti
harus membaca buku-buku dan hasil-hasil penelitian yang relevan, lengkap dan mutakhir.
Membaca buku adalah prinsip berfikir deduksi dan membaca hasil penelitian adalah prinsip
berfikir induksi. Dalam landasan teori perlu dikemukakan deskripsi teori dan kerangka
berfikir, sehingga selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis dan instrumen penelitian.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian kuatitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian
dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Di antara sumber masalah dalam penelitian
kuantitatif adalah: 1) Terdapat penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan, 2) Terdapat
penyimpangan terhadap apa yang telah direncanakan dengan kenyataan, 3) Adanya
pengaduan, dan 4) Adanya kompetisi. Dalam penelitian kuantitatif peneliti berfokus akan
variable-variable yang akan diteliti dengan membatasinya. Dalam menentukan judul
sebaiknya judul itu menarik minat si peneliti dan mendorong setiap langkah penelitian.
Kedudukan teori dalam penelitian kuantitatif ialah sebagai hipotesis dan juga sebagai
panduan pengumpul data.
10
DAFTAR PUSTAKA
Mardalis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
11