Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tingkat penderita penyakit kulit di Indonesia pada saat ini bisa dikatakan
masih cukup tinggi. Penyakit kulit ini timbul karena berbagai macam hal
seperti kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan
lingkungan sekitar termasuk juga kebersihan tubuh. Penyakit kulit dapat
timbul karena adanya infeksi yang disebabkan oleh bakteri jamur/fungi.
Infeksi yang disebabkan oleh jamur dapat dibagi menjadi dua kelompok
yaitu infeksi pada permukaan kulit (topikal) atau permukaan mukosa dan
infeksi yang bersifat sistemik.(1)
Bentuk sediaan obat merupakan sediaan farmasi dalam bentuk tertentu
sesuai dengan kebutuhan, mengandung satu zat aktif atau lebih dalam
pembawa yang digunakan sebagai obat dalam ataupun obat luar. Ada
berbagai bentuk sediaan obat di bidang farmasi, yang dapat diklasifikasikan
menurut wujud zat dan rute pemberian sediaan. Berdasarkan wujud zat,
bentuk sediaan obat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sediaan bentuk cair
(larutan sejati, suspensi, dan emulsi), bentuk sediaan semi padat (krim,
lotion, salep, gel, supositoria) dan bentuk sediaan solida/padat (tablet,
kapsul, pil, granul, dan serbuk).(2)
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.(3)
Peracikan obat adalah penggabungan, pencampuran atau perubahan suatu
obat yang dibuat sesuai dengan resep dokter agar meracik obat sesuai
dengan kondisi individu pasien.(4)
Pada penelitian ini, peneliti akan meneliti dua racikan sediaan krim
yaitu racikan krim anti alergi dan racikan anti bisul, dimana racikan krim
anti alergi ini terdiri dari bahan krim dengan zat aktif gentamycin sulfate

1
2

0,1% kombinasi fluocinolone acetonide 0,025 % dengan ditambahkan krim


tunggal miconazole nitrate 2%. Krim racikan anti alergi tersebut, pada
apotek ini sangat sering digunakan untuk kebutuhan pasien berdasarkan
resep dokter.
Gentamycin sulfate merupakan antibiotik spektrum luas yang
digunakan secara topical untuk mengobati infeksi superfisial pada kulit.(3)
Gentamycin sulfate topikal dapat digunakan dalam terapi luka infeksi
sekunder dan terapi ini ditemukan lebih efektif dibandingkan pemberian
sistemik.(6)
Fluocinolone acetonide merupakan obat kortikosteroid sintetis derivate
hidrokortison. Obat ini umumnya digunakan untuk mengurangi peradangan
dan mengurangi rasa gatal pada kulit. Sedangkan miconazole nitrate
digunakan sebagai obat antijamur yang mempunyai spectrum luas. Pada
peracikan krim antialergi ini adalah alergi yang disebabkan oleh jamur.
Kemudian peracikan selanjutnya adalah peracikan krim antibisul, yaitu
dengan krim gentamycin sulfate 0,1 % dengan ditambahkan fusidic acid
2%. Fusidic acid termasuk dalam kelas obat yang dikenal sebagai antibiotik.
Hal ini digunakan untuk mengobati berbagai infeksi kulit yang disebabkan
oleh beberapa jenis bakteri.
Banyak permasalahan dalam peracikan sediaan krim tersebut, karena
tidak ditempat keadaan yang sangat steril. Oleh karena itu peneliti ingin
mengevaluasi sediaan krim racikan antialergi dan antibisul yang ada di
Apotek X. Evaluasi sediaan krim yaitu dengan batasan-batasan yang
mencangkup evaluasi sediaan krim ini.
Hal inilah yang mendasari dilakukannya penelitian tentang
“EVALUASI SEDIAAN KRIM RACIKAN ANTI ALERGI DAN ANTI
BISUL DENGAN ZAT AKTIF UTAMA GENTAMYCIN SULFATE
PADA APOTEK X”
3

B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas maka diperoleh rumusan masalah yaitu :
1. Apakah racikan krim anti alergi dan anti bisul dengan zat aktif utama
gentamycin sulfate di Apotek X memenuhi standar persyaratan uji
mikrobiologi ?
2. Apakah racikan krim anti alergi dan anti bisul dengan zat aktif utama
gentamycin sulfate di Apotek X memiliki kemampuan untuk
menghambat pertumbuhan mikroba ?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan terpusat pada masalah maka penulis perlu
menggunakan batasan masalah sebagai berikut :
1. Penelitian hanya dilakukan pada sediaan krim racikan anti alergi dan
anti bisul dengan menggunakan zat aktif utama gentamycin sulfate yang
ada di Apotek X
2. Evaluasi yang di lakukan pada sediaan ini meliputi uji organoleptis, uji
pH, uji daya sebar, uji homegenitas, uji viskositas sediaan, uji
mikrobiologi dan uji potensi gentamycin sulfate.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui evaluasi dari sediaan krim racikan anti alergi dan anti bisul
dengan zat aktif utama gentamycin sulfate yang ada di Apotek X.
2. Tujuan Khusus
- Mengetahui uji organoleptis sediaan krim racikan anti alergi dan anti
bisul dengan zat aktif utama gentamycin sulfate di Apotek X.
- Mengetahui uji pH sediaan krim racikan anti alergi dan anti bisul
dengan zat aktif utama gentamycin sulfate di Apotek X.
- Mengetahui uji daya sebar sediaan krim racikan anti alergi dan anti
bisul dengan zat aktif utama gentamycin sulfate di Apotek X.
- Mengetahui uji homogenitas sediaan krim racikan anti alergi dan
anti bisul dengan zat aktif utama gentamycin sulfate di Apotek X.
4

- Mengetahui uji viskositas sediaan krim racikan anti alergi dan anti
bisul dengan zat aktif utama gentamycin sulfate di Apotek X.
- Mengetahui uji mikrobiologi sediaan krim racikan anti alergi dan
anti bisul dengan zat aktif utama gentamycin sulfate di Apotek X.
- Mengetahui uji potensi gentamycin sulfate sediaan krim racikan anti
alergi dan anti bisul dengan zat aktif utama gentamycin di Apotek X.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Dapat mengetahui evaluasi dari sediaan krim racikan anti alergi dan anti
bisul dengan zat aktif utama gentamycin sulfate di Apotek X yaitu uji
organoleptis, uji pH, uji daya sebar, uji homogenitas, uji viskositas, uji
mikrobiologi dan uji potensi gentamycin sulfate.
2. Bagi Institusi
Sebagai referensi untuk dikembangkan lebih lanjut oleh mahasiswa
lainnya dari hasil evaluasi sediaan krim racikan anti alergi dan anti bisul
dengan zat aktif utama gentamycin sulfate.
3. Bagi Masyarakat
Diharapkan lebih baik dalam penggunaan sediaan topikal ini, tetap
sesuai dengan anjuran tim medis.

Anda mungkin juga menyukai