Anda di halaman 1dari 1

DIALISER

Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan kondisi dimana ginjal tidak mampu menyaring
darah yang disebabkan oleh kerusakan organ ginjal. Akibatnya, kelebihan cairan dan zat sisa
dari darah tetap berada dalam tubuh dan dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya
(CDC,2017). Dialisis merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan cairan
dan produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu melaksanakan fungsi
tersebut. Secara klinis, hemodialisis merupakan upaya untuk membersihkan sisa-sisa
metabolisme atau zat beracun lainnya yang terkandung dalam darah kemudian disaring
melalui membran semipermeabel dan kemudian dibuang. Hemodialisis terdiri dari tiga
komponen yaitu komponen dialiser, komponen aliran darah dan komponen dialisat. Ketiga
komponen tersebut bertujuan untuk mengalirkan darah dan cairan dialisat pada kedua sisi
yang berdampingan dari membran semipermeabel sehingga proses hemodialisis dapat
berlangsung (Amri. C, 2017).

Ada 3 komponen utama yang terlibat dalam proses hemodialisis, yaitu alat dialyzer, cairan
dialisat, dan system penghantaran darah. Dialyzer adalah  merupakan suatu alat berupa
tabung yang terdiri dari kompartemen darah dan kompartemen dialisat yang dipisahkan oleh
membran semipermeabel.

Dialiser hollow-fiber (serat kapiler) merupakan desain yang paling efektif sehingga


memungkinkan proses dialisis dengan efisiensi tinggi dan resistansi yang rendah.
Ada tiga bahan dasar membran dialiser yaitu selulosa, selulosa modifikasi, dan selulosa
sintetik. Saat ini, banyak membran dialisis terbuat dari bahan sintetik,
seperti polyacrylonitrile, polysulfone, polyamide, dan lain-lain. Perbedaan utama dari bahan-
bahan ini adalah efek biokompatibilitas, besar klirens, dan daya filtrasinya. Biokompatibilitas
adalah kemampuan membran untuk aktivasi kaskade komplemen (respon inflamasi).[4,11,15-
17] Bahan selulosa sintetik mempunyai biokompatibilitas yang lebih baik.[15-17]

Anda mungkin juga menyukai