Afm Sessi 3
Afm Sessi 3
(MAN 653)
MODUL SESI KE 3
Accounting and its Relationship to Shareholder Value and
Business Structure
DISUSUN OLEH
Dr. Rilla Gantino, S.E., Ak., MM
B. Concept
Creating Shared Value (CSV) adalah sebuah konsep yang mengharuskan perusahaan
memainkan peran ganda menciptakan nilai ekonomi (economic value) dan nilai sosial (social
value) secara bersama-sama (shared), tanpa salah satu diutamakan atau dikesampingkan.
Memberikan solusi terhadap persoalan-persoalan ekonomi, sosial, dan lingkungan bukanlah
pekerjaan sampingan, tapi haruslah embedded di dalam jantung strategi perusahaan. Bukan
sekedar lipstik.
CSV bukanlah CSR (corporate social responsibility). Praktek yang umum berlangsung
hingga saat ini, CSR diarahkan untuk menciptakan citra dan reputasi perusahaan agar
Shareholder vs Stakeholder
Perusahaan yang menerapkan prinsip shareholder value berorientasi pada pasar yang dalam
penerapan corporate governance-nya melihat pemegang saham
sebagai stakeholder terpenting bagi perusahaan. Hal ini tidak terlepas dari struktur
pembiayaan perusahaan yang umumnya berasal dari pasar modal. Dalam perusahaan dengan
model outsider ini, kekuatan pasar menjadi hal yang berpengaruh dalam proses alokasi
sumber dayanya, dimana perusahaan mengadaptasi strategi mereka berdasarkan permitaan
pasar modal.
Performa dan tranparansi serta akuntabilitas perusahaan akan tercermin dalam pasar dan
mempengaruhi keputusan investor untuk menanamkan modalnya atau tidak. Pemegang saham
dianggap sebagai pihak dengan klaim terbesar karena mereka mau menangung risiko dan
menanamkan modalnya untuk kelangsungan peforma perusahaan. Hal ini menyebabkan
pemegang saham dan pasar memiliki kekuatan untuk mendapatkan insentif dan
mendisiplinkan sistem tata kelola serta menyelaraskan antara kepentingan pemegang saham
dan kepentingan manajemen.
Prinsip shareholder value yang berorientasi pada pasar iniah yang kemudian dianggap dapat
menjadi sitem pengendalain dari eksteranl yang secara efektif dapat mengawasi dan
meminimalisir sifat oportunis manajemen sehingga kepentingan manajemen dan kepentingan
pemegang saham dapat berjalan selaras. Bentuk pendisiplinan yang dilakukan dapat berupa
penerapan skema kompensasi eksekutif, seperti bonus yang diberikan berdasarkan performa
perusahaan, stock option, dan pemutusahan hubungan kerja berdasarkan peforma.
Selain hubungan yang kuat antara manajemen dan pemegang saham, agency problem dalam
perusahaan orientasi shareholder sering didasarkan akibat terlalu besarnya insentif bagi
manajemen yang diberikan bonus berdasarkan ekuitas perusahaan, terlalu sedikitnya tanggung
Prinsip stakeholder yang ada saat ini menganggap perusahaan sebagai entitas sosial dan
memang merupakan sebuah badan sendiri (real personality). Hal ini berarti
prinsip stakeholder melihat perusahaan sebagai sebuah badan sendiri yang independen dari
anggota-anggotanya, dan menggambarkan perusahaan sebagai entitas kosong dimana
seluruh stakeholder merupakan pihak eksternal dan berpengaruh pada perusahaan.
Hal ini mengabaikan proses sesungguhnya dari inkorporasi, dimana perusahaan merupakan
konstituen dari anggota-anggotanya. Tanpa anggotanya, tidak ada perusahaan yang legal
secara hukum. Dalam hukum perusahaan, perusahaan dilihat sebagai hal yang kompleks,
dimana ia hrus menjaga hubungan dengan para anggotanya, dan dalam waktu yang sama
berdiri sebagai badan hukum terpisah dari anggota-anggotanya. Hal inilah yang diabaikan
oleh prinsip stakeholding.
Value-based management
Value-based management (VBM) emphasizes shareholder value, on the assumption that this
is the primary goal of every business. VBM approaches include total shareholder return,
market value added, shareholder value added andeconomic value added. Recent research into
the use of value-based management approaches by UK companies is covered by Cooper et al.
(2001).
Total shareholder return (TSR) compares the dividends received by shareholders and the
increase in the share price with the original shareholder investment, expressing the TSR as a
percentage of the initial investment.
Rappaport developed a shareholder value network (see Figure 2.2). Through this diagram, he
identified seven drivers of shareholder value: sales growth rate, operating profit margin,
income tax rate, working capital investment, fixed capital investment, cost of capital and
forecast duration. Managers make three types of decisions that influence these value drivers
and lead to shareholder value:
1. Operating decisions – product mix, pricing, promotion, customer service etc., which
are then reflected in the sales growth rate, operating profit margin and income tax rate.
Strategy both influences and is influenced by shareholder value. Strategy isreflected in the
functional business areas of marketing, operations and humanresources, through the actions
Struktur bisnis dikembangkan karena suatu alasan, bukan oleh masalah. Struktur bisnis
mencerminkan fungsi dan budaya bisnis yang mempermudah bisnis, lebih menyenangkan,
dan lebih menguntungkan bagi setiap orang yang terlibat untuk menyelesaikan pekerjaan
mereka. Beberapa jenis struktur dapat dikombinasikan bersama, tergantung pada kebutuhan
bisnis, preferensi bisnis, dan para manajernya.
Struktur bisnis dapat bersifat vertikal (hierarki) atau horizontal (rata, dengan otoritas bersama)
yang dapat diatur sebagai satu keseluruhan ke dalam unit fungsional atau unit bisnis. Struktur
Ukuran bisnis. Tidak setiap pengusaha ingin mengembang-kan bisnis mereka tanpa
batas waktu. Banyak pengusaha bertujuan untuk perusahaan ukuran kecil atau sedang,
atau lebih memilih tingkat lokal regional. Hal ini mungkin tidak layak bagi sebuah
perusahaan dengan 40 karyawan untuk mengembangkan unit bisnis yang berfungsi
penuh. Tetapi bisnis besar multinasional bisa jadi menemukan bahwa memusatkan
banyak fungsinya hampir tidak mungkin dilakukan.
Budaya bisnis. Mungkin tidak ada struktur yang lebih efisien daripada kediktatoran.
Satu orang bertanggung jawab dan semua orang melakukan apa yang diperintahkan.
Namun efisiensi bukanlah segalanya. Beberapa pemilik bisnis menciptakan tim kerja,
unit bisnis, dan struktur datar bukan karena mereka mengharapkan dorongan yang
besar tetapi karena mereka lebih suka bekerja sama. Beberapa bisnis menawarkan
peluang untuk inovasi individual karena industri mengharapkannya. Beberapa jenis
perusahaan teknologi cocok dengan model itu.
Kebutuhan bisnis. Beberapa industri memerlukan spesialis yang tersedia dalam jangka
waktu singkat untuk menyelesaikan proyek terpisah. Sedangkan industri lainnya
membutuhkan perhatian terus-menerus terhadap tugas-tugas yang datang berulang kali.
Banyak juga industri yang membutuhkan keduanya.
Untuk menentukan jenis struktur yang paling sesuai bagi bisnis anda, ada gunanya
mengaju-kan serangkaian pertanyaan kepada diri anda sendiri. Meskipun jawabannya
mungkin tidak segera menentukan struktur anda, namun yang pasti jawabannya akan terus
membantu anda. Secara khusus pertanyaannya adalah:
2. Apakah bisnis saya akan menjadi bisnis kecil, menengah, atau besar? Semakin besar
perusahaan, maka semakin besar pula kemungkinan anda membangun unit bisnis
untuk mengerjakan proyek yang lebih besar. Semakin kecil perusahaan anda, maka
semakin besar pula kemungkinan anda harus mencapai ke luar untuk keahlian atau
spesialisasi tertentu.
4. Budaya apa yang saya inginkan dalam bisnis? Apakah saya lebih memilih untuk
menjalankan perusahaan saya model top down, atau kelompok kolaboratif yang
bekerja sebagai sebuah tim? Apakah saya tertarik untuk bekerja dengan karyawan
jaringan/virtual, atau apakah saya menginginkan semua orang bekerja di kantor ini?
Jenis pertanyaan ini akan memiliki dampak signifikan pada pilihan struktur bisnis
anda.
Tanpa peduli anda membangun bisnis secara tinggi, lebar, luas, atau anda
menggabungkan beberapa ide untuk menciptakan struktur yang unik, kuncinya adalah satu,
yaitu bisnis itu untuk memenuhi tujuan anda sendiri.
Perusahaan Terpusat
Perusahaan terpusat adalah sebuah organisasi dengan semua fungsinya yang dikelola
oleh satu set orang yang bekerja sama. Secara umum, karyawan masuk ke kantor,bekerja
dalam fungsi mereka dan berbagi sumber daya.
Dalam bisnis vertikal, manajer puncak bertanggung jawab dan memiliki wewenang
untuk mengelola bisnis dalam memenuhi tujuan mereka. Karyawan tidak dapat diminta untuk
melakukan banyak inovasi, tetapi di sisi lain mereka memiliki tujuan yang jelas dan model
manajemen yang transparan, seperti halnya pemahaman kuno (dalam banyak kasus) yang
dapat dipahami secara nyata.
The advantage of the divisional structure is that while planning is centrally coordinated,
the implementation of plans, decision-making and control is devolved to local management
who should have a better understanding of their local operations. The divisions are often
referred to as strategic business units (SBUs) to describe their devolved responsibility for a
segment of the business. These SBUs are, in accounting, termed responsibility centres.
Responsibility centres, through their managers, are held responsible for achieving
certain standards of performance (this is covered in more detail in Chapter 13). There are
three types of responsibility centres:
1. cost centres, which are responsible for controlling costs;
2. profit centres, which are responsible for achieving profit targets; and
3. investment centres, which are responsible for achieving an adequate return on the
capital invested in the division.
4. Revenue centres
Organisasi adalah wadah awal dimana orang-orang bermusyawarah dan memberikan masukan
untuk mencapai tujuan. Tujuan dari organisasi tersebut adalah ingin menjalankan bisnis yang
nantinya bisa memperoleh keuntungan untuk mereka.
Agar proses kerja lancar maka dibuat Struktur Organisasi, yang menunjukkan adanya
pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang
Agar mereka dapat merealisasikan tujuan mereka di perlukan sebuah proses bisnis. Sebab
sebuah bisnis tentu membutuhkan sebuah proses bisnis. Karena tidak mungkin suatu tujuan
didapat secara instan. Selanjutnya, setelah adanya organisasi, tentu untuk mencapai tujuan.
Mereka melakukan proses bisnis. Proses suatu bisnis, tentu tidak akan berjalan tanpa
dukungan. Maka dari itu jika proses suatu bisnis ingin berhasil atau sukses, tentu di perlukan
sebuah rules atau peraturan/sistem dan prosedur sebagai pendukungnya.
Kumpulan prosedur-prosedur disebut sistem dan sistem merupakan kumpulan sub sistem-sub
sistem. Sistem yang mengolah data menjadi informasi disebut sistem informasi.
Sistem Informasi adalah suatu prosedur untuk mencapai sebuah tujuan. Dalam perjalanan
proses bisnis, tentu sistem informasi ini sangat diperlukan. Karena dengan adanya Sistem
Informasi, sebuah Organisasi sudah mempunyai langkah tujuan dalam proses bisnisnya.
Sistem informasi ini juga berguna disaat keadaan terjepit. Misalnya terjadi sesuatu pada suatu
proses penjualan. Karena salah satu tujuan dari sistem informasi adalah mengurangi suatu
kesalahan. Selain itu juga bisa untuk mempercepat segala pekerjaan.Sistem informasi sangat
membantu dalam proses bisnis.
Sistem informasi dirancang dengan dasar tujuan perusahaan, proses bisnis dan struktur
organisasi yang ada. Kumpulan sub sistem yang mengolah data keuangan menjadi informasi
keuangan melalui beberapa prosedur disebut sistem informasi akuntansi. Sebuah usaha atau
bisnis yang dijalankan memerlukan informasi capaian atau kinerja keuangan oleh karena itu
Sistem Informasi Akuntansi akan menentukan apakah informasi yanh dihasilkan berupa
laporan keuangan tersebut berkualitas atau tidak ditinjau dari internal control yang tercipta
dari pelaksanaan SIA tersebut.
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan salah satu hasil dari
implementasi SIA. SIA terdiri dari SIAK dan SIAM (Sistem Informasi Akuntansi Keuangan
dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen). SIAK akan menghasilkan informasi akuntansi
berupa laporan keuangan untuk pihak luar dan SIAM akan menghasilkan informasi akuntansi
bagi pihak internal guna mengambil keputusan.
Link JURNAL :
https://www.researchgate.net/publication/321213418_The_Impact_of_Accounting_Informati
on_on_Share_Prices_A_Study_of_Listed_Companies_in_Sri_Lanka
http://econjournals.com/index.php/ijeep/article/download/5964/3564
Latihan :
1. Jika saudara membangun sebuah bisnis, maka struktur bisnis yang seperti apa yang akan
dipilih dan kaitkan dengan strategi bisnis dalam menciptakan shareholder value!
2. Berikan penjelasan mengenai hubungan struktur bisnis, struktur organisasi, sistem
informasi akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi manajemen dan strategi bisnis!
1. Gopal, CA., C., Rama, 2009. Accounting for Manager. New Age International
Publishers., New Delhi
2. Collier, Paul M., 2003. Accounting for Managers: Interpreting accounting information
for decision-making. John Wiley & Sons Ltd. England
3. Warren, Carl S.Reeve, James M.; Duchac, Jonathan E, Wahyuni, Ersa Tri; Jusuf, Amir
Abadi. 2018. Accounting Edisi: 4th ed. : Indonesia adaptation, volume 1.Salemba
Empat, Jakarta