Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Takdir adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi semua sisi
kejadiannya, baik itu mengenal kadar atau ukurannya, tempat, maupun waktunyadan ditetapkan kepada
manusia sejak jaman azali. Takdir disini banyak mengadung arti terutama pengertiannya banyak orang
mengeartikan bahwa takdir sama halnya dengan nasib. Hal ini sebenarnya kurang bisa dibedakan
mengandung arti keduanya yang hampir sama atau samar samar.Kita tidak dapat berbuat sesuatupun
juga, kecuali kalau kita hidup artinya kita mempunyai nyawa dibadan, nyawa tidak dapat kita adakan
sendiri jika nyawa hendak melayang tak dapat dan tak kuasa kita menahannya jika ia sudah hilang, tak
dapat dan takkuasa kita mengembalikan atau menggantikannya.

Berbicara mengenai taqdir tentu tak lepas dari sebutan ikhtiar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
mendefiniskanb ”taqdir" sebagai alat, syarat untuk mencapai maksud; daya upaya; mencari daya upaya;
pilihan (pertimbangan, kehendak, pendapat,dsb). Dalam penggunaan umum, ikhtiar adalah usaha, atau
sebentuk aktifitas yang diharapkanmenjadi solusi atas persoalan yang tengah membelit.Pengertian ini
tidak sepenuhnya keliru, namun mengandung masalah serius. Sebab, padadasarnya ikhtiar adalah istilah
keagamaan yang baku. Ia memiliki pengertian dan klasifikasitersendiri atas persoalan-persoalan yang
bisa dicakup di dalamnya
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian taqdir

Taqdir adalah sesuatu yang terjadi atas ridho Allah SWT jauh sebelum manusia diciptakan.Seperti
yang terkandung dalam (QS.Al-Hadid:22) yang berbunyi:

‫ك َعلَى هّٰللا ِ يَ ِس ْي ۖ ٌر‬


َ ِ‫ب ِّم ْن قَ ْب ِل اَ ْن نَّ ْب َراَهَا ۗاِ َّن ٰذل‬
ٍ ‫ض َواَل فِ ْٓي اَ ْنفُ ِس ُك ْم اِاَّل فِ ْي ِك ٰت‬
ِ ْ‫ااْل َر‬

Artinya:"Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah
tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah
bagi Allah".

Ayat ini menerangkan bahwa semua bencana dan malapetaka yang menimpa permukaan bumi, seperti
gempa bumi, banjir dan bencana alam yang lain serta bencana yang menimpa manusia, seperti
kecelakaan, penyakit dan sebagainya telah ditetapkan akan terjadi sebelumnya dan tertulis di Lauh
Mahfudz, sebelum Allah menciptakan makhluk-Nya. Hal ini berarti tidak ada suatu pun yang terjadi di
alam ini yang luput dari pengetahuan Allah dan tidak tertulis di Lauh Mahfudz. Menetapkan segala
sesuatu yang akan terjadi itu adalah sangat mudah bagi Allah, karena Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu, baik yang telah ada maupun yang akan ada nanti, baik yang besar maupun yang kecil, yang
tampak dan yang tidak tampak. Ayat ini merupakan peringatan sebagian kaum Muslimin yang masih
percaya kepada tenung, suka meminta sesuatu kepada kuburan yang dianggap keramat, menanyakan
sesuatu yang akan terjadi kepada dukun dan sebagainya. Hendaklah mereka hanya percaya kepada Allah
saja, karena hanyalah Dia yang menentukan segala sesuatu. Mempercayai adanya kekuatan-kekuatan
gaib, selain dari kekuasaan Allah termasuk memperserikatkan-Nya dengan makhluk ciptaan-Nya dan
berarti tidak percaya kepada tauhid rububiyyah yang ada pada Allah SWT.

Takdir menurut istilah, dapat diartikan sebagai suatu peraturan tertentu yang telah dibuat oleh Allah
Swt., baik aspek struktural maupun aspek fungsionalnya, untuk undang-undang umum atau kepastian-
kepastian yang dikaitkan di dalamnya, antara sebab dan akibat (causaliteit). Sehingga seluruh ciptaan ini
mampu atau dapat berinteraksi antara yang satu dengan yang lain, yang kemudian melahirkan kualitas-
kualitas atau kejadian-kejadian tertentu.Umat Islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda
kekuasaan Tuhan yang harus diimani sebagaimana dikenal dalam Rukun Iman. Penjelasan tentang takdir
hanya dapat dipelajari dari informasi Tuhan, yaitu informasi Allah melalui Alquran dan hadis. Secara
keilmuan umat Islam dengan sederhana telah mengartikan takdir sebagai segala sesuatu yang sudah
terjadi.Takdir dapat didefinisikan sebagai hukum sebab-akibat yang berlaku secara pasti di bawah
pengawasan Tuhan.
Dalam Alquran, ada tiga pokok persoalan tentang takdir. Pertama, takdir Allah berlaku pada fenomena
alam. Artinya, hukum yang berlaku objektif sehingga kausalitas alam dapat dipahami dan diperkirakan
oleh manusia.

Kedua, sunnatullah. Ini berkaitan dengan hukum sosial yang di dalamnya manusia terlibat. Ketiga, efek
takdir yang baru dapat diketahui kelak di akhirat.

B.Pengertian Ikhtiar

Ikhtiar berasal dari bahasa Arab "khayr"yang berarti mencari hasil yang lebih baik.Adapun secara
istilah, pengertian ikhtiar yaitu usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik
material, spiritual, kesehatan, dan masa depannya agar tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan
akhirat terpenuhi.Ikhtiar lebih tepat diartikan sebagai “memilih yang baik-baik”, yakni segala sesuatu
yang selaras tuntunan Allah dan Rasul-Nya.Ikhtiar juga dilakukan dengan sungguh-sungguh, sepenuh
hati, dan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya. Akan tetapi, jika usaha
kita gagal, hendaknyakita tidak berputus asa. Kita sebaiknya mencoba lagi dengan lebih keras.

Salah satu yang menjadi titik terangnya adalah bahwa Islam sangat menganjurkan umatnya untuk
berusaha lebih. “Usaha, doa dan tawakkal, merupakan tiga hal yang tidak bisa terpisahkan. Hal tersebut
harus berurutan. Jika kita tawakkal namun tidak didahului usaha dan doa, itu juga tidak dibenarkan”
Ungkap Asep Rustiawa.Maka selain dengan wujud ikhtiar atau usaha yang dijalankan, juga dapat disertai
dengan adanya doa sesuai dengan keinginan masing-masing agar dikabulkan oleh Allah SWT untuk
proses merubah takdir.

TAKDIR yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia adalah disebut dengan TAKDIR MUALLAQ. Takdir
Muallaq ini adalah ketentuan dari Allah SWT yang masih bisa diupayakan oleh ikhtiar atau usaha
manusia.Artinya, manusia masih diberikan peran dalam mengganti atau merubah terhadap adanya
takdir tersebut.Kita diberikan peran untuk berusaha, sedangkan hasil akhirnya pasrahkan saja kepada
Allah SWT.

Contoh-contoh Takdir Muallaq

Adapun contoh takdir muallaq yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:

a. Kepandaian

Jika kamu ingin menjadi pandai maka berusahalah meraihnya. Usaha-usaha tersebut antara lain
dengan rajin belajar baik belajar sendiri atau mendaftar les privat.
b. Kesehatan

Jika kamu ingin sehat maka harus berusaha dengan cara menjaga pola makan, berolahraga teratur,
dan menjaga kebersihan. Jika melakukan usaha-usaha tersebut maka tubuh sehat bisa didapat.

c. Kemakmuran

Hal yang satu ini bisa diraih jika kamu giat bekerja, kreatif, pantang menyerah, rajin menabung, dan
hemat. Agar seseorang menjadi pandai, sehat, dan hidup makmur maka harus berusaha meraihnya,
bukan pasrah menunggu nasib.

Jadi seseorang tidak akan pandai jika malas belajar, tidak akan menjadi sehat dan bugar jika tak
pernah menggerakkan tubuh (olahraga), dan tak mungkin menjadi kaya jika tak mau bekerja. Meski
Allah telah menentukan semuanya, tapi manusia tetap harus rajin dan berusaha mengubah
nasibnya.Dengan beriman kepada takdir dengan benar, seseorang akan giat berusaha dan berjuang
untuk terus menjalani kehidupannya. Jika bahasannya takdir muallaq, maka kamu diharuskan untuk
selalu berusaha atau ikhtiar.Selaij takdir muallaq didalam Islam ada juga disebut dengan takdir mubran

Takdir Mubram

Takdir mubram adalah ketentuan mutlak dari Allah SWT yang pasti berlaku dan manusia tidak diberi
peran untuk mewujudkannya atau tidak bisa merubahnya .Contohnya adalah kelahiran, kematian
manusia, jodoh, hingga hari kiamat. Sebab, tidak ada manusia yang mengetahui kapan seseorang akan
lahir maupun mati. Sehingga itu hanya menjadi rahasia milik Allah SWT.

Ada juga conoh lain dari cerita Rosullullah Muhammad SAW untuk umatnya terkait usaha yang harus
dilakukan. Salah satunya adalah ketika Rosul hendak berangkat perang beliau mengguanakan pakaian
dan peralatan yang lengkap guna melindungi diri. Padahal, semua juga tahu bahwa beliau merupakan
kekasih Allah SWT, yang mana akan dilindungi oleh-Nya langsung. Namun, usaha itu tetap Rasul lakukan.
Dari cerita ini bisa disimpulkan bahwa kita tidak bisa semata-mata pasrah dengan bahwa takdir kita
harus tetap berusaha.
C.Hubungan Antara Takdir Dan Ikhtiar

Rasulullah SAW pernah menjelaskan bahwa takdir dan ikhtiar adalah dua hal yang harus dimiliki oleh
setiap orang yang berharap untuk meraih takdir Allah.Takdir adalah rangkaian ketetapan Allah yang
bersifat ‘pasti’ mengandung sebab dan akibat sedangkan Ikhtiar adalah upaya untuk meraih atau
mencari sebab-sebab yang menjadi ketetapan Allah. Oleh karena itu, setiap orang berhak untuk
berharap mendapat sesuatu dari ikhtiarnya namun orang itu harus berusaha dengan seluruh
kemampuannya untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkannya tapi harus tetap sadar sepenuhnya
bahwa hasil dari setiap ikhtiar yang dilakukan dengan seluruh kemampuannya bergantung pada
kehendak Allah.

BAB III
PENUTUP

Setiap manusia harus menyadari bahwa dengan keterbatasan dirinya untuk berupaya, dia harus selalu
menyerahkan diri sepenuhnya pada keputusan Allah. Manusia hanya dapat berusaha dan Allahlah yang
menentukan hasil dari setiap usahanya. Kewajiban kita sebagai hamba Allah adalah berikhtiar untuk
menggapai takdirnya, baik dalam pengertian lahiriah maupun batiniah.

Ketika kita beriman kepada takdir Allah, bukan berarti kita harus menafikan ikhtiar. Sebaliknya, justru
dengan beriman kepada takdir Allah, kita akan terdorong untuk bersungguh-sungguh meraih apa yang
kita inginkan dan menjaga diri dari sesuatu yang tidak kita inginkan dengan ikhtiar kita. Sebaliknya,
setiap ikhtiar yang kita lakukan akan memberikan harapan pada diri kita untuk meraih takdir-Nya.

Anda mungkin juga menyukai