Anda di halaman 1dari 17

MODUL ACCOUNTING FOR MANAGER

(MAN 653)

MODUL SESI KE 3
Accounting and its Relationship to Shareholder Value and
Business Structure

DISUSUN OLEH
Dr. Rilla Gantino, S.E., Ak., MM

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


JULI 2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 17
Accounting and its Relationship to Shareholder Value and
Business Structure

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :
menguraikan hubungan antara akuntansi dengan nilai perusahaan melalui pemahaman
atas konsep value based mmanagement accounting dan strategy serta konsep
organization structure

B. Concept

1. Shareholder and Strategy


Shared Value Orientation
Michael Porter dan Mark Kramer dari Harvard Business School memperkenalkan shared
value sekitar sepuluh tahun yang lalu sebagai salah satu prinsip manajemen. Mereka
mengartikan shared value atau nilai bersama dengan “berfokus pada mengidentifikasi dan
memperluas hubungan antara kemajuan masyarakat dan ekonomi”. Dalam hal ini, shared
value dianggap adalah kosep ideal yang melibatkan penciptaan nilai ekonomi bersamaan
dengan penciptaan nilai bagi masyarakat dengan memenuhi keburuhan dan mengatasi
tantangannya. Michael Porter berpendapat bahwa kapitalisme telah mengkhianati janjinya
untuk memberikan persamaan nilai melalui pengembalian ekonomi jangka pendek. Oleh
karena itu, Porter mendesak perusahaan untuk berpikir tentang shared value, dimana ketika
perusahaan menghasilkan nilai ekonomi juga berfikir menciptakan nilai sosial bagi
masyarakat.

Creating Shared Value (CSV) adalah sebuah konsep yang mengharuskan perusahaan
memainkan peran ganda menciptakan nilai ekonomi (economic value) dan nilai sosial (social
value) secara bersama-sama (shared), tanpa salah satu diutamakan atau dikesampingkan.
Memberikan solusi terhadap persoalan-persoalan ekonomi, sosial, dan lingkungan bukanlah
pekerjaan sampingan, tapi haruslah embedded di dalam jantung strategi perusahaan. Bukan
sekedar lipstik.

CSV bukanlah CSR (corporate social responsibility). Praktek yang umum berlangsung
hingga saat ini, CSR diarahkan untuk menciptakan citra dan reputasi perusahaan agar

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 17
kinclong bersinar. Celakanya, banyak perusahaan-perusahaan yang sesungguhnya tidak
kinclong dipoles sedemikian rupa hingga terlihat kinclong. Banyak perusahaan-perusahaan
yang merusak lingkungan, merusak kesehatan masyarakat, atau menjadi biang persoalan
sosial, menutupinya dengan kedok corporate responsibility,philantrophy, atau sustainability.

Shareholder vs Stakeholder
Perusahaan yang menerapkan prinsip shareholder value berorientasi pada pasar yang dalam
penerapan corporate governance-nya melihat pemegang saham
sebagai stakeholder terpenting bagi perusahaan. Hal ini tidak terlepas dari struktur
pembiayaan perusahaan yang umumnya berasal dari pasar modal. Dalam perusahaan dengan
model outsider ini, kekuatan pasar menjadi hal yang berpengaruh dalam proses alokasi
sumber dayanya, dimana perusahaan mengadaptasi strategi mereka berdasarkan permitaan
pasar modal.

Performa dan tranparansi serta akuntabilitas perusahaan akan tercermin dalam pasar dan
mempengaruhi keputusan investor untuk menanamkan modalnya atau tidak. Pemegang saham
dianggap sebagai pihak dengan klaim terbesar karena mereka mau menangung risiko dan
menanamkan modalnya untuk kelangsungan peforma perusahaan. Hal ini menyebabkan
pemegang saham dan pasar memiliki kekuatan untuk mendapatkan insentif dan
mendisiplinkan sistem tata kelola serta menyelaraskan antara kepentingan pemegang saham
dan kepentingan manajemen.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 17
Baik manajemen dan pemegang saham pada dasarnya memilki kepentingannya masing-
masing dimana manajemen memilki kecenderungan untu bersifat oportunis dan dapat
merugikan pemegang saham.

Prinsip shareholder value yang berorientasi pada pasar iniah yang kemudian dianggap dapat
menjadi sitem pengendalain dari eksteranl yang secara efektif dapat mengawasi dan
meminimalisir sifat oportunis manajemen sehingga kepentingan manajemen dan kepentingan
pemegang saham dapat berjalan selaras. Bentuk pendisiplinan yang dilakukan dapat berupa
penerapan skema kompensasi eksekutif, seperti bonus yang diberikan berdasarkan performa
perusahaan, stock option, dan pemutusahan hubungan kerja berdasarkan peforma.

Sebaliknya, perusahaan yang menerapkan prinsip stakeholder value menganggap


bahwa stakeholder selain shareholder juga memilki klaim atas perusahaan dan kepentingan
mereka juga hal yang berpengaruh. Interaksi ditentukan dari peraturan formal maupun
informal yang dibangun berdasarkan hubungan sejarah. Dalam model insider ini, struktur
pendanaan perusahaan lebih banyak didominasi dari utang. Perusahaan-perusahaan di negara
seperti Jerman dan Austria misalkan, mereka mengadopsi peraturan model insider dengan
menerapkan standar jaminan karyawan dan keterlibatan karyawan dalam paraktik perusahaan.
Sistem tata kelola dengan sistem pengendalian eksternal tidak menjadi yang utama, namun
sedikit mengadopsi beberapa sistem seperti stock option.

Permasalahan Dalam Orientasi Shareholder


Penerapan prinsip shareholder value yang menekankan pada kepenting-an shareholder ini
menuai beberapa kiritik. Ada kritik yang menekankan bahwa sebenarnya karyawan juga
memilki hak (klaim) atas perusahaan. Karyawan yang bekerja pada perusahaan ini seolah-
olah merupakan bentuk investasi dalam bentuk sumber daya manusia, dimana karyawan
tersebut bergantung hanya pada perusahaan bersangkutan. Sehingga prinsip yang hanya
terpusat pada pemegang saham ini dianggap tidak efektif dalam mendukung pelaksanaan
GCG.

Selain hubungan yang kuat antara manajemen dan pemegang saham, agency problem dalam
perusahaan orientasi shareholder sering didasarkan akibat terlalu besarnya insentif bagi
manajemen yang diberikan bonus berdasarkan ekuitas perusahaan, terlalu sedikitnya tanggung

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 17
jawab investor sebagai pemegang saham, dan terlalu sedikit jaminan keamanan dari komisaris
independen.

Permasalahan Dalam Orientasi Stakeholder


Dalam jurnalnya, Letza, Sun, dan Kirkbride (2004) menyebutkan bahwa prinsip
orientasi stakeholder lalai dalam membedakan bahwa pada dasarnya perusahaan tidak sama
dengan intitusi sosial lain. Terdapat perdebatan dalam teori hukum perusahaan apakah
perusahaan sebagai badan hukum benar-benar sebagai sebuah badan (real person) atau
sebagai badan bentukan (artificial person).

Prinsip stakeholder yang ada saat ini menganggap perusahaan sebagai entitas sosial dan
memang merupakan sebuah badan sendiri (real personality). Hal ini berarti
prinsip stakeholder melihat perusahaan sebagai sebuah badan sendiri yang independen dari
anggota-anggotanya, dan menggambarkan perusahaan sebagai entitas kosong dimana
seluruh stakeholder merupakan pihak eksternal dan berpengaruh pada perusahaan.

Hal ini mengabaikan proses sesungguhnya dari inkorporasi, dimana perusahaan merupakan
konstituen dari anggota-anggotanya. Tanpa anggotanya, tidak ada perusahaan yang legal
secara hukum. Dalam hukum perusahaan, perusahaan dilihat sebagai hal yang kompleks,
dimana ia hrus menjaga hubungan dengan para anggotanya, dan dalam waktu yang sama
berdiri sebagai badan hukum terpisah dari anggota-anggotanya. Hal inilah yang diabaikan
oleh prinsip stakeholding.

Value-based management
Value-based management (VBM) emphasizes shareholder value, on the assumption that this
is the primary goal of every business. VBM approaches include total shareholder return,
market value added, shareholder value added andeconomic value added. Recent research into
the use of value-based management approaches by UK companies is covered by Cooper et al.
(2001).

Total shareholder return (TSR) compares the dividends received by shareholders and the
increase in the share price with the original shareholder investment, expressing the TSR as a
percentage of the initial investment.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 17
Market value added (MVA) is the difference between total market capitalization (number of
shares issued times share price plus the market value of debt) and the total capital invested in
the business by debt and equity providers. This is a measure of the value generated by
managers for shareholders.

Rappaport developed a shareholder value network (see Figure 2.2). Through this diagram, he
identified seven drivers of shareholder value: sales growth rate, operating profit margin,
income tax rate, working capital investment, fixed capital investment, cost of capital and
forecast duration. Managers make three types of decisions that influence these value drivers
and lead to shareholder value:
1. Operating decisions – product mix, pricing, promotion, customer service etc., which
are then reflected in the sales growth rate, operating profit margin and income tax rate.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 17
2. Investment decisions – in both inventory and capacity, which are then reflected in both
working capital and fixed capital investment.
3. Financing decisions – the mix of debt and equity and the choice of financial
instrument determine the cost of capital, which is assessed by capital markets in terms
of business risk. The value growth duration is the estimated number of years over
which the return from investments is expected to exceed the cost of capital.

Accounting and strategy


Accounting as part of the broader business context of strategy,marketing, operations and
human resources. The focus of accounting in businessorganizations is shareholder value –
increasing the value of the business to itsshareholders – through dividends from profits and/or
through capital growth.

Strategy both influences and is influenced by shareholder value. Strategy isreflected in the
functional business areas of marketing, operations and humanresources, through the actions

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 17
the business wants to take to achieve, maintainand improve competitive advantage. The
relationship between these elements isshown in Figure 2.3.

Structure of business organizations


Organizations are typically considered to be of three types:
1. the private sector, comprising businesses whose prime goal is profit;
2. the public sector, which is government funded (through various kinds of taxation),
providing services for the public, such as in health, education, law and order etc.; and
3. the ‘third sector’ of not-for-profit organizations, providing a range of charitable or
social services, funded by donations, lottery grants etc.

Business organizations can be further subdivided into a number of major types:


1. agriculture, or primary production;
2. manufacturing, or secondary production;
3. services, or tertiary production.

Struktur bisnis dikembangkan karena suatu alasan, bukan oleh masalah. Struktur bisnis
mencerminkan fungsi dan budaya bisnis yang mempermudah bisnis, lebih menyenangkan,
dan lebih menguntungkan bagi setiap orang yang terlibat untuk menyelesaikan pekerjaan
mereka. Beberapa jenis struktur dapat dikombinasikan bersama, tergantung pada kebutuhan
bisnis, preferensi bisnis, dan para manajernya.

Struktur bisnis dapat bersifat vertikal (hierarki) atau horizontal (rata, dengan otoritas bersama)
yang dapat diatur sebagai satu keseluruhan ke dalam unit fungsional atau unit bisnis. Struktur

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 17
bisnis dapat terpusat atau membentuk jaringan, atau bahkan "virtual." Kelompok yang
berbeda dapat bekerja sama atau benar-benar mandiri.

Pemilihan struktur bisnis bergantung pada beberapa hal berikut ini :


 Jenis bisnis. Jelas bahwa salon rambut lokal tidak akan berfungsi baik dengan
karyawan virtual yang berada di kota lain. Dengan cara yang sama, sebuah perusahaan
keuangan internasional akan hancur apabila semua pegawainya diminta hadir di
gedung dan waktu yang sama.

 Ukuran bisnis. Tidak setiap pengusaha ingin mengembang-kan bisnis mereka tanpa
batas waktu. Banyak pengusaha bertujuan untuk perusahaan ukuran kecil atau sedang,
atau lebih memilih tingkat lokal regional. Hal ini mungkin tidak layak bagi sebuah
perusahaan dengan 40 karyawan untuk mengembangkan unit bisnis yang berfungsi
penuh. Tetapi bisnis besar multinasional bisa jadi menemukan bahwa memusatkan
banyak fungsinya hampir tidak mungkin dilakukan.

 Budaya bisnis. Mungkin tidak ada struktur yang lebih efisien daripada kediktatoran.
Satu orang bertanggung jawab dan semua orang melakukan apa yang diperintahkan.
Namun efisiensi bukanlah segalanya. Beberapa pemilik bisnis menciptakan tim kerja,
unit bisnis, dan struktur datar bukan karena mereka mengharapkan dorongan yang
besar tetapi karena mereka lebih suka bekerja sama. Beberapa bisnis menawarkan
peluang untuk inovasi individual karena industri mengharapkannya. Beberapa jenis
perusahaan teknologi cocok dengan model itu.

 Kebutuhan bisnis. Beberapa industri memerlukan spesialis yang tersedia dalam jangka
waktu singkat untuk menyelesaikan proyek terpisah. Sedangkan industri lainnya
membutuhkan perhatian terus-menerus terhadap tugas-tugas yang datang berulang kali.
Banyak juga industri yang membutuhkan keduanya.

Untuk menentukan jenis struktur yang paling sesuai bagi bisnis anda, ada gunanya
mengaju-kan serangkaian pertanyaan kepada diri anda sendiri. Meskipun jawabannya
mungkin tidak segera menentukan struktur anda, namun yang pasti jawabannya akan terus
membantu anda. Secara khusus pertanyaannya adalah:

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 17
1. Apakah bisnis saya akan menjadi bisnis tingkat lokal, daerah, nasional, atau
internasional? Sebuah bisnis internasional mungkin memerlukan spesialis yang
terletak jauh dari HQ dan orang-orang spesialis mungkin perlu beberapa otonomi
untuk melakukan pekerjaan mereka tanpa pengawasan langsung.

2. Apakah bisnis saya akan menjadi bisnis kecil, menengah, atau besar? Semakin besar
perusahaan, maka semakin besar pula kemungkinan anda membangun unit bisnis
untuk mengerjakan proyek yang lebih besar. Semakin kecil perusahaan anda, maka
semakin besar pula kemungkinan anda harus mencapai ke luar untuk keahlian atau
spesialisasi tertentu.

3. Apakah bisnis saya akan menghasilkan atau menawarkan beberapa produk/layanan


yang terpisah? Jika anda membangun Model A Ford, maka anda tidak memerlukan
unit bisnis terpisah untuk membangun truk pickup. Tetapi begitu melakukan
diversifikasi, anda mungkin mendapati bahwa pengembangan produk, pemasaran, dan
penjualan cukup berbeda sehingga dapat menjamin keseluruhan unit bisnis yang
terpisah.

4. Budaya apa yang saya inginkan dalam bisnis? Apakah saya lebih memilih untuk
menjalankan perusahaan saya model top down, atau kelompok kolaboratif yang
bekerja sebagai sebuah tim? Apakah saya tertarik untuk bekerja dengan karyawan
jaringan/virtual, atau apakah saya menginginkan semua orang bekerja di kantor ini?
Jenis pertanyaan ini akan memiliki dampak signifikan pada pilihan struktur bisnis
anda.

Tanpa peduli anda membangun bisnis secara tinggi, lebar, luas, atau anda
menggabungkan beberapa ide untuk menciptakan struktur yang unik, kuncinya adalah satu,
yaitu bisnis itu untuk memenuhi tujuan anda sendiri.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 17
Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Horizontal (Datar)
Struktur organisasi horizontal (datar) menjadi sangat populer dalam beberapa tahun
terakhir. Struktur ini mendukung gagasan bahwa karyawan membutuhkan dan berkembang
dengan banyak tanggung jawab dan wewenang. Struktur ini juga menyarankan agar tidak ada
satu individu yang harus bertanggung jawab atas keseluruhan organisasi. Struktur ini
mendukung kerja tim dan inovasi, namun mungkin tidak efisien dalam hal pengambilan
keputusan, pencapaian sasaran dan batas waktu pengerjaan.

Perusahaan Terpusat
Perusahaan terpusat adalah sebuah organisasi dengan semua fungsinya yang dikelola
oleh satu set orang yang bekerja sama. Secara umum, karyawan masuk ke kantor,bekerja
dalam fungsi mereka dan berbagi sumber daya.

Perusahaan Jaringan (atau Virtual)


Perusahaan jaringan atau virtual memiliki staf kecil, berdedikasi tinggi di satu lokasi,
ada jaringan konsultan, pekerja lepas, pekerja paruh waktu dan bahkan karyawan tetap di
lokasi lain seluruh negeri atau bahkan di seluruhdunia. Jenis organisasi ini sangat ideal bagi
perusahaan yang mengerjakan proyek besar yang datang dan pergi atau proyek yang
bergantung pada keahlian dan pengetahuan sangatspesifik.

Struktur Vertikal (Hierarki)


Struktur vertikal (hierarki) adalah pendekatan tradisional top-down. Struktur ini dapat
bekerja dengan baik dalam bisnis kecil atau bisnis yang efisien dalam produk dan prosesnya.
Dalam banyak kasus, struktur ini menjadi cara yang efisien untuk melakukan bisnis.

Dalam bisnis vertikal, manajer puncak bertanggung jawab dan memiliki wewenang
untuk mengelola bisnis dalam memenuhi tujuan mereka. Karyawan tidak dapat diminta untuk
melakukan banyak inovasi, tetapi di sisi lain mereka memiliki tujuan yang jelas dan model
manajemen yang transparan, seperti halnya pemahaman kuno (dalam banyak kasus) yang
dapat dipahami secara nyata.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 / 17
Unit Bisnis atau Unit Fungsional
Unit bisnis atau unit fungsional adalah kelompok atau tim yang berfokus pada aspek
bisnis tertentu. Mereka mungkin mewakili bagian yang berbeda dari keseluruhan (misalnya,
litbang, produksi, penjualan) atau mungkin mewakili sub-bisnis (misalnya, bisnis yang baru
diakuisisi dan sekarang merupakan bagian dari bisnis besar multi-nasional).
Meskipun masing-masing tim memiliki peran penting dalam keseluruhan organisasi,
setiap tim juga memiliki akses terhadap sumber daya mandiri (akuntansi, desain, dan lain-
lain) untuk kebutuhan uniknya.

The functional structure locates decision-making at the top of the corporate


hierarchy,with functional responsibilities for marketing, operations, human resources,finance
and so on allocated to departments, as shown in the typical organizationchart in Figure 2.4.
In the functional structure, accounting provides a staff function to the line
functions,simplified here as marketing, operations and human resources. Accounting
knowledge tends to be centralized in the accounting department, which collects,

The functional structure may be suitable for smaller organizations with a


narrowgeographic spread and a limited product/service range, but it is not generally suitable
for larger organizations.
The divisional structure is based on a head office with corporate specialistssupporting
the chief executive, with divisions established for major elements of the business. These
divisions may be based on geographic territories or different products/services, and each
division will typically have responsibility for all the functional areas: marketing, operations,
human resources and accounting.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 / 17
Atypical divisional structure is shown in Figure 2.5.

The advantage of the divisional structure is that while planning is centrally coordinated,
the implementation of plans, decision-making and control is devolved to local management
who should have a better understanding of their local operations. The divisions are often
referred to as strategic business units (SBUs) to describe their devolved responsibility for a
segment of the business. These SBUs are, in accounting, termed responsibility centres.

Responsibility centres, through their managers, are held responsible for achieving
certain standards of performance (this is covered in more detail in Chapter 13). There are
three types of responsibility centres:
1. cost centres, which are responsible for controlling costs;
2. profit centres, which are responsible for achieving profit targets; and
3. investment centres, which are responsible for achieving an adequate return on the
capital invested in the division.
4. Revenue centres

Proses Bisnis, Struktur Organisasi , Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi

Organisasi adalah wadah awal dimana orang-orang bermusyawarah dan memberikan masukan
untuk mencapai tujuan. Tujuan dari organisasi tersebut adalah ingin menjalankan bisnis yang
nantinya bisa memperoleh keuntungan untuk mereka.

Agar proses kerja lancar maka dibuat Struktur Organisasi, yang menunjukkan adanya
pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 / 17
berbeda-beda tersebut di koordinasi. Selain itu struktur organisasi juga menunjukkan
spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.

Agar mereka dapat merealisasikan tujuan mereka di perlukan sebuah proses bisnis. Sebab
sebuah bisnis tentu membutuhkan sebuah proses bisnis. Karena tidak mungkin suatu tujuan
didapat secara instan. Selanjutnya, setelah adanya organisasi, tentu untuk mencapai tujuan.
Mereka melakukan proses bisnis. Proses suatu bisnis, tentu tidak akan berjalan tanpa
dukungan. Maka dari itu jika proses suatu bisnis ingin berhasil atau sukses, tentu di perlukan
sebuah rules atau peraturan/sistem dan prosedur sebagai pendukungnya.
Kumpulan prosedur-prosedur disebut sistem dan sistem merupakan kumpulan sub sistem-sub
sistem. Sistem yang mengolah data menjadi informasi disebut sistem informasi.

Sistem Informasi adalah suatu prosedur untuk mencapai sebuah tujuan. Dalam perjalanan
proses bisnis, tentu sistem informasi ini sangat diperlukan. Karena dengan adanya Sistem
Informasi, sebuah Organisasi sudah mempunyai langkah tujuan dalam proses bisnisnya.
Sistem informasi ini juga berguna disaat keadaan terjepit. Misalnya terjadi sesuatu pada suatu
proses penjualan. Karena salah satu tujuan dari sistem informasi adalah mengurangi suatu
kesalahan. Selain itu juga bisa untuk mempercepat segala pekerjaan.Sistem informasi sangat
membantu dalam proses bisnis.

Sistem informasi dirancang dengan dasar tujuan perusahaan, proses bisnis dan struktur
organisasi yang ada. Kumpulan sub sistem yang mengolah data keuangan menjadi informasi
keuangan melalui beberapa prosedur disebut sistem informasi akuntansi. Sebuah usaha atau
bisnis yang dijalankan memerlukan informasi capaian atau kinerja keuangan oleh karena itu
Sistem Informasi Akuntansi akan menentukan apakah informasi yanh dihasilkan berupa
laporan keuangan tersebut berkualitas atau tidak ditinjau dari internal control yang tercipta
dari pelaksanaan SIA tersebut.

Pengertian Sistem Informasi Akuntansi :


1) Adalah suatu kegiatan mengelompokkan, menggolongkan, mencatat dan memproses
kegiatan bisnis perusahaan kedalam sebuah pelaporan keuangan sebagai suatu informasi bagi
manajemen dan pihak lainnya.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 / 17
2) Suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah,
menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang
relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern.

Tiga Fungsi Penting Sistem informasi akuntansi dalam Organisasi yaitu :


 Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas – aktivitas yang dilaksanakan oleh
organisasi agar pihak manajemen, pegawai dan pihak pihak luar yang berkepentingan
dapat meninjau ulang hal-hal yang telah terjadi
 Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat
keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
 Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset–aset organisasi termasuk
data organsiasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat
dan handal

Tujuan Sistem Informasi Akuntansi, yaitu :


o Mendukung kegiatan operasi sehari-hari (transaction processing system) user dari sistem
• Internal : untuk kepentingan dalam perusahaan seperti manajer, karyawan. • Eksternal :
untuk pihak luar perusahaan seperti konsumen membutuhkan bukti dan penagihan,
pemasok menginginkan order pembelian dan pembayaran dengan cek, karyawan untuk
pelaporan gaji , bank untuk transaksi pembayaran dan penyimpanan uang perusahaan
o Mendukung pengambilan keputusan oleh pengambil keputusan internal. Misalnya
keputusan untuk membeli atau membuat sendiri produk/material
o Memenuhi kewajiban terkait dengan pertanggung jawaban perusahaan. Misalnya
membayar pajak ke kas negara, menyusun laporan keuangan (bagi perusahaan yang go
public)

Laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan salah satu hasil dari
implementasi SIA. SIA terdiri dari SIAK dan SIAM (Sistem Informasi Akuntansi Keuangan
dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen). SIAK akan menghasilkan informasi akuntansi
berupa laporan keuangan untuk pihak luar dan SIAM akan menghasilkan informasi akuntansi
bagi pihak internal guna mengambil keputusan.

Karakteristik kualitatif informasi akuntansi keuangan telah dijelaskan di sessi sebelumnya,


sedangkan karakteristik kualitatif informasi akuntansi manajemen adalah broadscope,

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 / 17
terintegrasi, agregat, dan timeline. Agar tercapai kualitas informasi akuntansi manajemen
tersebut, maka saat mendesai sistem informasinya perlu di perhatikan beberapa hal antara lain
ketidakpastian lingkungan, tingkat desentralisasi kewenangan, interdependensi antar unit atau
departemen, budaya organisasi, teknologi informasi dan lainnya.

Link JURNAL :

https://www.researchgate.net/publication/321213418_The_Impact_of_Accounting_Informati
on_on_Share_Prices_A_Study_of_Listed_Companies_in_Sri_Lanka

http://econjournals.com/index.php/ijeep/article/download/5964/3564

Latihan :

1. Jika saudara membangun sebuah bisnis, maka struktur bisnis yang seperti apa yang akan
dipilih dan kaitkan dengan strategi bisnis dalam menciptakan shareholder value!
2. Berikan penjelasan mengenai hubungan struktur bisnis, struktur organisasi, sistem
informasi akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi manajemen dan strategi bisnis!

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 / 17
Daftar Pustaka

1. Gopal, CA., C., Rama, 2009. Accounting for Manager. New Age International
Publishers., New Delhi
2. Collier, Paul M., 2003. Accounting for Managers: Interpreting accounting information
for decision-making. John Wiley & Sons Ltd. England
3. Warren, Carl S.Reeve, James M.; Duchac, Jonathan E, Wahyuni, Ersa Tri; Jusuf, Amir
Abadi. 2018. Accounting Edisi: 4th ed. : Indonesia adaptation, volume 1.Salemba
Empat, Jakarta

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 16 / 17

Anda mungkin juga menyukai