Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

INTRA UTERINE FETAL DEATH (IUFD) PADA NY. R


DI RUANG DAHLIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

Disusun oleh :
Dyah Ajeng Retno Asih
2111040100

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2021
A. DEFINSI
Intra Uterine Fetal Death (IUFD) adalah kematian janin dalam kehamilan sebelum
terjadi proses persalinan pada usia kehamilan berusia kurangdari 20 minggu atau usia
kehamilan besar diatas 20 minggu (Kamus Kebidanan)
IUFD adalah kematian janin yang mati dalam rahim dengan berat badan 500 gram baik
kurang atau lebih. Kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin,
gawat janin, atau infeksi (Sarwono, 2009).
IUFD adalah kematian intrauterine sebelum seluruh produksi konsepsi manisua
dikeluarhkan, ini tidak diakibatkan oleh aborsi treapeutik atau kematian janin disebut juga
kematian intrauterine dan mengakibatkan kelahiran mati (Hanifa, 2010).

B. ETIOLOGI
Penyebab IUFD seringkali dipicu oleh ketidakcocokan rhesus darah ibu dan janin,
ketidakcocokan golongan darah ibu dan janin, gerakan janin yang terlalu aktif, penyakit pada
ibu, kelainan kromosom, trauma saat hamil, infeksi pada ibu, kelainan bawaab janin,
perdarahan antepartum, penyakit saluran kencing, penyakit endokrin, malnutrisi, dll.
Pada 25-60% kasus penyebab kematian janin tidak jelas. Kematian janin dapat
disebabkan oleh faktor maternal, fetal, atau kelainan patologik plasenta
a. Faktor maternal
Post term (>42 minggu), diabetes mellitus tidak terkontrol, sistemik lupus eritematosus
infeksi, hipertensi, preeklamsia, eklamsia, hemoglobinopati, umur ibu tua, rupture uteri,
hipotensi akut ibu, kematian ibu.
b. Faktor fetal
Hamil kembar, hamil tumbuh terlambat, kelainan kongenital, kelainan genetic, infeksi.
c. Faktor plasenta
Kelainan tali pusat, lepasnya plasenta, ketuban pecah dini.
d. Sedangkan faktor risiko terjadinya kematian janin intrauterine meningkat pada ibu usia >40
tahun, pada ibu infertile, riwayat bayi dengan BBLR, kegemukan, infeksi ibu, ayah berusia
lanjut.

C. MANIFESTASI KLINIS
a. DJJ tidak terdengar, gerakan janin berkurang
b. Pertumbuhan janin tidak ada, bahkan janin mengecil sehingg tinggi fundus mengecil
c. Keluhan ibu : gerakan janin menghilang
d. Berat badan ibu menurun
e. Tulang kepala kolaps
f. USG : merupakan sasaran penunjang diagnostic yang baik untuk memastikan kematian
janin dimana gambarannya menunjukkan janin tanpa tanda kehidupan.
g. Peeriksaan HCG urin negatif. Hasil ini terjadi beberapa hari setelah kematian janin.
D. DIAGNOSIS
Penetapan diagnose diperoleh dengan cara : anamnesa, pemeriksaan yang meliputi palpasi,
auskultasi, reaksi kehamilan, rontgen foto abdomen.
a. Anamnesis
1) Ibu merasakan perutnya tidak membesar
2) Ibu merasakan perutnya sering menjadi keras
3) Ibu merasakan sakit seperti mau melahirkan
4) Ibu tidak merasakan gerakan janin
b. Inspeksi : tidak terlihat gerakan janin
c. Palpasi
1) TFU lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan
2) Tidak teraba gerakan janin
d. Auskultasi : tidak terdengar DJJ
e. Rontgen abdomen
f. USG : tidak terlihat DJJ dan gerakan janin

E. KOMPLIKASI
a. Trauma emosional yang erat terjadi bila waktu antara ematian janin dan persalinan cukup
lama
b. Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah
c. Dapat terjadi koagupolati bila kematian janin berlangsung lebih dari 2minggu

F. PENATALAKSANAAN
Jelaskan seluruh prosedur pemeriksaan dan hasilnya serta rencana tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien dan keluarganya. Bila belum ada kepastian sebab kematian, hindari
memberikan informasi yang tidak tepat.
Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien. Sebaiknya pasien selalu
didampingi oleh orang terdekanya. Yakinkan bahwa besar kemungkinan dapat lahir pervaginam.
Penting untuk menyarankan kepada pasien dan keluarganya bahwa bukanlah suatu
emergensi dari bayi yang sudah meninggal :
1. Jika uterus tidak lebih dari 12 minggu kehamilan maka pengosongan uterus dilakukan
dengan kuret suction
2. Jika ukuran uterus antara 12-28 minggu, dapat digunakan prostaglandin E2 vaginal
supositoria dimulai dengan dosis 10 mg,
3. Jika kehamilan > 28 minggu dapat dilakukan induksi dengan oksitosin. Selama periode
menunggu diusahakan agar menjaga mental/psikis pasien yang sedang berduka karena
kematian janin dalam kandungannya.
Rencana persalinan pervaginam dengan cara induksi maupun ekspektatif, perlu dibicarakan
dengan pasien dan keluarganya, sebelum keputusan diambil.
Bila pilihan adalah pada ekspektatif : Tunggu persalinan spontan hingga 2 minggu, yakinkan
bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi komplikasi .
Bila pilihan adalah manajemen aktif : induksi persalinan menggunakan oksitosin atau
misoprostol. Seksio sesarea merupakan pilihan misalnya pada letak lintang.
Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan berbagai
kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut.
G. MASALAH KEPERAWATAN
a. Gangguan nyaman nyeri
b. Intoleransi aktifitas
c. Kecemasan

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan nyaman nyeri berhubungan dengan adanya kontraksi uterus
b. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan nyeri
c. Kecemasan berhubungan dengan kehilangan orang yang dicintai
I. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO Perencanaan Rasional
Diagnosa Keperawatan
NOC NIC
1 Gangguan nyaman nyeri berhubungan Pain Level, Lakukan pengkajian dengan melakukan pain
dengan: pain control, nyeri secara
manajemen bisa
Kontraksi uterus comfort level komprehensif
DS: Setelah dilakukan tinfakan termasuk lokasi, didapatkan data2 untuk
Laporan secara verbal keperawatan selama …. Pasien karakteristik, durasi,
tindakan yang tepat
DO: tidak mengalami nyeri, dengan frekuensi, kualitas dan
Posisi untuk menahan nyeri kriteria hasil: faktor presipitasi dilakukan
Tingkah laku berhati-hati Mampu mengontrol nyeri (tahu Observasi reaksi
Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, penyebab nyeri, mampu nonverbal dari
sulit atau gerakan kacau, menyeringai) menggunakan tehnik ketidaknyamanan
Terfokus pada diri sendiri nonfarmakologi untuk Bantu pasien dan
Fokus menyempit (penurunan persepsi mengurangi nyeri, mencari keluarga untuk
waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan bantuan) mencari dan
interaksi dengan orang dan lingkungan) Melaporkan bahwa nyeri menemukan dukungan
Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, berkurang dengan Kontrol lingkungan
menemui orang lain dan/atau aktivitas, menggunakan manajemen nyeri yang dapat
aktivitas berulang-ulang) Mampu mengenali nyeri (skala, mempengaruhi nyeri
Respon autonom (seperti diaphoresis, intensitas, frekuensi dan tanda seperti suhu ruangan,
perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nyeri) pencahayaan dan
nadi dan dilatasi pupil) Menyatakan rasa nyaman kebisingan
Perubahan autonomic dalam tonus otot setelah nyeri berkurang Kurangi faktor
(mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku) Tanda vital dalam rentang presipitasi nyeri
Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, normal Kaji tipe dan sumber
merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas Tidak mengalami gangguan nyeri untuk
panjang/berkeluh kesah) tidu menentukan intervensi
Perubahan dalam nafsu makan dan minum Ajarkan tentang teknik
non farmakologi:
napas dala, relaksasi,
distraksi, kompres
hangat/ dingin
Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri: ……...
Tingkatkan istirahat
Berikan informasi
tentang nyeri seperti
penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan
berkurang dan
antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur
Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali

2 Intoleransi aktivitas NOC : NIC : melakukan peencanaan


Berhubungan dengan : · Self Care : ADLs Observasi adanya
untuk intoleransi aktifitas
Tirah Baring atau imobilisasi · Toleransi aktivitas pembatasan klien
Kelemahan menyeluruh · Konservasi eneergi dalam melakukan dapat menjadi acuan
Ketidakseimbangan antara suplei Setelah dilakukan tindakan aktivitas
untuk tindakan yang akan
oksigen dengan kebutuhan keperawatan selama …. Kaji adanya faktor
Gaya hidup yang dipertahankan. Pasien bertoleransi yang menyebabkan dilakukan
DS: terhadap aktivitas dengan kelelahan
Melaporkan secara verbal adanya Kriteria Hasil : Monitor nutrisi dan
kelelahan atau kelemahan. · Berpartisipasi dalam sumber energi yang
Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan aktivitas fisik tanpa disertai adekuat
saat beraktivitas. peningkatan tekanan darah, Monitor pasien akan
DO : nadi dan RR adanya kelelahan fisik
Respon abnormal dari tekanan darah atau · Mampu melakukan dan emosi secara
nadi terhadap aktifitas aktivitas sehari hari berlebihan
· Perubahan ECG : aritmia, iskemia (ADLs) secara mandiri Monitor respon
· Keseimbangan aktivitas kardivaskuler
dan istirahat terhadap aktivitas
(takikardi, disritmia,
sesak nafas, diaporesis,
pucat, perubahan
hemodinamik)
Monitor pola tidur dan
lamanya tidur/istirahat
pasien
Kolaborasikan dengan
Tenaga Rehabilitasi
Medik dalam
merencanakan progran
terapi yang tepat.
Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang mampu
dilakukan
Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten
yang sesuai dengan
kemampuan fisik,
psikologi dan sosial
Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas yang
diinginkan
Bantu untuk
mendpatkan alat
bantuan aktivitas
seperti kursi roda, krek
Bantu untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
Bantu klien untuk
membuat jadwal
latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
Sediakan penguatan
positif bagi yang aktif
beraktivitas
Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
Monitor respon fisik,
emosi, sosial dan
spiritua

3 Kecemasan berhubungan dengan NOC : NIC :


Faktor keturunan, Krisis situasional, Stress, Kontrol kecemasan Anxiety Reduction
perubahan status kesehatan, ancaman Koping (penurunan
kematian, perubahan konsep diri, kurang Setelah dilakukan asuhan kecemasan)
pengetahuan dan hospitalisasi selama................................klien Gunakan pendekatan
DO/DS: kecemasan teratasi dgn kriteria yang menenangkan
Insomnia hasil: Nyatakan dengan jelas
Kontak mata kurang Klien mampu mengidentifikasi harapan terhadap
Kurang istirahat dan mengungkapkan gejala pelaku pasien
Berfokus pada diri sendiri cemas Jelaskan semua
Iritabilitas Mengidentifikasi, prosedur dan apa yang
Takut mengungkapkan dan dirasakan selama
Nyeri perut menunjukkan tehnik untuk prosedur
Penurunan TD dan denyut nadi mengontol cemas Temani pasien untuk
Diare, mual, kelelahan Vital sign dalam batas normal memberikan keamanan
Gangguan tidur Postur tubuh, ekspresi wajah, dan mengurangi takut
Gemetar bahasa tubuh dan tingkat Berikan informasi
Anoreksia, mulut kering aktivitas menunjukkan faktual mengenai
Peningkatan TD, denyut nadi, RR berkurangnya kecemasan diagnosis, tindakan
Kesulitan bernafas prognosis
Bingung Libatkan keluarga
Bloking dalam pembicaraan untuk mendampingi
Sulit berkonsentrasi klien
Instruksikan pada
pasien untuk
menggunakan tehnik
relaksasi
Identifikasi tingkat
kecemasan
Bantu pasien
mengenal situasi yang
menimbulkan
kecemasan
Dorong pasien untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
Kelola pemberian
obat anti cemas:........
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka


Winkjosastro, Hanifa. 2010. Buku Panduan Praktik Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatus. Jakarta: PT. Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai