Grid and Cloud Computing
Grid and Cloud Computing
OLEH
SANG GDE ADITYA BHASKARA
NIM 1304505083
KELAS B
Gambar 1.1. Virtualisasi Grid Computing, Sumber Daya Tersebar Secara Geografis
(Sumber: https://www.redbooks.ibm.com/redbooks/pdfs/sg246778.pdf, halaman 11)
Para ahli seperti ilmuwan komputer dan lembaga komputer dunia memiliki
beberapa definisi mengenai Grid Computing diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Ian Foster dalam tulisannya yang berjudul What Is The Grid menyatakan bahwa
suatu sistem dapat dikatakan sebagai Grid Computing jika memenuhi tiga syarat
seperti berikut.
a. Pengolahan dan pengelolaan resource (sumber daya) komputasi tidak
dibatasi pada satu wilayah saja (domain administratif).
b. Menggunakan standarisasi dan protokol jaringan yang terbuka untuk semua
aplikasi, produk, vendor, platform/sistem operasi.
c. Komputasi mampu mencapai nontrivial equality of service (kualitas layanan
canggih) jauh di atas kualitas layanan komponen individu.
1
2. IBM menyatakan Grid Computing sebagai kemampuan untuk menggunakan
seperangkat standar an protokol terbuka, untuk memperoleh akses ke aplikasi
dan data, tenaga pemrosesan, kapasitas penyimpanan, dan sekumpulan
komputasi sedunia melalui internet.
3. CERN (Organisation Européene pour la Recherche Nucléaire) sebagai salah
satu pengguna Grid Computing terbesar di dunia mendefinisikan Grid
Computing sebagai layanan untuk saling berbagi sumber daya dan kapasitas
penyimpanan data melalui internet.
4. Plaszczak dan Wellner dalam bukunya Grid Computing 1st Edition
mendifinisikan Grid Computing sebagai sebuah teknologi yang memungkinkan
virtualisasi sumber daya, ditentukan secara on demand, dan berbagi layanan di
antara organisasi.
2
3. Virtual resources and virtual organizations for collaboration
Kemampuan lain yang ditawarkan teknologi Grid Computing adalah
menyediakan sebuah lingkungan untuk berkolaborasi dengan pengguna yang
lebih luas. Pengguna dari Grid Computing dapat diorganisasikan secara
dinamis ke dalam beberapa virtual organizations dengan ketentuan kebutuhan
masing-masing. Virtual organizations dapat membagikan sumber daya secara
kolektif sebagai grid yang lebih besar.
4. Access to additional resource
Sebuah grid dapat menyediakan akses terhadap sumber daya lainnya. Sumber
daya tambahan dapat disediakan dalam tambahan jumlah atau kapasitas
komputasi.
5. Resource Balancing
Aplikasi-aplikasi yang dapat menggunakan teknologi Grid Computing (grid-
enabled). Grid Computing dapat menawarkan resource balancing, yang
berpengaruh pada penjadwalan pekerjaan grid pada mesin/komputer dengan
utilisasi yang kecil.
6. Reliability
Sistem Grid Computing adalah sistem yang menawarkan kehandalan dalam
menyelesaikan sebuah permasalahan komputasi yang kompleks.
7. Management
Managemen sumber daya menjadi lebih mudah seperti melakukan visualisasi
kapasitas dan utilitas dari sebuah organisasi yang besar.
3
1. Intagrids
Intagrids sangat sesuai dibangun untuk organisasi-organisasi tunggal, tidak
adanya integrasi partner, dan sebuah cluster tunggal.
2. Extragrids
Extragrids sangat sesuai dibangun untuk organisasi-organisasi multi,
memiliki integrasi partner, dan multi cluster.
3. Intergrids
Intergrids sangat sesuai dibangun untuk banyak organisasi, memiliki integrasi
partner, dan memiliki banyak multi cluster.
2. Cloud Computing
Cloud Computing secara harfiah dapat diartikan sebagai komputasi awan.
Menurut berberapa organisasi yang secara khusus membidangi dan telah
melakukan riset terhadap Cloud Computing memiliki pendefinisian masing-masing
mengenai Cloud Computing seperti berikut.
1. Menurut NIST (National Institute of Standard and Technology), Cloud
Computing merupakan sebuah model yang memungkinkan adanya
penggunaan sumber daya (resource) secara bersama-sama dan mudah,
4
menyediakan akses dimana-mana, dapat dikonfigurasi, dan layanan yang
digunakan sesuai keperluan (on-demand).
2. Menurut European Commission, Cloud Computing merupakan lingkungan
eksekusi yang bersifat elastis dari berbagai sumber daya yang melibatkan
berbagai macam pengguna dan menyediakan layanan yang dibatasi secara
spesifik pada berbagai tingkatan kualitas layanan.
3. Menurut Privacy Commisioner of Canada, Cloud Computing merupakan
pemberian layanan komputasi melalui Internet. Layanan Cloud Computing
memungkinkan individu dan bisnis untuk menggunakan perangkat lunak dan
perangkat keras yang dikelola oleh pihak ketiga dari jarak jauh.
5
1. Resource Pooling
Sumber daya komputasi seperti media penyimpanan, CPU, memory,
bandwidth jaringan, dan virtual machine yang dikumpulkan oleh penyedia
layanan (service provider) digunakan untuk memenuhi kebutuhan layanan
terhadap pelanggan (service consumers) dengan model multi-tenant (dapat
disewakan kepada berbagai macam penyewa layanan). Sumber daya
komputasi ini bisa berupa sumber daya fisik ataupun virtual dan juga bisa
dipakai secara dinamis oleh para pelanggan untuk mencukupi kebutuhannya.
2. Broad Network Access
Kapabilitas layanan dari penyedia layanan Cloud Computing dapat tersedia
melalui jaringan internet, intranet, ataupun kombinasi keduanya dan bisa
diakses oleh berbagai jenis perangkat, seperti smartphone, tablet, laptop,
workstation, dan perangkat lainnya.
3. Measured Service
Layanan Cloud Computing dapat diukur. Pengukuran layanan pada Cloud
Computing dapat dilakukan melalui QoS dan QoE untuk kualitas layanan.
QoS (Quality of Service) merupakan pengukuran kualitas layanan yang dilihat
dari sisi penyedia layanan (provider), sedangkan QoE (Quality of Experience)
merupakan pengukuran layanan yang dilihat dari sisi pengguna layanan
(consumer) Cloud Computing. Adanya monitoring sistem ini, penggunaan
sumber daya dapat diawasi dan dikontrol agar lebih optimal dengan lebih
mudah. Sumber daya tersebut antara lain, media penyimpanan, bandwidth,
processing, dan lain-lain. Layanan monitoring ini juga sebagai bentuk
transparansi antara cloud provider dan cloud consumer.
4. Rapid Elasticity
Kapabilitas dari layanan cloud provider bisa dipakai oleh cloud consumer
secara dinamis berdasarkan kebutuhan. Cloud consumer bisa menaikkan atau
menurunkan kapasitas layanan. Kapasitas layanan yang disediakan ini
biasanya tidak terbatas, dan service consumer bisa dengan bebas dan mudah
memilih kapasitas yang diinginkan setiap saat.
6
5. Self Service
Layanan Cloud Computing dapat secara mandiri menyediakan semua
keperluan dan kapabilitas terkait dengan komputasi pada Cloud Computing,
antara lain berupa ketersediaan network storage (media penyimpanan digital
pada jaringan komputer), server time (sistem waktu di sisi komputer server),
dan lain-lain, dengan meminimalisir interaksi dengan penyedia layanan
(service provider). Layanan ini dapat digunakan oleh pengguna sesuai dengan
keperluannya.
7
2. HP Public Cloud
http://www.hpcloud.com/
3. Microsoft Windows Azure
https://azure.microsoft.com/
8
Gambar 2.2. Cloud Computing Layers
(Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/3c/Cloud_computing_layers.png)
9
1. SAAS: Web Application, Mail Server, Database Server untuk keperluan
internal.
2. PAAS: Sistem Operasi + Web Server + Framework + Database yang untuk
internal.
3. IAAS: Virtual machine yang bisa di-request sesuai dengan kebutuhan
internal.
Setiap pemodelan memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah
kelebihan dalam menggunakan Private Cloud.
1. Menghemat biaya sewa layanan Cloud Computing ke penyedia layanan
(provider) karena telah menyediakan layanan secara mandiri.
2. Menghemat bandwidth internet karena layanan hanya perlu diakses dari
jaringan internal (intranet).
3. Relatif lebih aman karena bersifat private jika dibandingkan diletakkan di
ruang publik (internet).
4. Tidak bergantung pada penyedia Cloud eksternal. Layanan dapat disediakan
secara mandiri/swadaya untuk pemakaian internal organisasi/perusahaan
maupun untuk pribadi.
Setelah mengetahui kelebihan Private Cloud, berikut adalah kekurangan
dari Private Cloud.
1. Memerlukan tenaga, waktu, dan biaya investasi besar tersendiri untuk
membangun, mengelola dan merawat Private Cloud.
2. Tidak cocok diterapkan bagi organisasi atau individu yang tidak memiliki
pengetahuan teknis terkait dengan jaringan komputer dan Cloud
Computing.
10
INTRANET
11
2. Tidak perlu memikirkan penyediaan infrastruktur baik perangkat keras
maupun perangkat lunak, karena layanan cloud telah disediakan oleh
penyedia layanan.
3. Data dapat dengan mudah disimpan pada media penyimpanan di internet
dan mudah dibagikan ke pengguna lain karena berada pada jaringan publik.
4. Tidak perlu bergantung kepada tenaga IT internal perusahaan/organisasi
karena setiap orang dapat dengan mudah menggunakan layanan Public
Cloud.
Setelah mengetahui kelebihan Public Cloud, berikut adalah kekurangan dari
Public Cloud.
1. Biaya/investasi penyediaan akses internet yang cukup besar.
2. Apabila tidak tersedia akses internet ke jaringan penyedia Public Cloud,
maka layanan tidak dapat digunakan.
3. Penyimpanan data di internet perlu di-filter berdasarkan data mana saja
yang dapat diletakkan secara public dan mana yang tidak.
4. Sangat bergantung pada penyedia layanan kepada penyedia layanan cloud.
Public Cloud
Public Cloud
Public Cloud
INTERNET
Public Cloud
Public Cloud
Public Cloud
12
2.3.3. Community Cloud
Community Cloud merupakan model deployment pada Cloud Computing
yang dibangun oleh satu atau beberapa buah komunitas. Komunitas yang tergabung
biasanya memiliki tujuan, visi, dan misi yang sama.
Community Cloud dapat dikatakan mirip dengan Private Cloud, di mana
penggunaannya terbatas untuk komunitas bersangkutan saja. Namun dalam
penerapannya, penyediaan layanan Community Cloud tidak selalu dalam ranah
privat (intranet) tapi juga ranah publik (internet).
Community Cloud juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah
kelebihan dalam menggunakan Community Cloud.
1. Dapat bekerja sama dengan organisasi lain dalam komunitas yang
mempunyai kepentingan yang sama.
2. Pekerjaan yang dilakukan bersama-sama memanfaatkan layanan pada
Community Cloud akan dapat dikerjakan lebih cepat, lebih baik, dan
terorganisasi dengan baik melalui kekuatan komunitas.
3. Apabila layanan Cloud pada Community Cloud dibuka juga untuk public
selain komunitas, maka akan memberikan kontribusi berupa manfaat
layanan Cloud kepada masyarakat.
Setelah mengetahui kelebihan Community Cloud, berikut adalah
kekurangan dari Community Cloud.
1. Community Cloud sangat bergantung kepada kelangsungan komunitas yang
menggunaakannya.
2. Ketaatan untuk memahami dan mematuhi SLA (Service-Level Agreement)
yang ditetapkan akan mempengaruhi kelangsungan layanan Community
Cloud.
13
User
User
User
Komunitas 1 Komunitas 2
Community Community
Cloud 1 Cloud 2
Komunitas 3
INTERNET Community
Komunitas 6 Cloud 3
Community INTRANET
Cloud 6
Komunitas 4
Community
Komunitas 5 Cloud 4
Community
Cloud 5
User User
14
Setelah mengetahui kelebihan Hybrid Cloud, kekurangan untuk aplikasi
yang membutuhkan integrasi antara Public Cloud dan Private Cloud, infrastruktur
internet harus dipikirkan secara matang.
15
2.4.2. Cluster Controller (CC)
Setiap node pada sistem Cloud Computing, akan diparalelkan (cluster)
untuk pengerjaan bersama-sama satu atau beberapa tugas yang diberikan, terkait
dengan layanan berbasis Cloud Computing. Adapun fungsi dari Cluster Controller
antara lain sebagai berikut.
1. Mengumpulkan semua data dan informasi yang diperoleh dari Node
Controller (NC). Sebuah Cluster Controller (CC) dapat memiliki satu
hingga ratusan Node Controller di dalamnya.
2. Menentukan jadwal eksekusi untuk Virtual Machine kepada node-node
yang dipilih.
3. Melakukan manajemen untuk konfigurasi jaringan (baik private/intranet
maupun public/internet) melalui logical connection yang tersedia dan
digunakan oleh satu atau beberapa buah Node Controller (NC) untuk
mengirimkan pesan dan konfirmasi kepada Cluster Controller (CC) yang
membawahinya yang biasanya melibatkan Cluster Head Node.
16
Pengguna layanan dan Pengguna layanan dan Pengguna layanan dan
aplikasi berbasis Cloud aplikasi berbasis Cloud aplikasi berbasis Cloud
Computing Computing Computing
Cloud Controller
(CLC)
Node Controller Node Controller Node Controller Node Controller Node Controller Node Controller
(NC) (NC) (NC) (NC) (NC) (NC)
17
DAFTAR PUSTAKA
[1] Plaszczak, Pawel, Richard Wellner, Jr. 2005. Grid Computing, 1st Edition
The Savvy Manager's Guide. Amerika Serikat: Morgan Kaufmann
Publishers
[2] Agus Eka Pratama, S.T., M.T, I Putu. 2014. Smart City Beserta Cloud
Computing dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya. Bandung:
Informatika.
[3] Jacob, Bart, Michael Brown, Kentaro Fukui, Nihar Trivedi. 2005.
Introduction to Grid Computing.
https://www.redbooks.ibm.com/redbooks/pdfs/sg246778.pdf. 1 Februari
2016.
[4] Hashemi, Seyyed Mohsen, Amid Khatibi Bardsiri. 2012. Cloud Computing
Vs. Grid Computing. http://scientific-
journals.org/journalofsystemsandsoftware/archive/vol2no5/vol2no5_4.pdf. 1
Februari 2016.
[5] Mell, Peter, Timothy Grance. 2011. The NIST Definition of Cloud
Computing. http://csrc.nist.gov/publications/nistpubs/800-145/SP800-
145.pdf. 1 Februari 2016.
[6] Budiyanto Alex. 2012. Pengantar Cloud Computing.
http://www.cloudindonesia.or.id/wp-content/uploads/2012/05/E-Book-
Pengantar-Cloud-Computing-R1.pdf. 1 Februari 2016.
[7] Privacy Commissioner. 2012. Introduction to Cloud Computing.
https://www.priv.gc.ca/resource/fs-fi/02_05_d_51_cc_e.pdf. 1 Februari
2016.
[8] European Commission. 2010. The Future of Cloud Computing.
http://cordis.europa.eu/fp7/ict/ssai/docs/cloud-report-final.pdf. 1 Februari
2016.
[9] CERN. The Grid: A System of Tiers. http://home.cern/about/computing/grid-
system-tiers. 2 Februari 2016.
18