Nama :
Nim :
A. PENDAHULUAN
Emulsi adalah system dua fase minyak air dengan area antarmuka yang
distabilkan oleh surfaktan, area antarmuka yang besar dapat dimanfaatkan
dan emulsi telah berhasil sepenuhnya digunakan untuk media system organic.
Penggunaan emulsi untuk reaksi organic.
Ditinjau dalam bab ini, kasus khusus pengguna emulsi serbagai media
reaksi adalah polimerisasi emulsi, yaitu dalam dalam emulsi polimeritetes
yang berukururan micrometer yang mengandung monometer dispersikan
dalam air menggunakan surfaktan dalam jumlah yang relative besar agar
diperoleh konsentrasi tinggi
Lebih lanjut dalam ulasan ini. Polimerisasi radikal bebas juga dapat
dilakukan dalam tetesan emulsi monomer yang telah dibentuk sebelumnya
B. REAKSI EMULSI
Istilah "sintesis antarmuka" berkaitan dengan sintesis organik yang
dilakukan antar minyak-air. Dengan menggunakan katalis aktif permukaan
yang beroperasi pada antarmuka. Proses ini antara katalisis homogen dan
heterogen, homogen adalah molekul yang dapat larut yang dapat mengadopsi
konformasi dalam larutan. Sementara heterogen, yaitu reaksi berlangsung di
batas antara dua fase. Melakukan sintesis antarmuka dalam sistem dengan
antarmuka minyak-air besar, seperti emulsi, salah satu caranya untuk
meningkatkan laju reaksi.
Lim dan rekan kerja telah melakukan berbagai sintesis antarmuka
menggunakan hidrokarbon atau hidrokarbon terklorinasi sebagai fasa minyak
dan natrium dodesil sulfat sebagai pengemulsi. Sintesis ini meliputi
polimerisasi radikal bebas, oksidasi, dan reaksi karbonilasi.
Ada contoh lain dari reaksi organik berdasarkan langkah katalitik yang
terjadi di antarmuka antara fase air dan minyak tetapi antarmuka itu belum
diperbesar dan distabilkan oleh surfaktan. Reaksi dilakukan dengan
pengadukan tetapi tanpa pengemulsi emulsi akan sangat kasar, yaitu
antarmuka tidak akan terlalu besar. Contoh yang bagus dari prosedur adalah
reaksi antara butyraldehyde dan formaldehyde, menggunakan pertukaran
anion padat resin, dalam bentuk serbuk halus, sebagai katalis. Butyraldehyde
memiliki kelarutan yang rendah dalam air sedangkan formaldehyde mudah
larut dalam air.
Media reaksi sebenarnya adalah sistem tiga fase. Reaksi diyakini dimulai
dengan adsorpsi formaldehida pada permukaan katalis, dengan demikian, luas
permukaan yang tinggi dan kedekatan dengan reaktan lain, yakni,
butyraldehyde adalah parameter yang mendukung reaksi. Aldolisasi yang
dikatalisis basa dimulai dengan serangan nukleofilik dari basis katalista di α-
karbon dari butyraldehyde. Karbanion yang terbentuk kemudian bereaksi
dengan formaldehida. Jadi, reaksinya adalah sintesis antar muka yang
sesungguhnya. Akan menarik untuk memeriksa efek dari peningkatan luas
antarmuka cair-cair, yang dapat diperoleh dengan penambahan yang sesuai
pengemulsi.