Naik atau turunnya nilai suku bunga mampu mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh setiap
konsumen dan para pebisnis. Menurunnya suku bunga akan berdampak pada menurunnya
biaya pinjaman untuk barang yang berharga, seperti keperluan rumah tangga, kendaraan, dan
juga rumah.
Ketika suku bunga sedang rendah, maka perusahaan bisa mengajukan pinjaman dengan suku
bunga yang lebih rendah. Hal ini cenderung akan terjadi peningkatan pada belanja modal.
Sebaliknya, ketika suku bunga meningkat, maka biaya pinjaman untuk perorangan ataupun
perusahaan akan cenderung meningkat juga. Dalam kondisi seperti ini, pengeluaran yang
terjadi akan cenderung menurun atau melambat. Kenaikan harga akan sangat mempengaruhi
jumlah pengeluaran.
Saat pendapatan nasional memang sedang meningkat, maka pendapatan setiap rumah tangga
akan turut meningkat. Di saat seperti inilah permintaan agregat akan turut meningkat.
Sebaliknya, penurunan pendapatan nantinya akan berimbas pada menurunnya
jumlah aggregate demand.
Ketika suatu negara masuk ke dalam jurang resesi, maka kondisi tersebut akan sangat
berdampak pada aggregate demand.
Bila masyarakat merasa kondisi ekonomi dalam negerinya sedang aman, maka mereka akan
cenderung belanja lebih banyak yang nantinya akan berdampak pada menurunnya
tabungannya. Namun saat resesi terjadi, maka masyarakat akan cenderung berupaya
meningkatkan jumlah tabungannya.
3. Perubahan Ekspektasi Inflasi
Bila suatu negara sedang mengalami peningkatan laju inflasi, maka umumnya akan terjadi pula
peningkatan harga barang dan jasa dalam negeri. Bila masyarakat merasa negaranya sedang
mengalami inflasi, maka mereka akan melakukan pembelian sebelum harga komoditas menjadi
meningkat tinggi.
Kondisi tersebut akan menyebabkan aggregate demand menjadi meningkat. Sebaliknya, bila
masyarakat merasa harga komoditas akan segera mengalami penurunan dalam waktu yang
dekat, maka mereka akan cenderung menunggu hingga harganya turun. Hal ini akan
membuat aggregate demand menjadi menurun juga.
Nilai mata uang pun akan turut memberikan dampak besar pada aggregate demand. Bila nilai
mata uang dalam suatu negara sedang anjlok, maka harga barang tentu akan semakin mahal,
khususnya barang impor. Sebaliknya, bila mata uang sedang meningkat, maka harga barang
impor pun akan cenderung lebih murah. Naik turunnya harga ini pun akan turut mempengaruhi
nilai aggregate demand.
b. Bentuk kurva permintaan agregat dan apa arti dari bentuk kurva
bentuk kurva permintaan agregat ditunjukkan seperti gambar di bawah ini:
Kurva permintaan agregat yaitu, grafik yang menunjukkan hubungan terbalik antara
permintaan agregat dan tingkat harga. Permintaan agregat mewakili jumlah permintaan
dari empat sektor ekonomi makro: rumah tangga, bisnis, pemerintah, dan sektor
eksternal.
c. Penyebab kurva permintaan aggregate bergeser kekanan
Beberapa faktor meningkatkan permintaan agregat menggeser kurva ke kanan:
k = – MPC / MPS
= – 0,4/0,6
= 2/3
= –0,67
Jadi, angka pengganda dari pajak seperti kondisi tersebut adalah –0,67.
c.
Referensi:
BMP ESPA4110 MODUL 4
https://cerdasco.com/permintaan-agregat/
https://accurate.id/ekonomi-keuangan/aggregate-demand/