Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS SINTESIS TINDAKAN KEPERAWATAN

RELAKSASI NAPAS DALAM

Disusun Oleh :
MARIA NANDA KUSUMA
P27220021316

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
2021
LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN
Analisis Sintesis Tindakan Relaksasi Napas Dalam Pada Ny. E
Di Ruang VK RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran

A. Keluhan Utama
Klien datang hendak bersalin dengan G3P2A0 umur kehamilan 40 minggu.
Pasien mengatakan perut kenceng-kenceng sejak pagi.
B. Diagnosa Medis
G3P2A0 umur kehamilan 40 minggu inpartu kala I fase aktif
C. Diagnosa Keperawatan
Nyeri melahirkan (D.0079)
D. Data Pendukung Diagnosa Keperawatan
DS:
- Klien mengatakan kenceng-kenceng terasa semakin sakit
- Klien mengatakan ingin segera melahirkan
P : nyeri karena kontraksi uterus
Q : rasa kenceng-kenceng
R : nyeri pada abdomen menjalar ke pinggang
S : skala nyeri 6
T : hilang timbul
DO:
- Klien tampak meringis kesakitan karena kontraksi
- DJJ : 148x/menit
- HIS : 3x / 10’ / 30’’
- VT 4 cm, KK (+)
- TFU : 28 cm, puki
- Vital Sign
TD : 110/70 mmHg
N : 88 x / menit
S : 36,7 ⁰ C
R : 22x/menit
E. Dasar PemikiranTindakan
Nyeri persalinan dapat dikendalikan dengan 2 (dua) metode yaitu
farmakologis dan nonfarmakologis. Metode farmakologis menggunakan obat-
obatan kimiawi, cenderung lebih mahal dan berpotensi mempunyai efek
kurang baik bagi ibu dan janin. Sedangkan metode nonfarmakologis dapat
dilakukan dengan lebih simpel, murah, efektif, tanpa efek merugikan dan
meningkatkan kepuasan selama persalinan (Biswan, M., Novita, H., &
Masita, 2017).
Rasa nyeri pada persalinan muncul akibat respons psikis dan refleks
fisik. Nyeri akan berdampak pada peningkatan aktivitas sistem saraf simpatik
yang dapat mengakibatkan perubahan tekanan darah, denyut nadi,
pernafasaan, dan warna kulit, mual muntah, dan juga keringat berlebihan.
Perubahan tingkah laku tertentu akibat nyeri juga sering terlihat seperti
peningkatan rasa cemas dengan pemikiran yang menyempit, mengerang,
menangis, gerakan tangan dan ketegangan otot yang sangat di seluruh tubuh.
Ketegangan emosi akibat rasa cemas dan rasa takut dapat memperberat
persepsi ibu terhadap nyeri selama persalinan. Nyeri persalinan akan
menimbulkan ketakutan sehingga muncul kecemasan yang berakhir dengan
kepanikan. Nyeri persalinan juga dapat menyebabkan timbulnya
hiperventilasi sehingga kebutuhan oksigen meningkat, kenaikan tekanan
darah, dan berkurangnya motilitas usus serta vesika urinaria. Keadaan ini
akan merangsang peningkatan katekolamin yang dapat menyebabkan
gangguan pada kekuatan kontraksi uterus sehingga terjadi inersia uteri.
Apabila nyeri persalinan tidak diatasi akan menyebabkan terjadinya partus
lama (Anita, 2017).
F. Prinsip Tindakan Keperawatan
 Tujuan : Untuk dapat mengurangi/menghilangkan rasa nyeri
 Indikasi : Dilakukan untuk pasien-pasien inpartu dengan kala 1 fase
laten
 Prosedur penatalaksanaan :
Tahap pra interaksi
1. Melakukan pengkajian dan membaca mengenai status pasien
2. Mencuci tangan
3. Mempersiapkan alat
4. Tahap orientasi
5. Mengucapkan salam terapeutik kepada pasien
6. Validasi konsisi pasien saat ini
7. Menjaga keamanan privacy pasien
8. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan terhadap
pasien dan keluarga
Tahap Kerja
1. Memberi kesempatan kepada pasien untuk bertanya bila ada sesuatu
yang kurang dipahami jelas
2. Atur posisi pasien dengan rileks tanpa adanya beban fisik
3. Instrukasikan pasien untuk melakukan tarik napas dalam sehingga
rongga paru berisi udara
4. Instruksikan pasien dengan cara perlahan dan menghembuskan udara
membiarkan keluar dari setiap bagian anggota tubuh, pada saat
bersamaan minta pasien utnuk memusatkan perhatiannya pada
sesuatu hal yang indah dan merasakan betapa nikmatnya rasanya.
5. Instruksikan pasien buat bernapas dengan irama normal beberapa
saat (1-2 menit)
6. Instruksikan pasien untuk kembali menarik napas dalam kemudian
menghembuskan dengana cara perlahan dan merasakan saat ini
udara mulai mengalir dari tangan, kaki, menuju ke pary-paru
seterusnya udara dan rasakan udara mengalir keseluruh bagian
anggota tubuh
7. Minta pasein untuk memusatkan perhatian pada kaki dan tangan,
udara yang mengalir dan merasakan keluar dari ujung-ujung jari
tangan dan kaki dan rasakan kehangatannya
8. Instruksian pasien buat mengulangi teknik-teknik ini apabila rasa
nyeri terasa
9. Setelah pasien merasakan ketenangan, minta pasien untuk
melakukan secara mandiri
Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil gerakan
2. Lakukan kontrak waktu untuk melakukan kegiatan selanjutnya
3. Akhiri kegiatan dengan baik
4. Berpamitan
5. Mencuci tangan
G. Analisa Tindakan
Relaksasi pernapasan merupakan salah satu keterampilan yang paling
bermanfaat untuk mengatasi rasa nyeri persalinan. Keterampilan relaksasi
pernapasan untuk mengatasi rasa nyeri ini dapat digunakan selama persalinan
agar dapat mengatasi persalinan dengan baik berarti tidak kewalahan atau
panik saat menghadapi rangkaian kontraksi. Para wanita yang menggunakan
keterampilan ini biasanya tidak merasa begitu sakit dibandingkan para wanita
yang tidak menggunakannya. Relaksasi adalah metode pengendalian nyeri
bukan farmakologis yang paling sering di gunakan di Inggris, dalam studi
yang dilaporkan oleh Steer pada tahun 1993 bahwa 34% wanita
menggunakan teknik relaksasi (Mander, 2012).
Tujuan teknik relaksasi napas dalam adalah untuk meningkatkan
ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru,
meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stres baik stres fisik maupun
emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.
Teknik napas dalam juga berguna untuk mengatur frekuensi pola napas,
memperbaiki fungsi diafragma, menurunkan kecemasan, meningkatkan
relaksasi otot, mengurangi udara yang terperangkap, meningkatkan inflasi
alveolar, memperbaiki kekuatan otot-otot pernapasan, dan memperbaiki
mobilitas dada dan vertebra thorakalis. Selain itu juga napas dalam
merupakan salah satu intervensi yang digunakan perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan karena pemberian relaksasi napas dalam tidak
memerlukan alat dan juga waktu yang tidak lama. Dalam hal ini perawat
memberikan teknik napas dalam untuk mengurangi rasa nyeri di yang
dirasakan pasien. Teknik relaksasi napas dalam yang diberikan cukup
membantu pasien dalam mengurangi nyeri yang dirasakan.
H. Bahaya dilakukan tindakan
Dalam pemberian teknik relaksasi napas dalam tidak ada bahaya jika
melakukan tindakan ini, hanya yang perlu diperhatikan yaitu tingkat nyeri
yang dirasakan pasien. Dimana untuk skala nyeri di atas 7, teknik relaksasi
napas dalam tingkat keberhasilannya kecil sehingga harus di kolaborasi untuk
pemberian analgesik.
I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan (SIKI, 2018)
Manajemen Nyeri (I. 08238)
Observasi
 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respon nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan
S : pasien mengatakan nyeri berkurang (skala 4)
O : pasien tampak melakukan nafas dalam saat nyeri muncul
A : masalah teratasi sebagian
P : - Observasi KU dan vital sign
- Anjurkan relaksasi
- Kolaborasi pemberian analgesik
K. Evaluasi diri
Penatalaksanaan tindakan keperawatan dilakukan sesuai prosedur dan prinsip
dengan benar.
L. Daftar pustaka
Anita, Wan. 2017. Techniques Of Pain Reduction In The Normal Labor
Process : Systematic Review. Jurnal Endurance, 2(3) October 2017
(362-375).

Biswan, M., Novita, H., & Masita. 2017. Efek Metode Non Farmakologik
terhadap Intensitas Nyeri Ibu Bersalin Kala I. Jurnal Kesehatan,
Volume VIII, Nomor 2, Agustus 2017, hlm 282-288.

Mander, R. 2012. Nyeri Persalinan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia. Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia. Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan


Indonesia. Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: DPP
PPNI.

Mengetahui,
Mahasiswa praktikan, Pembimbing
(Maria Nanda Kusuma) (……………………..)

Anda mungkin juga menyukai