Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MICROHYDRO POWER
SCOUT GUIDE
DI
S
U
S
U
N
Oleh :

ANNISA MAGHFIRAH
1820305030
TRPE 2.B

TEKNOLOGI REKAYASA PEMBANGKIT ENERGI


TEKNIK ELEKTRO

DOSEN PEMBIMBING :
YAMAN S.T,M.Eng

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2020
MICRO HYDRO POWER
SCOUT GUIDE

FOREWORD (KATA PENGHANTAR)

Micro Hydro Power adalah suatu kegiatan yang memerlukan survei lapangan , perencanaan
, perancangan pengerjaan tanah, pekerjaan sipil , konstruksi mesin , instalasi dan operasi , serta
manajemen dan layanan; dengan seluruh bidang pada level yg berbeda, peran yang berbeda ,
dan integrasi semua komponen untuk seluruh pembangkit listrik tenaga air harus diingat.
Panduan ini membahas bagaimana kontraktor membawa ide-ide tersebut kepada masyarakat dan
pemilik. Mereka mendefinisikan proyek lalu menerapkannya. Kegiatan ini sering dilakukan oleh “Mill
Wrights” , Mill Wrights adalah suatu pekerjaan mengelas (welding).
SCOUT GUIDE harus menjadi panduan untuk membentuk proyek dengan cara profesional.
SCOUT GUIDE merupakan panduan yang baik untuk proses pengembangan Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA) . SCOUT GUIDE juga baik bagi produsen peralatan untuk mengontrol desain dan
data mereka , serta dapat diterapkan saat kerja lapangan.

1. Overview

1.1 Components of Plant


Untuk pengalihan air, ketinggian air sungai harus dinaikkan dengan cara dibendung.
Air dialihkan pada intake dan dibatasi oleh saluran di sepanjang landscape contour lines. Sedangkan
Spillways melindungi dari kerusakan dari aliran air yang berlebihan. Air akan melambat dan
menumpuk di forebay dari tempat masuk kedalam penstock, lalu pipa bertekanan membawa air
kerumah pembangkit, dimana turbin konveksi daya dan peralatan pembangkit sudah siap untuk
bekerja. Air dibuang melalui draft tube dari Crossflow atau turbin Pelton.

2. PERENCANAAN PLTMH
Sebelum menuangkan rencana di atas kertas, sangat dianjurkan untuk mengenal lokasi
terlebih dahulu. Teliti dimana dan bagaimana cara untuk mengalihkan aliran air, identifikasi
komponen apa saja yang diperlukan di lanskap tersebutKarakteristik tinggi air , tandai lokasi
untuk survey lanjutan dan pertimbangkan pilihan lain. Setelah itu baru lakukan perencanaan
yang lebih detil dan membangun pembangkit baru :

Karakteristik Pilihan Pengaliran Air


1. Up to high head , short direct penstock (Head tinggi, pipa pesat pendek dan langsung ke
rumah pembangkit)
2. Medium to high head , short penstock , long chanel (Head menengah hingga tinggi, pipa
pesat pendek, saluran pembawa panjang)
3. Medium to high head, long penstock, short or no channel (Head menengah hingga tinggi,
pipa pesat panjang, tanpa saluran pembawa atau saluran pembawa pendek)
4. Low head, long channel (Head rendah, pipa pesat pendek, saluran pembawa panjang)

3. FLOW MEASUREMENT METHODS


Aliran air harus di ukur untuk menentukan potensi daya.

3.1 Metode luasan-kecepatan aliran (perkiraan kasar)


Debit air dan head harus diukur untuk menentukan potensi daya yang bisa dibangkitkan.

Metode luasan-kecepatan aliran (perkiraan kasar)


Prosedur: Tentukan lokasi yang alirannya cukup seragam tidak banyak pergolakan dan
memiliki panjang aliran tertentu L(m).
Tentukan luas penampang aliran dengan mengukur B(m) dan H(m) : A= B.H

Untuk menghitung kecepatan V(m/detik) ukur waktu T(detik) yang diperlukan oleh sebuah
pengapung untuk menempuh jarak L(biarkan pengapung mempercepat jalannya sebelum
titik pengukuran dimulai), lalu bagi jarak (L) dengan waktu (T) : V = L/T

Untuk menentukan koefisien debit Q kalikan kecepatan V dengan luas A dan faktor koreksi c:
Q = V.A.c

A = luasan penampang aliran (m2)


H = kedalaman penampang aliran (m)
B = lebar penampang aliran (m)
V = kecepatan aliran (m/detik)
L = jarak pengukuran (m)
T = waktu tempuh pengapung (detik)
Q = debit (m3/detik)
c = faktor koreksi rata-rata karena kekasaran dasar sungai ~ 0,75
air dangkal, dasar kasar ~ 0,5
saluran, dasar lebih halus ~ 0,85

3.2 Metode bendung (persegi panjang)


Pengukuran debit yang lebih akurat bisa dilakukan dengan menggunakan atau membangun
bendung bibir tajam: Prosedur:
1. Bangun bendung dengan takik berbibir tajam (contoh: gunakan lembaran besi sebagai
takik)
2. Bangun bendung di lokasi dimana aliran cukup seragam dan hampir tidak ada pergolakan
3. Pasang tonggak pengukur tepat sama ketinggian dengan bibir bendung
4. Ukur ketinggian (cm)
5. Ukur lebar (m)
6. Cek debit (liter/detik) dari tabel berikut

Gunakan tabel ini untuk memperkirakan debit yang diukur dengan metode bendung persegi
panjang: Contoh: B = 70 cm
H = 22,5 cm
Hasil: Q = 132 liter/detik

3.3 Metode pengenceran (garam)


Prosedur:
1. Pilih satu arus dengan panjang tertentu dimana tidak ada genangan bedar yang stagnan
(diam).
2. Campur pengenceran garam dengan menggunakan garam meja murni; aturan umum
adalah 100-300 gram garam untuk setiap 100 liter/detik aliran arus yang diperkirakan.
3.Kalibrasi conductivity meter ke posisi debit “normal” (penentuan daya konduksi awal).

Rekomendasi:
Pergunakan conductivity meter full otomatis untuk menentukan debit. (Prosedur untuk
penentuan debit secara manual tanpa alat otomatis cukup panjang dan dijelaskan dalam
manual detil, misalnya EASYFLOW).

3.4 Metode current meter (meteran arus)


Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, tenaga professional di bidang survey
hidrologi, dinas pengairan, universitas atau institusi lain menggunakan current meter untuk
mengukur.
Seringkali para ahli ini melakukan pengukuran untuk menentukan hak penggunaan air atau
izinizin terkait.
Prosedur:
1. Bagi penampang sungai menjadi bagianbagian yang kurang lebih sama.
2. Ukur kecepatan di setiap bagian.
3. Kalikan dan hitung kecepatan rata-rata aliran.

3.5 Penentuan desain debit


Debit yang diukur pada saat tertentu dalam tahun tertentu harus dihubungkan dengan
karakteristik debit tahunan (“hidrograf”). Jika pengukuran dilakukan pada musim kemarau
(yang ekstrim) maka debit tersebut dapat dianggap sebagai “debit yang aman” untuk
pembangkit di masa depan.
Perhatian:
Turbin yang tidak memiliki kemampuan operasi dengan variasi debit seperti PAT (pump as
turbine) memerlukan debit “aman”. Turbin tipe lain seperti pelton atau turbin aliran silang
(crossflow) bisa memakai debit yang lebih besar.

3.6 Daerah Tangkapan


Untuk menghitung luas daerah tangkapan air gunakan peta skala 1:50.000.
Prosedur:
1. Siapkan peta lokasi skala 1:50.000
2. Tandai batas daerah tangkapan air
3. Dapatkan informasi hidrologi dari stasiun pengukuran di daerah tersebut. (Jika tidak ada,
konsultasikan dengan dinas pengairan atau ahli hidrologi untuk mengkorelasikan dengan di
lokasi yang sebelumnya telah diukur).
4. Tentukan kurva durasi debit. Evaluasi potensi daya (lihat Bab 5)

4 . ME TODE PENGUKURAN HEAD

4.1 Umum
Jika peta detil lokasi yang dilengkapi dengan kontur sudah ada atau survey topografi
sudah dilakukan maka head kotor (gross head) bisa ditentukan.
Jika belum maka metode-metode berikut ini bisa digunakan untuk menentukan head.
Sebelum melakukan pengukuran pastikan bahwa bak penenang, posisi pipa pesat, dan lokasi
rumah pembangkit sudah ditentukan, sebagai dasar dalam merancang pembangkit.

4.2 Metode waterpas dan papan kayu (atau benang)


Umumnya dipergunakan papan kayu dan benang merupakan pilihan lain. Dengan benang
bisa dicakup jarak yang lebih panjang tetapi akan lebih repot. Benang harus ditarik dan
waterpas tidak bisa dipasang sebagaimana pemasangan pada papan kayu.

Ini adalah prosedur bertahap untuk menentukan head kotor antara air buangan dan
permukaan air yang lebih tinggi (pada air terjun/bak penenang), dengan menggunakan
waterpas dan papan kayu. H g = h1 + h + 2 h 3 ... + hn

4.3 Metode alat ukur ketinggian portabel


Berlawanan dengan metode di atas, metode ini mudah dan cocok untuk perkiraan cepat di
lapangan. Kelebihan metode ini antara lain:
> Bisa dilakukan satu orang saja
> Peralatan tidak besar dan mudah diatur
> Mudah dan nyaman untuk mengukur jarak jauh serta lereng yang curam.

Prosedur :
Intip dari lubang penglihatan dengan gelembung tepat di tengah:
> Mulai dari dasar (air buangan) dan tandai lokasi dimana pengukur akan memposisikan diri.
Pastikan badan berdiri normal (mis: tidak sengaja membungkuk)
> Pindah ke lokasi tersebut dan lakukan pengukuran lagi. Pastikan saat pengukuran
gelembung di tengah.
> Lakukan prosedur di atas sampai pengukur mencapai puncak (misalnya: lokasi bak
penenang).

Jumlah pengukuran dikalikan dengan jarak antara mata pengukur ke tanah setara dengan
total beda tinggi dari dasar ke puncak. Untuk penggunaan lebih jauh mengenai bagaimana
mengukur jarak dan lereng maksimum baca petunjuk pemakaian yang diberikan produsen
(yaitu CST/Berger)
Hg = h1 + h2+ h3 ... + hn

4.4. Metode pengukuran ketinggian berdasar sudut


Untuk metode ini peralatan berikut ini bisa dipakai:
> Clinometer (dan pita)
> Abney Level (dan pita
> Theodolite
> Total station

Lebih jauh: Gunakan hypsometer, GPS, atau altimeter jika tersedia.

5. PERHI TUNGAN DAYA

5.1 Prinsip-prinsip perhitungan daya


Pertama perkirakan daya yang tersedia: daya yang ditentukan untuk pemilihan turbin
harus sesuai dengan permintaan daya yang dihitung dengan rumus berikut ini:
P = Q x H x percepatan gravitasi x nilai effisiensi turbin

Debit (Q): aliran air yang lewat turbin (m /detik)


Head (H): head bersih antara muka air tertinggi dan terendah dalam satuan meter (m)
dikurangi rugi-rugi head (m) (~10% dari head kotor)
Percepatan gravitasi (=9,81) = percepatan gravitasi kira-kira 10 untuk perkiraan
Efisiensi total turbin dan generator listrik diasumsikan kira - kira 60% = (0,6) untuk daya di
bawah 50 kW.
Untuk perkiraan daya pertimbangkan:
P = daya (kW)
Q = debit pada musim kemarau untuk “daya tetap (firm power)” = berat jenis air +- 1 kg/l

Jika tidak cukup – operasikan dengan beban parsial, sediakan waduk penyimpanan untuk
beban puncak (mungkinkan beban puncak ditanggung generator disel)
Bisa mengacu pada bab penentuan debit, lihat bab penentuan debit. H = head bersih di bak
penenang, kurangi dengan perkiraan rugi head dari pipa pesat dan peralatan pembangkit (kira
-kira 10%) (m).

Perkiraan keluaran daya listrik P dengan efisiensi 60%.


Contoh untuk mendapatkan nilai perkiraan keluaran daya listrik:
Q = 300 l/detik atau 0.3 m /detik
H = 8 m (net)
Hasil: 14.4 (kW) Daya sebenarnya harus dihitung ulang saat pipa pesat dan turbin telah ditentukan

6. PEKERJAAN SIPIL

6.1 Bendung
Untuk mengalihkan arah air ke penggilingan atau pembangkit listrik, tinggi muka air harus dinaikkan
oleh bendung.
Jika dibangun sebelum air terjun, umumnya aman untuk membangunnya di atas dasar batu.
> Perhatian harus diberikan pada penempatan bangunan dan pondasi yang aman supaya tidak
longsor
> Pintu penguras mengurangi kemungkinan pengendapan pasir dan harus selalu dibuka saat banjir.

6.3 Saluran pembawa (channel)


Jenis saluran pembawa tergantung pada beberapa kondisi (kekakuan, jenis tanah, kondisi lanskap,
adanya penyebarangan sungai dll.).
Pertimbangkan hal-hal di atas dengan hati-hati dalam menentukan jenis saluran pembawa.
1. Galian pada tanah alami yang kedap air, misalnya: tanah lempung, tidak boleh ada rembesan.
2. Saluran berjajar dengan batu alam, pelat atau bata bata dengan semen (saluran pasangan batu
sangat umum di Indonesia)
3. Saluran gali dengan lapisan beton. Diutamakan jika dibuat dengan beton pracetak.

4. Saluran beton bisa memiliki bermacam-macam bentuk, lebih baik yang berbentuk trapesium atau
persegi panjang. Saluran beton biasa digunakan di lokasi berkontur berat dan dimana ada aplikasi
teknologi untuk drainase jalan atau saluran irigasi.
5. Tentukan ukuran saluran.

Anda mungkin juga menyukai