Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
Kelompok 3
Fakultas Ushuluddin
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan Rahmat-
Nya kami bisa menyelesaikan makalah Iman kepada Allah dan Nabi (Rasul) dengan tepat
waktu, Shalawat serta salam juga senantiasa kita sanjukan kepada Nabi Muhammad
SAW, kepada keluarganya, sahabatnya serta umatnya hingga saat ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari Bapak Drs. Tamami, M.Ag
selagu dosen matakuliah Ilmu Tauhid, dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang membantu pembuatan makalah ini, harapan kami
semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada pembaca, serta menambah wawasan.
Kami sadar dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bayaknya kekurangan,
oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
meningkatkan kualitas dikemudian hari
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................................1
BAB II IMAN KEPADA ALLAH SWT......................................................................................2
A. Pengertian Iman..................................................................................................................2
B. Tingkatan Ahli Iman..........................................................................................................3
C. Iman adalah Pokoknya Agama.........................................................................................5
D. Tanda-tanda Bertambah dan Berkurangnya Iman........................................................6
BAB III IMAN KEPADA NABI (RASUL).................................................................................7
A. Iman Kepada Nabi (Rasul)................................................................................................7
B. Perbedaan dan Persamaan Nabi dan Rasul.....................................................................8
C. Sifat – sifat Nabi dan Rasul................................................................................................9
D. Nama Nama Nabi dan Rasul yang wajib diketahui........................................................9
E. Cara Beriman Kepada Nabi dan Rasul..........................................................................11
F. Hikmah Beriman Kepada Nabi dan Rasul.....................................................................12
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................13
A. Kesimpulan........................................................................................................................13
B. Saran..................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Iman kepada Allah adalah rukun iman yang pertama sedangkan Iman kepada
Rasul adalah rukun iman yang ke empat, Iman kepada Allah artinya kita meyakini
bahwa adanya Allah serta sifat sifat kesempurnaan-Nya, menjauhi larangan-Nya dan
mengamalkan apa yang diperintahkan-Nya, sedangkan Iman kepada rasul artinya
mempercayai dengan sepenuh hati atas kedatangan rasul, mulai dari rasul yang
pertama yaitu Nabi Adam AS. hingga rasul terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW
Oleh karena itu kita sebagai umat muslim, wajib beriman kepada Allah dan
mempercayai adanya Rasul utusan Allah sehingga kita bisa mengamalkan semua
ajaran yang diperintahkan oleh Allah dan diberitakan oleh Rasul utusan Allah,
dengan berpegang kepada semua ajaran Allah dan Rasul maka hidup kita akan
bahagia di dunia maupun di akhirat, Namun dalam kehidupan sehari hari terkadang
kita hanya mengetahui Iman kepada Allah dan Rasul dengan pengetahuan yang
terbatas, tanpa adanya penerapan di dalam kehidupan yang kita jalani sehari – hari,
maka dari itu semoga dengan makalah ini bisa membuat kita lebih mengetahui apa
Iman kepada Allah dan Rasul (Nabi) dan dapat diterapkan dikehidupan sehari – hari
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna iman kepada Allah?
2. Apa makna iman kepada Nabi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui iman kepada Allah SWT
2. Untuk mengetahui iman kepada Rasul
1
BAB II
IMAN KEPADA ALLAH SWT
A. Pengertian Iman
Kata iman berasal dari kata aamana, yu’minu, imaanan, fahuwa Mukminun yang
diambil dari kata masdar al-amnu yang artinya percaya, aman. Sedangkan menurut
istilah, iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan
membuktikan dengan perbuatan. Rasulullah SAW bersabda:
Artinya : “Iman adalah membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan
mengamalkan dalam perbuatan” (HR. Ibnu Majah)
Jadi iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah benar-benar ada
dengan segala sifat kesempurnaan-Nya, mengikrarkan dengan lisan bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah (kalimat syahadat). serta mengamalkan apa yang diperintahkan-Nya
dan menjauhi larangan-Nya. Berdasarkan pengertian tersebut. seseorang dikatakan
beriman kepada Allah SWT apabila telah memenuhi tiga aspek (unsur), yaitu:
Seseorang tidak beriman kepada Allah SWT jika hanya diucapkan lewat mulut saja.
Keimanan harus dibuktikan pula lewat hati dan perbuatan. Orang yang beriman disebut
mukmin. Orang yang ingkar atau orang tidak beriman disebut kafir. Orang yang
mengaku beriman akan tetapi hatinya tidak percaya dinamakan munafik.
2
Pengertian iman menurut Al-Juwaini, iman mempunyai 2 pengertian:
Iman mempunyai tingkatan yang diterapkan oelh Rasullah SAW dengan sabdanya:
االايمان بضع و سبعون او بضع و ستّون شعبة فاء فضلها قول ال اله هللا و اذنها اما طة االذى عن الطريق و الحياء
شعبة من االءيمان
‘’Iman itu ada tujuh puluh sekian atau enam puluh tujuh sekian cabang; yang paling
utama adalah mengucapkan kalimat la ila ha illallah, dan yang paling rendah adalah
menyingkirkan gangguan di jalan; malu adalah salah satu cabang dari iman’’.
Ada tiga cara untuk mewujudkan iman pada jati diri manusia:
1. Meyakini
2. Mengucapkan
3. Mengamalkan
3
melalui tangan mereka dan di depan mata kepala mereka sendiri. Mereka dalah manusia
yang paling kuat hujjah-nya dan sangat menjaga risalah. Mereka adalah orang yang
paling kuat dan tegar menghadapi kebatilan dan ketidakbenaran.
4
ampun baginya. Keuutamaan seorang yang alim atas orang yang bodoh seperti
keutamaan bulan atas bintang-bintang. Sesungguhnya ulama adalah ahli waris para
nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham, melainkan ilmu.
Barangsipa menerimanya, maka ia mendapatkan keuntungan yang besar’’ (H.R At-
Tirmidzi).
Mereka telah mewarisi iman dengan penuh keyakinan, baik perkataan maupun
perbuatan. Mereka mengamalkan apa yang mereka ketahui. Mereka mengajak manusia
kepada apa yang merak yakini, maka Allah mengangkat derajat mereka. Allah SWT
mengadakan rasa takut dalam diri para ulama yang mengamalkan ilmunya serta
bertaqwa.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyebutkan bahwa masalah iman adalah pokoknya
agama. Iman adalah masalah yang paling penting dari semua masalah. Di antara
alasannya adalah:
1. Iman merupakan sebesar-besar kewajiban yang diwajibakan oleh Allah dalam hidup ini.
2. Iman merupakan hak Allah yang wajib atas hambaNya. Seorang hamba wajib mengimani
Allah dan wajib melaksanakan dari iman itu, yaitu mentauhidkan Allah Subhanahu wa
Ta’ala, menjauhkan segala macam perbuatan syirik.
5
3. Lafadz iman berulang kali disebutkan dalam Al-Qur’an dan dalam hadits-hadits Nabi
yang shahih. Lebih banyak dari penyebutan semua lafadz.
5. Orang yang mewujudkan iman (dengan keyakinan, perkataan, dan perbuatan) maka dia
akan mendapatkan kesuksesan, kemenangan, dan kedudukan di muka bumi ini.
Barangsiapa yang merusak atau menyia-nyiakannya, maka dia akan mendapatkan
kerugian yang nyata.
7. Dengan iman ini akan dipisahkan antara orang-orang yang bahagia dengan orang-orang
yang celaka. Dan juga dipisahkan siapa orang-orang yang harus kita mencintai/loyal
kepada dia dan juga orang-orang yang kita harus memusuhinya.
Iman akan bertambah dengan amal-amal shalih, dan akan berkurang dengan amal-
amal jelek. Setiap kali seorang muslim menambah ketaatannya, maka bertambahlah
keimanannya, dan akan semakin besar (iman tersebut) di dalam hatinya. Sebaliknya,
setiap kali dia kurang dalam ketaatan, atau terjatuh dalam kemaksiatan, maka
berkuranglah imannya.
Iman bisa terus berkurang hingga tidak tersisa darinya dalam hati kecuali lebih
kecil dari seberat biji sawi keimanan. Jadi, bertambahnya iman itu dengan ketaatan,
meninggalkan kemaksiatan dan menjauhinya. Bertambahnya iman dengan melaksanakan
ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Berkurangnya iman karena kurang dalam ketaatan,
dan terjatuh dalam kemaksiatan.
6
sesuai dengan kadar kurangnya ketaatan tersebut, dan kadar kemaksiatan yang ia
lakukan.
BAB III
IMAN KEPADA NABI (RASUL)
ْى أَنزَ َل ِمن قَ ْب ُل ۚ َو َمن يَ ْكفُر ِ َب ٱلَّ ِذى نَ َّز َل َعلَ ٰى َرسُولِ ِهۦ َو ْٱل ِك ٰت
ٓ ب ٱلَّ ِذ ۟ ُٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامنُ ٓو ۟ا َءا ِمن
ِ َوا بِٱهَّلل ِ َو َرسُولِ ِهۦ َو ْٱل ِك ٰت َ
ٓ
ضلَٰاًۢل بَ ِعيدًا َ بِٱهَّلل ِ َو َم ٰلَئِ َكتِ ِهۦ َو ُكتُبِ ِهۦ َو ُر ُسلِِۦه َو ْٱليَوْ ِ?م ٱلْ َءا ِخ ِر فَقَ ْد
َ ض َّل
"Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yabg Allah turunkan
7
sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-
Nya, Rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat
sejauh-jauhnya".
Jika seorang muslim tidak beriman kepada Nabi dan Rasul, maka Allah SWT akan
memberi azab yang pedih. Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S An-nur ayat 63:
8
melalui mimpi maupun melalui malaikat serta dapat melihat dan berkomunikasi
secara langsung dengan malaikat.
6. Ada nabi yang dibunuh oleh kaumnya, namun seluruh rasul yang diutus Allah
SWT selamatkan dari percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh kaumnya.
9
4. Baladah, yang artinya bodoh merupakan kebalikan dari sifat fatonah. Maksudnya
tidak mungkin para Nabi dan Rasul bodoh.
c. Sifat Jaiz:
Hanya ada satu sifat jaiz rasul yakni al-aradhul basyariyah yakni sifat yang sama dengan
manusia. Sifat tersebut meliputi makan, minum, haus, lapar, sakit, sedih, senang,
menikah dan beristri, serta lain sebagainya.
10
Nabi Ilyasa' AS;
Nabi Yunus AS;
Nabi Zakaria AS;
Nabi Yahya AS;
Nabi Isa AS; dan,
Nabi Muhammad SAW.
Dari 25 nama-nama Nabi, terdapat lima nabi yang mempunyai sifat Ulul 'Azmi, yaitu
para nabi yang mempunyai keteguhan hati sangat mengagumkan, tabah luar biasa,
kesabarannya tidak terbatas, meski mereka mendapatkan berbagai macam ujian dari
Allah SWT.
Saat mendapat cobaan, para Nabi tersebut tetap teguh, sabar, dan senantiasa
bertawakal dalam menyampaikan ajarannya kepada umat-Nya. Kelima Nabi tersebut
ialah:
11
"Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami
wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama dan janganlah
kamu berpecah belah tentangnya…. ”(QS. Asy Syuuraa:13)
3. Berdoa seperti para Nabi dan Rasul
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu (dia berkata), “Sesungguhnya Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Setiap Nabi memiliki doa yang
mustajab yang dia berdoa dengan doa yang mustajab itu, maka aku ingin
menyimpan doaku sebagai syafaat untuk umatku di akhirat.” [HSR. Bukhari (6304 –
dan ini lafaznya- dan 7474) dan Muslim (198 & 199)].
4. Selalu bershalawat untuk Nabi dan Rasul
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai
orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya.” [Al-Ahzaab: 56].
5. Meneladani Akhlak para Nabi dan Rasul
”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang sholeh”. (HR:
Bukhari dalam Shahih Bukhari kitab adab, Baihaqi dalam kitab syu’bil Iman dan
Hakim).
6. Memperbanyak amalan
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melaksanakan puasa yang
lebih banyak dalam sebulan melebihi puasa beliau di bulan Sya’ban. Beliau
melaksanakan puasa bulan Sya’ban seluruhnya. Beliau bersabda, “Lakukanlah amal-
amal yang kalian sanggup melaksanakannya, karena Allah tidak akan bosan (dalam
memberikan pahala) sampai kalian yang lebih dahulu bosan (dari mengerjakan
amal).” Dan salat yang paling Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam cintai adalah salat
yang dijaga kesinambungannya sekalipun sedikit. Dan bila beliau sudah terbiasa
melaksanakan salat (sunah), Beliau menjaga kesinambungannya.” (HR. Bukhari no.
1970 dan Muslim no. 741).
12
1. Memiliki akidah yang benar, orang yang beriman dengan sungguh-sungguh kepada
rasul Allah SWT sudah pasti memiliki akidah yang benar karena menyakini rukun
iman.
2. Rajin beribadah karena seseorang yang telah beriman kepada rasul Allah dengan
benar, pasti akan gemar menjalankan ibadah.
3. Menjadi pemimpin yang berani dalam membela kebenaran seperti sikap para Rasul.
4. Terhindar dari perbuatan yang sesat
5. Menumbuhkan sifat sabar dan kasih sayang sesama makhluk hidup.
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
iman kepada Allah artinya membenarkan dengan hati bahwa Allah benar-benar ada
dengan segala sifat kesempurnaan-Nya, mengikrarkan dengan lisan bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah (kalimat syahadat). serta mengamalkan apa yang diperintahkan-Nya
dan menjauhi larangan-Nya, . Orang yang beriman disebut mukmin sedangkan orang
yang tidak beriman disebut kafir. Orang yang mengaku beriman akan tetapi hatinya
tidak percaya dinamakan munafik.
Beriman kepada rasul Allah merupakan hal yang wajib dan patut diketahui oleh setiap
umat muslim di seluruh dunia. Pengertian beriman kepada rasul Allah berarti meyakini
dengan sepenuh hati bahwa Nabi dan Rasul itu benar-benar utusan Allah yang
ditugaskan untuk membimbing umatnya ke jalan yang benar agar selamat di dunia dan
di akhirat. Pengertian rasul adalah rasul adalah lelaki pilihan dan yang diutus oleh Allah
dengan risalah kepada manusia. Rasul merupakan yang terbaik di antara manusia
lainnya sehingga apa yang dibawa, dikatakan dan dilakukan adalah sesuatu yang terpilih
dan mulia dibandingkan dengan manusia lain.
B. Saran
Sebagai Umat muslim yang taat kita harus menerapkan Iman kepada Allah dan
Rasul-Nya dalam kehidupan sehari – hari, dengan menerapkan ajaran – ajaran yang
diberikan Allah dan Rasul-Nya
14
DAFTAR PUSTAKA
Hafizh Muhammad Amin, Ali Nurdin. 2016. Ensiklopedia Iman. Jakarta: Penerbit PUSTAKA
AL-KAUTSAR
Dr. Tsuroya Kiswati. Al – Juwaini Peletak Dasar Teologi Rasional Dalam Islam. Penerbit
ERLANGGA
https://www.radiorodja.com/50760-bertambah-dan-berkurangnya-iman/
https://www.manhajul-anbiya.net/tanda-tanda-bertambah-dan-berkurangnya-iman/
Faozan Tri Nugroho. 2021. Pengertian Nabi Dan Rasul, Persamaan Serta Perbedaannya yang
Perlu Dipahami. Diakses dari Internet, November 2021,
https://www.bola.com/ragam/read/4467179/pengertian-nabi-dan-rasul-persamaan-serta-
perbedaannya-yang-perlu-dipahami
Berita Update. 2021. Hikmah Beriman kepada Rasul untuk diajarkan kepada Anak. Diakses
dari Internet, November 2021, https://kumparan.com/berita-update/hikmah-beriman-kepada-
rasul-untuk-diajarkan-kepada-anak-1w29eJPJw9s/full
Lolita. 2021. Jadi Teladan untuk Bagi Umat Muslim, Simak 4 Sifat Mustahil Bagi Rasul.
Diakses dari Internet, November 2021, https://www.orami.co.id/magazine/sifat-mustahil-bagi-
rasul/
https://dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/cara-beriman-kepada-rasul
15