Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRATIKUM PENGENDALIAN HAMA SECARA TERPADU

APLIKASI PENGENDALIAN HAYATI

OLEH :

SANTA NITHA HILLARI

A32191135 / A

PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2021
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap makluh hidup menjadi penyusun dan pelaku terbentuknya


suatu komonitas yang mampu mengatur dirinya sendiri secara alami sehingga
terjadi keseimbangan numerik antara semua unsur penyusun komonitas. Setiap
aktifitas organisme dalam komonitasnya selalu berinteraksi dengan aktifitas
organisme lain dalam suatu keterikatan dan ketergantungan yang rumit
yang menghasilkan komonitas yang stabil ( Untung, 2006 ). Pada saat ini
pestisida sudah dianggap kurang efektif sebagai pembunuh organisme yang
bersifat patogen pada tanaman, terkait dengan banyaknya efek negative yang
ditimbulkan pestisida. Untuk itu perlu ditemukan alternatif lain yaitu dengan
pengendalian hayati, yaitu pengendalian secara biologis (biocontrol).
Salah satu jenis pengendalian hayati adalah dengan menggunakan
mikroorganisme. Untuk mengetahui lebih dalam bagaimana pengendalian hayati
itu bisa di anggap sebagai alternative pengganti pestisida alangkah baiknya
kita mengetahui Sejarah pengendalian hayati terlebih dahulu. Karena melalui
sejarah ini lah kita dapat mengetahui bagaimana pengendalian hayati bisa
dijadikan sebagai pengendalian hayati yang efisien dalam membunuh
organism yang bersifat pathogen terhadap tanaman. Pengendalian hayati
merupakan pengendalian serangga hama dengan cara biologi, yaitu
dengan memanfaatkan musuh - musuh alaminya (agen pengendali biologi),
seperti predator, parasit dan patogen. Pengendalian hayati adalah suatu teknik
pengelolaan hama dengan sengaja dengan memanfaatkan/memanipulasikan
musuh alami untuk kepentingan pengendalian, biasanya pengendalian hayati
akan dilakukan perbanyakan musuh alami yang dilakukan dilaboratorium.

1.2 Tujuan

Mahasiswa diharapkan mampu :

1. Mengenal dan memahami jenis pengendalian hayati


2. Melakukan aplikasi beberapa jenis pengendalian hayati.
BAB 2. PELAKSANAAN

2.1 Alat & Bahan

1. Alat : Kain saring, kertas HVS, gelas ukur, cangkul, knapsock.


2. Bahan : Pengendalian hayati BV untuk mengendalikan hama dan
Pendalian hayati Tricodherma Sp untuk mengendalikan penyakit.

2.2 Langkah Kerja

- Aplikasi BV
1. Saring biakan menggunakan kain saring kedalam gelas ukur
2. Selanjutnya menghitung jumlah koloni yang sudah berkembang
3. Cairkan untuk bisa dihitung, kemudian diamati dibawah mikroskop
4. Selanjutnya memasukan BV kedalam tangki
5. Lanjut ke areal perkebunan lahan kopi
6. Menyemprotkan tanaman kopi menyeluruh
- Aplikasi Tricodherma Sp
1. Membuat lubang di area perakaran kopi maksimal selebar kanopi
2. Menaburkan Tricodherma Sp kedalam lubang yang sudah disediakan
sesuai takar yang tertera pada label kemasan
3. Kemudian menutup kembali lubang yang sudah di tabur pengendalian
hayati Tricodherma Sp.
BAB 3. PEMBAHASAN

Pengendalian hayati adalah usaha untuk memanfaatkan dan menggunakan musuh


alami sebagai pengendali populasi penyakit yang merugikan. Pengendalian hayati
sangat dilatar belakangi oleh berbagai pengetahuan dasar ekologi, terutama teori
tentang pengaturan populasi oleh pengendali alami dan keseimbangan ekosistem.
Mekanisme pengendalian hayati penyakit tanaman meliputi penggunaan
mikroorganisme antagonis, pesaing, hiperparasit, perangsang mekanisme
pertahanan alami inang, dan pemodifikasi lingkungan (Mujim, 2009).
Dengan pengendalian hayati yang kini mencakup pengendalian binatang hama,
penyakit tumbuhan, dan gulma, agen pengendali hayati terdiri atas unsur-unsur:
1. Predator, yaitu mahluk hidup yang memakan mahluk hidup lain yang lebih
kecil atau lebih lemah dari dirinya. Mahluk hidup lain yang dimakan oleh
predator disebut mangsa (prey) dan proses pemakanannya disebut predasi.
2. Parasitoid, yaitu mahluk hidup parasitik yang hidup di dalam atau di
permukaan tubuh dan pada akhirnya menyebabkan kematian mahluk lain
yang ditumpanginya. Mahluk lain yang ditumpangi parasitoid disebut inang
(host) dan proses interaksinya disebut parasitasi.
3. Patogen, yaitu mahluk hidup parasitik mikroskopik yang hidup di dalam atau
di permukaan tubuh dan pada akhirnya menyebabkan kematian mahluk hidup
lain yang diserangnya. Mahluk lain yang diserang patogen disebut inang
(host).
4. Antagonis, yaitu mahluk hidup mikroskopik yang dapat menimbulkan
pengaruh tidak menguntungkan bagi mahluk hidup lain melalui kerusakan
fisik, parasitasi, sekresi antibiotik, dan bentuk-bentuk penghambatan lain
seperti persaingan untuk memperoleh hara dan ruang tumbuh.
5. Pemakan gulma, yaitu mahluk hidup pemakan gulma tetapi tidak mamakan
tumbuhan lain yang bermanfaat (Agrios, 1996).
BAB 4. KESIMPULAN

Pengendalian hayati adalah usaha untuk memanfaatkan dan menggunakan


musuh alami sebagai pengendali populasi penyakit yang merugikan. Pengendalian
biologi (hayati) adalah penggunaan makhluk hidup untuk membatasi populasi
organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Makhluk hidup dalam kelompok ini
diistilahkan juga sebagai organisme yang berguna yang dikenal juga sebagai
musuh alami, seperti predator, parasitoid, patogen. Pengendalian hayati
merupakan komponen yang penting dari program pengendalian hama terpadu
(PHT)
BAB 5. DAFTAR PUSTAKA

http://petanimudaberdasi.blogspot.com/2016/09/laporan-pengendalian-hayati-
penyakit.html

https://docplayer.info/73049478-Makalah-mata-kuliah-pengendalian-hayati-
sejarah-pengendalian-hayati.html

Anda mungkin juga menyukai