Anda di halaman 1dari 8

Atikel Pembuatan Simplisia dari

Kunyit Putih (Curcuma zedoaria)

Disusun Oleh

Nama Kelompok 2 :
1. Finny Trisna Safitri (F0I020004)
2. Ririn Maulidni Putri (F0I020008)
3. Vina Anggraini (F0I020020)
4. Ashwarani Felisya Putri (F0I020042)
5. Muhammad Fajri Pratama (F0I020052)
6. Saadatul Abila Akhyar (F0I020060)
7. Nizella Syaenri (F0I020086)

Kelas : 2 B

Prodi : D3 Farmasi

Dosen Pengampu : Delia Komala Sari, S.Farm, Apt, M.Farm

UNIVERSITAS BENGKULU
2021
Kunyit Putih (Curcuma zedoaria)

Kunyit putih (Curcuma zedoaria) family Zingiberaceae merupakan tanaman asli daerah
Indo-malesian, tersebar dari Indo-China, Taiwan, Thailand, Pasifik hingga Australia Utara.
Beberapa nama daerah adalah Temu mangga, kunyit putih, kunir putih, temu bayangan, temupoh
(Jawa), temupao (Madura), temu mangga, temu putih (Melayu), koneng joho, koneng lalap,
koneng pare, koneng bodas (Sunda), dan nama asingnya adalah temu pauh (Malaysia), kha min
khao (Thailand). Kunyit putih mempunyai kandungan utama kurkuminoid. Aktivitas
farmakologi kunyit putih menunjukkan adanya efek antioksidan (Saefudin et al., 2014). Kunyit
putih mempunyai kandungan utama senyawa-senyawa arilheptanoid (kurkuminoid), minyak
atsiri dengan bermacam- macam monoterpen dan seskuiterpen, dan polisakarida. Aktivitas
farmakologik menunjukkan adanya efek antimikroba, antiradang, antikanker, hepatoprotektif,
dan insektisida.
Kunir putih mengandung minyak atsiri, tanin, gula dan damar (Fauziah, 1999).
Kandungan kunir putih yang sangat penting adalah pigmen kurkuminoid yang berwarna orange.
Pigmen ini merupakan campuran dari tiga komponen analog yaitu kurkumin, demetoksi
kurkumin, dan bisdemetoksi kurkumin (Tonnesen, 1986). Kunir putih mengandung antioksidan
berupa kurkuminoid sebanyak 132 ppm (Pujimulyani, 2003). Antioksidan merupakan senyawa-
senyawa yang dapat menghambat, menunda, atau mencegah terjadinya oksidasi lemak atau
senyawasenyawa lain yang mudah teroksidasi (Santoso, 2016). Antioksidan banyak digunakan
dalam produk pangan yang mengandung minyak atau lemak untuk menghambat terjadinya reaksi
oksidasi minyak atau lemak tidak jenuh (Pujimulyani, 2003).
Tanaman kunyit putih adalah tanaman obat yang sudah digunakan sebagai obat
tradisional. Seperti pada setiap tanaman yang mempunyai nama latin, kunyit putih juga
mempunyai nama latin yaitu Curcuma Zedoaria. Kata Curcuma berasal dari bahasa Arab
Kurkum dan Yunani Karkom.
Secara umum, klasifikasi ilmiah tanaman kunyit putih adalah sebagai berikut :
 Kingdom : Plantae
 Divisi : Magnoliophyta
 Classis : Liliopsida
 Ordo : Zingiberales
 Familia : Zingiberaceae
 Genus : Curcuma
 Spesies : Curcuma zedoaria
Tanaman kunyit putih (Curcuma zedoaria) merupakan tanaman semak berumur
tahunan. Diperkirakan berasal dari Binar pada ketinggian 1300-1600 mdpl, ada juga yang
mengatakan bahwa kunyit berasal dari India. Tanaman ini mempunyai tinggi 50-75 cm, bentuk
batang semu yang tersusun dari pelepah – pelepah daun. Daun berwarna hijau, berbentuk seperti
mata lembing bulat lonjong di bagian ujung dan pangkalnya. Panjang daun 30-60 cm dengan
lebar daun 7,5-12,5 cm, tangkai daunnya panjang sama dengan panjang daunnya. Permukaan
atas dan bawah daun agak licin, tidak berbulu. Tanaman ini mempunyai bunga majemuk
berbentuk bulir yang muncul dari bagian ujung batang. Mahkota bunga berwarna kuning muda
atau hijau keputihan, panjang 2,5 cm. Kunyit putih memiliki rimpang berbentuk bulat, renyah,
dan mudah dipatahkan. Kulitnya dipenuhi semacam akar serabut yang halus hingga menyerupai
rambut. Rimpang utamanya keras, bila dibelah tampak daging buah berwarna kekuning-
kuningan di bagian luar dan putih kekuningan dibagan tengahnya. Rimpang berbau aromatis
seperti bau mangga, dan rasanya mirip manga sehingga masyarakat menyebutnya temumangga
(Syukur, 2003).
Adapun manfaat dari kunyit putih yaitu:
1. Sebagai lalapan dan obat tradisional
Rimpang kunir putih dapat dimanfaatkan sebagai lalapan yang dapat dimakan bersama nasi dan
dapat diolah menjadi makanan maupun minuman fungsional. Selain sebagai makanan maupun
minuman kunir putih juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional seperti obat maag, diare,
penghilang nyeri saat haid, keputihan, serta mengobati jerawat dan bisul.
2. Mempunyai sifat antikanker, antioksidan dan antialergi
Menurut Abas (2005) dan (Alvianti dkk, 2012) berpendapat bahwa kunyit putih memiliki sifat
anti kanker dan antioksidan. Selain itu juga, kunyit putih memiliki efek anti alergi dengan cara
menghambat degranulasi pada sel RBL-2H3 (Rat Basophilic Leukemia) dengan menggunakan β-
hexosaminidase sebagai biomarker.
3. Anti Kolesterol
Pada penelitian Khare (2008) berpendapat ekstrak Curcuma zedoaria dengan dosis 200-400
mg/kg ditemukan efektif dalam mengurangi tingkat total kolesterol (17,1% -19,65%) setelah 12
hari pra perawatan yang menunjukkan aktivitas antihilperididemia (Srividya et al., 2012).
Tindakan penurun kolesterol Curcuma termasuk mengganggu serapan kolesterol usus,
meningkatkan konversi kolesterol menjadi asam empedu dan meningkatkan ekskresi asam
empedu melalui efek choleretic-nya.
4. Dapat mengobati demam, sebagai antipiretik dan analgesik
Hasil penelitian azam (2014) menunjukkan bahwa ekstrak etanol Curcuma zedoaria secara
signifikan menurunkan suhu tubuh yang diinduksi ragi dalam tikus dengan cara tergantung dosis
dan efek antipiretik pada dosis 750 mg / kg sebanding dengan standar obat parasetamol
antipiretik (10 mg / kg). Antipiretik merupakan senyawa yang berfungsi untuk mengurangi rasa
sakit, yang diakibatkan oleh adanya gangguan pada tubuh manusia Penapisan fitokimia ekstrak
etanol menunjukkan adanya tanin, flavonoid, saponin, alkaloid, terpinoid, karbohidrat dan
steroid sebagai penyusun utama ekstrak C. zedoaria yang beberapa diantaranya memiliki
aktivitas antipiretik.
5. Sebagai anti mikroba
Anti mikroba merupakan senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Dalam
penelitian Rita (2010) dan Rahman (2012) berpendapat ekstrak rhizoma Curcuma zedoaria
memiliki aktivitas sebagai anti bakteri maupun anti jamur (Bakteri pertumbuhannya dapat
dihambat oleh Curcuma zedoaria dapat berupa bakteri gram positif (Bacillus sereus, Bacillus
megaterium, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Sarcina lutea) dan bakteri gram negatif
(Salmonella paratyphi, Salmonella typhi, Vibrio parahemolyticus, Vibrio minicus, E. coli,
Shigella dysenteriae).
Setelah mengetahui bermacam manfaat dari Kunyit putih (Curcuma zedoaria), adapun
proses pengawetan kunyit putih simplisia. Apa itu simplisia? Menurut Departemen Kesehatan
RI, simplisia merupakan bahan alami yang akan digunakan sebagai obat/jamu yang belum
mengalami proses apapun dan berupa bahan yang dikeringkan. Dengan proses simplisia, bahan
tersebut terus diperhatikan secara teliti sehingga tidak ada jamur yang tumbuh dan merusak
bahan obat.
Kenapa kunyit putih harus dalam bentuk simplisia? menyimpan bahan jamu/obat dalam bentuk
simplisia membuat bahan menjadi lebih awet karena telah dikeringkan tanpa mengurangi kadar
khasiat yang dikandung pada setiap tanaman. Berikut ini tahapan membuat simplisia dari kunyit
putih:

1. Pengumpulan Bahan Baku

Dipengumpulan bahan bergantung pada bagian tanaman, umur tanaman saat panen, waktu
panen, dan lingkungan tempat tumbuh. Jadi beberapa jenis tanaman ataupun bagian tanaman
agak berbeda. Sehingga bahan yang dipanen mempunyai mutu terbaik.
2. Sortasi Basah

Proses selanjutnya, sortasi basah yaitu memisahkan dari bahan atau pengotor yang tidak
diperlukan yang tujuannya untuk menghilangkan kotoran atau benda asing yang masih terikut di
dalam simplisia.

3. Pencucian

Dengan air bersih yang mengalir untuk menghilangkan tanah atau kotoran yang masih menempel
pada bahan.

4. Perajangan
Perajangan ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pada proses pengeringan nantinya.

5. Pengeringan

Dijemur di bawah sinar matahari, bertujuan untuk mengurangi kadar air dan menghambat proses
pembusukan. Faktor yang mempengaruhi yaitu suhu, kelembapan, dan aliran udara.

6. Sortasi Kering

Bertujuan untuk memisahkan benda asing dan pengotor yang masih ada.

7. Penyimpanan dan Pengemasan


Beri label yang bertuliskan nama simplisia, nama daerah, metode pengeringan (dijemur/oven),
dan tanggal pengemasan.
DAFTAR PUSTAKA
Kusmiati, dkk. 2011. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ZAT AKTIF EKSTRAK METANOL
RIMPANG KUNYIT PUTIH (Curcuma mangga Val) FRAKSI ETIL ASETAT.
Jurnal Ilmiah Kefarmasian. 1 (2). 1-10
Silalahi, Marina. 2018. Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe (MANFAAT DAN
BIOAKTIVITAS). Jurnal Pro-Life. 5 (1). 511-525
Saefudin, Syarif, F., & Chairul. (2014). Potensi Antioksidan dan Aktivitas Antiproliferasi
Ekstrak Kunyit Putih (Curcuma zedoaria Rosc.) PADA SEL HELA. Widyariset, 17(3), 381–
389.
Setyowati, A., & Suryani, C. L. (2013). Peningkatan Kadar Kurkuminoid dan Aktivitas
Antioksidan Minuman Instan Temulawak dan Kunyit. AGRITECH, 33(4).
Mulyani, S., Harsojuwono, B. A., & Puspawati, G. A. K. D. (2014). Potensi Minuman Kunyit
Asam (Curcuma domestica Val.-Tamarindus indica L.) sebagai Minuman Kaya Antioksidan.
AGRITECH, 34(1).

Anda mungkin juga menyukai