Disusun oleh:
KEVIN A. SITUMORANG
LAMPUNG SELATAN
2021/2022
ANALISIS MENGAKHIRI KEMISKINAN DALAM SEGALA BENTUK
DIMANAPUN
BAB I
A. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Hal ini juga biasanya ditentukan oleh pemerintah melalui penetapan garis kemiskinan
yang ditentukan oleh ekonomi. Karena tingkat kesejahteraan masyarakat ditentukan oleh
kebijakan ekonomi pemerintah. Jadi kemiskinan juga disebabkan oleh gagalnya
perkembangan ekonomi yang direncanakan oleh pemerintah. Selain itu, kesenjangan
ekonomi dan angka kemiskinan yang tinggi membuat pemerintah kesulitan untuk
mengatasinya karena dipengaruhi oleh luas wilayah dan jumlah kepadatan penduduk. Untuk
mengatasi masalah ini pemerintah dan pelaku ekonomi harus meningkatkan pendapatan GDP
( Gross Domestic Product ) dan GNP ( Gross National Product ) sepanjang tahun serta
mengontrol setiap perkembangan ekonomi agar terhindar dari inflasi yang berkepanjangan.
Pada dasarnya setiap penelitian itu mempunyai tujuan tertentu yang memberikan arah
dan pelaksanaan penelitian. Tujuan yang ingin dicapai tersebut tentu saja sesuai dengan
masalah yang diangkat dalam sebuah penelitan. Hal ini dilakukan supaya tujuan dapat
tercapai dengan baik. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Secara umum,
penelitian ini bertujuan mendapatkan deskripsi mengatasi dan mengakhiri kemiskinan dalam
segala bentuk dimanapun.
Secara teoretis penelitian ini bermanfaat dalam memberikan sejumlah masukan dan
sebagai pengembangan teori tentang bagaimana mengatasi dan mengakhiri kemiskinan dalam
segala bentuk dimanapun.Selanjutnya, secara praktis penelitian ini dapatvbermanfaat bagi
mahasiswa, pengajar, pelaku ekonomi, dan peneliti. Secara rinci manfaat praktis ini disajikan
sebagai berikut.
a. Bagi mahasiswa
Hasil penelitian ini dapat menjadi pedoman baru dalam hal mengatasi kemiskinan
dalam karya tulis ilmiah.
b. Bagi pengajar
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan ajar terbaru bagi pengajar dalam materi
ekonomi pembangunan dan kemiskinan dalam karya tulis ilmiah.
c. Bagi pelaku ekonomi
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan informasi bagi pelaku eonomi
tentang pentingnya memajukan ekonomi nasional.
d. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini akan memperkarya wawasan, pengetahuan, dan pengalaman
peneliti tentang pembangunan ekonomi nasional dan mengatasi serta mengakhiri
kemiskinan dalam segala bentuk di Indonesia. Hasil peneliti juga diharapkan
dapat memberikan manfaat praktis bagi peneliti lainnya dalam melakukan
penelitian selanjutnya.
B. LANDASAN TEORI
Kemiskinan merupakan kondisi dimana seseorang tidak dapat menikmati segalamacam
pilahan dan kesempatan dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya, seperti tidak dapat
memenuhi kesehatan, standar hidup layak, kebebasan, harga diri, dan rasa dihormati seperti
orang lain, serta suramnya masa depan bangsa dan negara. Hal ini dikarenakan kemiskinan
bersifat multidimensional, artinya karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam, maka
kemiskinan pun banyak memiliki aspek primer yang berupa miskin akan aset, organisasi
sosial politik, pengetahuan, dan keterampilan serta aspek sekunder yang berupa miskin akan
jaringan sosial, sumber-sumber keuangan.
Menurut Kuncoro (2006), kemiskinan yang banyak terjadi sekarang ini mempunyai
penyebaran hampir setengah 15 dari seluruh masyarakat yang miskin hidup di asia selatan
yang mempunyai jumlah penduduk sebesar 30% dari total populasi dunia. Dalam hampir
setiap negara, kemiskinan selalu terpusat di tempat-tempat tertentu, biasanya di perdesaan
atau di daerah-daerah yang kekurangan sumber daya. Persoalan kemiskinan juga selalu
berkaitan dengan masalah-masalah lain seperti misalnya lingkungan, dll. Beban kemiskinan
paling besar terletak pada kelompok-kelompok tertentu.Kaum wanita pada umumnya
merupakan pihak yang dirugikan.Dalam rumah tangga miskin, mereka sering merupakan
pihak yang menanggung beban kerja yang lebih banyak dari pada kaum pria dan kualitas
masa depan hidup mereka terancam karena tidak tercukupinya gizi, pemerataan kesehatan
dan pendidikan.
1.Garis Kemiskinan
Garis kemiskinan yang didasarkan pada konsumsi (consumption-based poverty line)
terdiri dari dua elemen, yaitu:
a. Pengeluaran yang diperlukan untuk membeli standar gizi minimum dan kebutuhan
mendasar lainnya.
b. Jumlah kebutuhan lain yang bervariasi, yang mencerminkan biaya
partisipasi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
3. Teori Kemiskinan
Kemiskinan terbagi menjadi tiga, yakni:
a. Kemiskinan relatif, merupakan kondisi miskin karena pengaruh kebijakan
pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat
sehingga menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan. Standar
minimum disusun berdasarkan kondisi hidup suatu negara pada waktu
tertentu dan perhatian terfokus pada golongan penduduk termiskin, misalnya 20%
atau 40% lapisan terendah dari total penduduk yang telah diurutkan menurut
pendapatan/pengeluaran, kelompok ini merupakan penduduk relatif miskin. ukuran
kemiskinan relatif sangat tergantung pada distribusi pendapatan/pengeluaran
penduduk. Uni Eropa umumnya mendefinisikan penduduk miskin adalah penduduk
yang mempunyai pendapatan per kapita di bawah 50% dari median/mean pendapatan.
Ketika median/mean pendapatan meningkat, garis kemiskinan relatif juga meningkat.
b. Kemiskinan absolut, ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk
mencukupi kebutuhan pokok minimum seperti pangan, sandang, kesehatan,
perumahan dan pendidikan yang diperlukan yang diperlukan untuk dapat hidup dan
bekerja. Kebutuhan pokok minimum diterjemahkan sebagai ukiran financial dalam
bentuk uang. Nilai kebutuhan minimum kebutuhan dasar tersebut dikenal dengan
istilah garis kemiskinan. Penduduk yang
pendapatannya dibawah garis kemiskinan digolongkan sebagai penduduk miskin.
Garis kemiskinan absolut tetap (tidak berubah) dalam hal standar
hidup dan mampu membandingkan kemiskinan secara umum. Garis kemiskinan
absolut sangat penting jika seseorang akan mencoba menilai efek dari kebijakan anti
kemiskinan antarwaktu, atau
memperkirakan dampak dari suatu proyek terhadap kemiskinan (misalnya:
pemberian kredit skala kecil).
4. Terminologi Kemiskinan
Menurut Badrudin (2012) terminology kemiskinan lain selain kemiskinan
relatif dan kemiskinan absolut, antara lain :
a. Kemiskinan struktural, adalah kemiskinan yang ditengarai disebabkan
kondisi struktur atau tatanan kehidupan yang tak menguntungkan kartena tatanan
itu tidak hanya menyebabkan kemiskinan tetapi juga
melanggengkan kemiskinan di dalam masyarakat. Ini menyebabkan banyak warga
masyarakat gagal memperoleh peluang dan/atau akses untuk mengembangkan
dirinya serta meningkatkan kualitas hidupnya.
b. Kemiskinan kultural, Kemiskinan kultural adalah suatu ketidakberdayaan.
Diakibatkan oleh faktor-faktor adat dan budaya
suatu daerah tertentu yang membelenggu seseorang tetap melekat dengan
indikator kemiskinan, Menurut Kuncoro dalam Badrudin (2012) penyebab
kemiskinan adalah 1) secara mikro, kemiskinan karena adanya ketidaksamaan
pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang
timpang. Penduduk miskin
hanya memiliki sumber daya dalam jumlah terbatas dan kualitasnya rendah; (2)
Kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber daya manusia yang
rendah, berarti produktivitasnya rendah, yang pada gilirannya upahnya rendah.
Rendahnya kualitas sumber daya ini karena rendahnya pendidikan, nasib yang
kurang beruntung, adanya diskriminasi atau karena keturunan; (3) Kemiskinan
muncul akibat perbedaan akses dalam modal. Ketiga penyebab kemiskinan ini
bermuara pada teori lingkaran setan kemiskinan (vicious circle poverty).
Adanya keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal
mengakibatkan rendahnya produktivitas sehingga mengakibatkan rendahnya
pendapatan yang
diterima.
1. Pengaruh pengangguran terhadap kemiskinan
Menurut sukirno dalam Saputra (2011) efek buruk dari pengangguran adalah
mengurangi pendapatan masyarakat yang pada akhirnya mengurangi tingkat
kemakmuran yang telah dicapai seseorang. Semakin turunnya kesejahteraan
masyarakat karena menganggur tentunya akan meningkatkan peluang mereka
terjebak dalam kemiskinan karena tidak memiliki pendapatan. Apabila pangan di suatu
negara sangat buruk, kekacauan politik dan sosial selalu berlaku dan
menimbulkan efek yang buruk bagi kesejahteraan masyarakat dan prospek
pembangunan ekonomi dalam jangka panjang. Arsyad dalam Saputra (2011) menyatakan
bahwa ada hubungan yang erat sekali antara tingginya tingkat pengangguran dan
kemiskinan. Bagi sebagian besar masyarakat, yang tidak mempunyai pekerjaan tetap atau
hanya part-time selalu
berada diantara kelompok masyarakat yang sangat miskin.
{Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.}
Untuk ditulis di daftar pustaka
BAB II
1. Hasil
Tabel peningkatan kemiskinan perkotaan dan pedesaan berdasarkan data Badan Pusat
Statistik 15 Juli 2021.
Diolah dari data Badan Pusat Statistik yang diterbitkan 15 juli 2021.
2. Pembahasan
kondisi dimana seseorang tidak dapat menikmati segala macam pilihan dan
kesempatan dalam pemenuhan kebtuhan dasarnya ,seperti tidak dapat memenuhi
kesehatan,standar hidup layak,kebebasan,harga diri,pendidikan itu disebut dengan
kemiskinan.Kemiskinan juga merupakan permasalahan bangsa yang mendesak dan
memerluk an langkah langkah dan penananan yang sistematik,terpadu dan menyeluruh
dalam rangka mengurangi beban dan memenuhi hak hak dasar warga Negara secara layak
melalui pembangunan inklusif,berkeadilan dan berkelanjutan untuk mewujudkan kehidupan
yang bermartabat .
15 juli 2021.
Pada Sep 18 persentase kemisinan di kota 13,10% di desa 6,890% dan persentasi
kota dan desa sebesar19,99% sehingga memiliki rata persentase peningkatan
kemiskinan sebesar 9.995%.
Pada maret 2019 persentase kemiskinan di kota 12,855 di desa 6,690% dan
persentase kota dan desa sebesar 19,54 sehingga rata rata persentasi peningkatan
kemiskinan sebesar 9,770%.
Pada maret 2020 persenrase kemiskinan di kota 12,82 di desa 7,380 dan
persentase kota dan desa sebesar 20,20% sehingga memiliki rata rata persentase
kemiskinan sebesar 10,100%
Pada sep 20 persentase kemiskinan di kota 13,20% didesa 7,880% dan persentase
kota dan desa
21,08% sehingga memiliki rata rata persentasi kemiskinan sebesar 10,540%
Pada maret 2021 persentase kemiskinan di kota 13,10% di desa 7,890% dan
persentase kota dan desa 20,99% sehingga memiliki rata rata persentase kemiskinan
sebesar10,495%
Dan rata rata dari seluruh persentasi bulan dan tahun di kota adalah 12,95% dan
rata rata dari seluruh persentase bulan dan tahun di desa adalah 7,215%
BAB 3
A. Kesimpulan