Refleksi
Refleksi
Refleksi
Kelas : KM21B
BAB 4
PENALARAN TIDAK LANGSUNG PROPOSISI KATEGORIS
Penalaran tidak langsung adalah penalaran yang didasarkan atas dua proposisi atau lebih sebagai premis
kemudian disimpulkan. Penalaran tidak langsung ada tiga,yakni induksi,deduksi,dan penyimpulan kausal.
A. INDUKSI
Aristoteles mendefinisikan induksi,yaitu proses peningkatan dari hal-hal yang bersifat individu kepada
yang bersifat universal. Di sini premisnya berupa proposisi-proposisi singular,sedangkan kesimpulannya
sebuah proposisi universal yang berlaku secara umum. Maka induksi dalam bentukan ini disebut
generalisasi.
*Ciri-ciri Induksi,yaitu :
1. Premis-premis dari induksi adalah proposisi empiris yang langsung kembali kepada suatu observasi
indra atau proposisi dasar. Proposisi dasar menunjuk kepada fakta.
2. Kesimpulan penalaran induksi itu lebih luas daripada ada yang dinyatakan di dalam premis-
premisnya.
3. Kesimpulan induksi itu memiliki kredibilitas rasional. Kredibilitas rasional disebut probabilitas.
*Syarat-Syarat Generalisasi
Penalaran yang menyimpulkan suatu kesimpulan bersifat umum dan premis-premis yang berupa proposisi
empiris itu disebut generalisasi.
2. Generalisasi harus tiak terbatas secara spasio-temporal,artinya tidak boleh terbatas dalam ruang dan
waktu.
Dalam induksi, tidak ada kesimpulan yang mempunyai nilai kebenaran yang pasti. Yang ada hanya
kesimpulan dengan probabilitas terendah atau tinggi.
Soekadijo (1994) berpendapat factor-faktor probabilitas yaitu :
1. Makin beasar jumlah fakta yang dijadikan dasar penalaran induksi,makin tinggi probabilitas
kesimpulannya dan sebaliknya.
2. Makin besar jumlah faktor analogi di dalam premis, makin rendah probabilitas kesimpulannya dan
sebaliknya.
3. Makin besar jumlah faktor disanaloginya di dalam premis, makin tinggi probabilitas kesimpulannya
dan sebaliknya.
B. DEDUKSI
Deduksi adalah mengambil suatu kesimpulan yang hakikatnya sudah tercakup di dalam suatu proposisi
atau lebih. Dalam deduktif, hasil usaha itu berupa ketentuan mengenai deduksi yang shahih, yaitu bentuk
deduksi, yang kalau premisnya benar, kesimpulannya tentu juga benar.
C. PENYIMPULAN KAUSAL
Penyimpulan kausal banyak digunakan, baik dalam perenungan filsafati maupun dalam penelitian ilmiah,
yaitu penarikan kesinpulan yang didasarkan atas hubungan sebab akibat. Metode kausal dibedakan
menjadi 5 macam, yaitu :
2. Metode perbedaan
4. Metode sisa