Abstract
This article focuses on some intellectual requirements of Koran interpreters and their
urgency and effect to the Koran interpretation. the article argues that interpreting Koran
requires some disciplines of knowledge one must master them before interpreting the Koran. It
also gives us proves of the urgency of the some disciplines of knowledge effects the quality of
the interpretations. This article specially will presentation in the tafsir Hadith class.
Key words: Intelektual, Mufassir, Kaidah dijarkan dari masa ke masa dan terus
Kualifikasi
menerus menyesatkan orang yang
A. Pendahuluan mempelajarinya.
Hanya mufassir yang memenuhi
maka sebuah penafsiran ayat tidak akan memiliki kualifikasi (syarat-syarat) dan
sempurna, begitulah yang dikatakan adz- berbagai bidang ilmu pengetahuan secara
sebenarnya sudah menjadi otoritas dari diakui, maka harus memiliki kemampuan
sebuah ilmu, dalam bidang kedokteran dalam segala bidang. Para ahli telah
menangani pasien jika tidak paham benar dasae yang diperlukan bagi seorang
oleh orang yang sama sekali tidak maka diperlukan oleh seorang mufassir.
kompeten menafsirinya, maka akan terjadi Orang yang dapat menafsirkan al-Quran
2
Manna>’ al-Qattan, Maba>hith fi Ulu>m al-Qur’an,
(ttp, Mansurat al-asri’ al-Hadith,1973),15
3
Al-Qur’an, 7:33
26
tempat yang paling layak baginya adalah Bayaan, Ilmu Badi’ Ilmu Qira’at, Ilmu Kalam,
4
neraka (HR.a-Tirmidzi)
Ilmu Ushul Fiqih, Ilmu Qashas, Ilmu Nasikh
Ilmu Lughat sangat penting dalam menjawab: baguslah hendaklah kamu pelajari
menafsirkan al-Quran, guna untuk ilmu Nahwu karena sesorang yang membaca
hanya sekedar mengetahui ilmu bahasa secara tentang ilmu sharaf, berarti ia dapat mengerti
mudah. Ada kalanya suatu lafadz mengandung tentang pembentukan kalimat, timbangan
makna musytarak (makna ganda) sekiranya kata, sighat kata dan sifat kata-kata. Bila
hanya mengetahui salah satu dari pengertian diketahui kata-kata yang sulit, lalau segera
kata sedangkan yang lain tidak diketahui, dikembalikan pada akar katanya serta
padahal makna yang lain itu dimaksud. pengertiannya. Seorang yang tidak
Ilmu ini sangat penting sekali, karena al-Quran niscaya akan terdapat kekalahan,
karena perubahan I’rab nya. Semua bentuk dalam bahasa Arab etimologi disebut
I’rab benar-benar dikuasai agar dapat dengan “isytiqaq” yaitu ilmu tentang asal usul
ditentukan makna yang dimaksud dalam kata. Ilmu ini digunakan untuk mengetahui
susunan kalimat yang berbentuk berdasarkan dasar pembentukan akar kata yang
I’rab nya. Ilmu Nahwu sangat penting karena melahirkan akar kata yang serumpun denga
jala pembentukan kata dab I’rab suatu setiap kata benda yang berasal dari kata yang
28
berbeda tentu mengandung makna yang h. Ilmu Ushul Fiqh,
Ilmu balaghah terdiri dari tiga macam teantang istidhlal (pembuktian) hukum-
yaitu Ilmu ma’ani, ilmu bayan, dan ilmu badi’. hukum yang terkandung dalam al-Quran.
susunan kalimat, sehingga dapat mengambil dapat mengetahui sebab dan latar belakang
faedah dari satu segi makna yang tepa. Dan turunnya masing-masing ayat al-Quran.
dengan ilmu bayan dapat mengetahui susunan j. Ilmu Nasikh dan Mansukh,
kalimat yang khusus terutama dari segi dengan ilmu ini mufassir dapat
perbedaan susunan kalimat yang menjelaskan mengetahui ayat-ayat dari al-Quran yang di
tentang maksud suatu kalimat baik kalimat nasikh kan dan di mansukh kan.
tentang segi-segi keindahan dari suatu ilmu hadith maka akan dibantu untuk
pembacaan yang benar dari beberapa mubhamah sangat penting bagi seorang
kandungan penafsiran dalam al-Quran. mufaasir karena ilmu ini merupakan aplikasi
29
Ilmu sains dan teknologi sangat 2. Mengetahui pokok-pokok ulum al-
terutama dalam upaya menemukan teori-teori asbabun Nuzl, Ilmu nasikh mansukh,
Karena di dalam al-Quran banyak ayat makkai madani, Ushul Tafsir, ilmu
kaidah bahasa (ilmu tata bahasa, 3. Mengetahui Ilmu sains dan teknologi
ilmu retorika (ilmu ma’ani, ilmu bayan, teori-teori baru yang terkandung
Jika seseorang tidak dapat memahami 5. Mengetahui hal ihwal manusia dan
makna ayat, kosa kata dan idiom tabia’t nya, terutama dari orang-orang
secara literal maka ia akan terjerumus Arab pada masa turunnya al-Quran,
kontroversial.
30
untuk mengatur perbuatan-perbuatan ia termasuk penafsir dengan pendapat yang
tersebut adalah untuk dapat mencapai kurang memadai, tetapi minimal sudah
tingkatan tafsir yang tertinggi, untuk sepantasnya ada pada diri penafsir mengingat
mengetahui dan menjelaskan arti dan maksud kandungan al-Quran mencakup banyak hal,
hanya sekedar untuk mencapai tingkatan informasi tentang masa depan.12 Penafsir
tafsir yang terendah, hanya sekedar ibarat seorang pejalan kaki pada malam hari
mengetahui arti ayat yang umum secara yang membutuhkan alat penerang agar
singkat, agar dapat merenungkan kebesaran sampai di tempat tujuan, dan ilmu-ilmu
Allah. al-Zarqani menambahkan karena tersebut adalah alat penuntun mereka dalam
apabila semua orang yang akan memahami, berusaha memperoleh penafsiran sebagaimana
mengetahui dan merenungi arti dan maksud yang dikehendaki Allah. Oleh karena itu,
ayat harus lebih dahulu memenuhi segala tidak semua orang bisa menafsirkan al-Quran
Menurut Ibn Mandah, “Seseorang memadai, ada juga yang takut kepada Allah
tidak bisa menjadi penafsir kecuali telah bila menafsirkan tanpa ilmu seperti tokoh
perangkat bagi penafsir). Barang siapa Pada generasi sahabat dan tabi’in
menafsirkan tanpa ilmu-ilmu tersebut, maka hanya beberapa orang yang bisa menafsirkan
9 11
Muhammad abdul Adzim al-Zarqa>ni, Mana>hi al- Khalid al-Sabt, Qawa>id…..217
12
‘Irfan fi al-Ulu>m al-Qur’an, (ttp, Da>r al-Kitab al- Muhammad abdul Adzim al-Zarqa>ni, Mana>hi al-
‘Arabi, tt), 79 ‘Irfan….81
10 13
Ibid, 90 Muhammad Hussein Adz-Dzahabi, at-Tafsir….57
31
al-Quran padahal jarak waktu zaman mereka 1. Seorang mufassir akan cenderung
dekat dengan zaman Nabi, dan problem hidup fanatik dengan pemikirannya.
yang mereka hadapi tidak begitu kompleks 2. Seorang mufassir akan terpengaruh
14 16
Muhammad Hussein Adz-Dzahabi, at-Tafsir ….. 65 Hazim Sa’id al-Haidar, Baina al-Itqan wa al
15
Muhammad Hussein Adz-Dzahabi, at-Tafsir….70 Burha>n, (Madinah, Da>r az-Zaman, 2000), 19.
32
berdasarkan atas pemakaian para ahli C. Kesimpulan
bahasa.
Kaedah keilmuan yang disyaratkan
2. Ilmu tentang prosedur yang indah
bagi seorang mufassir adalah ilmu Nahwu,
(pendekatan sastra yang dipakai dalam
Ilmu sharaf, Ilmu Lughah, Ilmu Isytiqaq, Ilmu
praktik al-kalam (kefasihan berbicara
ma’ani, Ilmu Bayaan, Ilmu Badi’ Ilmu Qira’at,
dan penerapannya).
Ilmu Kalam, Ilmu Ushul Fiqih, Ilmu Qashas,
3. Pengetahuan tentang ilmu-ilmu
Ilmu Nasikh mansukh, Ilmu Hadith dan Ilmu
humaniora, filsafat ketuhanan, dan
Mauhibah, ilmu Science dan Teknologi, ilmu-
prosedur dalam evolusi bangsa-bangsa
ilmu humaniora
bersama perbedaan-perbedaannya,
urusan agama maupun keduniaan. Zarqani, Muhammad abdul Adzim, Manahi al-
‘Irfan fi al-Ulum al-Qur’an, (ttp, Dar al-
Kitab al-‘Arabi, tt)
.1989 ،1 ﺟﺰء،اﻟﻌﻠﻤﻴﺔ
33