Sudut Rasa Permendikbud-Ristek Ppks
Sudut Rasa Permendikbud-Ristek Ppks
SUDUT RASA
“PERMENDIKBUD-RISTEK 30/2021 : HARAPAN ATAS PERLINDUNGAN
YANG TERTUNDA.”
Penanggung Jawab :
Syaifudin Nur Ika Yudha (Teknik Mesin, 2019)
EXECUTIVE SUMMARY
Kekerasan seksual juga menjadi fenomena yang marak terjadi dalam lingkup
perguruan tinggi. Pada Februari hingga Maret 2019, Kolaborasi #NamaBaikKampus
telah mengumpulkan 207 testimoni yang tersebar di 29 kota dan 79 perguruan tinggi.
Dari angka tersebut, 174 testimoni adalah kekerasan seksual yang berhubungan
dengan institusi perguruan tinggi. Hampir seluruh korban dari kasus kekerasan
seksual di lingkup perguruan tinggi tersebut berstatus mahasiswa, sedangkan
pelakunya beragam, mulai dari dosen dan mahasiswa, warga di lokasi Kuliah Kerja
Nyata (“KKN”), hingga dokter klinik kampus. Dari 174 testimoni tersebut, hanya 29
kasus yang dilaporkan, sedangkan mayoritas penyintas lain memilih diam dengan
berbagai alasan, seperti malu, takut, tidak punya bukti, atau khawatir dianggap
berlebihan. Selain hasil survei #NamaBaikKampus, Komnas Perempuan juga
mencatat total 51 kasus kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan pendidikan pada
tahun 2015-2020, di mana 14 kasus di antaranya terjadi dalam lingkup perguruan
tinggi.
Kasus yang lebih baru terjadi pada Oktober 2021 ketika seorang mahasiswi
dilecehkan secara verbal dan fisik oleh pembimbing skripsinya yang juga merupakan
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (“FISIP”) Universitas Riau.
Pascakejadian, korban meminta tolong seorang dosen di jurusannya untuk melaporkan
peristiwa kekerasan yang dialaminya, tetapi dosen tersebut malah memintanya
bersabar dan mengasihani pelaku yang bisa bercerai dengan istrinya apabila
perbuatannya ketahuan. Akhirnya, korban memberanikan diri angkat suara melalui
video singkat yang diunggah di Instagram komahi_ur. Namun, pelaku justru
mengklaim bahwa nama baiknya telah dicemarkan dan menuduh video tersebut ada
kaitannya dengan dirinya yang akan maju pada pemilihan rektor tahun depan. Kepada
Kepolisian Daerah Riau, korban serta akun Instagram komahi_ur justru dilaporkan
atas dugaan pencemaran nama baik.
Frasa ketimpangan relasi kuasa dalam definisi ini dianggap menyempitkan faktor
penyebab dari kekerasan seksual yang sejatinya “multikausa”.
Relasi kuasa sendiri dapat diartikan sebagai relasi yang timbul akibat
hubungan antar manusia di mana relasi selalu menimbulkan kekuasaan. Ada dua
unsur penting dalam relasi kuasa, yaitu sifat hierarkis yang meliputi posisi yang lebih
rendah dan lebih tinggi serta adanya ketergantungan antara pihak yang berelasi.Kedua
unsur diketahui oleh individu yang berkuasa sehingga menimbulkan kekuasaan yang
berpotensi disalahgunakan. Ketimpangan relasi kuasa di mana pelaku memiliki kuasa
yang lebih tinggi dibanding korbannya mengakibatkan terjadinya penyalahgunaan
relasi kuasa yang dapat menyebabkan terjadinya kekerasan seksual. Akibat kuasa
yang timpang, pihak yang posisinya lebih lemah (subordinat) seringkali terpaksa
harus menerima perlakuan dari pihak yang lebih kuat (superordinat), termasuk
menjadi objek tindakan seksual. Contoh nyata dari ketimpangan relasi kuasa di
kehidupan sehari-hari dapat dilihat pada hubungan antara dosen dengan mahasiswa,
atasan di tempat kerja dengan karyawan, dan senior dengan junior di organisasi
kampus.
PERNYATAAN SIKAP :
#ALIANSIMAHASISWAUNNES
#DUKUNGPERMENPPKS
#DARURATKS