Anda di halaman 1dari 10

I .

STRUKTUR BIJI

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Biji adalah suatu organisme yang teratur, rapi dan mempunyai
persediaan bahan makanan yang cukup untuk melindungi serta
memperpanjang kehidupannya. Biji mengandung embrio atau lembaga
yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan bagi tumbuhan. Biji
memilikibanyak bagian yang berbeda-beda baik bentuk maupun
strukturnya,intinya memiliki fungsi dan tujuan yang sama yaitu untuk
menjamin kehindupannya.
Tumbuhan berbiji (spermatophyte) dapat dibedakan dikelompokka
menjadi dua, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) dan
tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae). Tumbuhan berbiji tertutup
(angiospermae) dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu tumbuhan
berkeping satu (monokotil) dan tumbuhan berkeping dua (dikotil).
Masing-masing jenis tumbuhan berkeping biji tersebut mempunyai ciri
karakteristik yang berbeda-beda, baik secara morfologi maupun anatomi.
Struktur biji berhubungan erat dengan cadangan makanan karena
akumulasi cadangan makanan berhubungan erat dengan struktur biji atau
tempat dimana cadangan makanan tersebut akan disimpan. Derajat dan
macam variasi komponen dalam perkembangannya sama atau tidak semua
tergantung dengan beberapa struktur dasar yang berbeda untuk masing-
masing tipe biji. Pengetahuan tentang struktur biji akan memberikan
pemahaman yang baik tentang perbedaan kedua struktur biji tersebut.
2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini yaitu supaya mahasiswa mengetahui


struktur biji berbagai tanaman pangan yang tergolong pada monokotil dan
dikotil.
B. Tinjauan Pustaka
Derajat dari macam-macam variasi komponen dalam
perkembangannya sama atau tidak semua tergantung atau berhubungan
dengan beberapa struktur dasar yang berbeda untuk masing-masing tipe biji.
Sebagai tambahan dalam banyak spesies jaringan ekstra ovular, khususnya
dinding ovary (pedicarp), menjadi bergabung erat dengan biji selama
pembentukannya. Kita juga mencatat bahwa variasi dalam pembentukan
struktur dalam biji yang dihasilkan oleh satu tanaman misalnya biji
polymorphism. Variasi dalam ukuran, ada atau tidaknya endosperm, warna
dari testa dan jumlah chlorophil dapat dijumpai pada beberapa spesies dan
factor-faktor yang menyebabkan variasi ini belum diketahui dengan baik
(Wartoyo et al. 2007).
Terdapatnya kadar air dalam biji terdapat dua tipe yaitu air yang terikat
secara kimiawi dan air yang terikat secara fisik. Air terikat secara kimiawi
merupakan bagian dari komposisi kimia biji. Dapat dikatakan jarang
dilakukan atau sama sekali tidak dilakukan untuk mengurangi atau
menghilangkannya karena untuk hal tersebut harus mengubah struktur biji. Air
terikat secara fisik merupakan air memang diserap yang selanjutnya air
tersebut diikat pada permukaan material oleh kekuatan fisik yang kuat karena
adanya daya tarik menarik antara molekul material dan air. Air secara fisik
dapat diikat dalam ruangan yang terdapat sekeliling bagian dalam dari masing-
masing biji baik dalam bentuk cairan maupun uap (Nitsch 2006).
Kulit biji berbeda-beda strukturnya sehubungan dengan sifat khas biji,
seperti jumlah dan tebal integument, pola jaringan pembuluh serta perubahan
dalam integument sewaktu biji menjadi masak. Seiring dengan perkembangan
biji, sel parenkim dibawahnya yang terdiri atas bagian luar dan bagian dalam,
serta epidermis dalam yang mengandung pigmen. Seiring dengan
perkembangan biji, sel parenkim bagian luar bertambah jumlahnya serta
terbentuk penebalan pada dinding tangensial dalam dan di dasar dinding radial
dari sel epidermis luar. Di saat biji masak, sel epidermis luar tampak
memanjang ke arah radial dan penebalan dinding dalam arah panjang sel
terlihat pada semua sudut sel. Pada biji masak yang tinggal hanyalah remukan
dinding yang membentuk selaput homogeny. Epidermis dalam yang berisi
pigmen tetap bertahan dan membentuk tepi dalam darii testa (Siregar 2005).

Derajat daripada macam-macam variasi komponen dalam


perkembangannya sama atau tidak semua tergantung atau berhubungan
dengan beberapa struktur dasar yang berbeda untuk masing-masing tipe biji.
Sebagai tambahan dalam banyak spesies jaringan extra ovular, khususnya
dinding ovari (pedicarp), menjadi bergabung erat dengan biji selama
pembentukannya. Kita juga mencatat bahwa variasi dalam pembentukan
struktur dalam biji yang dihasilkan oleh satu tanaman misalnya biji
polymorphism. Variasi dalam ukuran, ada atau tidaknya endosperma, warna
dari testa dan jumlah klorofil dapat dijumpai pada beberapa spesies dan faktor-
faktor yang menyebabkan variasi ini belum diketahui dengan baik
kebenarannya (Wartoyo et al. 2007).
Struktur biji yaitu terdiri dari embrio yang dibungkus oleh kulit biji
yang disebut testa. Pada didalam biji tersimpan cadangan makanan atau
endosperm yang digunakan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang dan
biji terbentuk dari ovula dewasa yang telah dibuahi. Bagian-bagian dari biji,
yaitu adalah akar pertama yang disebut radikula, satu atau dua lembar daun
embrio yang disebut kotiledon, daun pertama yang disebut plumula yang akan
bercabang membentuk ranting, batang yang terletak di bagian bawah
kotiledon disebut hipokotil, batang yang terletak di bagian atas kotiledon
disebut epikotil (Suyanti 2010).
C. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara struktur biji ini dilaksanakan pada pukul 10.30-
12.30 WIB hari Senin tanggal 7 Mei 2013 di Laboratorium Ekologi
Manajemen dan Produksi Tanaman (EMPT) Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Alat dan Bahan
1) Alat
a. Pisau atau silet
b. Kaca pembesar
2) Bahan
a. Benih padi, jagung (monokotil)
b. Benih kedelai, kacang tanah (dikotil)
3. Cara Kerja
1) Benih yang telah dipersiapkan direndam dalam air selama 12 jam.
2) Membelah benih yang akan diamati, baik secara vertikal atau
membujur dan horizontal atau melintang
3) Mengamati dan menggambar struktur luar benih, benih yang dipotong
secara horizontal dan vertikal
4) Lengkapi dengan bagian-bagiannya.
D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

1. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Pengamatan Struktur Biji
Biji Ket.Bagian dan
No Komoditas Biji Utuh Biji Melintang
Membujur Fungsi
1 Komoditas:Jagung 1. Endosperm
(Zea mays) berfungsi sebagai
Jenis Biji: cadangan makanan
Monocotyledoneae 2. Kulit biji untuk
Tipe Bibit: melindungi biji
Hypogeal 3. Embrio berfungsi
sebagai calon
individu baru
2 Komoditas: Padi 1. Endosperm
(Oryza sativa) berfungsi sebagai
Jenis Biji: cadangan makanan
Monocotyledoneae 2. Kulit biji
Tipe Bibit: untuk melindungi
Hypogeal biji
3. Embrio
berfungsi sebagai
calon individu baru
3 Komoditas: Kedelai \ 1. Embrio
(Glycine max) berfungsi sebagai
Jenis Biji: calon individu baru
Dicotyledoneae 2. Kotiledon
Tipe Bibit: Epigeal berfungsi sebagai
cadangan makanan
3. Kulit biji
untuk melindungi
biji
4 Komoditas: 1. Embrio
Kacang Tanah berfungsi sebagai
(Arachis hipogaea) calon individu baru
Jenis Biji: 2. Koiledon
Dicotyledoneae berfungsi sebagai
Tipe Bibit: Epigeal cadangan makanan
3. Kulit biji
untuk melindungi
biji
Sumber: Laporan Sementara

2. Pembahasan
Biji (bahasa Latin: semen) adalah bakal biji (ovulum) dari
tumbuhan berbunga yang telah masak. Biji dapat terlindung oleh organ
lain (buah, pada Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada
Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau
tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama
pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan.
Tumbuhan Spermatophyta adalah tumbuhan berbiji yang alat
reproduksi generatifnya berupa biji. Ciri ciri Spermatophyta (tumbuhan
berbiji) memiliki ciri-ciri antara lain: makroskopis dengan ketinggian
bervariasi, bentuk tubuhnya bervariasi, cara hidup fotoautotrof, habitatnya
kebanyakan di darat tapi ada juga yang mengapung di air (teratai),
mempunyai pembuluh floem dan xilem, reproduksi melalui penyerbukan
(polinasi) dan pembuahan (fertilisasi). Tumbuhan biji dibedakan menjadi
dua golongan yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan
tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) (Malau 2009).
Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka.
Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos yang berarti
telanjang dan sperma yang berarti biji, sehingga gymnospermae dapat
diartikan sebagai tumbuhan berbiji terbuka.tumbuhan berbiji terbuka
merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak terlindung
dalam bakal buah (ovarium). Secara harfiah Gymnospermae berarti gym =
telanjang dan spermae = tumbuhan yang menghasilkan biji. Pada
tumbuhan berbunga (Angiospermae atau Magnoliphyta), biji atau bakal
biji selalu terlindungi penuh oleh bakal buah sehingga tidak terlihat dari
luar. Pada Gymnospermae, biji nampak (terekspos) langsung atau terletak
di antara daun-daun penyusun strobilus atau runjung (Anang 2010).
Angiospermae memiliki bakal biji atau biji yang tertutup oleh daun
buah, mempunyai bunga sejati, umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu,
semak, liana dan herba. Dalam reproduksi terjadi pembuahan ganda.
Angiospermae dibedakan menjadi dua yaitu monocotyledoneae (berkeping
satu) dan dicotyledoneae (berkeping dua). Monocotyledoneae, mempunyai
biji berkeping satu, berakar serabut, batangnya dari pangkal sampai ujung
hampir sama besarnya. Umumnya tidak bercabang. Akar dan batang tidak
berkambium. Dicotyledoneae mempunyai biji jumlah kepingnya dua,
berakar tunggang, batang dari pangkal besar makin ke atas makin kecil.
Batang bercabang, akar dan batang berkambium. Contohnya: Casia
siamea (johar), Arachis hypogea (kacang tanah), Psidium guajava (jambu
biji), Ficus elastica (karet) (Edukasi 2005).
Menurut strukturnya, biji adalah suatu ovule atau bakal biji yang
masak yang mengandung suatu tanaman mini atau embrio yang biasanya
terbentuk dari bersatunya sel-sel generatif (gamet) di dalam kandung
embrio (embryo sac) serta cadangan makanan yang mengelilingi embrio.
Bagian-bagian biji terdiri dari 3 bagian dasar yaitu embrio, jaringan
penyimpan cadangan makanan dan pelindung biji.
Bagian tumbuhan yang telah diamati selanjutnya adalah bagian
struktur biji. Bagian-bagian biji mulai dari bagian yang paling luar adalah
kulit biji, selanjutnya lebih ke dalam terdapat endosperm yang merupakan
cadangan bagi embrio, dan embrio yang merupakan bakal dari tanaman
baru. Bahan-bahan dari praktikum ini yang berupa biji adalah biji jagung,
padi, kedelai, dan kacang tanah.
Berdasarkan hasil pengamatan terdapat perbedaan struktur
melintang dan membujur biji yang masuk dalam sub kelas monokotil dan
sub kelas dikotil. Biji jagung (Zea mays) adalah biji monokotil dengan tipe
bibit hypogeal yaitu pertumbuhan memanjang dari epikotil yang
meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah.
Struktur luar biji terlihat terlihat bagian seed coat atau kulit biji berwarna
oranye kekuningan dan endosperm yang terlihat berwarna kuning tua dari
luar. Penampang melintang terlihat embrio, endosperm dan scutellum.
Embrio biji jagung terdapat pada sisi ventral biji. Pada potongan
longitudinal terdapat susunan yang menyerupai akar (radikula) yang
keduanya dihubungkan oleh hipokotil. Embrio dalam perkembangan
sempurna terdiri dari yakni epikotil (calon pucuk), kotiledon (calon daun
pertama), hipokotil (calon batang) dan radikel (calon akar). Scutellum
pada biji jagung berfungsi sebagai organ penyerap makanan dari
endosperm dan mengantarkannya ke embryonic axis yang sedang tumbuh.
Biji monokotil yang lain adalah padi (Oryza sativa) dan memliki
tipe bibit hypogeal. Struktur luar biji padi seed coat (kulit biji) yang
memiliki permukaan agak berbulu. Seed coat padi dapat dikelupas untuk
mengeluarkan bulir padi yang dapat dikonsumsi. Pada kulit biji (seed coat)
padi tersusun atas lemma, palea dan glumme. Biji sebagian besar ditempati
oleh endosperm yang mengandung zat tepung dan sebagian ditempati oleh
embrio yang terletak dibagian sentral yakni bagian lemma (Satia 2009).
Biji dikotil yang digunakan untuk praktikum adalah biji kedelai
dengan tipe bibit epigeal yaitu perkecambahan yang ditandai dengan
bagian hipokotil terangkat ke atas permukaan tanah. Struktur luar biji
kedelai (Glycine max) tampak adanya kotiledon dan seed coat. Seed coat
biji kedelai sangat tipis dan transparan. Biji kedelai berwarna putih
kekuningan jika dilihat dari luar secara utuh. Penampang melintang biji
kedelai yang dapat diamati bagian-bagiannya adalah embrio, radikel dan
kotiledon. Sedangkan penampang membujur yang dapat diamati bagian-
bagian biji kotiledon, plumula, epikotil, radikel, hipokotil, mikrofil dan
hilum. Mikrofil pada biji kedelai berfungsi sebagai tempat masuknya air
dan CO2 dan O2. Hilum pada biji kedelai merupakan bekas luka dari
kunikulus yang terputus saat biji menjadi matang, hilum dapat terlihat
dengan jelas karena berwarna berbeda dari kulit luar benih.
Pada biji kacang tanah merupakan biji dikotil dan tipe bibit sama
dengan kedelai yaitu epigeal. Struktur biji kacang tanah terlihat jelas
selaput benih berwarna keputihan, plumula yang menjadi bakal daun serta
radikula yangmenjadi bakal akar, yang paling luas bentuknya adalah
kotiledon karena mengisi sebagian besar dari struktur benih secara
keseluruhan. Biji kacang tanah terdapat di dalam polong. Kulit luar (testa)
bertekstur keras, berfungsi untuk melindungi biji yang berada di
dalamnya.Biji terdiri atas lembaga dan keping biji, diliputi oleh kulit ari
tipis (tegmen). Biji berbentuk bulat agak lonjong atau bulat dengan ujung
agak datar karena berhimpitan dengan butir biji yang lain selagi di dalam
polong. Warna kulit biji bervariasi: merah jambu, merah, cokelat, merah
tua, dan ungu (Nadia 2012).
Manfaat dari mengetahui struktur biji secara keseluruhan baik dari
penampakan luar, penampang melintang dan penampang membujur biji
adalah sebagai dasar dalam menentukan keputusan untuk memanfaatkan
biji baik dalam kegiatan penanaman biji, pengolahan biji, penyimpanan
biji dan dalam upaya peningkatan mutu biji. Mempelajari struktur biji
bermanfaat dalam menentukan tipe suatu biji yaitu tipe monokotil maupun
dikotil. Tipe monokotil dan dikotil akan memberikan pengetahuan
mengenai tipe bibit yang dihasilkan yaitu tipe bibit hipogeal dan epigeal.
Cara penanaman biji monokotil dan dikotil tersebut akan berbeda.
Penanaman biji yang tidak tepat dalam meletakkan posisi embrio akan
menghambat perkembangan embrio menjadi individu baru. Memahami
dan mengerti bagian-bagian dari biji akan dapat berguna dalam penerapan
teknologi benih.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa diperoleh dari praktikum mata kuliah
Teknologi Benih acara 2 Struktur Biji antara lain sebagai berikut ini:
a. Struktur biji jagung yaitu embrio, cadangan makanan (endosperm),
kulit biji (seed coat), pericarp, aleuron layer, scutellum, coleoptil,
plumule, radikel dan koleoriza.
b. Struktur biji padi yaitu lemma, embrio, cadangan makanan
(endosperm), pericarp, aeuron, tegmen, palea, scutellum, coleoptil,
plumula, radikel dan koleoriza.
c. Struktur biji kedelai yaitu embrio, cadangan makanan (kotiledon), kulit
biji (seed coat), plumula, epikotil, hipokotil, radikel, mikrofil dan
hilum.
d. Struktur biji kacang tanah adalah embrio, cadangan makanan
(kotiledon), plumula, radikel, epikotil dan hipokotil.
e. Bagian – bagian dasar biji ada 3 yaitu: embrio, jaringan penyimpan
cadangan makanan dan pelindung biji.
f. Perbedaan yang mendasar dalam struktur biji monokotil dan dikotil
adalah berdasarkan jumlah keping biji.
g. Manfaat dari pengamatan struktur biji adalah sebagai dasar dalam
menentukan keputusan untuk memanfaatkan biji dalam kegiatan
penanaman biji, pengolahan biji, penyimpanan biji dan dalam upaya
peningkatan mutu biji.
2. Saran
Dalam praktikum Teknologi Benih acara 1 Struktur Biji saran yang
dapat diberikan yaitu sebaiknya lebih banyak biji yang digunakan agar
hasilnya lebih bervariasi sehingga mahasiswa lebih banyak mengerti
bagian-bagian dari struktur biji.
DAFTAR PUSTAKA

Anang 2010. Gymnospermae. http://meynyeng.wordpress.com. Diakses pada


tanggal 12 Mei 2013.
Edukasi 2005. Tumbuhan Biji. Diakses dari http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-
DU.KU/edukasi.net/SMP/Biologi/Tumbuhan
%20Biji/PRODUK/materi03.html pada tanggal 12 Mei 2013.
Kamil J 2006. Teknologi Benih. Angkasa . Bandung.
Malau A 2009. Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji).
http://atamalaubanget.blogspot.com. Diakses pada tanggal 11 Mei 2013
Nadia N A 2012. Struktur Benih. Laporan Praktikum Mata Kuliah Teknologi
Perbenihan I. Fakultas Pertanian. Universitas Padjadjaran.
Nitsch J P 2006. Growth and Morphogenesis of Strawberry As Related to Auxin.
Am. Journal Botany. Vol. 37 (6) : 211-215.
Satia 2009. Buah Padi. http://hirupbagja.blogspot.com pada tanggal tanggal 13
Mei 2012.
Siregar A Z 2005. Comparative Anatomy and Morphology of Embryos and
Seedlings of Maize, Oats, and Wheat. Jurnal Kultura.Vol. 40 No.2 Hal:
77-83.
Suharyono 2005. Protein of Indonesia Common. J. 9* ASEAN Food Conference.
20 (2) 2005: 18-23
Suyanti Herfen. 2010. Tumbuhan Berbiji (Seed Plants).
http://prestasiherfen.blogspot.com. Diakses pada tanggal 1 Mei 2012.
Wartoyo dkk. 2007. Buku Ajar Fisiologi Benih. Surakarta. Universitas Sebelas
Maret Press.

Anda mungkin juga menyukai