Anda di halaman 1dari 14

1

MODUL PERKULIAHAN

(U002100009)
BAHASA INDONESIA

PILIHAN KATA (DIKSI)


BAHASA INDONESIA

Abstrak Sub-CPMK (lihat di RPS)

Materi perkuliahan ini 1. Mampu menjelaskan pengertian


membahas diksi atau pilihan diksi
kata dalam bahasa Indonesia. 2. Mampu menjelaskan dan
Adapun fokus pembahasannya memberikan contoh perubahan
adalah pada prinsip-prinsip makna
pemilihan diksi dalam bahasa 3. Mampu menjelaskan dan
Indonesia memberikan contoh kata denotasi
dan konotasi
4. Mampu menjelaskan dan
memberikan contoh perluasan dan
penyempitan makna
5. Mampu menjelaskan dan
memberikan contoh makna umum
Fakultas Program Studi danTatap khusus Disusun Oleh
Muka
makna

06
Riantini Basrii., S.Pd., M.Pd.
Ilmu Komputer Sistem Informasi
A. Latar Belakang

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan


emosional peserta didik, dalam hal ini mahasiswa, serta menunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Oleh sebab itu, pentingnya mata kuliah bahasa
Indonesia dipelajari disemua fakultas dari bidang ilmu mana pun di Indonesia. Sebagai
alat komunikasi manusia, bahasa merupakan suatu sistem yang bersifat sistematis dan
sekaligus sistematis (Chear, 2018: 4). Pembelajaran bahasa diharapkan membantu
peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, menggunakan
gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa
tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang
ada dalam dirinya. Kualitas bahasa seseorang tergantung pada kuantitas kosakata yang
dimilikinya. Semakin kaya kosakata yang dimiliki maka akan besar pula kemampuan
seseorang untuk terampil berbahasa.
Pada hakikatnya keterampilan berbahasa terdiri dari keterampilan menyimak,
berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang
paling tinggi di antara keterampilan lainnya. Keterampilan menulis merupakan
kemampuan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung.
Keterampilan menulis digunkan untuk sebuah karangan yang menceritakan sesuatu.
Karangan itu sendiri memiliki macam antara lain, karangan narasi, argumentasi, deskripsi,
dan eksposisi (Wardani, 2020: 70)
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang memerlukan
proses latihan yang rutin untuk mencapai kepiawaiannya. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Sujanto (2000, h.60) yang memaparkan bahwa keterampilan menulis dapat
tumbuh dengan latihan-latihan guna mengatasi kecemasan dan kebimbangan untuk
mewujudkan kepercayaan pada diri sendiri. Oleh demikian, pentingnya seorang penulis
memahami diksi dengan baik.
Pendapat lain tentang menulis juga diungkapkan oleh Keraf, (2010: 21). Dalam
menulis, penulis menuangkan ide pokok pikiranya, selain itu penulis juga harus
menggunakna bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik itu penggunaan diksi atau
pilihan kata ataupun majas atau gaya bahasa. Pemilihan kata lebih luas daripada sekedar
rangkaian kata-kata. Pilihan kata bukan saja digunakan untuk kata-kata mana yang perlu
digunakan dalam mengungkapkan suatu ide atau gagasan, melainkan juga meliputi
persoalan majas (gaya bahasa) dan idiom (ungkapan) dalam kalimat. Hal yang paling

2021 Bahasa Indonesia // Pilihan Kata (Diksi)


2 Riantini Basri, S.Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
penting dalam rangkaian kata-kata tadi adalah pengertian yang tersirat di balik kata yang
digunakna.

B. Pengertian Diksi

Widyamartaya (dalam Hardiato, 2017:89) menyatakan diksi atau pilihan kata


adalah kemampuan seseorang membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai
dengan gagasan yang ingin disampaikannya, dan kemampuan tersebut hendaknya
disesuaikan dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat dan
pendengar atau pembaca. Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan
bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efekefek tertentu yang membuat
sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra
dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun
tertulis.
Gorys Keraf (2007) mengemukakan beberapa poin penting tentang diksi. (1)
Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang harus dipakai untuk
mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata–kata yang tepat
atau menggunakan ungkapan-ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan
dalam suatu situasi. (2) Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara
tepat nuansa–nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan
untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki
kelompok masyarakat pendengar. (3) Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya
dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata
bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu
bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.
Mustakim (1994:42-56) mengemukakan beberapa kriteria yang harus diperhatikan
dalam mengungkapkan beberapa gagasan, yaitu sebagai berikut,
1) Ketepatan, yaitu berkaitan dengan kemampuan memilih kata yang dapat
mengungkapkan gagasan secara tepat dan gagasan tersebut dapat diterima
secara tepat oleh pembaca atau pendengar.
2) Kecermatan, yaitu berkaitan dengan kemampuan memilih kata yang benar-
benar diperlukan untuk mengungkapkan gagasan tertentu.
3) Keserasian, yaitu berkaitan dengan kemampuan mengungngkapkan kata-kata
yang sesuai dengan konteks pemakainya.
4) Kelaziman, yaitu berkaitan dengan hubungan antarmakna kata.

2021 Bahasa Indonesia // Pilihan Kata (Diksi)


3 Riantini Basri, S.Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dengan demikian, ketepatan diksi mempersoalkan kesanggupan sebuah kata
untuk menimbulkan gagasa-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau
pendengar, seperti apa yang dirasakan oleh penulis. Oleh sebab itu, persoalan ketepatan
diksi akan menyangkut masalah makna kata-kata seseorang.
Ketepatan, kesesuaian, dan kelaziman penggunaan kata-kata dalam sebuah
kalimat sangat diutamakan, ketepatan menyangkut makna kata sebuah kalimat untuk
mengungkapkan sebuah gagasan. Sementara kesesuaian yang dimaksud kecocokan
kata-kata yang dipakai dalam kesempatan atau situasi dan keadaan pembaca. Kelaziman
berkaitan dengan penggunaan kata-kata di dalam tulisan sesuai dengan yang digunakan
oleh masyarakat pembaca sehingga karya tersebut dapat dimengerti. Dengan demikian,
diksi adalah pilihan kata yang menyangkut ketepatan, keserasian, dan kelaziman
penggunaan kata.
Diksi yang tepat akan memberikan pengetian yang tepat pula. Apabila suatu kata
yang digunakan dapat mewakili suatu maksud, penggunaan diksi tersebut dapat
dikatakan sudah baik. Berkaitan dengan hal ini, lebih lanjut Mustakim (1993:71)
mengemukakan penjelasan bahwa hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan kata
adalah sebagai berikut.
Ketepatan pilihan kata paling tidak melibatkan tiga komponen, yaitu komponen
bentuk, makna, dan situasi. Ketiga komponen ini pada dasarnya saling berkaitan. Oleh
sebab itu, komponen bentuk yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan situasi
penggunaanya agar dapat mendukung makna yang tepat. Jadi, komponen situasi
cenderung menuntut antara bentuk kata dan maknanya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pemilihan dan
pemakaian kata oleh pengarang dengan mempertimbangkan aspek makna kata yaitu
makna denotatif dan makna konotatif sebab sebuah kata dapat menimbulkan berbagai
pengertian.

C. Fungsi Diksi

Dalam pandangan Keraf (1984), sepuluh hal yang perlu diperhatikan penulis agar
pilihan kata yang tepat sesuai dengan konteks dan tujuannya. Kesepuluh hal tersebut
merupakan fungsi diksi itu sendiri. Berikut paparan lebih lanjut fungsi-fungsi diksi.

a. Bedakan secara Cermat Kata yang Bermakna Denotasi dan Konotasi


Dalam menulis karya ilmiah, penulis harus memperhatikan konteks penulisannya
sehingga tidak terjadi kesalahan pemilihan kata. Jika penulis hanya menginginkan
pengertian dasar, ia harus memilih makna yang denotatif; kalau penulis menghendaki

2021 Bahasa Indonesia // Pilihan Kata (Diksi)


4 Riantini Basri, S.Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
reaksi emosional tertentu, ia harus memilih kata konotatif sesuai dengan sasaran yang
akan dicapainya itu.

b. Bedakan secara Cermat Kata-kata yang Hampir Bersinonim


Kata-kata yang bersinonim tidak selalu memiliki distribusi yang saling
melengkapi. Karena itu, penulis atau pembicara harus berhati-hati memilih kata dari
sekian sinonim yang ada untuk menyampaikan apa yang diinginkannya, sehingga tidak
timbul interpretasi yang berlainan.

c. Hindari Kata-kata Ciptaan Sendiri


Bahasa selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan dalam
masyarakat. Perkembangan bahasa terutama tampak dari penambahan kosa kata baru
namun hal itu tidak berarti bahwa setiap orang boleh menciptakan kata baru seenaknya.
Kata baru biasanya muncul untuk pertama kali karena dipakai oleh orang terkenal atau
pengarang terkenal. Bila anggota masyarakat lain menerima kosa kata itu, maka kata itu
lama-kelamaan akan menjadi milik masyarakat. Neologisme atau kata baru atau
penggunaan sebuah kata lama dengan makna dan fungsi yang baru termasuk dalam
kelompok ini.

d. Bedakan Kata-kata yang Mirip dalam Ejaan


Bila penulis sendiri tidak mampu membedakan kata-kata yang mirip ejaannya itu,
maka akan membawa akibat yang tidak diinginkan, yaitu salah paham. Kata-kata yang
mirip dalam tulisannya itu misalnya: bahwa—bawah—bawa, interferensi—inferensi,
karton—kartun, preposisi—proposisi, korporasi—koperasi, dan sebagainya.

e. Waspada terhadap Penggunaan Akhiran Asing


Perhatikan penggunaan: favorable—favorit, idiom—idiomatik, progres—progresif,
kultur— kultural, dan sebainya.

f. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatis
Contohnya sebagai berikut; ingat akan bukan ingat terhadap; berharap, berharap
akan, mengharapkan bukan mengharap akan; berbahaya, berbahaya bagi,
membahayakan sesuatu bukan membahayakan bagi sesuatu; takut akan, bukan
menakuti sesuatu (lokatif).

g. Untuk menjamin ketepatan diksi, penulis atau pembicara harus membedakan kata
umum dan kata khusus.
Kata khusus lebih tepat dalam menggambarkan sesuatu daripada kata umum.

2021 Bahasa Indonesia // Pilihan Kata (Diksi)


5 Riantini Basri, S.Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
h. Mempergunakan kata indria yang menunjukkan persepsi yang khusus.
i. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah
dikenal.
j. Memperhatikan kelangsungan pilihan kata

D. Jenis Diksi
Diksi mempunyai peranan penting agar dapat diketahui oleh masyarakat.
Penggunaan diksi yang baik adalah yang sesuai dengan konteksnya. Menurut keraf
(dalam Reskian, 2018: 5, dalam Wardani, 2020: 70-73) bahwa macam-macam diksi terdiri
atas:
1. Berdasarkan makna
a. Makna denotatif
Makna denotatif menyatakan arti yang sebenarnya dari sebuah kata. Makna
denotatif berhubungan dengan bahasa ilmiah. Makna denotasi dapat dibedakan
atas dua macam relasi. Pertama, relasi antara sebuah kata dengan barang
individual yang diwakilinya. Kedua, relasi antara sebuah kata dan ciri-ciri atau
perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya.
Contoh : Bunga melati.
b. Makna konotatif
Makna konotatif adalah suatu jenis kata yang memiliki arti bukan sebenarnya.
Contoh : Bunga desa.

2. Berdasarkan konteks
a. Konteks linguistik Konteks
Linguistik adalah hubungan antara unsur bahasa yang satu dengan unsur bahasa
yang lain. Konteks linguistik mencakup konteks hubungan antara kata dengan
kata dalam frasa atau kalimat, hubungan antara frasa dalam sebuah kalimat atau
wacana, dan juga hubungan antara kalimat dalam wacana. Sebaiknya, dalam
konteks linguistik dapat muncul pengertian tertentu akibat perpaduan anatara dua
buah kata, misalnya: rumah ayah mengandung pengertian “milik”, rumah batu
mengandung pengertian dari atau bahannya dari, membelikan ayah mengandung
pengertian untuk atau beneaktif.

b. Konteks nonlinguistic
Relasi yang pertama erat hubungannya dengan konteks nonlinguistik. Konteks
nonlinguistik mencakup dua hal, yaitu hubungan antara kata dan barang atau hal,

2021 Bahasa Indonesia // Pilihan Kata (Diksi)


6 Riantini Basri, S.Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dan hubungan antara bahasa dan masyarakat atau disebut juga konteks sosial.
Konteks sosial ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam penggunaan
kata atau bahasa. Penggunaan kata seperti istri kawan saya dan bini kawan saya,
buaya darat itu telah melahap semua harta bendanya, dan orang itu telah melahap
semua harta bendanya, kami mohon maaf dan kami mohon ampun, semuanya
dilakukan berdasarkan konteks sosial, atau situasi yang dihadapi.

3. Berdasarkan leksikal
a. Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki makna yang sama.
Contoh: pria dan laki-laki, pintar dan pandai.
b. Antonim
Antonim adalah dua buah kata yang maknanya berlawanan.
Contoh: kaya dan miskin, jantan dan betina.
c. Homonim
Homonim adalah suatu kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama, namun
memiliki makna yang berbeda.
Contoh: rapat, bisa.
d. Homofon
Homofon adalah suatu kata yang memiliki makna dan ejaan yang berbeda dengan
lafal yang sama.
Contoh: bank, bang.
e. Homograf
Homograf adalah suatu makna yang memiliki makna dan lafal yang berbeda
namun ejaannya sama.
Contoh: apel.
f. Polisemi
Polisemi adalah suatu kata yang memiliki banyak pengertian.
Contoh: kepala sekolah, kepala surat, kepala sakit. Kata kepala mempunyai
makna lebih dari satu.
g. Hipernim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim dapat
menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya.
Contoh: bunga, warna.
h. Hiponim
Hiponim adalah kata-kata yang terwakili artinya oleh kata-kata hipernim.

2021 Bahasa Indonesia // Pilihan Kata (Diksi)


7 Riantini Basri, S.Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Contoh: mawar, melati, merah, kuning.

Penggunaan diksi dipilih sebagai acuan menulis karangan narasi karena diksi
bukan persoalan yang sederhana dalam menulis karangan dan persoalan yang tidak
perlu dibicarakan. Diksi memiliki kemampuan untuk membedakan secara tepat makna
dari gagasan yang akan disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang
sesuai dengan situasi yang tepat. Setiap tulisan atau karangan memang harus
menggunakan diksi yang tepat (Nufrianti, 2019:222).

E. Ciri-ciri Diksi

Adapun ciri-ciri diksi yaitu:


1. Tepat dalam pemilihan kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang
diamanatkan
2. Dapat digunakan untuk membedakan secara tepat nuansa makna dan bentuk
yang sesuai dengan gagasan dan situasi serta nilai rasa pembaca.
3. Menggunakan pembendaharaan kata yang dimiliki masyarakat bahasanya dan
dapat menggerakan dan memberdayakan kekayaan tersebut menjadi jaring kata
yang jelas.

F. Prinsip-Prinsip Diksi

Memilih kata kata yang cocok dan tepat untuk digunakan dalam mengungkapkan
gagasan atau ide. Selain itu, pemilihan kata juga menyangkut persoalan fraseologi  (cara
memakai kata kata atau frasa di dalam konstruksi yang lebih luas,  baik dalam bentuk
tulisan maupun ujaran yang mencakup persoalan kata kata dalam pengelompokkan atau
susunannya atau menyangkut cara-cara yang khusus berbentuk ungkapan ungkapan),
ungkapan, dan gaya bahasa.
Pilihan kata (diksi) dalam suatu komunaksi didasaran pada pripsip ketepatan,
kebenaran, kesekmaan, dan kelaziman. Kenyataan menunjukkan bahwa pilihan kata-kata
dalam penggunaan bahasa Indoensia itu sendiri, terutama ragam tulis, sering salah. Oleh
karena itu, pemebelajaran mengenai diksi ini sangat penting.
Azwardi (2008: 41) menyatakan, kosakata merupakan dasar yang utama bagi
seseorang untuk mengungkapkan pokok pikirannya. Semakin banyak kosakata yang
dikuasai semakin mudah pula bagi orang tersebut untuk mengemukakan gagasannya
kepada orang lain. Akan tetapi, penguasaan kosakata tersebut harus diiringi pua dengan
penguasaan struktur bahasa yang digunakan. Selanjutnya, yang tidak kalah pentingnya

2021 Bahasa Indonesia // Pilihan Kata (Diksi)


8 Riantini Basri, S.Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
pula adalah pengguna bahasa tersebut harus mampu memilih kosakata-kosakata
tertentu untuk digunakan dalam situasi tertentu di antara sekian banyak pilihan kata yang
dikuasai.
Djunadi (dalam Azwardi, 2008; Wildan dan Ridwan Ibrahim [Ed.] 2003)
mengemukakan bahwa ada beberapa prinsip yang harus diperhatika dalam memilih kata
untuk penulisan ilmiah. Prinsip pemilihan kata yang dimaksud tersebut adalah sebagai
berikut.
(1) Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata yang baku
Kata baku adalah kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang telah ditentukan. Sumber utama bahasa baku adalah Kamus
bahasa Indonesia. Kata baku digunakan dalam kalimat resmi, baik lisan
maupun tertulis dengan pengungkapan gagasan secara tepat. Berikut
beberapa contoh kata baku dan kata tidak baku

No Kata Baku Kata Tidak Baku

1 System Sistim

2 Analisis Anaisa

3 Hieraki Hiraki

4 Karier Karir

5 Kualitas Kwalitas

6 Kaidah Kaedah

7 Nasihat Nasehat

8 Salat Shalat

9 Ramadan Ramadhan

10 Asasi Azazi

(2) Kata-kata yang dipilih harus mengungkapkan pengertian yang tepat


Kata-kata yang dipilih untuk mengemukakan suatu pengertian harus mampu
mengungkapkan pengertian tersebut secara cermat.
Contoh:
 Kerusuhan yang ditimbulakan oleh gerakan pengacu itu baru-baru ini
telah menggoyang ketentraman kelurahan ini. (kata menggoyang lebih
tepat diganti mengguncang)

2021 Bahasa Indonesia // Pilihan Kata (Diksi)


9 Riantini Basri, S.Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
 Salah satu perusahaan telepon genggam yang terkenal di dunia, telah
meluncurkan model telepon genggam terbaru. ( kata meluncurkan lebih
baik diganti kata menerbitkan)

(3) Kata dan pembentukannya harus sesuai dengan kaidah bahasa yang
bersangkutan
Contoh:
 Beberapa waktu lalu muncul isu akan ditutup beberapa sekolahan Turki
yang ada di Indoensia. (kata sekolahan seharusnya diganti menjadi
sekolah)
 Orang tua benar-benar harus pikirkan bagaimana cara mendidik yang
baik. (kata pikirkanseharusnya diganti memikirkan)

(4) Kata atau kelompok kata yang digunakan harus sesuai dengan maksud
yang diinginkan
Contoh:
 Pemerintah akan menyesuaikan kembali tariff BBM. ( yang dimaksud
sebenarnya bukan menyesuaikan tetapi menaikkan)
 Pemegang saham diharapkan datang pada rapat umum pemegang
saham besok pagi. (yang lebih sesuai sebenarnya diminta datang
daripada diharapakan datang)

(5) Kata yang digunakan adalah suatu kata yang lazim dipakai dalam bidang
tertentu
Artinya kata-kata yang digunakan adalah kata-kata yang umum dikenal oleh
pemakai bahasa Indonesia karena kata tersebut biasa dipakai dalam
komunikasi. Apabila digunakan istilah tertentu, istilah tersebut hendaknya
merupakan istilah yang standar dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
Contoh :
 Manusia akan meninggal apabila denyut jantungnya berhenti untuk
jangka waktu tertentu. ( kata mati lebih lazim daripada meninggal)
 Upah merupakan faktor yang sangat menentukan bagi kelangsungan
hidup pegawai negeri dan keluarganya. (kata gaji lebih lazim daripada
upah)

2021 Bahasa Indonesia // Pilihan Kata (Diksi)


10 Riantini Basri, S.Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
(6) Kata yang digunakan harus bersifat netral
Contoh:
 Iyem adalah babu di rumah kami. (kata pembantu lebih netral daripada
babu)
 Pupuk kandang dapat dibuat dari bermacam tahi binatang. (kata
kotoran lebih netral daripada tahi.)

(7) Kata atau istilah dari bahasa asing sedapat mungkin dihindari
Contoh:
 Untuk mendapatkan hasil yang optimal, semua pihak harus
memanfaatkan teknologi yang canggih. (Kata canggih dapat
menggantikan kata sophisticated.)

(8) Kata dan istilah dalam bidang ilmu harus digunakan

Contoh:
 Penelitian ini hendak mendeskripsikan verba intransitive pada bahasa
Nusantara. (Kata verba menggantikan kata kata kerja.)
 Data yang ada menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ni ditolak. (kata
hipotesis menggantiakn kata dugaan.)

(9) Pengertian kata atau istilah dari bahasa asing harus konsistem
Contoh
 Pengembangan kecerdasan buatan seperti pada robot mempunyai tiga
karakteristik utama, yaitu kemampuan bernalar, menghindari, dan
berkomunikasi. (Misalnya, sekali menggunakan kata bernalar untuk
reasoning, kata bernalar harus secara konsisten digunakan terus
menerus dalam karya tersebut.)

(10) Penggunaan kata dari bahasa Indonesia yang belum umum untuk
pengnati kata atau istilah asing sebaiknya menyertakan kata atau istilah
asing itu di dalam kurung dan cukup sekali saja
Contoh:
 Tingkat kematian (mortality rate) merupakan salah satu masalah
kependudukan.
 Penelitian ini kan mencakup ranah (domain) masalah yang cukup luas.

2021 Bahasa Indonesia // Pilihan Kata (Diksi)


11 Riantini Basri, S.Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
G. Ringkasan

Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikannya, dan
kemampuan tersebut hendaknya disesuaikan dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki
oleh sekelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca. Majas atau gaya bahasa
adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh
efekefek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri
bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan
perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Gorys Keraf (2007) mengemukakan beberapa poin penting tentang diksi. (1)
Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang harus dipakai untuk
mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata–kata yang tepat
atau menggunakan ungkapan-ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan
dalam suatu situasi. (2) Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara
tepat nuansa–nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan
untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki
kelompok masyarakat pendengar. (3) Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya
dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata
bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu
bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.
Mustakim (1994:42-56) mengemukakan beberapa kriteria yang harus diperhatikan
dalam mengungkapkan beberapa gagasan, yaitu sebagai berikut,
1) Ketepatan, yaitu berkaitan dengan kemampuan memilih kata yang dapat
mengungkapkan gagasan secara tepat dan gagasan tersebut dapat diterima
secara tepat oleh pembaca atau pendengar.
2) Kecermatan, yaitu berkaitan dengan kemampuan memilih kata yang benar-
benar diperlukan untuk mengungkapkan gagasan tertentu.
3) Keserasian, yaitu berkaitan dengan kemampuan mengungngkapkan kata-kata
yang sesuai dengan konteks pemakainya.
4) Kelaziman, yaitu berkaitan dengan hubungan antarmakna kata.

Memilih kata kata yang cocok dan tepat untuk digunakan dalam mengungkapkan
gagasan atau ide. Selain itu, pemilihan kata juga menyangkut persoalan fraseologi  (cara
memakai kata kata atau frasa di dalam konstruksi yang lebih luas,  baik dalam bentuk

2021 Bahasa Indonesia // Pilihan Kata (Diksi)


12 Riantini Basri, S.Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
tulisan maupun ujaran yang mencakup persoalan kata kata dalam pengelompokkan atau
susunannya atau menyangkut cara-cara yang khusus berbentuk ungkapan ungkapan),
ungkapan, dan gaya bahasa.
Azwardi (2008: 41) menyatakan, kosakata merupakan dasar yang utama bagi
seseorang untuk mengungkapkan pokok pikirannya. Semakin banyak kosakata yang
dikuasai semakin mudah pula bagi orang tersebut untuk mengemukakan gagasannya
kepada orang lain. Akan tetapi, penguasaan kosakata tersebut harus diiringi pua dengan
penguasaan struktur bahasa yang digunakan. Selanjutnya, yang tidak kalah pentingnya
pula adalah pengguna bahasa tersebut harus mampu memilih kosakata-kosakata tertentu
untuk digunakan dalam situasi tertentu di antara sekian banyak pilihan kata yang
dikuasai.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal, dan Tasai. (2009). Cermat berbahasa indonesia untuk perguruan tinggi.
Jakrta: CV. AKADEMIKA PRESINDO.

2021 Bahasa Indonesia // Pilihan Kata (Diksi)


13 Riantini Basri, S.Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Azwardi. (2008). “Menulis Ilmiah”. Modul perkuliahan Bahasa Indonesia Umum untuk
Mahasiswa. Aceh.

Hardianto, Musa. (2017). “Diksi dan Gaya Bahasa pada Naskah Pidato Presiden.”
Soekarno. Jurnal Ilmiah: FENOMENA. 4(2):89.

Keraf, Gorys. (1997). Diksi dan Gaya Bahasa : Kompisisi Lanjutan I. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

----------. (2007). Kompisisi. Ende Flores: Nusa Indah.

----------. (2010). Diksi dan Gaya Bahasa. PT Gramedia. Jakarta.

Mustakin. (1994). Membina Kemampuan Berbahasa. Jakarta: Gramedia.

Satata, Sri; Dadi Waras Suhardjono, M. Rizki Sadikin. (2019). Bahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi (Mata Kuliah Wajib Universitas). Jakarta:
Mitra Wacana Media.

Sujanto. (2000). Keterampilan Berbahasa MembacaMenulis-Berbicara untuk Mata Kuliah


Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Wardani, Theresia Dessy. (2020). “Penggunaan Diksi pada Wacana Sederhana (Studi
Kasus pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Universitas PGRI
Palangka Raya). Jurnal MERETAS. Juni, Volume 7 Nomor 1. Palangka
Raya: Universitas PGRI. Online diakses tanggal 29 Agustus 2021 dari
https://jurnal.upgriplk.ac.id/index.php/meretas/article/view/160.

Waridah, Ernawati. (2016). Ejaan yang Disempurnakan dan Seputar Kebahasaan-


Indonesia. Bandung: Ruang Kata Imprint Kawan Pustaka.

2021 Bahasa Indonesia // Pilihan Kata (Diksi)


14 Riantini Basri, S.Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai