PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan kunci pembangunan sumber daya manusia.
Kualitas sumber daya manusia merupakan kunci terwujudnya Indonesia
Emas 2045, yang adil dan sejahtera, aman dan damai, serta maju dan
mendunia. Terciptanya sebuah proses pendidikan yang berkualitas sangat
besar peranannya dalam rangka mewujudkan generasi Emas 2045.Ada
banyak unsur internal sekolah sebagai satu kesatuan sistem, yang
menentukan kualitas sebuah proses pendidikan.
Menurut Townsend dan Butterworth (1992:35) dalam bukunya Your Child’s
Scholl, sebagaimana disebutkan dalam
http://lppks.kemdikbud.go.id/id/kabar/peran-kepala-sekolah-dalam-
eningkatkan-mutu-pendidikan, ada sepuluh faktor penentu terwujudnya
proses pendidikan yang bermutu, yakni keefektifan kepemimpinan kepala
sekolah; partisipasi dan rasa tanggung jawab guru dan staf; proses belajar-
mengajar yang efektif;pengembangan staf yang terpogram; kurikulum yang
relevan; memiliki visi dan misi yang jelas; iklim sekolah yang kondusif;
penilaian diri terhadap kekuatan dan kelemahan; komunikasi efektif baik
internal maupun eksternal; serta keterlibatan orang tua dan masyarakat secara
instrinsik.
Seorang kepala sekolah haruslah orang yang profesional. Kepala
Sekolah yang profesional idealnya menguasai 8 SNP Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi,Standar Proses,Standar Penilaian Pendidikan,Standar
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan,Standar Sarana dan Prasarana
Pendidikan,Standar Pengelolaan Pendidikan dan Standar Pembiayaan.
Diklat Calon Kepala Sekolah dilaksanakan dalam empat tahap yaitu On
the Job Training 1, In-Service Training 1, On the Job Training 2, dan In-
Service Training 2 secara luring.
Kegiatan On the Job Training merupakan tahapan yang penting dalam
rangka melatih calon kepala sekolah membiasaakan bekerja bekerja berbasis
data melalui kegiatan pengamatan (observe) kondisi nyata dan
mengidentifikasi masalah pembelajaran, melakukan refleksi (reflect) atas
hasil observasi, mencari alternatif pemecahan masalah dan menyusun rencana
kegiatan pemecahan masalah dalam bentuk Rencana Projek Kepemimpinan
dan Peningkatan Kompetensi (plan) dan melaksanakan kegiatan sesuai
rencana (Act), melakukan
monitoring dan evaluasi kegiatan dan hasil kegiatan (evaluate) dan
merefleksi tindakan yang dilakukan (reflect).
Seorang Calon Kepala Sekolah harus dihadapkan pada situasi pekerjaan
yang nyata. Tahap On the Job Training 2 merupakan tahapan dimana seorang
Calon Kepala Sekolah harus melaksanakan pembelajaran di lapangan dalam
situasi pekerjaan yang riil. Dalam On the Job Training 2, seorang Calon
Kepala Sekolah harus melaksanakan tiga rangkaian kegiatan, yaitu Rencana
Proyek Kepemimpinan (RPK) Kajian Managerial (KM) dan Peningkatan
Kompetensi (PK). RPK dan KM dilaksanakan di Sekolah Magang I, yaitu
sekolah asal calon Kepala Sekolah, KM dan PK dilaksanakan juga di Sekolah
Magang II.
Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) dan Kajian Managerial (KM)
adalah penjabaran rencana pengembangan sekolah secara operasional yang di
dalamnya memuat proyek kepemimpinan calon kepala sekolah dalam
menjalankan program/ kegiatan untuk peningkatan kinerja sekolah serta
mengetahui pula dalam 8 standar nasional pendidikan (SNP). RPK disusun
sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja sekolah/
madrasah, meningkatkan kompetensi calon kepala sekolah, serta mampu
meningkatkan prestasi siswa dan pencapaian students wellbeing.
Yang dimaksud dengan students wellbeing adalah suatu kondisi di mana
siswa merasa senang dan nyaman untuk belajar dan mengikuti pembelajaran.
Seorang Kepala Sekolah harus mampu menggerakkan guru untuk
meningkatkan kompetensinya dalam rangka melaksanakan pembelajaran
yang efektif dan menyenangkan, yang diharapkan mampu mewujudkan
students wellbeing.
Selain itu peran kepala sekolah juga harus mampu mengelola sekolah
yang dipimpin harus memahami standar/aturan,mampu membaca
situasi/kondisi nyata.Kajian Managerial 8 SNP yang masih
lemah,permasalahan yang ada dalam aspek/kompetensi dari hasil rapor mutu
sekolah magang 1 dan sekolah magang 2 dapat pula merumuskan masalah
yang dihadapi kemudian dapat mencarikan alternatif solusi perbaikan dengan
mengguakan cara/ide baru sehingga sekolah menjadi lebih efektif dan bisa
menjadi lebih baik .
Selama pelaksaaan kegiatan On-the Job Training (OJT) 2, penulis
melakukan kegiatan antara lain 1). Membuat Rencana Proyek Kepemimpinan
(RPK) dengan Judul “Peningkatan kompetensi guru dalam penyusunan
RPP berstandar melalui In House Trainning (IHT) di SD Negeri
Gangseyan 1” yang sekaligus menjadi judul dari laporan OJT 2 dan
Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi Berdasarkan Analisis Kebutuhan
Pengembangan Keprofesian (AKPK) di Sekolah Magang 2, terdapat satu
indikator yang paling lemah dalam AKPK yaitu rendahnya dalam
Kompetensi Manajerial yang harus ditingkatkan melalui kegiatan
Peningkatan Kompetensi (PK). Dalam kegiatan PK calon kepala sekolah
akan belajar dari Kepala Sekolah Mentor 2 untuk meningkatkan satu
indikator kompetensi yang paling lemah dalam AKPK tersebut.
B. TUJUAN