MICROHYDRO POWER
SCOUT GUIDE
DI
S
U
S
U
N
Oleh :
ANNISA MAGHFIRAH
1820305030
TRPE 2.B
DOSEN PEMBIMBING :
YAMAN S.T,M.Eng
Micro Hydro Power adalah suatu kegiatan yang memerlukan survei lapangan , perencanaan
, perancangan pengerjaan tanah, pekerjaan sipil , konstruksi mesin , instalasi dan operasi , serta
manajemen dan layanan; dengan seluruh bidang pada level yg berbeda, peran yang berbeda ,
dan integrasi semua komponen untuk seluruh pembangkit listrik tenaga air harus diingat.
Panduan ini membahas bagaimana kontraktor membawa ide-ide tersebut kepada masyarakat dan
pemilik. Mereka mendefinisikan proyek lalu menerapkannya. Kegiatan ini sering dilakukan oleh “Mill
Wrights” , Mill Wrights adalah suatu pekerjaan mengelas (welding).
SCOUT GUIDE harus menjadi panduan untuk membentuk proyek dengan cara profesional.
SCOUT GUIDE merupakan panduan yang baik untuk proses pengembangan Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA) . SCOUT GUIDE juga baik bagi produsen peralatan untuk mengontrol desain dan
data mereka , serta dapat diterapkan saat kerja lapangan.
1. Overview
2. PERENCANAAN PLTMH
Sebelum menuangkan rencana di atas kertas, sangat dianjurkan untuk mengenal lokasi
terlebih dahulu. Teliti dimana dan bagaimana cara untuk mengalihkan aliran air, identifikasi
komponen apa saja yang diperlukan di lanskap tersebutKarakteristik tinggi air , tandai lokasi
untuk survey lanjutan dan pertimbangkan pilihan lain. Setelah itu baru lakukan perencanaan
yang lebih detil dan membangun pembangkit baru :
Untuk menghitung kecepatan V(m/detik) ukur waktu T(detik) yang diperlukan oleh sebuah
pengapung untuk menempuh jarak L(biarkan pengapung mempercepat jalannya sebelum
titik pengukuran dimulai), lalu bagi jarak (L) dengan waktu (T) : V = L/T
Untuk menentukan koefisien debit Q kalikan kecepatan V dengan luas A dan faktor koreksi c:
Q = V.A.c
Gunakan tabel ini untuk memperkirakan debit yang diukur dengan metode bendung persegi
panjang: Contoh: B = 70 cm
H = 22,5 cm
Hasil: Q = 132 liter/detik
Rekomendasi:
Pergunakan conductivity meter full otomatis untuk menentukan debit. (Prosedur untuk
penentuan debit secara manual tanpa alat otomatis cukup panjang dan dijelaskan dalam
manual detil, misalnya EASYFLOW).
4.1 Umum
Jika peta detil lokasi yang dilengkapi dengan kontur sudah ada atau survey topografi
sudah dilakukan maka head kotor (gross head) bisa ditentukan.
Jika belum maka metode-metode berikut ini bisa digunakan untuk menentukan head.
Sebelum melakukan pengukuran pastikan bahwa bak penenang, posisi pipa pesat, dan lokasi
rumah pembangkit sudah ditentukan, sebagai dasar dalam merancang pembangkit.
Ini adalah prosedur bertahap untuk menentukan head kotor antara air buangan dan
permukaan air yang lebih tinggi (pada air terjun/bak penenang), dengan menggunakan
waterpas dan papan kayu. H g = h1 + h + 2 h 3 ... + hn
Prosedur :
Intip dari lubang penglihatan dengan gelembung tepat di tengah:
> Mulai dari dasar (air buangan) dan tandai lokasi dimana pengukur akan memposisikan diri.
Pastikan badan berdiri normal (mis: tidak sengaja membungkuk)
> Pindah ke lokasi tersebut dan lakukan pengukuran lagi. Pastikan saat pengukuran
gelembung di tengah.
> Lakukan prosedur di atas sampai pengukur mencapai puncak (misalnya: lokasi bak
penenang).
Jumlah pengukuran dikalikan dengan jarak antara mata pengukur ke tanah setara dengan
total beda tinggi dari dasar ke puncak. Untuk penggunaan lebih jauh mengenai bagaimana
mengukur jarak dan lereng maksimum baca petunjuk pemakaian yang diberikan produsen
(yaitu CST/Berger)
Hg = h1 + h2+ h3 ... + hn
Jika tidak cukup – operasikan dengan beban parsial, sediakan waduk penyimpanan untuk
beban puncak (mungkinkan beban puncak ditanggung generator disel)
Bisa mengacu pada bab penentuan debit, lihat bab penentuan debit. H = head bersih di bak
penenang, kurangi dengan perkiraan rugi head dari pipa pesat dan peralatan pembangkit (kira
-kira 10%) (m).
6. PEKERJAAN SIPIL
6.1 Bendung
Untuk mengalihkan arah air ke penggilingan atau pembangkit listrik, tinggi muka air harus dinaikkan
oleh bendung.
Jika dibangun sebelum air terjun, umumnya aman untuk membangunnya di atas dasar batu.
> Perhatian harus diberikan pada penempatan bangunan dan pondasi yang aman supaya tidak
longsor
> Pintu penguras mengurangi kemungkinan pengendapan pasir dan harus selalu dibuka saat banjir.
4. Saluran beton bisa memiliki bermacam-macam bentuk, lebih baik yang berbentuk trapesium atau
persegi panjang. Saluran beton biasa digunakan di lokasi berkontur berat dan dimana ada aplikasi
teknologi untuk drainase jalan atau saluran irigasi.
5. Tentukan ukuran saluran.