TENGAH PANDEMI
َ ,منْ َي ْه ِد ِه هَّللا ُ َفالَ مُضِ َّل َلهَُ ,و َمنْ يُضْ لِ ْل َفالَ َهاد َ
ِي َل ُه
ْك َلهَُ ،ش َهادَ َة َمنْ ه َُو َخ ْي ٌر َّم َقامًا َوأَحْ َسنُ
أَ ْش َه ُد أَنْ الَ ِا َل َه ِاالَّ هللاُ َوحْ دَ هُ اَل َش ِري َ
َ َ
ص ِب ًّيا َ .وأ ْش َه ُ7د أنَّ َسيِّدَ َنا م َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه ْال ُم َّتصِ فُ ِب ْال َم َك ِ
ار ِم ِك َبارً ا َو َ
صحْ ِب ِه الَّ ِذي َْ7ن يُحْ سِ ُن ْو َن إِسْ الَ َم ُه ْم َو َل ْم َي ْف َعلُ ْوا َش ْي ًئا َف ِر ًّيا
،و َع َلى آلِ ِه َو َ
َ
أَمَّا َبعْ ُدَ ،ف َيا أَ ُّي َها ْال َحاضِ ر ُْو َن َر ِح َم ُك ُم هللاُ ،ا ُ ْوصِ ْي ِنيْ َن ْفسِ يْ َوإِيَّا ُك ْم ِب َت ْق َوى
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah, Sang Pemilik alam semesta, Yang Maha Besar dan
Maha Agung, dan senantiasa melimpahkan rezeki bagi makhlukNya.
Bertakwalah kepada Allah. krn, orang bertakwa itu tak pernah rugi. Sebaliknya, orang bertakwa akan
senantiasa mendapatkan keberuntungan. Maka Taatlah kepada Allah, sebagai wujud penghambaan
kita kepada-Nya.
Oleh karena itu, kita semua harus menjaga diri masing-masing, sesuai dari pendapat yang ahli di
bidangnya, yaitu menjaga protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Ini adalah bagian dari ikhtiar kita agar terhindar dari paparan virus
Pertama: Seorang Muslim wajib mengimani bahwa tak ada satu pun musibah yang dia alami
melainkan atas kehendak Allah subhanahu wa ta'ala (Lihat: QS at-Taubah [9]: 51).
Kedua: Seorang Mukmin wajib memahami bahwa sepanjang kehidupan di dunia dia akan selalu
mendapatkan berbagai ujian.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
َ َ َ ص م َِن اأْل
ِ ُال َواأْل ْنف
س ِ مْو ٍ ُوع َو َن ْق ْ ْ ُ
ِ َو َل َن ْبل َو َّن ُك ْم ِب َشيْ ٍء م َِن ال َخ ْوفِ َوالج
Maka jika seorang Muslim bersabar, ia bersih dari segala dosa karena kesabarannya menanggung
berbagai ujian. Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:
ِ َْف َما َيب َْر ُح ْال َبالَ ُء ِب ْال َع ْب ِد َح َّتى َي ْت ُر َك ُه َيمْ شِ ى َع َلى األَر
ض َما َع َل ْي ِه َخطِ ي َئ ٌة
Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam
keadaan bersih dari dosa (HR at-Tirmidzi).
Siapapun yang jujur, akan melihat di negeri yang mayoritas Muslim justru banyak terjadi pelanggaran
terhadap syariah Islam, penistaan agama, serta permusuhan terhadap para ulama. Sebutan “intoleran”,
“radikalisme”, sikap memusuhi penerapan Islam dan kewajiban khilafah terus dilakukan terhadap
kaum Muslim, khususnya yang memperjuangkan Islam.
Beragam tindak kezaliman juga seperti tak pernah berakhir. Bagaimana ulama divonis berat dengan
tuduhan melanggar aturan prokes, sementara pejabat negara yang melanggar prokes lolos begitu saja.
Ada juga aparat penegak hukum yang kongkalikong dengan koruptor justru diberi potongan hukum
amat besar.
Eratnya hubungan kemungkaran dan kezaliman sebagai sebab datangnya bencana adalah perkara yang
jelas. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
َ َف َلمَّا َنسُوا َما ُذ ِّكرُوا ِب ِه َف َتحْ َنا َع َلي ِْه ْم أَب َْو
اب ُك ِّل َشيْ ٍء َح َّتى إِ َذا َف ِرحُوا ِب َما
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga menjelaskan bahwa saat kejahatan merajalela, Allah
subhanahu wa ta'ala akan meratakan bencana. Zainab binti Jahsyi radhiyallahu 'anha pernah bertanya
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, “Apakah kita akan binasa wahai Rasullullah, padahal
di sekitar kita ada orang-orang shalih,ada orang orang alim.ustad masih banyak,ulama masih
banyak?” maka Beliau menjawab:
Benar apa yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Saat ini kemungkaran telah
merajalela. Lalu datanglah bencana yang juga menimpa orang-orang salih. Selama pandemi ini
dilaporkan ada sekitar 584 ulama yang meninggal karena wabah. Belum termasuk para imam dan
pengurus masjid serta para ustadz pembimbing umat lainnya yang juga wafat karena wabah.
Semoga Allah subhanahu wa ta'ala segera mengangkat wabah ini dari tengah-tengah umat dan negeri-
negeri Muslim. Semoga Allah subhanahu wa ta'ala pun menyegerakan tegaknya kepemimpinan Islam
yang melayani umat dengan syariah Islam dalam naungan Khilafah ar-Rasyidah sesuai dengan
metode kenabian. Amin.
][
ت َو ِّ
الذ ْك ِر آن ْال َعظِ ي ِْمَ ،و َن َف َعنِي َوإِيَّا ُك ْم ِب َما ِف ْي ِه م َِن اآْل َيا ِ
ك هللا لِي َو َل ُك ْم فِى ْالقُرْ ِ ار َ
َب َ
العلِ ْي ُمَ ،وأَقُ ْو ُل َق ْولِي َه َذا
ِيم َو َت َق َّب َل هللاُ ِم َّنا َو ِم ْن ُك ْم ِتالَ َو َت ُه َوإِ َّن ُه ه َُو ال َّس ِم ْي ُع َ ْ
ال َحك ِ
العظِ ْي َم إِ َّن ُه ه َُو ال َغفُ ْو ُر الرَّ ِحيْمهللا ََفأسْ َت ْغ ِف ُر َ
Khutbah II
بى َو َي ْن َهى َع ِن ْال َفحْ شآ ِء ان َوإِيْتآ ِء ذِي ْالقُرْ َ إلحْ َس ِ لع ْد ِل َو ْا ِ هللا َيأْ ُم ُر َنا ِباْ َ
هللا ! إِنَّ َ
عِ َبادَ ِ
هللا ْال َعظِ ْي َم َي ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكر ُْوهُ َع َ
لى ِظ ُك ْم َل َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن َو ْاذ ُكرُوا َ َو ْال ُم ْن َكر َو ْال َب ْغي َيع ُ
ِ
َ
هللا أ ْك َبرْ
ِن َع ِم ِه َي ِز ْد ُك ْم َو َل ِذ ْك ُر ِ