Anda di halaman 1dari 15

PENDAFTARAN TANAH

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Hukum Agraria dan Pertanahan Indonesia

Oleh :

Nama : Nita Astuti


NPM : 20110015
Dosen Pengasuh MK : Tita Satria, S.H., M.H.

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TAMAN SISWA PALEMBANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pendaftaran Tanah ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Tita
Satria, S.H., M.H. pada mata kuliah Hukum Agraria dan Pertanahan Indonesia. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pendaftaran Tanah bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Tita Satria, S.H., M.H. selaku dosen mata
kuliah Hukum Agraria dan Pertanahan Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Palembang, November 2021

Nita Astuti

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ..........................................................................................................................
.........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................
.........................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................
.........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1
1.1 Latar Belakang....................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................
2
1.3 Tujuan..................................................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................
4
2.1 Pengertian Pendaftaran Tanah.........................................................
4
2.2 Asas dan Tujuan Pendaftaran Tanah...............................................
4
2.3 Objek Pendaftaran Tanah.................................................................
5
2.4 Kegiatan Pendaftaran Tanah ............................................................
8
2.5 Sistem Pendaftaran Tanah ................................................................
9
BAB III PENUTUP ....................................................................................................
10
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................
10

iii
3.2 Saran ......................................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
.........................................................................................................................................12

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1 Latar Belakang
Tanah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Manusia
membutuhkan tanah baik sebagai tempat tinggal, maupun sebagai sumber kehidupan terutama
untuk masyarakat Indonesia yang sebagian besar penduduknya masih menggantungkan
kehidupannya pada tanah, baik itu untuk pertanian maupun perkebunan. Pemerintah
berkewajiban memberikan kepastian hukum terhadap status tanah yang dikuasai masyarakat
atau badan usaha.
Jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan akan diperlukan sekali, perangkat
hukum yang tertulis, lengkap dan jelas serta dilaksanakan secara konsisten diperlukan dalam
pemberian kepastian hukum di bidang pertanahan dan terselenggaranya pendaftaran tanah
demi adanya jaminan kepastian hukum hak atas tanah. Untuk memperoleh kepastian hukum
dan kepastian akan hak atas tanah Undang-Undang Agraria Nomor 5 Tahun 1960 telah
meletakkan kewajiban kepada Pemerintah untuk melaksanakan pendaftaran tanah yang ada di
seluruh Indonesia, disamping bagi pemegang hak untuk mendaftarkan hak atas tanah yang ada
padanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Ketetapan di atas mengandung pengertian bahwa hal-hal yang menyangkut
kepemilikan, penguasaan, dan penggunaan tanah harus diikuti dengan kegiatan pendaftaran
tanah baik yang dimiliki oleh masyarakat maupun oleh Badan Hukum ke Kantor Pertanahan
guna mendapatkan kepastian hukum hak atas tanah yang dikuasainya atau yang dimilikinya.
Pemerintah mewajibkan pendaftaran tanah dan penerbitan sertifikat merupakan salah
satu perwujudan dari tujuan pendaftaran tanah yang dimaksud. Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Pasal 19 Undang-Undang Pokok
Agraria mengamanatkan bahwa pemerintah mengadakan pendaftaran tanah untuk seluruh
wilayah Republik Indonesia dan bahwa sertifikat hak atas tanah merupakan bukti yang kuat
mengenai suatu penguasaan atau pemilikan tanah. Oleh karena itu dalam Pasal 3 Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, menjelaskan tujuan dan
kegunaan pendaftaran tanah dan salah satu produknya bernama sertifikat hak atas tanah
tersebut.

1
Tujuan pemerintah mengadakan pendaftaran tanah dan penerbitan sertifikat
merupakan salah satu perwujudan dari tujuan pendaftaran tanah yang dimaksud. Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA),
melalui Pasal 19 mengamanatkan bahwa pemerintah mengadakan pendaftaran tanah untuk
seluruh wilayah Republik Indonesia dan bahwa sertifikat hak atas tanah merupakan bukti
yang kuat mengenai suatu penguasaan atau pemilikan tanah.
Pendaftaran tanah meliputi dua kegiatan yaitu kegiatan pendaftaran tanah untuk
pertama kali dan pemeliharaan data pendaftaran tanah. Pendaftaran tanah untuk pertama kali
adalah kegiatan pendaftaran tanah yang dilakukan terhadap objek pendaftaran tanah yang
belum didaftar. Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali meliputi pengumpulan dan
pengolahan data fisik mengenai letak, batas dan luas bidang tanah, pembuktian hak dan
pembukuannya, penerbitan sertifikat, penyajian data fisik dan data yuridis, serta menyimpan
daftar umum dan dokumen.
Adanya pendaftaran tanah seseorang dapat dengan mudah memperoleh keterangan
berkenaan dengan sebidang tanah seperti hak apa yang dipunyai, berapa luasnya, lokasi tanah,
dimana dan apakah dibebani hak tanggungan atau kredit perbankkan sehingga memberikan
jaminan kepastian hukum yang kuat.
Dinamika masalah pertanahan memiliki muatan kerumitan yang tinggi, hal ini
disebabkan oleh realitas yang menunjukkan bahwa kebutuhan manusia akan tanah senantiasa
meningkat seiring dengan laju pertumbuhan dan pembangunan di segala bidang. Di lain pihak
secara kuantitas jumlah tanah tidak bertambah luas (relatif tetap). Oleh karena itu
permasalahan di bidang pertanahan dituntut agar dapat mengelola tanah yang tersedia secara
optimal, sehingga secara profesional masing-masing kepentingan dapat diakomodir secara
proposional sebagai pencerminan dari cita-cita pembangunan nasional di segala bidang.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menulis makalah mengenai pendaftaran tanah.

2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
a. Apa pengertian pendaftaran tanah?
b. Apa asas dan tujuan pendaftaran tanah?
c. Apa objek pendaftaran tanah?
d. Bagaimana kegiatan pendaftaran tanah?
e. Apa saja sistem pendaftaran tanah?

2
3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a. Untuk mengetahui pengertian pendaftaran tanah?
b. Untuk mengetahui asas dan tujuan pendaftaran tanah?
c. Untuk mengetahui objek pendaftaran tanah?
d. Untuk mengetahui kegiatan pendaftaran tanah?
e. Untuk mengetahui sistem pendaftaran tanah?

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendaftaran Tanah


Menurut AP Parlindungan pendaftaran berasal dari kata Cadaster (bahasa Belanda
kadaster) yaitu istilah untuk rekaman, menunjukkan tentang luas, nilai dan kepemilikan atau
lain-lain alas hak terhadap suatu bidang tanah. Selain itu, pendaftaran berasal dari bahasa latin
“Capilastrum” yang berarti suatu register atau unit yang diperbuat untuk pajak tanah Romawi.
Dalam artian yang tegas Cadaster adalah record (rekaman daripada lahan-lahan, nilai
daripada tanah dan pemegang haknya dan untuk kepentingan hukum lainnya).
Pengertian pendaftaran tanah menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 PP Nomor 24 Tahun
1997 adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah secara terus-menerus,
berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan dan penyajian
serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai
bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti
haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah
hak-hak tertentu yang membebaninya.
Menurut Boedi Harsono pendaftaran tanah adalah suatu rangkaian kegiatan yang
dilakukan secara teratur dan terus-menerus untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan
menyajikan data tertentu mengenai bidang-bidang atau tanah-tanah tertentu yang ada di suatu
wilayah tertentu dengan tujuan tertentu.
Dari pengertian tersebut terdapat beberapa unsur yaitu antara lain adanya kewajiban
bagi pemilik tanah untuk mendaftarkan tanah miliknya, adanya kepastian hukum dan jaminan
hukum terhadap pemegang tanah yang mendaftarkan tanahnya dan adanya lembaga
penyelenggara tanah.

2.2 Asas dan Tujuan Pendaftaran Tanah


Dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 dinyatakan bahwa
pendaftaran tanah dilaksanakan berdasarkan asas-asas, antara lain:
a. Asas sederhana
Asas ini dimaksudkan agar ketentuan-ketentuan pokoknya maupun prosedurnya dengan
mudah dapat dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan, terutama para pemegang
hak atas tanah.

4
b. Asas aman
Dimaksudkan agar penyelenggaraannya dilaksanakan dengan teliti dan cermat sehingga
hasilnya dapat semaksimal mungkin sesuai dengan tujuannya menjamin kepastian
hukum.
c. Asas terjangkau
Dimaksudkan agar pelayanan dapat terjangkau semua pihak terutama pihak ekonomi
lemah.
d. Asas mutakhir
Dimaksudkan agar dipeliharanya data pendaftaran tanah secara terus menerus dan
berkesinambungan, sehingga data yang tersimpan di Kantor Pertanahan selalu sesuai
dengan keadaan nyata di lapangan, dan masyarakat dapat memperoleh keterangan
mengenai data yang benar setiap saat. Untuk itu, perlu diikuti kewajiban mendaftar dan
mencatat perubahan-perubahan yang terjadi di kemudian hari. Dengan demikian,
masyarakat dapat memperoleh keterangan mengenai data yang benar setiap saat.
e. Asas terbuka
Bahwa dalam pendaftaran tanah hendaknya bersifat terbuka bagi semua pihak, sehingga
bagi yang membutuhkan informasi tentang suatu tanah akan mudah untuk memperoleh
keterangan-keterangan yang diperlukan.
Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 menjelaskan tujuan
pendaftaran tanah, yaitu:
a. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas
tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat
membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan.
b. Menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan termasuk Pemerintah
agar dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan
perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun yang
sudah terdaftar.
c. Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.

2.3 Objek Pendafataran Tanah


Obyek pendaftaran tanah menurut Pasal 9 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997 meliputi:

5
a. Hak milik
Menurut Pasal 20 ayat (1) UUPA, hak milik adalah hak turun-temurun, terkuat dan
terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah, dengan mengingat ketentuan dalam Pasal
6. Yang dapat mempunyai Hak Milik, yaitu: hanya Warga Negara Indonesia, bank
pemerintah atau badan keagamaan dan badan sosial.
b. Hak guna usaha
Menurut Pasal 28 ayat (1) UUPA, hak guna usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah
yang dikuasai langsung oleh Negara, dalam jangka waktu paling lama 35 tahun dan dapat
diperpanjang paling lama 25 tahun guna perusahaan pertanian, perikanan dan peternakan.
Yang dapat mempunyai hak guna usaha, yaitu: Warga Negara Indonesia dan badan
hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.
c. Hak guna bangunan
Menurut Pasal 35 ayat (1) dan ayat (2) UUPA, hak guna bangunan adalah hak untuk
mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri,
dengan jangka waktu paling lama 30 tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu
paling lama 20 tahun. Yang dapat mempunyai Hak Guna Bangunan, yaitu: Warga Negara
Indonesia dan badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan
di Indonesia. Dari asal tanahnya, hak guna bangunan dapat terjadi pada tanah negara,
tanah hak pengelolaan dan tanah hak milik.
d. Hak pakai
Menurut Pasal 41 ayat (1) UUPA, hak pakai adalah hak untuk menggunakan dan/atau
memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh Negara atau tanah milik orang
lain, yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan
pemberiannya oleh pejabat yang berwenang memberikannya atau dalam perjanjian sewa
menyewa atau perjanjian pengolahan tanah, segala sesuatu asal tidak bertentangan
dengan jiwa dan ketentuan-ketentuan undang-undang ini.
Yang dapat mempunyai Hak Pakai, yaitu: Warga Negara Indonesia, badan hukum yang
didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia, departemen,
lembaga pemerintah non-departemen, dan pemerintah daerah, badan-badan keagamaan
dan sosial, orang asing yang berkedudukan di Indonesia, badan hukum asing yang
memiliki perwakilan di Indonesia, perwakilan Negara asing dan perwakilan badan
internasional.

6
Dalam Hak Pakai untuk jangka waktu ada yang diberikan untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan dan ada pula yang diberikan untuk jangka waktu yang ditentukan.
e. Hak pengelolaan
Hak pengelolaan adalah hak menguasai dari Negara atas tanah yang kewenangan
pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang haknya untuk merencanakan
peruntukan dan penggunaan tanah, menggunakan tanah untuk keperluan pelaksanaan
tugasnya, menyerahkan bagian-bagian tanah tersebut kepada pihak ketiga dan/atau
bekerja sama dengan pihak ketiga.
f. Tanah wakaf
Menurut Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang
Perwakafan Tanah Milik, yang dimakasud dengan wakaf adalah perbuatan hukum
seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari harta kekayaannya yang
berupa tanah milik dan melembagakannya untuk selama-lamanya untuk kepentingan
peribadatan atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Agama Islam. Hak atas
tanah yang dapat diwakafkan untuk kepentingan peribadatan atau kepentingan umum
lainnya menurut ajaran Agama Islam hanyalah hak milik.
g. Hak milik atas satuan rumah susun
Menurut Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011, satuan rumah susun
adalah unit rumah susun yang tujuan utamanya digunakan secara terpisah dengan fungsi
utama sebagai tempat hunian dan mempunyai sarana penghubung ke jalan umum.
Menurut Pasal 46 ayat (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2011, kepemilikan satuan
rumah susun adalah hak milik atas satuan rumah susun yang bersifat perseorangan yang
terpisah dengan hak bersama atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama.
h. Hak tanggungan
Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak
Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah, hak
tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan kepada hak atas tanah sebagaimana
yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu
kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan
yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lain.

7
i. Tanah negara
Menurut Pasal 1 angka 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, tanah negara atau
tanah yang dikuasai langsung oleh Negara adalah tanah yang dipunyai dengan sesuatu
hak atas tanah.

2.4 Kegiatan Pendaftaran Tanah


Berdasarkan Pasal 11 PP Nomor 24 Tahun 1997, kegiatan pendaftaran tanah ada dua,
yaitu pendaftaran tanah untuk pertama kali dan pemeliharaan data pendaftaran tanah.
a. Kegiatan pendaftaran tanah pertama kali dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
(1) Pendaftaran tanah secara sistematik
Pendaftaran tanah secara sistematik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk
pertama kali yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua objek
pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam wilayah atau bagian wilayah suatu
desa/kelurahan.
(2) Pendaftaran tanah secara sporadik
Pendaftaran tanah secara sporadik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama
kali mengenai satu atau beberapa objek pendaftaran tanah dalam wilayah atau
bagian wilayah suatu desa/kelurahan secara individual atau massal.
Kegiatan pendaftaran pertama untuk pertama kali meliputi:
(1) Pengumpulan dan pengolahan data fisik;
(2) Pembuktian hak dan pembukuannya;
(3) Penerbitan sertifikat;
(4) Penyajian data fisik dan data yuridis; dan
(5) Penyimpanan daftar umum dan dokumen.
b. Pemeliharaan data pendaftaran tanah
Kegiatan pemeliharaan data pendaftaran tanah adalah untuk menyesuaikan data fisik dan
data yuridis dalam peta pendaftaran, daftar tanah, daftar nama, surat ukur, buku tanah,
dan sertipikat dengan perubahan-perubahan yang terjadi kemudian hari. Pemeliharaan
data pendaftaran tanah dilakukan apabila terjadi perubahan pada data fisik atau data
yuridis obyek pendaftaran tanah yang telah terdaftar. Pemegang hak yang bersangkutan
wajib mendaftarkan perubahan kepada Kantor Pertanahan.

8
2.5 Sistem Pendaftaran Tanah
Sistem pendaftaran tanah mempermasalahkan apa yang didaftar, bentuk penyimpanan
dana penyajian data yuridisnya serta tanda bukti haknya. Dikenal ada dua macam sistem
pendaftaran tanah yaitu:
a. Sistem Pendaftaran Akta
Akta merupakan sumber data yuridis, karena akta didaftar oleh Pejabat Pendaftaran
Tanah (PPT), pejabat pendaftaran tanah bersifat pasif karena ia tidak melakukan
pengujian atas kebenaran data yang disebut dalam akta yang didaftarkan.
b. Sistem Pendaftaran Hak
Sistem pendaftaran hak adalah hak yang diciptakan serta perubahan-perubahan yang
terjadi kemudian dan pejabat pendaftaran tanah bersifat aktif karena harus melakukan
pengujian kebenaran data yang dimuat dalam akta yang didaftarkan.
Sistem publikasi diperlukan dalam penyelenggaraan pendaftaran tanah, dimana sistem
publikasi dipergunakan untuk menjawab permasalahan sejauh manakah orang boleh
mempercayai kebenaran data yang disajikan tersebut, sejauh manakah hukum melindungi
kepentingan-kepentingan orang yang melakukan perbuatan hukum mengenai tanah yang
haknya sudah didaftar.
Sistem pubikasi tanah yang dianut oleh beberapa Negara yang menyelenggarakan
pendaftaran tanah yaitu:
a. Sistem Publikasi Positif
Menurut sistem ini, sertifikat tanah yang diberikan itu adalah berlaku sebagai tanda bukti
hak atas tanah yang mutlak serta merupakan satu-satunya tanda bukti hak atas tanah.
Sehingga pendaftaran tanah adalah menjamin dengan sempurna bahwa nama yang
terdaftar dalam buku tanah adalah tidak dapat dibantah, kendatipun ternyata ia ternyata
bukanlah pemilik yang berhak atas tanah tersebut.
b. Sistem Publikasi Negatif
Menurut sistem ini bahwa segala apa yang tercantum dalam sertifikat tanah dianggap
benar sampai tidak dapat dibuktikan suatu keadaan sebaliknya di muka sidang
pengadilan.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Pendaftaran tanah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan secara teratur dan
terus-menerus untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan menyajikan data
tertentu mengenai bidang-bidang atau tanah-tanah tertentu yang ada di suatu wilayah
tertentu dengan tujuan tertentu.
b. Pendaftaran tanah dilaksanakan berdasarkan asas sederhana, asas aman, asas terjangkau,
asas mutakhir dan asas terbuka. Tujuan pendaftaran tanah yaitu untuk memberikan
kepastian hukum dan perlindungan hukum bagi pemegang hak atas tanah, menyediakan
informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan terciptanya tertib administrasi
pertanahan.
c. Obyek pendaftaran tanah meliputi hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak
pakai, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas satuan rumah susun, hak tanggungan
dan tanah negara.
d. Kegiatan pendaftaran tanah ada dua, yaitu pendaftaran tanah untuk pertama kali dan
pemeliharaan data pendaftaran tanah.
e. Ada dua sistem pendaftaran tanah yaitu sistem pendaftaran akta dan sistem pendaftaran
hak.

3.2 Saran
Saran yang kami berikan adalah untuk lebih memahami mengenai pendaftaran tanah
sebaiknya pembaca menelusuri materi lebih lanjut dalam buku ataupun referensi lainnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arba, H.M. 2015. Hukum Agraria Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Boedi Harsono. 2003. Hukum Agraria Indonesia-Sejarah Pembentukan Undang-Undang


Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Jilid I. Jakarta: Djambatan.

Parlindungan, AP. 2002. Pendaftaran Tanah Indonesia. Bandung: Mandar Maju.

Santoso, Urip. 2012. Hukum Agraria Kajian Komprehensif. Jakarta: Kencana.

Setiabudi, Jayadi. 2012. Tata Cara Mengurus Tanah, Rumah Serta Segala Perizinannya.
Jakarta: Suka Buku

11

Anda mungkin juga menyukai