Anda di halaman 1dari 7

RESUME

KEGIATAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG)


GUGUS KI AGENG TARUB 2015 / 2016
PERTEMUAN KE EMPAT

MATERI

PENILAIAN HASIL BELAJAR

DI SD NEGERI 2 GODAN
UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN
TAWANGHARJO

Gugus Ki Ageng Tarub


PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN
KELOMPOK KERJA GURU KI AGENG TARUB
UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN TAWANGHARJO
SEKRETARIAT SEKOLAH DASAR INTI :
SD Negeri 2 Godan , Tawangharjo , Grobogan , Provinsi Jawa Tengah. Kode Pos 58191

Narasumber : SISWANTO,S.Pd,MM
Alokasi Waktu : 3 Jam
Waktu Pelaksanaan : 5 September 2015
Materi : Penilaian Hasil Pembelajaran

PENGERTIAN, TUJUAN DAN PRINSIP


PELAKSANAAN
PENILAIAN HASIL BELAJAR

A. Pengertian
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik;
b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan;
c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Berdasarkan pada PP. No.19 Th 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 64 ayat (1)
dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan
untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar dalam bentuk ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Selanjutnya,
ayat (2) menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a) menilai
pencapaian kompetensi peserta didik; (b) bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar;
dan (c) memperbaiki proses pembelajaran.
Dalam rangka penilaian hasil belajar (rapor) pada semester satu penilaian dapat dilakukan
melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan dilengkapi
dengan tugas lain seperti pekerjaan rumah (PR), proyek, pengamatan dan produk.

B. Tujuan dan Fungsi Penilaian Hasil Belajar


1. Tujuan Penilaian Hasil Belajar
a. Tujuan Umum :
1) menilai pencapaian kompetensi peserta didik;
2) memperbaiki proses pembelajaran;
3) sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa.

Gugus Ki Ageng Tarub


b. Tujuan Khusus :
1) mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa;
2) mendiagnosis kesulitan belajar;
3) memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar;
4) penentuan kenaikan kelas;
5) memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri dan
merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.
2. Fungsi Penilaian Hasil Belajar
Fungsi penilaian hasil belajar sebagai berikut.
a. Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas.
b. Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar.
c. Meningkatkan motivasi belajar siswa.
d. Evaluasi diri terhadap kinerja siswa.

C. Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 20 tahun 2007 tentang
Standar Penilaian Pendidikan. Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar, pendidik perlu
memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut :

1. Valid/sahih
2. Objektif
3. Transparan
4. Adil
5. Terpadu
6. Menyeluruh dan berkesinambungan
7. Bermakna
8. Sistematis
9. Akuntabel
10. Beracuan kriteria
D. JENIS DAN TEKNIK PELAKSANAAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

a. Jenis Penilaian Hasil belajar


Penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi berdasarkan cakupan kompetensi yang diukur dan
sasaran pelaksanaannya.
1. Jenis Penilaian Berdasarkan Cakupan Kompetensi yang Diukur
Sebagaimana dijelaskan dalam PP. Nomor 19 tahun 2005 bahwa penilaian hasil belajar
oleh pendidik terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, dan ulangan kenaikan kelas.
a. Ulangan Harian
b. Ulangan Tengah Semester
c. Ulangan Akhir Semester
d. Ulangan Kenaikan Kelas

Gugus Ki Ageng Tarub


e. Ulangan Tengah Semester
f. Ulangan Akhir Semester
g. Ulangan Kenaikan Kelas
2. Jenis Penilaian Berdasarkan Sasaran
Berdasarkan sasarannya, penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi atas penilaian
individual dan penilaian kelompok.
a. Penilaian individual
b. Penilaian kelompok
B. Teknik Penilaian
Penilaian hasil belajar dapat menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai. Ditinjau dari tekniknya, penilaian dibagi menjadi dua
yaitu tes dan non tes.
1. Teknik Tes
Teknik tes merupakan teknik yang digunakan melaksanakan tes berupa pertanyaan yang
harus dijawab, pertanyaan yang harus ditanggapi atau tugas yang harus dilaksanakan oleh
orang yang di tes. Dalam hal tes hasil belajar yang hendak diukur adalah kemampuan
peserta didik dalam menguasai pelajaran yang disampaikan meliputi aspek pengetahuan
dan keterampilan.
Berdasarkan alat pelaksanaannya secara garis besar alat penilaian dengan teknik tes dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Tes Tertulis
b. Tes Lisan
c. Tes Praktik/Perbuatan
2.Teknik Non Tes
Teknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama
mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian. Selama ini teknik nontes kurang
digunakan dibandingkan teknis tes. Dalam proses pembelajaran pada umumnya kegiatan
penilaian mengutamakan teknik tes. Hal ini dikarenakan lebih berperannya aspek
pengetahuan dan keterampilan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan guru pada
saat menentukan siswa. Seiring dengan berlakunya kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) yang didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar maka teknik
penilaian harus disesuaikan dengan:
- kompetensi yang diukur;
- aspek yang akan diukur, pengetahuan, keterampilan atau sikap;
- kemampuan siswa yang akan diukur;
- sarana dan prasarana yang ada.
Teknik penilaian nontes dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Pengamatan/observasi
b. Penugasan
c. Proyek

Gugus Ki Ageng Tarub


PENGOLAHAN, ANALISIS DAN PELAPORAN
PELAKSANAAN
PENILAIAN HASIL BELAJAR

A. Pengolahan Hasil Belajar


Contoh pengolahan hasil belajar yang diperoleh dari ulangan harian, sebagai berikut:
1. Nilai ulangan harian diperoleh dari hasil tes lisan atau tertulis dan dari pengamatan atau
tes praktik/perbuatan.
2. Hasil Ulangan harian yang diperoleh dari tes lisan, tertulis, dan tes praktik/perbuatan,
setelah dikoreksi perlu diberi nilai (skor) 1-100 dengan diberi catatan dan komentar.
3. Cara menghitung nilai tes tertulis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Pilihan Ganda, setiap soal diberi skor 1
b. Menjodohkan, setiap soal diberi skor 1
c. Isian, setiap soal diberi skor 2
d. Uraian, setiap soal diberi skor sesuai bobot soal. Contoh hasil pekerjaan :
Jumlah Skor Skor
No Bentuk Soal Skor Keterangan
Soal Maksimal Perolehan
1 Pilihan Ganda 10 1 10 7
2 Menjodohkan 5 1 5 3
3 Isian 10 2 20 10
4 Uraian 5 3 15 12
Jumlah 50 32

Nilai ulangan Ali dapat dihitung dengan rumus :


Skor Perolehan
x 100
Skor Maksimal
Jadi nilai ulangan untuk mata pelajaran IPS yang diperoleh Ali adalah:
32
x 100  64
50
B. Analisis Penilaian Hasil Belajar
Hasil penilaian belajar dianalisis untuk mendapatkan umpan balik tentang berbagai
komponen dalam proses pembelajaran. Analisis hasil penilaian dilakukan dengan
memperhatikan nilai yang diperoleh siswa pada ulangan harian (tes tertulis, lisan,
praktik/perbuatan dan sikap, tugas, produk), ulangan tengah semester(tes tertulis, lisan,
praktik/perbuatan dan sikap, tugas dan produk), ulangan akhir semester (tes tertulis, lisan,
praktik/perbuatan dan sikap, tugas dan produk), dan ulangan kenaikan kelas (tes tertulis,
lisan, praktik/perbuatan dan sikap, tugas dan pruduk).

Analisis untuk ulangan harian dan tengah semester ditekankan untuk memperoleh informasi
tentang latar belakang dan faktor penyebab mengapa siswa memperoleh nilai kurang. Bagi
anak yang memperoleh nilai kurang dari batas nilai minimal ketuntasan belajar akan diberi
remedial, sedang bagi anak yang nilainya telah mencapai batas ketuntasan akan diberikan
pengayaan.

Gugus Ki Ageng Tarub


C. Langkah-langkah menentukan KKM
Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan mempertimbangkan tingkat
kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya
pendukung meliputi warga sekolah, sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan
pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara
terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM adalah sebagai berikut:
1. Hitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas!
2. Tentukan kekuatan/nilai untuk setiap aspek/komponen, sesuaikan dengan kemampuan
masing-masing aspek:
a. Aspek Kompleksitas:
Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin rendah tetapi semakin mudah
KD maka nilainya semakin tinggi.
b. Aspek Sumber Daya Pendukung
Semakin tinggi sumber daya pendukung maka nilainya semakin tinggi.
c. Aspek intake
Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya semakin tinggi.
3. Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk menentukan KKM setiap
KD!
4. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk menentukan
KKM mata pelajaran!
5. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama tergantung pada kompleksitas
KD, daya dukung, dan potensi siswa.

D. Tindak Lanjut
Tindak lanjut diberikan sebagai suatu tindakan terhadap analisis hasil penilaian Tindak
lanjut yang diberikan antara lain melalui remedial, dan pengayaan. Contoh, jika kriteria
minimal ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh sekolah untuk mata pelajaran tertentu 75%,
maka siswa yang pencapaian kompetensinya kurang dari 75%, perlu mendapatkan remedial
untuk indikator-indikator yang belum dikuasai.
Sebaliknya bila seorang anak sudah mencapai kompetensi 75%, maka anak tersebut perlu
mendapatkan pengayaan.
Tindak lanjut remedial dan pengayaan dilakukan atas dasar analisis hasil evaluasi
perorangan. Pendidik juga perlu melakukan analisis pencapaian kompetensi kelas, dan
menemukan sebab-sebab yang mempengaruhi ketidaktercapaian ketuntasan minimal yang
telah ditetapkan. Misalnya, kurangnya jam belajar yang tersedia, kurangnya sarana prasarana,
suasana belajar yang kurang kondusif dan sebagainya yang bisa ditindaklanjuti dengan
kebijakan sekolah maupun pemerintah daerah.

Gugus Ki Ageng Tarub


E. Pelaporan
Laporan kemajuan hasil belajar siswa merupakan sarana komunikasi dan hubungan kerjasama
antara sekolah, siswa, dan orang tua. Proses pelaporan penilaian hasil belajar siswa,
merupakan suatu tahapan dari serangkaian suatu proses pendidikan di sekolah yang harus
dilewati. Pada pelaksanaannya, pelaporan harus memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Konsisten dengan pelaksanaan penilaian di sekolah.
2. Memuat rincian hasil belajar siswa berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan
dikaitkan dengan penilaiaan yang bermanfaat bagi pengembangan siswa.
3. Menjamin orang tua akan informasi permasalahan anaknya dalam belajar.
4. Mengandung berbagai cara atau strategi komunikasi.
5. Memberikan Informasi yang benar , jelas, dan akurat.

Secara garis besar tujuan pelaporan hasil belajar siswa untuk :


1. Memberikan informasi yang tepat, dan jelas tentang kemajuan hasil belajar siswa dalam
kurun waktu tertentu.
2. Memberikan umpan balik bagi siswa dalam mengetahui kelebihan dan kekurangannya
sehingga menimbulkan motivasi untuk hasil belajarnya.
3. Menetapkan kemajuan hasil belajar siswa secara individual dalam mencapai kompetensi.

F. Format Pelaporan
Agar peran serta masyarakat dalam dunia pendidikan semakin meningkat, bentuk laporan
kemajuan siswa harus disajikan secara sederhana, mudah dibaca, dipahami, komunikatif,
serta menampilkan profil atau tingkat kemajuan siswa. Dengan demikian orang tua atau pihak
yang berkepentingan (stakeholder) dengan mudah mengidentifikasi kompetensi yang harus
ditingkatkan.
Pelaporan Pencapaian Kemajuan Belajar
Laporan pencapaian kemajuan belajar secara menyeluruh, menggambarkan kualitas
pribadi siswa sebagai internalisasi dan kristalisasi belajar melalui sebagian kegiatan baik intra
maupun ektrakurikuler pada kurun waktu satu semester.

Gugus Ki Ageng Tarub

Anda mungkin juga menyukai