MODUL PERKULIAHAN
(U002100009)
BAHASA INDONESIA
06
Riantini Basrii., S.Pd., M.Pd.
Ilmu Komputer Sistem Informasi
A. Latar Belakang
B. Pengertian Diksi
C. Fungsi Diksi
Dalam pandangan Keraf (1984), sepuluh hal yang perlu diperhatikan penulis agar
pilihan kata yang tepat sesuai dengan konteks dan tujuannya. Kesepuluh hal tersebut
merupakan fungsi diksi itu sendiri. Berikut paparan lebih lanjut fungsi-fungsi diksi.
f. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatis
Contohnya sebagai berikut; ingat akan bukan ingat terhadap; berharap, berharap
akan, mengharapkan bukan mengharap akan; berbahaya, berbahaya bagi,
membahayakan sesuatu bukan membahayakan bagi sesuatu; takut akan, bukan
menakuti sesuatu (lokatif).
g. Untuk menjamin ketepatan diksi, penulis atau pembicara harus membedakan kata
umum dan kata khusus.
Kata khusus lebih tepat dalam menggambarkan sesuatu daripada kata umum.
D. Jenis Diksi
Diksi mempunyai peranan penting agar dapat diketahui oleh masyarakat.
Penggunaan diksi yang baik adalah yang sesuai dengan konteksnya. Menurut keraf
(dalam Reskian, 2018: 5, dalam Wardani, 2020: 70-73) bahwa macam-macam diksi terdiri
atas:
1. Berdasarkan makna
a. Makna denotatif
Makna denotatif menyatakan arti yang sebenarnya dari sebuah kata. Makna
denotatif berhubungan dengan bahasa ilmiah. Makna denotasi dapat dibedakan
atas dua macam relasi. Pertama, relasi antara sebuah kata dengan barang
individual yang diwakilinya. Kedua, relasi antara sebuah kata dan ciri-ciri atau
perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya.
Contoh : Bunga melati.
b. Makna konotatif
Makna konotatif adalah suatu jenis kata yang memiliki arti bukan sebenarnya.
Contoh : Bunga desa.
2. Berdasarkan konteks
a. Konteks linguistik Konteks
Linguistik adalah hubungan antara unsur bahasa yang satu dengan unsur bahasa
yang lain. Konteks linguistik mencakup konteks hubungan antara kata dengan
kata dalam frasa atau kalimat, hubungan antara frasa dalam sebuah kalimat atau
wacana, dan juga hubungan antara kalimat dalam wacana. Sebaiknya, dalam
konteks linguistik dapat muncul pengertian tertentu akibat perpaduan anatara dua
buah kata, misalnya: rumah ayah mengandung pengertian “milik”, rumah batu
mengandung pengertian dari atau bahannya dari, membelikan ayah mengandung
pengertian untuk atau beneaktif.
b. Konteks nonlinguistic
Relasi yang pertama erat hubungannya dengan konteks nonlinguistik. Konteks
nonlinguistik mencakup dua hal, yaitu hubungan antara kata dan barang atau hal,
3. Berdasarkan leksikal
a. Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki makna yang sama.
Contoh: pria dan laki-laki, pintar dan pandai.
b. Antonim
Antonim adalah dua buah kata yang maknanya berlawanan.
Contoh: kaya dan miskin, jantan dan betina.
c. Homonim
Homonim adalah suatu kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama, namun
memiliki makna yang berbeda.
Contoh: rapat, bisa.
d. Homofon
Homofon adalah suatu kata yang memiliki makna dan ejaan yang berbeda dengan
lafal yang sama.
Contoh: bank, bang.
e. Homograf
Homograf adalah suatu makna yang memiliki makna dan lafal yang berbeda
namun ejaannya sama.
Contoh: apel.
f. Polisemi
Polisemi adalah suatu kata yang memiliki banyak pengertian.
Contoh: kepala sekolah, kepala surat, kepala sakit. Kata kepala mempunyai
makna lebih dari satu.
g. Hipernim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim dapat
menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya.
Contoh: bunga, warna.
h. Hiponim
Hiponim adalah kata-kata yang terwakili artinya oleh kata-kata hipernim.
Penggunaan diksi dipilih sebagai acuan menulis karangan narasi karena diksi
bukan persoalan yang sederhana dalam menulis karangan dan persoalan yang tidak
perlu dibicarakan. Diksi memiliki kemampuan untuk membedakan secara tepat makna
dari gagasan yang akan disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang
sesuai dengan situasi yang tepat. Setiap tulisan atau karangan memang harus
menggunakan diksi yang tepat (Nufrianti, 2019:222).
E. Ciri-ciri Diksi
F. Prinsip-Prinsip Diksi
Memilih kata kata yang cocok dan tepat untuk digunakan dalam mengungkapkan
gagasan atau ide. Selain itu, pemilihan kata juga menyangkut persoalan fraseologi (cara
memakai kata kata atau frasa di dalam konstruksi yang lebih luas, baik dalam bentuk
tulisan maupun ujaran yang mencakup persoalan kata kata dalam pengelompokkan atau
susunannya atau menyangkut cara-cara yang khusus berbentuk ungkapan ungkapan),
ungkapan, dan gaya bahasa.
Pilihan kata (diksi) dalam suatu komunaksi didasaran pada pripsip ketepatan,
kebenaran, kesekmaan, dan kelaziman. Kenyataan menunjukkan bahwa pilihan kata-kata
dalam penggunaan bahasa Indoensia itu sendiri, terutama ragam tulis, sering salah. Oleh
karena itu, pemebelajaran mengenai diksi ini sangat penting.
Azwardi (2008: 41) menyatakan, kosakata merupakan dasar yang utama bagi
seseorang untuk mengungkapkan pokok pikirannya. Semakin banyak kosakata yang
dikuasai semakin mudah pula bagi orang tersebut untuk mengemukakan gagasannya
kepada orang lain. Akan tetapi, penguasaan kosakata tersebut harus diiringi pua dengan
penguasaan struktur bahasa yang digunakan. Selanjutnya, yang tidak kalah pentingnya
1 System Sistim
2 Analisis Anaisa
3 Hieraki Hiraki
4 Karier Karir
5 Kualitas Kwalitas
6 Kaidah Kaedah
7 Nasihat Nasehat
8 Salat Shalat
9 Ramadan Ramadhan
10 Asasi Azazi
(3) Kata dan pembentukannya harus sesuai dengan kaidah bahasa yang
bersangkutan
Contoh:
Beberapa waktu lalu muncul isu akan ditutup beberapa sekolahan Turki
yang ada di Indoensia. (kata sekolahan seharusnya diganti menjadi
sekolah)
Orang tua benar-benar harus pikirkan bagaimana cara mendidik yang
baik. (kata pikirkanseharusnya diganti memikirkan)
(4) Kata atau kelompok kata yang digunakan harus sesuai dengan maksud
yang diinginkan
Contoh:
Pemerintah akan menyesuaikan kembali tariff BBM. ( yang dimaksud
sebenarnya bukan menyesuaikan tetapi menaikkan)
Pemegang saham diharapkan datang pada rapat umum pemegang
saham besok pagi. (yang lebih sesuai sebenarnya diminta datang
daripada diharapakan datang)
(5) Kata yang digunakan adalah suatu kata yang lazim dipakai dalam bidang
tertentu
Artinya kata-kata yang digunakan adalah kata-kata yang umum dikenal oleh
pemakai bahasa Indonesia karena kata tersebut biasa dipakai dalam
komunikasi. Apabila digunakan istilah tertentu, istilah tersebut hendaknya
merupakan istilah yang standar dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
Contoh :
Manusia akan meninggal apabila denyut jantungnya berhenti untuk
jangka waktu tertentu. ( kata mati lebih lazim daripada meninggal)
Upah merupakan faktor yang sangat menentukan bagi kelangsungan
hidup pegawai negeri dan keluarganya. (kata gaji lebih lazim daripada
upah)
(7) Kata atau istilah dari bahasa asing sedapat mungkin dihindari
Contoh:
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, semua pihak harus
memanfaatkan teknologi yang canggih. (Kata canggih dapat
menggantikan kata sophisticated.)
Contoh:
Penelitian ini hendak mendeskripsikan verba intransitive pada bahasa
Nusantara. (Kata verba menggantikan kata kata kerja.)
Data yang ada menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ni ditolak. (kata
hipotesis menggantiakn kata dugaan.)
(9) Pengertian kata atau istilah dari bahasa asing harus konsistem
Contoh
Pengembangan kecerdasan buatan seperti pada robot mempunyai tiga
karakteristik utama, yaitu kemampuan bernalar, menghindari, dan
berkomunikasi. (Misalnya, sekali menggunakan kata bernalar untuk
reasoning, kata bernalar harus secara konsisten digunakan terus
menerus dalam karya tersebut.)
(10) Penggunaan kata dari bahasa Indonesia yang belum umum untuk
pengnati kata atau istilah asing sebaiknya menyertakan kata atau istilah
asing itu di dalam kurung dan cukup sekali saja
Contoh:
Tingkat kematian (mortality rate) merupakan salah satu masalah
kependudukan.
Penelitian ini kan mencakup ranah (domain) masalah yang cukup luas.
Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikannya, dan
kemampuan tersebut hendaknya disesuaikan dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki
oleh sekelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca. Majas atau gaya bahasa
adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh
efekefek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri
bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan
perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Gorys Keraf (2007) mengemukakan beberapa poin penting tentang diksi. (1)
Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang harus dipakai untuk
mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata–kata yang tepat
atau menggunakan ungkapan-ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan
dalam suatu situasi. (2) Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara
tepat nuansa–nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan
untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki
kelompok masyarakat pendengar. (3) Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya
dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata
bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu
bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.
Mustakim (1994:42-56) mengemukakan beberapa kriteria yang harus diperhatikan
dalam mengungkapkan beberapa gagasan, yaitu sebagai berikut,
1) Ketepatan, yaitu berkaitan dengan kemampuan memilih kata yang dapat
mengungkapkan gagasan secara tepat dan gagasan tersebut dapat diterima
secara tepat oleh pembaca atau pendengar.
2) Kecermatan, yaitu berkaitan dengan kemampuan memilih kata yang benar-
benar diperlukan untuk mengungkapkan gagasan tertentu.
3) Keserasian, yaitu berkaitan dengan kemampuan mengungngkapkan kata-kata
yang sesuai dengan konteks pemakainya.
4) Kelaziman, yaitu berkaitan dengan hubungan antarmakna kata.
Memilih kata kata yang cocok dan tepat untuk digunakan dalam mengungkapkan
gagasan atau ide. Selain itu, pemilihan kata juga menyangkut persoalan fraseologi (cara
memakai kata kata atau frasa di dalam konstruksi yang lebih luas, baik dalam bentuk
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal, dan Tasai. (2009). Cermat berbahasa indonesia untuk perguruan tinggi.
Jakrta: CV. AKADEMIKA PRESINDO.
Hardianto, Musa. (2017). “Diksi dan Gaya Bahasa pada Naskah Pidato Presiden.”
Soekarno. Jurnal Ilmiah: FENOMENA. 4(2):89.
Keraf, Gorys. (1997). Diksi dan Gaya Bahasa : Kompisisi Lanjutan I. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Satata, Sri; Dadi Waras Suhardjono, M. Rizki Sadikin. (2019). Bahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi (Mata Kuliah Wajib Universitas). Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Wardani, Theresia Dessy. (2020). “Penggunaan Diksi pada Wacana Sederhana (Studi
Kasus pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Universitas PGRI
Palangka Raya). Jurnal MERETAS. Juni, Volume 7 Nomor 1. Palangka
Raya: Universitas PGRI. Online diakses tanggal 29 Agustus 2021 dari
https://jurnal.upgriplk.ac.id/index.php/meretas/article/view/160.