Anda di halaman 1dari 6

Civil Engineering Collaboration

https://jcivil-upiyptk.org/ojs
2021 Vol. No. Hal: 1-5 e-ISSN:

ANALISIS KONFIGURASI SHEAR WALL TERHADAP KINERJA


STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA BWS PUPR SUMATERA VII
KOTA BENGKULU
Zul Azmi1 Rita Nasmirayanti 2,Asri Yuda Trinanda3
1
Fakultas Teknik Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
2
Fakultas Teknik Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
3
Fakultas Teknik Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
zulazmi938@gmail.com
Abstract

The Rusunuawa of the Sumatra VII River Basin Agency of Bengkulu City is a service unit in order to support the
performance of ASN whose function is for housing and shelter for ASN PUPR BWS Sumatra VII. This Rusunawa was built
using straight and L-shaped Shear Wall elements. Therefore, researchers are interested in knowing the effect and influence of
the shear wall on the performance of the building being built. The results of the analysis of Rusunawa BWS Sumatra VII can
be seen by the addition of shear walls in the building which reduces the axial force on the column, the latitude and moment
forces due to the earthquake. The displacement of the structure also decreases with the addition of shear wall elements, and
the basic shear force can also be minimized by the presence of shear walls. Not unlike the basic displacement and shear, the
deviation that occurs also decreases in the structure because the stiffness and strength produced by the shear wall can
withstand the vibrations caused by the earthquake. Comparison of the structure using shear wall elements is also seen in the
natural vibrations that occur so that it can be concluded that the effect of the shear wall.

Abstrak
Rusunuawa Badan Wilayah Sungai Sumatera VII Kota Bengkulu merupakan unit pelayanan dalam rangka
menunjang kinerja ASN yang fungsinya untuk hunian dan tempat tinggal bagi ASN PUPR BWS Sumatera VII. Rusunawa ini
dibangun menggunakan elemen Shear Wall yang berbentuk lurus dan berbentuk L. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
mengetahui efek dan pengaruh dinding geser tersebut terhadap kinerja gedung yang dibangun. Hasil analisa Rusunawa BWS
Sumatera VII dapat diketahui degan adanya penambahan dinding geser pada gedung membuat berkurangnya gaya aksial
pada kolom, gaya lintang dan gaya momen akibat gempa. Perpindahan pada struktur juga mengalami penurunan dengan
ditambahnya elemen dinding geser, serta gaya geser dasar juga dapat diminimalisir dengan adanya dinding geser. Tidak
berbeda dengan perpindahan dan geser dasar, simpangan yang terjadi juga mengalami penurunan pada struktur karena
kekakuan dan kekuatan yang dihasilkan dinding geser dapat menahan getaran-getaran yang terjadi akibat gempa.
Perbandingan struktur dengan menggunakan elemen dinding geser juga terlihat pada getar alami yang terjadi sehingga dapat
disimpulkan bahwa pengaruh dinding geser

Kata Kunci: Gempa, Struktur, Shear Wall, Base Shear.

© 2021 JCIVIL

I. Pendahuluan Provinsi Bengkulu merupakan salah satu dari


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa daerah yang masuk ke dalam zona gempa. Pengaruh
pengaruh shear wall berdasarkan bentuk dan gempa terhadap perilaku struktur bangunan seperti
penempatannya pada denah terhadap kinerja struktur rumah, hotel, rumah sakit, perkantoran dan lainnya
gedung beton bertulang dengan tinggi bangunan 4 sangatlah tinggi. Gempa dapat mengakibatkan
lantai. Kinerja struktur akan dievaluasi berdasarkan kerusakan pada struktur sehingga struktur tersebut
simpangan, gaya geser dasar, dan drift ratio yang tidak bisa digunakan lagi, gempa dapat mengakibatkan
terjadi pada struktur tersebut. Konfigurasi bentuk yang kerugian dari segi ekonomi dan dapat mengakibatkan
digunakan pada penelitian ini adalah bentuk I dan L. korban jiwa. Salah satu contohnya yaitu pada musibah
Terdapat 3 model Shear Wall dengan penempatan gempa yang menimpa Provinsi Bengkulu tahun 2008.
posisi yang sama pada setiap denah dengan luas Berdasarkan Laporan penelitian dari Badan
penampang yang tetap untuk keseluruhan model. Perencanaan Pembangunan Nasional Kota Bengkulu
Gempa 7,9 SR di bengkulu mengakibatkan korban

Diterima: 03-08-2021 | Revisi: 07-08-2021 | Diterbitkan: 07-10-2021 | DOI: 10.35134/jcivil.v3i2.001-006


1
jiwa sebanyak 24 orang dan 48,280 unit bangunan beban hidup yang bekerja tergantung dari fungsional
mengalami kerusakan yang parah. Oleh karena itu, gedung atau lantai tersebut
bangunan harus direncanakan untuk dapat
memberikan kinerja minimal life safety, di mana Beban Gempa
bangunan diperbolehkan mengalami kerusakan namun
tidak mengalami keruntuhan. Dengan demikian, Beban gempa adalah semua beban yang
kemungkinan timbulnya korban jiwa dapat bekerja pada suatu struktur akibat dari pergerakan
diminimalisasi. Salah satu solusi alternatif yang tanah yang disebabkan karena adanya gempa bumi
digunakan untuk meningkatkan kinerja struktur yang mempengaruhi struktur tersebut.
bangunan tingkat tinggi dalam mengatasi simpangan Menurut Setiawan (2016), Beban gempa
horisontal adalah dengan pemasangan dinding geser merupakan beban dalam arah horizontal dari struktur
(Shear Wall). Dinding geser ( Shear Wall) salah satu yang ditimbulkan oleh adanya gerakan tanah akibat
portal pengaku yang dapat digunakan untuk meredam gempa bumi, baik dalam arah vertikal maupun arah
goyangan pada bangunan akibat beban lateral. horizontal. Pada beberapa kasus umumnya pengaruh
Berdasarkan hal-hal di atas, maka penulis gempa dalam arah vertikal lebih menentukan daripada
mengambil study kasus ini untuk tugas akhir dengan pengaruh gempa arah vertikal. Besarnya gaya gempa
judul “ ANALISIS KONFIGURASI SHEAR WALL yang bekerja pada dasar struktur bangunan ditentukan
TERHADAP KINERJA STRUKTUR GEDUNG berdasarkan persamaan
RUSUNAWA BWS PUPR SUMATERA VII V=
KOTA BENGKULU ”. Dengan C adalah koefisien respons seismik
yang ditentukan berdasarkan respons spektrum pada
Tujuan Penelitian lokasi bangunan serta jenis sistem struktur yang
digunakan, sedangkan W adalah berat seismik efektif
1 Menghitung pembebanan terfaktor yang bekerja yang berisi seluruh beban mati dan beban lainnya yang
pada struktur gedung Rusunawa PUPR BWS diisyaratkan dalam peraturan mengenal gempa.
Sumatera VII Kota Bengkulu.
2 Menguraikan hasil analisis dan perhitungan beban Kategori Risiko Faktor Keutamaan gempa
serta kinerja struktur yang terjadi akibat gempa I atau II 1,0
sesuai dengan standart atau acuan yang digunakan. III 1,25
IV 1,50
1. Koefisien-koefisien situs dari parameter
II. Landasan Teori percepatan respon spektrum
Beban Hidup Sms = Fa x SS
Sm1 = Fv x S1
Beban hidup adalah semua beban yang Dimana:
terjadi akibat penghunian / penggunaan suatu Sms = percepatan respon spektrum MCEr pada
gedung dan termasuk beban - beban pada lantai periode singkat
yang berasal dari barang yang dapat berpindah, Sm1 = Percepatan respon spektrum MCEr pada
mesin - mesin serta peralatan yang merupakan periode 1 detik
bagian gedung yang tidak terpisahkan dari gedung Fa = Nilainya dapat dilihat pada tabel 2.2
dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, Fv = Nilainya dapat dilihat pada tabel 2.3
sehingga mengakibatkan perubahan dalam
pembebanan lantai dan atap tersebut. Khusus pada Tabel 2.2 : Koefisien situs, Fa
atap kedalam beban hidup dapat termasuk beban yang Kelas Parameter respon spektral percepatan
berasal dari air hujan, baik akibat genangan maupun situs gempa maksimum yang dipertimbangkan
akibat tekan jatuh (energi kinetik) butiran air. risiko-tertarget (MCER) terpetakan pada
Kedalam beban hidup tidak termasuk beban angin, periode pendek, T = 0,2 detik, Ss.
beban gempa dan beban khusus. Beban hidup adalah
semua beban yang terjadi akibat pemakaian dan Ss Ss= 0 Ss= 0, Ss= Ss= 1 Ss≥
penghunian suatu gedung, termasuk bebanbeban pada ≤0 ,5 75 1 ,25 0,75
lantai yang berasal dari barang - barang yang dapat ,25
berpindah dan atau beban akibat air hujan pada atap. SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
Menurut Lutfi & Subtoni (2017), Mencakup semua
beban yang terjadi akibat pemakaian gedung dan SB 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9
didalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang SC 1,3 1,3 1,2 1,2 1,2 1,2
berasal dari barang-barang, mesin serta peralatan yang
tidak bagian yang terpisahkan dan dapat diganti SD 1,6 1,4 1,2 1,1 1,0 1,0
selama masa hidup dari gedung tersebut. Besarnya
SE 2,4 1,7 1,3 1,1 0,9 0,8

Civil Engineering Collaboration Vol .3 No. 2 (2021) 1-5


2
SF SS(a)
Sumber : SNI 1726:2019 (2.15)
Tabel 2.3 Koefisien situs, Fv 4. Untuk Periode lebih besar dari , respon
spektra percepatan desain , diambil
Kel Parameter respon spektral percepatan gempa berdasarkan persamaan :
as maksimum yang dipertimbangkan risiko-
situ tertarget (MCER) terpetakan pada periode
s pendek, T = 0,2 detik, S1. (2.16)
Keterangan :
S1≤ S1= S1= S1= S1= 0, Ss≥ 0,6 = Parameter percepatan respon
0,1 0,2 0,3 0,4 5 spektra desain pada periode pendek
= Parameter percepatan respon spektra
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 desain pada periode 1 detik.
= Periode getar fundamental struktur.
SB 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
= 0,2
.
SC 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,4
=
.
SD 2,4 2,2 2,0 1,9 1,8 1,7 = Peta transisi periode panjang.
SE 4,2 3,3 2,8 2,4 2,2 2,0
(a)
SF SS
Sumber ; SNI 1726:2019
2. Percepatan respons spektrum rencana
SDs = 2/3 x Sms (2.11)
SD1 = 2/3 x Sm1 (2.12)
Dimana:
SDs = Percepatan respons spektrum rencana
pada periode singkat
SD1 = Percepatan respons spektrum rencana
pada periode 1 detik Gambar 2.1 Respon spektrum desain
3. Gaya geser dasar gempa Sumber SNI 1726:2019
V = Cs x W
Dimana: Beban Mati
Cs = Koefisien respons gempa
W = Beban mati total Beban mati adalah berat dari semua bagian
4. Periode fundamental struktur dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk
Ta = Ct x segala unsur tambahan, penyelesaian -
penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap yang
Respon Spektra Desain merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung
itu.
Bila respon spektrum desain diperlukan oleh tata Beban mati adalah berat seluruh bahan
cara ini dan prosedur gerak tanah dari spesisfik situs konstruksi bangunan gedung yang terpasang, termasuk
tidak digunakan, maka kurva respon spektrum desain dinding, lantai, atap plafon, tangga, dinding partisi
harus dikembangkan dengan mengikuti ketentuan tetap, finishing, klading gedung dan komponen
berikut ini : arsitektur dan struktural lainnya serta peralatan layan
1. Untuk peruode yang lebih kecil dari , termasuk berat kran ( SNI 1727:2013)
spektrum respon percepatan desain diambil
dari persamaan seperti berikut :
= 0,4 + 0,6
(2.14)
2. Untuk periode lebih besar dari atau sama
dengan tetapi lebih kecil dari atau sama
dengan spektrum respon percepatan desain
sama dengan .
3. Untuk periode lebih besar dari tetapi lebih
kecil dari atau sama dengan , respon spektra
percepatan desain diambil berdasarkan
persamaan :

Civil Engineering Collaboration Vol .3 No. 2 (2021) 1-5


3
III. Metode Penelitian Perabndingan Simpangan Menggunakan Shear
Wall arah X.

30
Simpangan Arah x

Simpangan (mm)
20
10 tanpa sw
0
pakai sw
1 2 3 4 5
Lantai

Pada gambar diatas terlihat simpangan terbesar


yang terjadi pada arah X yaitu pada lantai 2,
permodelan tanpa menggunakan dinding geser
mengalami simpangan yang jauh lebih besar
dibandingkan permodelan dengan menggunakan Shear
Wall.

Perabndingan Simpangan Menggunakan Shear


Wall arah Y.

Simpangan
40
Simpangan Arah Y
(mm) 20
Gambar 2 : Diagram alir 0 tanpa SW

1 2 3 4 5 pakai sw

IV. Hasil dan Pembahasan Lantai


Simpangan Antar lantai
Dalam SNI 1726:2019 Penentuan simpangan
antar tingkat desain harus di analisis atau Base Shear
diperhitungkan sebagai perbedaan defleksi pada pusat
massa yang berada ditingkat teratas dan tingkat di Sesuai SNI gempa 1726-2019 mengenai skala
bawah nya. Simpangan antar tingkat desain (∆ ) tidak gaya, peraturan ini mengisyaratkan bahwa gaya geser
boleh melebihi simpangan antar lantai tingkat izin. dasar dinamis harus lebih besar dari 85% gaya geser
(∆ ) = 0,02 statis. Dirumuskan sebagai Vd > 0,85 Vs. Bila hal
Rumus simpangan : CD x ( δ- 0) 1 contoh : tersebut tidak memenuhi maka peru diberikan skala
arah X yaitu 4,5 x (3,0051-0) x 1 gaya pada model struktur gedung .
= 13,523895 mm dengan ketentuan adalah
defleksi dihasilkan dari analisa SAP dan nilai 1 berasal 3000
gaya geser dasar

dari tabel 4 SNI 1726:2019 mengenai kategori resiko


gempa.
2000
Nilai simpangan antar lantai massa gedung x
akibat gempa arah X dan arah Y dengan permodean
menggunakan dinding geser dan permodelan tanpa 1000 y
menggunakan dinding geser dapat dilihat sebagai
berikut : 0
dinding geser tanpa dinding…

Pada perbandingan perpindahan gaya geser


dasar diatas perpindahan gaya geser dasar permodelan
dengan menggunkan Shear Wall tidak jauh berbeda
dengan permodelan tanpa menggunakan Shear Wall
pada arah X maupun arah Y.

Civil Engineering Collaboration Vol .3 No. 2 (2021) 1-5


4
Waktu Getar Alami Struktur Tabel 4 : Waktu getar alami tanpa dinding
geser
Dengan melihat mode shape pada program
SAP 2000 maka kita dapat mengetahui pergerakan
struktur akibat beban yang bekerja. Waktu getar alami Sd1 = 0,68 x= 0,9
struktur dibatasi oleh SNI 1726-2019, Ta = Cu = 1,4 Hn = 15,35
. ℎ . . Koefisen untuk batas atas periode yang Ct = 0,0466 Ta = 0,762099
dihitung yang digunakan dalam analisis ini adalah
1,4 pada tabel 4.12 berikut, kemudian untuk Periode
MODE PERIODE Kontrol
menentukan nilai periode pendekatan dan x. Pada Izin
permodelan struktur dengan menggunakan Shear Wall (detik) (detik) Ta < T izin
nilai 0,0488 dan nilai x 0,75. Pada permodelan 1 0,568427 0,76209918 Oke
tanpa menggunakan Shear Wall nilai 0,0466 dan 2 0,466882 0,76209918 Oke
nilai x 0,9 seperti terlihat pada tabel berikut.
3 0,459613 0,76209918 Oke
Tabel 3 : Waktu getar alami menggunakan 4 0,173047 0,76209918 Oke
Shear Wall 5 0,14314 0,76209918 Oke
Sd1 = 0,68 x= 0,75
6 0,138498 0,76209918 Oke
Cu = 1,4 Hn = 15,35
7 0,131374 0,76209918 Oke
Ct = 0,0488 Ta = 0,529821
8 0,130559 0,76209918 Oke
MODE PERIODE Periode Izin Kontrol 9 0,124367 0,76209918 Oke
(detik) (detik) Ta < T izin
10 0,12136 0,76209918 Oke
1 0,416175 0,529820969 Oke
2 0,355999 0,529820969 Oke Untuk pengecekan waktu getar alami seperti
perhitungan pada tabel 4.13 diambil satu contoh tanpa
3 0,286368 0,529820969 Oke
menggunakan Shear Wall pada periode 1 dengan nilai
4 0,255163 0,529820969 Oke sebagai berikut :
5 0,255127 0,529820969 Oke Ct = 0,0466 detik
= .ℎ .
6 0,255086 0,529820969 Oke
=
7 0,255038 0,529820969 Oke 0,0466 x 15,35 , x 1,4
8 0,255031 0,529820969 Oke = 0,762099 detik
< =
9 0,216649 0,529820969 Oke
10 0,21632 0,529820969 Oke 0,568427< 0,76209…… OK !

Perbandingan Waktu Getar Alami


Untuk pengecekan waktu getar alami seperti Beriku adalah perbandingan waktu getar alami
perhitungan pada tabel 4.12 diambil satu contoh struktur dengan menggunakan Shear Wall dan struktur
dengan menggunakan Shear Wall pada periode 1 tanpa menggunakan Shear Wall.
dengan nilai sebagai berikut :

Ct = 0,0488 detik 0,6


WAKTU GETAR

= .ℎ . 0,4
= TANPA
0,0488 x 15,35 ,
x 1,4 0,2 SHEARWALL
= 0,529851 detik 0
PAKAI
< = 1 3 5 7 9 SHEARWALL
0,416175< 0,529851…… OK ! MODE

Pada Grafik diatas dapat diketahui bahwa


waktu getar alami mode 1 sampai 3 dengan
menggunakan Shear Wall mengalami penurunan
dibandingkan struktur tanpa menggunakan Shear Wall
namun pada mode 4 sampai 10 struktur dengan

Civil Engineering Collaboration Vol .3 No. 2 (2021) 1-5


5
menggunakan Shear Wall mengalami kenaikan DAFTAR PUSTAKA
perioda. Periode getar alami yang tertinggi terjadi
pada lantai satu yaitu dengan struktur tanpa 1. [1].Setiawan, Agus (2016), PERANCANGAN
menggunakan Shear Wall yaitu di angka 0,57 detik. STRUKTUR BETON BERTULANG
(Berdasarkan SNI 2487:2013), Jakarta, Erlangga.
V. Penutup
2. Usmat, N. A., Imran, I., & Sultan, M. A. (2019).
Kesimpulan
Analisa Letak Dinding Geser (Shear Wall)
Dari analisis dinding geser terhadap kinerja Terhadap Perilaku Struktur Gedung Akibat
struktur pada Rusunawa BWS Sumatera VII Beban Gempa. Techno: Jurnal Penelitian, 8(2),
didapatkan beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut 297-307.
:
1. Terjadi penambahan partisipasi massa ragam 3. Andalas, G., Suyadi, S., & Husni, H. R. (2016).
pada saat elemen struktur ditambahkan dengan Analisis Layout Shearwall Terhadap Perilaku
dinding geser atau Shear Wall. Struktur Gedung. Jurnal Rekayasa Sipil dan
2. Penambahan Dinding Geser atau Shear Wall Desain, 4(3), 491-502.
pada rusunawa BWS Sumatera VII membuat
terjadi penurunan pada simpangan antar lantai 4. Effendi, F., Wesli, W., Chandra, Y., & Akbar, S.
yang terjadi pada struktur. Namun hasil J. (2018). Studi Penempatan Dinding Geser
keduanya masih bisa digunakan karena masih Terhadap Waktu Getar Alami Fundamental
lebih kecil dari batas ketentuan yang berlaku. Struktur Gedung. TERAS JURNAL-Jurnal
3. Penambahan Dinding Geser atau Shear Wall Teknik Sipil, 7(2), 274-283.
pada rusunawa BWS Sumatera VII membuat
waktu getar alami semakin berkurang sehingga 5. Fauziah, L., Sumajouw, M. D., Dapas, S. O., &
akan lebih aman jika mengguanakan dinding Windah, R. S. (2013). Pengaruh Penempatan dan
geser dikarenakan dinding geser yang bersifat Posisi Dinding Geser Terhadap Simpangan
kaku. Bangunan Beton Bertulang Bertingkat Banyak
4. Gaya geser dinamis yang dihasilkan struktur Akibat Beban Gempa. Jurnal Sipil Statik, 1(7).
dengan menggunakan Shear Wall mengalami
penurunan dibandingkan gaya geser dinamis 6. Windah, R. S. (2011). Penggunaan Dinding
yang dihasilkan struktur tanpa menggunakan Geser Sebagai Elemen Penahan Gempa Pada
Shear Wall, Namun kedua hasil analisis tersebut Bangunan Bertingkat 10 Lantai. Jurnal Ilmiah
masih lebih besar dari batas ketentuan yang Media Engineering, 1(2).
berlaku maka kedua jenis model struktur tersebut
bisa digunakan. 7. Lutfi, M., & Subtoni, S. (2020). KAJIAN
5. Setelah dilakukan proses analisis penambahan STRUKTUR BANGUNAN AKIBAT
elemen Shear Wall dapat mempengaruhi PENURUNAN MUTU BETON PADA KOLOM
kekuatan dan kekakuan pada strukur dalam TERPASANG (Studi Kasus: SDN 01 Cikaret
menahan gaya lateral. Kabupaten Bogor). ASTONJADRO: JURNAL
REKAYASA SIPIL, 6(2), 115-129.
Saran
Dari kesimpulan yang telah dipaparkan, penulis 8. SNI 2847:2019. Persyaratan Beton Struktural
mendapatkan beberapa saran yang diusulkan, Untuk Bangunan Gedung Jakarta: Badan
diantaranya sebagai berikut: Standarisasi Nasional

1. Perlu dilakukan penelitian lebh lanjut 9. SNI 1726:2019. Tata Cara Perencanaan
mengenai studi yang dianalisis untuk Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan
mengetahui pengaruh penambahan Shear Wall Gedung dan Non Gedung Jakarta: Bahan
pada struktur dengan bangunan yang memilik Standarisasi Nasional.
bentuk geometrik dan wilayah yang berbeda.
10. SNI 2052:2017 Baja tulangan Beton Jakarta:
Badan Standarisasi Nasional

Civil Engineering Collaboration Vol .3 No. 2 (2021) 1-5


6

Anda mungkin juga menyukai