Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’ala. yang telah memberikan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Peran Pemerintah Desa
Dalam Peningkatan Pelayanan Yang Berkualitas”. Kami berharap agar semua pengetahuan
dan pengalaman yang telah Kami peroleh dalam penulisan makalah ini dapat memberikan
manfaat dan bekal di hari kemudian.
Atas segala keterbatasan yang dimiliki oleh Kami apabila ada kesalahan dan
kekurangan Kami mohon maaf dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah
wawasan dan pengetahuan. Kepada pihak yang telah membantu,
Kami menyampaikan terima kasih. Kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan karya tulis selanjutnya.

                                               

Watampone, 10 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................................5
A. Penyelenggaraan Pemerintah Desa.....................................................................................5
B. Koordinasi Pemerintah Desa Dalam Pelaksanaan Pembangunan Desa..........................................7
C. Mencapai Visi dan Misi Melalui Pembangunan Desa.....................................................11
D. Pola Kepemimpinan Dalam Mewujudkan Pelayanan Berkualitas…………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mulamenree adalah sebuah Desa di wilayah Kecamatan Ulaweng, Kabupaten Bone,
Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. 11 Km dari Ibu kota Kecamatan. Dulunya
merupakan sebuah daerah yang dipimpin oleh yang bergelar Arung / Sulewatang
kajuara. Terdiri dari 3 dusun yaitu Dusun I Kajuara sekaligus sebagai ibu kota desa,
Dusun II Ajulotong, Dusun III Bukku. Awalnya wilayah yang menjadi Desa
Mulamenre'e sekarang ini merupakan daerah pegunungan, Mayoritas penduduk Desa
Mulamenre'e adalah petani.
Di desa Mulamenree mempumyai juga sungai yang membatasi Dusun II Ajulotong,
Dusun III Bukku dan Dusun I Kajuara, Bahkan didaerah ini juga mempunyai tempat
rekreasi yang bernama Sellung'e berbentuk Goa yang panjangnya sekitar 1 Km yang
terletak didekat daerah persawahan,yang berjarak 3 Km dari rumah masyarakat
setempat.jadi masyarakat patut bersyukur karena adanya air yang mengalir dari Goa
tersebut sehinggah sawah para petani tidak pernah kekeringan. Jalan didesa
Mulamenree yang beribu kota Kajuara masih menggunakan jalan bebatuan yang
melintasi beberapa pegunungan bahkan kalau musim hujan, masyarakat setempat tidak
bisa menggunakan jalanan karena licinnya sehinggah memilih jalan kaki untuk ke pasar
yang berjarak 2 Km dari perbatasan Desa lamakkaraseng, mengenai saluran telepon
sampai sekarang juga belum tersedia.
Desa Mulamenree pada awalnya merupakan Desa dengan status tertinggal, namun
pada update data IDM ( Indeks Desa Membangun ) dari tahun 2020 status Desa sudah
berubah menjadi Desa berkembang. Dari data inilah bisa tampak bagaimana sebuah
Desa bisa terlihat kinerja dari semua elemen-elemen yang ada, mulai dari Kepala Desa,
Perangkat Desa, BPD (Badan Permusyawaratan Desa) dan semua masyarakat Desa
Mulamenree yang terlibat dalam memajukan status Desa melalui pembangunan Desa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Penyelenggaraan Pemerintah desa Mulamenree?


2. Bagaimana Koordinasi Pemerintah Dalam Pelaksanaan Pembangunan Desa?
3. Bagaimana pencapaian Visi dan Misi Melalui Pembangunan Desa?
4. Bagaimana Pola Hubungan Kepemimpinan Kepala Desa dan Staf dalam
mewujudkan Pemerintahan yang baik dan berkualitas?
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk Mengetahui bagaimana Bagaimana Penyelenggaraan Pemerintah desa
Mulamenree
b. Untuk mengetahui bagaimana Bagaimana Koordinasi Pemerintah Dalam
Pelaksanaan Pembangunan Desa
c. Untuk mengetahui bagaimana Bagaimana pencapaian Visi dan Misi Melalui
Pembangunan Desa
d. Untuk mengetahui bagaimana Pola Hubungan Kepemimpinan Kepala Desa dan Staf
dalam mewujudkan Pemerintahan yang baik dan berkualitas.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyelenggaraan Pemerintah Desa

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa tidak terpisahkan dari penyelenggaraan


otonomi daerah, dimana penyelenggaraan Pemerintahan Desa merupakan unit terdepan
(ujung tombak) dalam pelayanan kepada masyarakat serta menjadi tonggak strategis
untuk keberhasilan semua program yang dijalankan Pemerintah. Meskipun titik berat
otonomi daerah terletak pada tingkat kabupaten/kota, namun pada praktek sebenarnya
desa mempunyai peranan yang sangat penting. Selama ini pembangunan desa masih
banyak bergantung dari Pendapatan Asli Daerah dan Swadaya Masyarakat dimana
jumlah maupun sifatnya tidak dapat diprediksi.

Disamping Kepala Desa, pemerintahan desa dilengkapi dengan Badan


Permusyawaratan Desa (BPD). Keberadaan BPD ini sebagai perwujudan demokrasi
ditingkat desa yang bertujuan sebagai wadah menyalurkan aspirasi masyarakat desa.
BPD disamping lembaga penampung aspirasi masyarakat desa diharapkan dapat
mengembangkan budaya tingkat desa dan mempunyai fungsi penting lainnya sebagai
badan legislasi desa, dan pengawasan dalam pelaksanaan Peraturan Desa, dan
penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. Selain BPD, kepala desa dibantu
oleh perangkat desa. Perangkat desa diangkat langsung oleh kepala desa setelah
dikonsultasi dengan camat atas nama bupati/walikota. Perangkat desa terdiri atas
sekretaris desa, pelaksana kewilayahan, pelaksana teknis. Perangkat desa bertugas
membantu kepala desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, serta
bertanggungjawab langsung kepada kepala desa.

Kemudian kewenangan desa mencakup kewenangan yang sudah ada


berdasarkan hak asal usul desa, kewenangan yang oleh peraturan Perundang-undangan
yang berlaku belum dilaksanakan oleh daerah dan pemerintah serta tugas pembantuan
baik yang diberikan oleh pemerintah pusat maupun Pemerintah Provinsi dan atau
Pemerintah Kabupaten/Kota. Dalam rangka melaksanakan penyelenggaraan
pemerintahan desa diperlukan pembiayaan baik yang bersumber dari keuangan desa itu
sendiri atau pendapatan asli desa (PAD) ataupun yang bersumber dari pemerintah, baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten.

Dalam pelaksanaan penyelenggaraan pembangunan desa, terdapat asas yang


harus diperhatikan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat desa. Hal ini bertujuan
agar penyelenggaraan pemerintah desa tidak melenceng dari rel yang ada. Sementara
bagi masyarakat, dengan mengetahui asas-asas penyelenggaraan pemerintah des aini
dapat menjadikan sebagai refrensi untuk ikut serta mengontrol jalannya roda
pemerintahan desa.

Berdasarkan Pasal 24 Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa,


penyelenggaraan pemerintah desa harus memperhatikan asas-asas berikut:

1. Kepastian Hukum
Kepastian hukum adlah asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan
peraturan Perundang-undangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggaraan pemerintah desa.
2. Tertib Penyelenggaraan Pemerintah
Tertib penyelenggaraan pemerintah adalah asas yang menjadi landasan keteraturan,
keserasian dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan pemerintah
desa.
3. Tertib Kepentingan Umum
Tertib kepentingan umum adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum
dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.
4. Keterbukaan
Keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan pemerintah desa dengan tetap memperhatikan ketentuna peraturan
perundang-undangan.
5. Proporsionalitas
Proporsionalitas adalah asas yang mengutamakankeseimbangan antara hak dan
kewajiban penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
6. Profesionalitas
Profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian yang
berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir
kegiatan penyelenggaraan Pemerintahan Desa harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
8. Efektivitas dan efisiensi
Efektititas adalah asas yang menentukan bahwa setiap k e g i a t a n yang
dilaksanakan harus berhasil mencapai tujuan yang di inginkan
masyarakat Desa. Sedangkan efisiensien adalah asas yang menentukan bahwa
setiap kegiatan yang dilaksanakan harus tepat sesuai dengan rencana dan tujuan.
9. Kearifan lokal
kearifan lokal adalah asas yang menegaskan bahwa di dalam penetapan
kebijakan harus memperhatikan kebutuhan dan kepentingan masyarakat
Desa.
10. Keberagaman
keberagaman adalah penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang tidak boleh
mendiskriminasi kelompok masyarakat tertentu.
11. Partisipatif.
Partisipatif adalah penyelenggaraan Pemerintahan Desa yangmengikutsertakan
kelembagaan Desa dan unsur masyarakat Desa.
B. Koordinasi Pemerintah Desa Dalam Pelaksanaan Pembangunan Desa
Koordinasi adalah suatu usaha kerja sama antara badan, instansi, unit dalam
pelaksanaan tugas-tugas tertentu sedemikian rupa, sehingga terdapat saling mengisi,
saling membantu, dan saling melengkapi. Koordinasi juga dapat diartikan sebagai
susunan yang teratur dari usaha kelompok untuk menciptakan kesatuan tindakan dalam
mengejar tujuan bersama. Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa,
pasal 1 ayat 3 (tiga) disebutkan bahwa pemerintah desa adalah kepala desa atau yang
disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa, sebagai unsur penyelenggaraan
pemerintahan sudah terlaksana dengan baik. Hal ini dilihat dari pelaksanaan
pembangunan yang sudah terlaksana secara menyeluruh. Koordinasi pemerintah desa
dalam pelaksanaan pembangunan desa, tidak hanya dapat membantu meningkatkan
perekonomian masyarakat, tetapi dapat memberi dampak pada perkembangan desa.
Dalam pellaksanaan pembangunan desa kepala desa dibantu oleh perangkat desa
dalam pelaksanaan Pembangunan desa. Perangkat Desa Mulamenree sendiri terdiri
Sekretaris Desa, Kaur Keuangan, Kaur Umum, Kasi Pemerinntahan, Kasi Kesejahteraan
dan Pelayanan, dan Kepaa Kewilayaan tiga orang dengan tugas dan funsi sebagai
berikut:
1. Sekretaris Desa :
a. Sekretaris Desa berkedudukan sebagai unsur pimpinan Sekretariat Desa.
b. Sekretaris Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam bidang administrasi
pemerintahan.
c. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekretaris
Desa mempunyai fungsi:

 melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat


menyurat, arsip, dan ekspedisi.
 melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi perangkat desa,
penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat,
pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan
umum.
 melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan,
administrasi sumber- sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi
administrasi keuangan, dan administrasi penghasilan kepala desa, perangkat
desa, BPD, dan lembaga pemerintahan desa lainnya.
 melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran
pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-data dalam rangka
pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program, serta
penyusunan laporan.
2. Kepala Urusan :
a. Kepala Urusan berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat.
b. Kepala Urusan bertugas membantu Sekretaris Desa dalam urusan pelayanan
administrasi pendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan.
c. Untuk melaksanakan tugas Kepala Urusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mempunyai fungsi:

 Kepala urusan tata usaha dan umum memiliki fungsi seperti melaksanakan
urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat menyurat, arsip,
dan ekspedisi, dan penataan administrasi perangkat desa, penyediaan
prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat, pengadministrasian
aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan umum.
 Kepala urusan keuangan memiliki fungsi seperti melaksanakan urusan
keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan, administrasi sumber-
sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan, dan
administrasi penghasilan Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, dan lembaga
pemerintahan desa lainnya.
 Kepala urusan perencanaan memiliki fungsi mengkoordinasikan urusan
perencanaan seperti menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja
desa, menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan, melakukan
monitoring dan evaluasi program, serta penyusunan laporan.
 

2. Kepala Seksi : 
a. Kepala Seksi berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis.
b. Kepala Seksi bertugas membantu Kepala Desa sebagai pelaksana tugas
operasional.
c. Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mempunyai fungsi:
a. Kepala Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi melaksanakan manajemen
tata praja Pemerintahan, menyusun rancangan regulasi desa, pembinaan
masalah pertanahan, pembinaan ketenteraman dan ketrtiban, pelaksanaan
upaya perlindungan masyarakat, kependudukan, penataan dan pengelolaan
wilayah, serta pendataan dan pengelolaan Profil Desa.
b. Kepala Seksi Kesejahteraan mempunyai fungsi melaksanakan pembangunan
sarana prasarana perdesaan, pembangunan bidang pendidikan, kesehatan,
dan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang budaya, ekonomi,
politik, lingkungan hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan
karang taruna.
c. Kepala Seksi Pelayanan memiliki fungsi melaksanakan penyuluhan dan
motivasi terhadap pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat,
meningkatkan upaya partisipasi masyarakat, pelestarian nilai sosial budaya
masyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan.

3. Kepala Dusun :
a. Kepala Kewilayahan atau sebutan lainnya berkedudukan sebagai unsur satuan
tugas kewilayahan yang bertugas membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan
tugasnya di wilayahnya.
b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala
Kewilayahan atau sebutan lainnya memiliki fungsi:
 pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya perlindungan
masyarakat, mobilitas kependudukan, dan penataan dan pengelolaan
wilayah.
 mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya.
 melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan
kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya.
 melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang
kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

C. Mencapai Visi dan Misi Melalui Pembangunan Desa


Visi dan misi merupakan suatu kata yang mungkin tidak asing lagi bagi kita
semua. Kita kerap mendengarnya entah di sekolah, di tempat kerja atau di instansi
pemerintah.
secara umum visi itu merupakan serangkaian kata yang menunjukkan impian, cita-
cita atau nilai inti sebuah keinginan sekelompok orang atau secara pribadi dengan
pandangan yang jauh ke masa depan demi mencapai sebuah tujuan yang diinginkan.
Sedangkan Misi adalah suatu pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan dalam
usaha mewujudkan suatu visi yang telah dibuat. Misi itu ibarat langkah-langkah
kecil yang dibagi untuk mempermudah serta bentuk usaha nyata dalam memberikan
arah sekaligus batasan-batasan proses pencapaian tujuan.
Didalam keseharian kata misi sering disatukan dengan kata visi dan hal ini
menjadi suatu acuan umum bagi setiap kegiatan yang akan dilaksanakan dan
sepertinya dua kata ini sudah saling berkaitan satu sama lain, sehingga apabila
hanya terdapat satu kata saja akan terasa tidak pas. Visi merupakan suatu gambaran
tentang masa depan organisasi ataupun suatu lembaga. Menentukan visi berarti juga
menentukan tujuan serta cita-cita yang ingin diraih. Sedangkan misi adalah apa saja
yang dapat dilakukan untuk mencapai Visi. Seperti yang sudah di jelaskan misi
merupakan langkah, cara ataupun strategi apa untuk mencapai Visi. Dengan
demikian, maka pembangunan desa perlu terus diupayakan karena secara
keseluruhan desa merupakan landasan bagi ketahanan nasional seluruh
rakyat Indonesia.Selain itu, untuk mencapai tujuan dari pembangunan desa itu,
pelaksanaan pembangunan di berbagai aspek kehidupan baik aspek ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya dan agama maupun dalam aspek pertahanan dan keamanan.
Melalui pembangunan desa diupayakan agar masyarakat memiliki keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengatasi berbagai masalah dalam
kehidupan. Berdasarkan program kerja desa Mulamenree disusun mengikuti visi
misi kepala
Dengan demikian visi dan misi pada dasarnya saling tekait satu sama lain.
Berikut ini merupakan Visi dan Misi Desa Mulamenree.
1. Visi :
Terwujudnya Desa Mulamenree Menjadi Desa yang Maju, Religius, sejahtera
dan Demokratis 
2. Misi:
a. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Desa yang Baik 
b. Meningkatkan Pelayanan Terhadapa Pemenuhan Hak Dasar Rakyat 
c. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Desa
d. Meningkatkan Kualitas Dan Kuantitas Pendidikan Masyarakat Yang di
tunjang dengan sarana & prasarana yang memadai
e. Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Melalui Peningkatan
Keterampilan Usaha Kecil dan di Verifikasi Produksi peternakan dan
Pertanian .
f.   Meningkatkan Usaha Yang Ada di Desa

Untuk mencapai tujuan pembangunan yang sesuai dengan visi dan misi, maka
penysunan rencana pembangunan desa Seperti penyursunan RPJMDes (rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa) sampai ditetampkan sebagai Peraturan Desa
harus mepertimbangkan banyak hal seperti Penyelarasan Arah Kebijakan
Perencanaan Pembangunan Kabupaten/Kota dan Pengkajian Keadaan Desa serta
tidak melenceng dari Visi dan Misi pembangunan yang ini dicapai.

D. Pola Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Mewujudkan Pelayanan Berkualitas


Secara umum, penyediaan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat
merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap penyelenggara
Negara. Akan tetapi sebagaimana diketahui bahwa citra pelayanan pemerintah saat ini
dinilai masih jauh dari harapan masyarakat. Berbagai keluhan dan pengaduan terhadap
penyelenggaraan pelayanan publik masih terus mewarnai dunia pelayanan publik. Bagi
masyarakat yang memiliki uang atau dikategorikan mampu, lebih suka memanfaatkan
biro jasa tertentu untuk membantu penyelesaian urusan dengan suatu unit pelayanan
publik. Kehadiran biro jasa tersebut bagi sebagian orang merupakan sumber lapangan
pekerjaan, namun bagi pemerintah sebagai penyedia layanan merupakan indikator
gagalnya pemerintah di dalam memberikan pelayanan yang berkualitas.
Goetsch dan Davis mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai suatu kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan pelanggan Accounts Commission mengidentifikasi 10
faktor yang menentukan kualitas pelayanan yaitu (1) akses, yaitu kemudahan dan
kenyamanan memperoleh pelayanan (2) komunikasi, yaitu menjaga konsumen selalu
memperoleh informasi dalam bahasa yang dimengerti dan mendengar konsumen, (3)
kompetensi yakni memiliki ketrampilan dan pengetahuan terhadap jasa yang diberikan,
(4) rasa hormat, yaitu meliputi kesopanan, menghargai, pertimbangan dan ramah dari
semua tingkatan staf, (5) kredibilitas yaitu mencakup kepercayaan, reputasi dan citra
(6) keandalan, memberikan pelayanan yang konsisten, akurat dan dapat diandalkan,
serta memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan (7) daya tanggap, adalah memiliki
kesediaan dan kesiapan untuk memberikan pelayanan ketika dibutuhkan (8) keamanan,
meliputi keamanan fisik, keuangan dan kerahasiaan (9) bukti fisik, mencakup aspek
fisik pelayanan seperti perlengkapan, fasilitas, staf dan penampilan, (10) memahami
konsumen, yaitu mengetahui kebutuhan personal konsumen dan mengenali
pengulangan konsumen
Untuk menciptakan peningkatkan kualitas pelayanan publik diperlukan berbagai
strategi. Menurut Osborne dalam Ismail mengemukakan 5 (lima) strategi peningkatan
kualitas pelayanan publik antara lain :
1. Core Strategi, bertujuan memperjelas misi dan visi organisasi sebagai pedoman
jangka panjang, akan ke mana sebuah organisasi diarahkan dengan
memperhatikan berbagai aspek yang menjadi tugas pokok dan fungsi serta
memperhatikan perkembangan lingkungannya.
2. Consequences Strategi, bertujuan untuk menciptakan kondisi agar terjadi
persaingan yang sehat di antara penyelenggara pelayanan publik yang lain.
3. Customer Strategi, bertujuan menciptakan system penyelenggaraan pelayanan
yang dilaksanakan oleh birokrat, sehingga mampu memberikan tingkat
pelayanan yang optimal bagi masyarakat.
4. Control Strategi, dimaksudkan untuk menciptakan kemampuan dan
kemandirian serta kepercayaan masyarakat terhadap kantor pemerintahan
sebagai institusi pelayanan publik dan pegawai sebagai pelayan masyarakat
5. Culture Strategi, bertujuan untuk mengubah budaya yang dapat menghalangi
kea rah suatu perubahan. Dengan kata lain budaya berorientasi pada statusquo
harus dapat diubah menjadi budaya yang terbuka terhadap suatu perubahan.

Upaya lain untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik adalah dengan meningkatkan
kualitas pelayanan publik yang dicirikan dengan :

1. Pelaksanaan pelayanan yang semakin mudah


2. Cepat
3. Prosedur tidak berbelit-belit

Di samping itu strategi lain untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik adalah dengan
mengubah peran dan posisi organisasi publik dalam memberikan layanan publik. Dari yang
suka mengatur dan memerintah berubah menjadi suka melayani, dari yang suka menggunakan
pendekatan kekuasaan berubah menjadi suka menolong dan dialogis.

Untuk dapat mengetahui efektivitas strategi peningkatan kualitas pelayanan publik, harus
diketahui terlebih dahulu hambatan atau kendala yang dapat menjadi penghalang terciptanya
peningkatan kualitas pelayanan publik. Adapun kelemahan yang masih sering dijumpai dalam
pelaksanaan peningkatan kualitas pelayanan antara lain :

1. Kurang responsif, artinya respon terhadap berbagai keluhan, aspirasi maupun


harapan masyarakat sering lambat atau bahkan diabaikan sama sekali.
2. Kurang informative, berbagai informasi yang seharusnya disampaikan kepada
masyarakat, lambat atau bahkan tidak sampai kepada masyarakat
3. Kurang aksesibel, berbagai unit pelaksana pelayanan terletak jauh dari
jangkauan masyarakat sehingga menyulitkan bagi mereka yang memerlukan
pelayanan tersebut.
4. Kurang koordinatif, berbagai unit pelayanan yang terkait satu dengan lainnya
sangat kurang berkoordinasi sehingga sering terjadi tumpang tindih ataupun
pertentangan kebijakan antara satu instansi pelayanan dengan instansi
pelayanan lain yang terkait.
5. Birokratis. Pelayanan (khususnya perizinan) pada umumnya dilakukan melalui
proses yang terdiri dari berbagai level, sehingga menyebabkan penyelesaian
pelayanan terlalu lama.
6. Kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat
7. Inefisien. Berbagai persyaratan yang diperlukan (khususnya perizinan) sering
tidak relevan dengan pelayanan yang diberikan.

Keberhasilan seseorang pemimpin dalam mengorganisir orang bawahan akan


sangat dipengaruhi oleh perilaku yang juga disebut gaya kepemimpinan. Gaya
kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang untuk
mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan Pembangunan Desa Mulamenree sejatinya sejalan dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menegah Desa (RPJMDes) yang tertuang dalam
peraturan desa Mulamenree tentang Pembangunan Jangka Menegah Desa sudah
memperhatika asas-asas penyelenggaraan pemerintah desa yang melibatkan pihak-
pihak yang terkait. Keberhasilan pembangunan desa Mulamenree tidak terlepas dari
Kerjasama dan koordinasi yang baik dari Kepala Desa, Perangkat Desa, Masyarakat
Desa dan Badan Permusyawaratan Desa selaku badan perwakilan masyarakat desa
yang merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah.
Dalam peningkatan kualitas pelayanan masyarakat Desa Mulamenree sudah
sangat dipermudah dengan Perangkat Desa yang aktif dalam pelayanan masyarakat
dan didukung dengan koordinasi, kerjasama dan pembagian tugas pokok yang
sesuai dengan keahlian setiap individu sehingga terwujud pelayanan public yang
berkualitas.
B. Saran
demikianlah makalah ini kami buat, semoga bermanfaat bagi kita semua
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-teman
semua
DAFTAR PUSTAKA

Agus Dwiyanto, 2006. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik,

Gadjah Mada University, Yogyakarta.

Edi Siswadi, 2012. Birokrasi Masa Depan Menuju Tata Kelola Pemerintahan Yang

Efektif dan Prima, Mutiara Press, Bandung.

Hutasoit, 2011. Pelayanan Prima, Teori dan Aplikasi, Magna Script Publishing, Jakarta.

Undang-undang No.6 tahun 2014 Pasal 24 tentang Penyelenggaraan Pemerintah Desa.

Anda mungkin juga menyukai