Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS SINTESIS TINDAKAN KEPERAWATAN

PERAWATAN LUKA POST SC

Disusun Oleh :
MARIA NANDA KUSUMA
P27220021316

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
2021
LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN
Analisis Sintesis Tindakan Perawatan Luka Post SC Pada Ny. K
di Ruang Gardenia RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran

A. Keluhan Utama
Terdapat luka post sc di abdomen bawah
B. Diagnosa medis
Post Sectio Caesarea
C. Diagnosa keperawatan
Risiko Infeksi (D.0142)
D. Data yang mendukung diagnosa keperawatan
DS: -
DO:
- Kesadaran : Composmentis
- KU : baik
- TTV : TD : 124/89 mmHg N :70x/menit S : 36,4oC RR: 20x/menit
- Post SC hari ke 3
- Luka post sc tertutup plester
- Panjang luka ±15 cm
E. Dasar Pemikiran Tindakan
Persalinan yang dilakukan dengan operasi membutuhkan rawat inap yang lebih
lama di rumah sakit. Hal ini tergantung dari cepat lambatnya kesembuhan ibu akibat
proses pembedahan. Biasanya, hal ini membutuhkan waktu sekitar 3 - 5 hari setelah
operasi. Ibu yang baru menjalani sectio caesarea lebih aman bila diperbolehkan pulang
pada hari keempat atau kelima post partum dengan syarat tidak terdapat komplikasi
selama masa nifas. Komplikasi setelah tindakan pembedahan dapat memperpanjang lama
perawatan dan memperlama masa pemulihan di rumah sakit. Perawatan luka merupakan
tugas keseharian perawat dan bidan di bangsal maternitas, sehingga perawat dan bidan
harus menggunakan ketrampilan perawatan luka yang benar. Hal ini bertujuan untuk
mencegah infeksi luka post SC. Hal-hal yang perlu dilakukan perawat dan bidan meliputi
: cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, memakai handscoon,
menggunakan satu set peralatan steril untuk satu pasien dan menerapkan kondisi aseptik
(Sari, dkk., 2020).
F. Prinsip tindakan keperawatan
MELAKUKAN PERAWATAN LUKA POST SC
Pengertian Melakukan perawatan luka post secto saesaria
Indikasi Pada pasien setelah dilakukan operasi sectio saesaria
Tujuan Agar luka post sc menjadi kering,sembuh dan terhindar dari infeksi.
Persiapan 1. Posisikan pasien tidur terlentang
pasien 2. lepaskan baju bagian atas pasien.
Persiapan alat 1. Pinset anatomi steril 1 set
2. Pinset sirurgis steril 1 set
3. Bak instrumen steril 1 set
4. Cucing
5. Sarung tangan steril 2 set
6. Bengkok
7. Plester,gunting
8. Kassa steril
9. kassa/verban untuk menutup luka
10. Betadine/alkohol/NaCl
11. Kapas lidi steril.
Prosedur 1. Mengucapkan salam
2. Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendekatkan alat kedekat pasienmenutup tirai/sketsel
4. Memposisikan klien terlentang.
5. Mencuci tangan
6. Pakai sarung tangan steril
7. Buka bak instrumen
8. Lepaskan plester /Verban.
9. Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin.
10. Pakai sarung tangan steril kembali
11. Bersihkan luka dengan anti septik memakai pinset dengan
depres satu kali usap dari arah dalam keluar dan buang
kebengkok dan ulangi sampai bersih.
12. Keringkan luka dengan kassa kering
13.Beri antiseptik/nebasetin powder/salep/supratull.
14. Tutup luka dg kassa steril
15. Fiksasi dengan plester.
16. Lepaskan sarung tangan dan masukkan kedalam larutan
klorin.
17. Rapikan klien senyaman mungkin
18. Bereskan alat-alat.
19. Cuci tangan
20. Dokumentasikan kondisi luka klien dan reaksi klien.
G. Analisis tindakan
Persalinan melalui operasi sectio caesarea memiliki risiko yang membahayakan
nyawa ibu dan janin dibandingkan persalinan normal. Risiko ini tidak hanya dapat
dialami ibu pada saat operasi, tapi pada masa nifas ibu masih tetap dihantui oleh risiko
ini. Risiko tersebut yaitu risiko infeksi yang dapat terjadi jika manajemen perawatan luka
yang dilakukan tidak sesuai Standar Operasional Prosedural (SOP) dan perawatan luka
tidak secara aseptik. Perawatan luka merupakan tindakan keperawatan yang sering
dilakukan di rumah sakit yang apabila tidak dilakukan sesuai dengan prosedur maka
akan menyebabkan terjadinya infeksi klinis. Selain terjadinya infeksi, apabila
tindakan perawatan luka tidak dilakukan sesuai dengan prosedur maka dapat
menyebabkan berbagai komplikasi, diantaranya adalah syok yang ditandai dengan
adanya perdarahan disertai perubahan tanda vital, dehiscene yaitu pecahnya luka
sebagian atau seluruhnya yang ditandai dengan kenaikan suhu tubuh (demam),
takikardia, dan rasa nyeri pada daerah luka, eviceration yaitu menonjolnya organ
tubuh bagian dalam ke arah luar melalui luka yang dapat terjadi jika luka tidak
segera menyatu dengan baik atau akibat proses penyembuhan yang lambat,
hingga komplikasi yang lebih berat seperti kecacatan dan kematian. Adapun tujuan
dari perawatan luka adalah mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke
dalam kulit, mencegah bertambahnya kerusakan jaringan, dan mempercepat
penyembuhan (Tampilang, dkk., 2018)
H. Bahaya dilakukannya Tindakan
Perawatan luka yang tidak tepat mempengaruhi risiko timbulnya infeksi pada
luka. Penatalaksanaan luka yang tepat adalah salah satu faktor yang mendukung
penyembuhan luka. Perawatan luka merupakan salah satu teknik yang harus dikuasai
oleh perawat. Prinsip utama dalam manajemen perawatan luka adalah pengendalian
infeksi karena infeksi menghambat proses penyembuhan luka sehingga menyebabkan
angka morbiditas dan mortalitas bertambah besar. Jika luka pasien mengalami infeksi
menyebabkan masa perawatan lebih lama, sehingga biaya perawatan di rumah sakit
menjadi lebih tinggi (Puspitasari, 2011).
I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan
Pencegahan Infeksi (I.14539)
Observasi
 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik
 Berikan perawatan kulit pada area luka
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
 Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi
Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan cairan
Perawatan Luka ( I. 14564)
Observasi
 Monitor karakteristik luka
 Monitor tanda–tanda infeksi
Terapeutik
 Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
 Bersihkan dengan cairan NaCL atau pembersih non toksik, sesuai kebutuhan
 Pasang balutan sesuai jenis luka
 Pertahankan teknik steril saaat perawatan luka
 Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan
S: -
O:
- Kesadaran : Composmentis
- KU : baik
- TTV : TD : 124/89 mmHg N :70x/menit S : 36,4oC R: 20x/menit
- Post SC hari ke 3
- Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
- Luka bersih, tidak ada pus
- Panjang luka ±15 cm
- Balutan luka diganti baru
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi

K. Evaluasi diri (berisi tentang kesenjangan langkah prosedur yang telah dilakukan
dengan SOP nya)
Tindakan perawatan luka telah dilakukan sesuai standar operasional prosedur dan prinsip
yang benar.

L. Daftar pustaka / referensi


Puspitasari, dkk. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka Post
Operasi Sectio Cesaria (SC). Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Vol. 7, No.
1
Sari, M., Sulilawati, P., & Agustiana. (2020). Gambaran Perawatan Luka Sectio
Caesarea Di Ruang Bersalin Rsud Kota Langsa. Jurnal Edukes, Vol.3, No.2,
September 2020, hal 49-55.
Tampilang, dkk. (2018). Penerapan Manajemen Perawatan Luka Pada Klien Post Sectio
Caesarea Di Rsd Liun Kendage Tahuna. Jurnal Ilmiah Sesebanua, Volume 2,
Nomor 2, Nopember 2018, hlm.126 – 136

Mengetahui,
Mahasiswa praktikan, Pembimbing

(Maria Nanda Kusuma) (……………………..)

Anda mungkin juga menyukai