Laporan Ryan Rizki Setiawan (09320160163)
Laporan Ryan Rizki Setiawan (09320160163)
MAKASSAR
2021
JURNAL LENGKAP PRAKTIKUM
PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
MAKASSAR
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan pada Praktikum Perencanaan Tambang Bawah
Tanah Program Studi Teknik Pertambangan FakultasTeknologi Industri Universitas Muslim
Indonesia
Disetujui,
ASISTEN PARAF
4. Febrianto, S.T.
Halaman Pengesahan - ii
Halaman Pengesahan - iii
KATA PENGANTAR
Penulis
Kata pengantar - iv
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar isi - v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Metode sistem penambangan Supported Stope....................................... 5
1.2 Metode sistem penambangan Long Wall ................................................. 5
1.3 Metode sistem penambangan Room and Pillar ....................................... 6
1.4 Metode Sistem penambangan Block Caving........................................... 6
1.5 Rock Bolt ................................................................................................. 7
1.6 Ventilation System ................................................................................... 7
1.7 Three Piece Arch..................................................................................... 8
1.8 Timber Support ........................................................................................ 8
1.9 Concrete Support ..................................................................................... 9
2.1 Parameters ............................................................................................. 12
2.2 New Node ........................................................................................ 12
2.3 Chn Node......................................................................................... 13
2.4 Make New Road .............................................................................. 13
2.5 Make New Fan ................................................................................ 14
2.6 Hasil akhir ....................................................................................... 14
2.7 Accuracy................................................................................................. 15
2.8 Hasil Kviewf ................................................................................... 15
3.1 Grafik Problem Set........................................................................... 21
4.1 Pemodelan Lubang Bukaan .................................................................. 24
4.2 Define Material Properties ................................................................... 25
4.3 Mesh Setup .............................................................................................. 25
4.4 Interpret I ................................................................................................ 26
4.5 Interpret II ................................................................................................ 26
4.6 Strength Factor Tension ........................................................................... 27
4.7 Pemodelan Sistem Penyan ....................................................................... 27
4.8 RMR (Rock Mass Rating)..........................................................................28
Daftar Gambar - vi
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
3.1 Bujursangkar I ................................................................................................ 19
3.2 Bujursangkar II ....................................................................................................................... 19
3.3 Bujursangkar III ....................................................................................................................... 20
3.4 Bujursangkar IV ...................................................................................................................... 20
3.5 Floor ............................................................................................................................................... 20
3.6 Wall................................................................................................... 20
3.7 Roof.................................................................................................... 20
3.8 Upwards............................................................................................ 20
3.9 Harizontal......................................................................................... 20
3.10 Downwords ................................................................................................................................. 20
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat telah menjadi kebutuhan pokok
dalam era informasi. Hal ini dapat dilihat dari derasnya arus informasi dari segala penjuru dunia yang
dapat diakses oleh siapapun tanpa batas ruang dan waktu. Keberhasilan pembangunan teknologi
informasi telah mempengaruhi semua aspek kehidupan manusia, seperti aspek pertambangan
khususnya. Seperti yang terlihat dari berbagai macam software komputasi pendukung telah banyak
dikembangkan untuk memudahkan analisa dalam metode perhitungan.
Pertambangan (mining) merupakan semua jenis kegiatan, teknologi dan bisnis yang dimulai
dari prospeksi, eksplorasi, evaluasi, penambangan, pengolahan, pengangkutan sampai dengan
pemasaran. Tahap penambangan itu sendiri terdiri atas tiga kegiatan besar yaitu
pembongkaran/penggalian (Digging, Breaking, Losseling), pemuatan (Loading), pengangkutan
(Hauling, Transporting), penimbunan (Dumping, Filling), tanah, batuan dan bahan galian dengan
menggunakan alat-alat mekanis (alat-alat besar) atau yang sering disebut pemindahan tanah mekanis.
Metode penambangan baik itu tambang terbuka (surface mine) ataupun tambang bawah tanah
(underground mine) dimana dalam penerapannya tidak terlepas dari masalah air yang akan masuk
maupun air yang sudah terlanjur masuk ke dalam area penambangan. Oleh karena itu, besarnya debit
air yang masuk ke dalam area penambangan merupakan kendala yang harus dihadapi ketika musim
penghujan datang. Pada saat musim hujan datang, genangan air pada lantai dasar tambang akan
bermunculan sehingga dapat mengakibatkan target produksi menurun.
Agar proses penambangan dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan, maka dibutuhkan
kondisi kerja yang baik dan layak, diantaranya tidak terdapat genangan air atau endapan sedimen di
lokasi kerja dan jalan tambang. Adanya genangan air atau endapan sedimen pada jalan tambang juga
dapat mempengaruhi umur alat berat yang digunakan. Oleh sebab itu perlunya perencanaan dalam
dunia pertambangan untuk menimalisir adanya gangguan pada proses pertambangan.
Pendahuluan - 1
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini untuk memberikan tambahan wawasan kepada para praktikan
perencana tambang yang dititik beratkan pada pemahaman aspek-aspek perancangan sistem
penyanggaan, sistem ventilasi, peledakan dan rancangan terowongan bawah tanah untuk memenuhi
kurikulum mata kuliah perencanaan tambang sesuai yang telah diambil oleh mahasiswa pada
semester 7 yang merupakan salah satu mata kuliah dari Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas
Teknologi Industri (FTI) di Universitas Muslim Indonesia (UMI).
1.2.2 Tujuan
1. Memahami konsep dasar tambang bawah tanah;
2. Memahami konsep dasar sistem penyanggan tambang bawah tanah;
3. Memahami konsep dasar sistem ventilasi tambang bawah tanah;
4. Memahami konsep dasar sistem peledakan tambang bawah tanah;
5. Memahami konsep dasar rancangan terowongan tambang bawah tanah
1.3.1 Alat
1. Alat tulis menulis;
2. Kalkulator;
3. Laptop;
4. Mistar 30 cm;
5. Mouse;
6. Terminal.
1.4.2 Bahan
1. Kertas Grafik;
2. Kertas HVS;
3. Software Kazemaru;
4. Software Phase2;
Pendahuluan - 2
BAB II LAPORAN TIAP PRAKTIKUM
Pendahuluan - 1
JURNAL PRAKTIKUM
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH
MAKASSAR
2021
JURNAL PRAKTIKUM PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH
Tambang bawah tanah yang kegiatan penambangan dilakukan dibawah permukaan tanah dengan
metode pengambilan bahan mineral / batubara yang dilakukan dengan membuat terowongan. Tujuan
praktikum ini adalah untuk mengetahui bagian-bagian dari tambang bawah tanah dan membahas
tentang bagaimana cara menambang endapan bahan galian (galian industri, mineral, dan batubara).
Cut and Fill adalah suatu metode habis penambangan yang digunakan dengan tujuan untuk mengambil
bijih dengan cara diratakan kembali atau setelah bijih ditutup kembali dengan mengisi tailing yang
bermaterial mix dengan semen silo atau barat dan dilanjutkan kembali ke eksplorasi, penyusutan full
stoping adalah metode yang digunakan tambang bawah tanah dengan sistem proses dimana yang
dikeluarkan dengan cara ini dapat mengambil alih tambang dari cara menyandarkan papan penyangga
atau dari atas bijih.
Kata kunci: Tambang bawah tanah, Metode tambang, Cut and fill, Full stoping.
ABSTRACT
Underground mines where mining activities are carried out below the surface of the ground by the method
of taking material / coal which is carried out by making. The purpose of this practicum is to find out the
parts of underground mining, and discuss how to mine storage of minerals (industrial excavation,
minerals, and coal). Cut and Fill is an out-of-mining method used with the aim of taking ore by re-leveling
or after the ore is closed again by filling tailings with mixed material with silo or western cement and
proceeding back to exploration, land with a process system where it is removed by this can take over the
mine from the way it rests on the support boards or from the top of the ore.
Keywords : Underground mines, Mines methode, Cut and fill, Full stoping.
PENDAHULUAN
Tambang dalam/tambang bawah tanah ( underground mining) adalah metode penambangan yang
segala kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan di bawah permukaan bumi, dan tempat
kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
metode tambang adalah karakteristik spasial dari endapan, kondisi geologi dan hidrogeologi. Sifatsifat
geoteknik (mekanika tanah dan batuan) adalah konsiderasi ekonomi, faktor teknologi, faktor
lingkungan. Tahap utama dalam metode tambang bawah tanah terdapat dua tahap utama dalam metode
tambang bawah tanah yaitu development (pengembangan) dan production (produksi). Pada tahap
development, semua yang digali adalah batuan tak berharga. Sedangkan tahap production adalah
pekerjaan menggali sumber bijih itu sendiri. Prinsip pokok eksploitasi tambang bawah tanah adalah
memilih metode penambangan yang paling cocok dengan keunikan karakter (sifat alamiah, geologi,
lingkungan, dll) endapan mineral dan batuan yang akan ditambang, dengan memperhatikan batasan
tentang keamanan, teknologi dan ekonomi. Batasan keekonomian berarti bahwa dengan biaya produksi
yang rendah tetapi diperoleh keuntungan pengembalian yang maksimum ( return the maximum profit
ataupun rate of return ROR) serta lingkungan.
1. Supported Stope
Supported Stope merupakan metode tambang bawah tanah yang pada sistem bukaannya
menggunakan sistem penyangga.
2. Long Wall
Metode Long Wall adalah suatu sistem penambangan bawah tanah untuk endapan dengan
membuat lorong panjang.
4. Block Caving
Block Caving merupakan cara penambangan bawah tanah dengan efisiensi sumberdaya yang
tinggi untuk melakukan penambangan, di mana blok-blok besar bijih di bawah tanah dipotong dari
bawah sehingga bijih tersebut runtuh akibat gaya beratnya sendiri.
1. Rock Bolt
Rock Bolt adalah jenis baut baja yang digunakan pada penyangga tambang bawah tanah untuk
mengikat atap agar tidak runtuh. Rock Bolt di hasilkan dari pipa baja yang kuat yang memiliki satu slot
pada panjang keseluruhan, cincinnya dilas pada permukaan terluar dengan tujuan untuk menahan
Dome Plate pada permukaan bebatuan.
4. Timber Support
Timber Support merupakan sebuah penyangga yang terbuat dari kayu atau bambu yang berfungsi
untuk mengontrol masa batuan di sekitar lubang bukaan seperti menahan perpindahan tegangan pada
dinding lubang bukaan dan menyangga batuan yang potensialnya untuk runtuh atau memperkecil
deformasi masa batuan.
KESIMPULAN
Pada praktikum perencanaan tambang bawah tanah mata acara pengenalan tambang bawah
tanah dapat kita simpulkan bahwa bagian-bagian pada tambang bawah tanah yaitu:
1. Bagian-bagian dari tambang bawah tanah yaitu rock bolt, ventilation system, three piece arch,
timber support dan concrete support.
2. Metode yang digunakan untuk tambang bawah tanah adalah supported stope, long wall, room and
pillar dan block caving.
Ucapan terima kasih yang penulis ucapkan kepada kakak-kakak asisten yang selalu siap mengajar
serta membimbing adik-adik praktikannya dan mendampingi praktikan sampai penulis bisa
menyelesaikan jurnalnya dengan baik.
MAKASSAR
2021
JURNAL PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG BAWAH TANAH
ABSTRACT
Ventilation is the control of air movement, direction, and amount. While not contributing directly to the
production operation stage, improper ventilation will often lead to lower efficiency and decreased worker
productivity, increased accident rates, and high attendance rates. Mine ventilation is one of the
supporting aspects for increasing the productivity of underground mining workers. In underground mines
the ventilation system plays an important role in meeting the respiratory needs of humans (workers) and
also to neutralize toxic gases, reduce the concentration of dust in the mine air and to regulate the mine
air temperature so that a safe and comfortable working condition is created. . The purpose of this
practicum is to know the principle of underground mine ventilation, to know the use of computer
programs for mine ventilation, and to design an underground mine ventilation network. Kazemaru is a
comprehensive system that has been developed so that air ventilation network analysis work can be done
by anyone and can be carried out easily.
PENDAHULUAN
Tambang bawah tanah merupakan penambangan yang seluruh aktivitas nya dilakukan tidak
berhubungan langsung dengan udara terbuka, pada dasar nya tambang bawah tanah adalah seni dalam
mengekstrak segala mineral dalam perut bumi. Resiko yang terima oleh pekerja pun sangat tinggi oleh
sebab itu diperlukan ventilasi yang berfungsi untuk menyediakan udara segar bagi para pekerja.
Ventilasi merupakan pengendalian pergerakan udara, arah dan jumlahnya. Meskipun tidak
memberikan konstribusi langsung pada produksi. Namun, dalam dunia pertambangan safety atau
keselamatan pekerja adalah yang utama, seringkali ventilasi yang kurang tepat pada penambangan
bawah tanah menyebabkan tingkat kecelakaan kerja tinggi sehingga produktivitas pekerja menurun.
Sistem ventilasi merupakan metode aplikasi dari prinsip fluida dinamik (dalam hal ini udara) terhadap
laju udara pada bukaan tambang bawah tanah. Sistem ventilasi ini diperlukan tidak hanya untuk
memberikan asupan udara bersih bagi pekerja tambang tapi juga bagi alat-alat mekanis di lokasi
tersebut. Hal ini sangat diperlukan dalam proses penambangan bawah tanah karena penambangan ini
tidak berhubungan langsung dengan udara ( underground). Ventilasi dalam tambang bawah tanah salah
satu faktor yang harus dipertimbangkan secara matang serta ditentukan dengan sangat hati-hati. Fan
merupakan pompa udara yang menimbulkan adanya perbedaan tekanan antara kedua sisinya,
sehingga udara akan bergerakan dari tempat yang tekanannya lebih tinggi ke tempat yang lebih
rendah. Dalam rangkaian ventilasi tambang ada dua fungsi kipas angin yang dipergunakan adalah
ventilasi kipas angin hembus dan ventilasi kipas angin sedot.
09320180182
Gambar 1. Parameters
09320180182
Pertama klik New Node, tujuannya untuk membuka lubang baru setelah tampil masukkan angka
pada kolom tersebut sehingga memudahkan penggunanya untuk mengingat angka yang telah di
masukkan dan lanjutkan sesuai desain rancangan yang di butuhkan.
09320180182
09320180182
New Road adalah suatu garis yang dimana menghubungkan satu titik-titik yang telah dibuat agar
membentuk sebuah pipa saluran udara, dan berikut adalah gambar yang dimana saling menghubungkan
titik satu ke titik lainnya.
09320180182
New fan adalah dimana bertujuan untuk membuat kipas agar memasukkan udara kedalam
p i p a yang teah dibuat dan mengeluarkan udara dari dalam pipa tersebut.
09320180182
09320180182
Gambar 7. Accuracy
09320180182
Kviewf adalah suatu aplikasi yang menampilkan hasil dari Software kazemaru yang telah dibuat
dan menampilkan hasil 3D pada desain yang telah dibuat.
KESIMPULAN
Kazemaru merupakan salah satu Software yang digunakan untuk mensimulasikan sistem
jaringan ventilasi dan menghitung kuantitas udara dan tekanan pada jaringan ventilasi. Berdasarkan
latar belakang diatas akan dilakukan permodelan sistem jaringan ventilasi menggunakan Software
Kazemaru, sistem Ventilasi tambang merupakan suatuusaha pengendalian terhadap pergerakan udara
atau aliran udara tambang termasuk parameter yang harus dipenuhi pada ventilasi adalah kuantitas,
kualitas dan arah alirannya.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih yang penulis ucapkan kepada kakak-kakak asisten yang selalu siap mengajar
serta membimbing adik-adik praktikannya dan mendampingi praktikan sampai penulis bisa
menyelesaikan jurnalnya dengan baik.
MAKASSAR
2021
Pada proses penambangan bawah tanah terdapat bermacam-macam cara untuk membuat lubang
bukaan atau terowongan. Salah satunya adalah dengan cara peledakan. Peledakan pada
pembuatan terowonganadalah pekerjaan melepas dan memecah batuan dengan menggunakan
bahan peledak sehingga didapatkan bentuk yang diinginkan dengan ukuran material yang
mudah diangkut dan dibuang dengan peralatan yang tersedia atau peledakan pada proses
penambangan pada tambang bawah tanah dilakukan untuk melepaskan bijih dari batuan
induknya ataupun untuk memperkecil ukurannya untuk memudahkan pengangkutan
kepermukaan. Tujuan dari pembuatan jurnal ini adalah untuk mengetahui sistem atau mecam-
macam peledakan tambang bawah tanah. Metode yang digunakan pada praktikum ini yaitu
dengan menggunakan Teknologi virtual reality dan media lainnya seperti laptop atau computer
dan perangkat seperti zoom meeting. Adapun jenis-jenis pola lubang tembak yang sering dan
pernah dipakai pada peledakan didalam terowongan yaitu: drag cut, fun cut, vcut, pyramid
cut, dan burn cut.
Kata kunci: Peledakan, Pemboran, Cut, Underground.
ABSTRACT
In the underground mining process there are various ways to make openings or tunnels. One of them
is by means of blasting. Blasting in tunneling is the work of removing and breaking rock using
explosives so that the desired shape is obtained with the size of the material that is easily
transported and disposed of with available equipment or blasting in the mining process in
underground mines is carried out to release ore from the parent rock or to minimize size for easy
surface transport. The purpose of making this journal is to find out the system or various types of
underground mine blasting. The method used in this practicum is by using virtual reality technology
and other media such as laptops or computers and devices such as zoom meetings. The types of firing
hole patterns that are often and have been used in blasting in tunnels are: drag cut, fun cut, v-
cut, pyramid cut, and burn cut.
Keywords: Blasting, Drilling, Cut, Underground.
PENDAHULUAN
Pada proses penambangan bawah tanah terdapat bermacam-macam cara untuk membuat
lubang bukaan atau terowongan. Salah satunya adalah dengan cara peledakan. Peledakan
pada pembuatan terowongan adalah pekerjaan melepas dan memecah batuan dengan
menggunakan bahan peledak sehingga didapatkan bentuk yang diinginkan dengan ukuran
material yang mudah diangkut dan dibuang dengan peralatan yang tersedia atau peledakan pada
proses penambangan pada tambang bawah tanah dilakukan untuk melepaskan bijih dari batuan
induknya ataupun untuk memperkecil ukurannya untuk memudahkan pengangkutan
kepermukaan. Peledakan pada tambang bawah tanah berbeda dengan peledakan pada
tembang terbuka, perbedaannya yaitu pada peledakan tambang terbuka dilakukan dengan
dua atau lebih arah bidang bebas sedangkan pada peledakan tambang bawah tanah hanya
mempunyai satu arah bidang bebas.
Mengingat dalam proses peledakan tambang bawah tanah membutuhkan biaya yang
besar dan resiko keselamatan kerja dan lingkingan yang tinggi, maka hendaknya proses
peledakan peledakan dilakukan dengan efektif dan seefisien mungkin dengan memperhatikan
keselamatan kerja dan lingkungan.
Tie In - 17
Pada dasarnya bahan peledak (explosive) terdiri dari campuran tiga bahan yaitu :
1. Zat kimia yang mudah bereaksi, yang berfungsi sebagai bahan peledak dasar (explosive
base),misalnya Nitrogliserin (NG), Trinitrotiliene (TNT), Ethylene glycoldinitrate,dan
lain-lain.
2. Oksidator, yang berfungsi memberikan oksigen, misalnya KClO3, NaClO3, NaNO3,
dan sebagainya
3. Zat penyerap atau tambahan misalnya serbuk kayu, serbuk batubara, dan lain-lain.
Berdasarkan kecepatan perambatan reaksinya, bahan peledak dapat dibagi menjadi :
a. Low Explosive, ciri-cirinya adalah;
1. Kecepatan perambatan reaksinya rendah. Tidak seluruhnya bahan yang ada berubah
dari phase padat menjadi phase gas sehingga menimbulkan tekanan dan temperatur
yang tinggi
2. Hanya menghasilkan proses pembakaran yang relatif lambat (deflagrasi) dan tidak
menghasilkan getaran gelombang.
b. High Explosive, ciri-cirinya adalah:
1. Kecepatan perambatan reaksinya relatif lebih cepat dari low explosive.
2. Semua bahan peledak berubah menjadi phase gas.
3. Menghasilkan peoses propagasi yaitu mengembangbiakan daripada gelombang
getaran melalui bahan yang diikuti dengan reaksi kimia yang menyediakan energi
untuk kelanjutanpropagasi secara stabil.
Penggunaan bahan peledak didalam tambang bawah tanah harus diperhatikan faktor-faktor :
1. Sifat dari bahan peledak, (Api peledaknya kecil, peledakan berlangsung cepat, temperatur
peledakan relative rendah, tidak menghasilkan gas beracun).
2. Disesuaikan dengan material yang diledakkan.
3. Particular set dari standar blasting (OB dan BR)
Besarnya biaya Macam bahan peledak yang digunakan untuk pembuatan terowongan dan proses
penambangan pada tambang bawah tanah yaitu:
1. Blasting agent, yaitu bahan peledak yang merupakan suatu campuran kimiawi atau
komposisi kimia dari bahan-bahan yang tak mengandung Nitrogliserin dan hanya dapat
diledakkan oleh “ High strength ecplosive primer ”. Sifat-sifatnya yang mengentungkan
adalah lebih aman dalam faktor pengangkuta karena tidak mengandung Nitrogliserin,
tidak membuat rasa pusing akibat baunya, dapat dipaket dalam satu tabung metal
sehingga tahan terhadap air dan harganya lebih murah.
2. Permissible Explosive, yaitu bahan peledak yang khusus dipakai pada tambang bawah
tanah, misalnya tambang batubara. Bahan peledak ini tidak mengandung gas-gas
beracun, mengandung 60-80% Amonium Nitrate dan 7-15% Nitrogliserin. Syarat-syarat
untuk permissible explosive adalah; (Api peledakannya kecil dan peledakan berlangsung
cepat, emperatur peledakan relatif rendah, tidak menghasilkan gas-gas beracun).
3. Water gels (slurries), yaitu campuran oxidizer seperti sodium nitrat dan ammonium nitrat,
bahan bakar sebagai sensitizer dan air kurang lebih 15%. Water gels sangat cocok
digunakan pada tambang bawah tanah oleh karena ketahanannya terhadap air. Kelebihan
lain water gels adalah; (Tidak meledak bila dibanting ataupun diledakkan secara tiba-tiba,
tidak meledak bila dipanaskan ataupun dibakar tetapi akan mengeluarkan asap dengan
tekanan tinggi, setelah ledakan uap atau asap ledakannya lebih sedikit bila dibandingkan
dengan ANFO atau Dinamit).
4. Dinamit, terdiri dari granular dinamit, semi gelatin dan gelatir dinamit.
Tujuan dari pembuatan jurnal ini adalah untuk mengetahui sistem atau mecam-macam
peledakan tambang bawah tanah.
Tie In - 18
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada praktikum ini yaitu dengan menggunakan Teknologi
virtualreality dan media lainnya seperti laptop atau komputer dan perangkat seperti zoom
meeting.
Adapun jenis-jenis pola lubang tembak yang sering dan pernah dipakai pada peledakan
didalamterowongan yaitu:
1. Drag Cut
Pola ini sesuai dipakai pada batuan yang mempunyai struktur bidang perlapisan,
misalnya batuan serpih. Lubang “cut” dibuat menyudut terhadap bidang perlapisan pada
bidang tegak lurus, sehingga batuan akan terbongkar menurut bidang perlapisan. “ Cut” ini
cocok untuk terowongan berukuran kecil (lebar 1,5-2m) dimana kemajuan yang besar tidak
terlalu penting.
2. Fan Cut
Pada “Fan Cut” lubang tembaknya dibuat menyudut dan berada pada bidang mendatar.
Setelah “cut” diledakkan maka batuan yang ada diantara dua baris lubang “cut” akan
terbongkar. Selanjutnya lubang-lubang “easer” dan “trimmer” akan memperbesar bukaan “cut”
sampai kepada bentuk geometridaripada terowongan. Cut ini cocok dipakai pada batuan yang
berstruktur berlapislapis.
3. V-Cut
V-Cut sering dipakai dalam peledakan didalam terowongan. Lubang tembak pada pola
ini diatursedemikian rupa sehingga tiap dua lubang membentuk V. Sebuah “Cut” dapat terdiri
dari dua atau tiga pasang V, masing-masing pada posisi horizontal. Lubang-lubang tembak
pada “cut” biasanya dibuat membentuk sudut 60° terhadap permukaan terowongan. Dengan
demikian panjang kemajuan tergantung pada lebar daripada terowongan karena panjang
batang bor terbatas pada lebar tersebut. Satu atau dua buah lubang tembak yang lebih pendek
disebut “burster” dan dapat dibuat ditengah “cut”untuk memperbaiki hasil fragmentasi.
4. Pyramid Cut
Pyramid Cut terdiri dari 4 buah lubang tembak yang saling bertemu pada satu titik ditengah
terowongan. Pada batuan yang keras banyaknya lubang “cut” ditambah hingga menjadi 6 buah.
5. Burn Cut
Pola ini berbeda dengan “cut” yang lain. Perbedaannya yaitu pada “ cut” lain lubang cut
membentuk sudut satu sama lain sedang dalam “burn cut” lubang “cut” dibuat sejajar satu
sama lain dan tegak lurus terhadap permukaan terowongan. Pada pola ini beberapa lubang “ cut”
tidak diisi dengan bahan peledak yang berfungsi sebagai bidang bebas terhadap lubang “ cut”
yang diisi dengan bahan peledak. Lubang “cut” yang kosong dapat lebih dari satu dan
ukurannya lebih besar dari lubang “ cut” yang diisi. Keuntungan dari pada “burn cut” adalah;
Kemajuan tidak lagi tergantung pada lebar terowongan karena semua lubang dibuat sejajar
dengan sumbu terowongan, proses pemboran mudah.
HASIL PENELITIAN
Setelah mengikuti praktikum Mata Acara Tie In, maka didapatkan hasil sebagai
berikut:
Tabel 1 Bujursangkar I
No. Geometri Formula Hasil
1. a 1,5 × 102 153 mm / 15,3 cm
2. W1 153 × √2 216,37 mm / 21,63 cm
Tabel 2 Bujursangkar II
No. Geometri Formula Hasil
1. B1 W1 216,37 mm / 21,63 cm
2. C-C 1,5 × W1 324,5 mm / 32,455 cm
3. W2 1,5 x W1 × √2 45,89 mm / 4.58cm
Tie In - 19
Tabel 3 Bujursangkar III
No. Geometri Formula Hasil
1. B2 W2 45,89 mm / 45,89 cm
2. C-C 1,5 × W2 68,83 mm / 68.83 cm
3. W3 1,5 × W2 × √2 97,3 mm / 9,73 cm
Tabel 4 Bujursangkar IV
No. Geometri Formula Hasil
1. B3 W3 97,3 mm / 9,73 cm
2. C-C 1,5 × W3 145,95 mm / 14,595 cm
3. W4 1,5 × W3 × √2 206,40 mm / 20,640 cm
Tabel 5 Floor
No. Geometri Formula Hasil
1. Burden 1×B 0,9 m / 90 cm
2. Spacing 1,1 × B 0,99 m / 99 cm
Tabel 6 Wall
No. Geometri Formula Hasil
1. Burden 0,9 × B 0,81 m / 81 cm
2. Spacing 1,1 × B 0,99 m / 99 cm
Tabel 7 Roof
No. Geometri Formula Hasil
1. Burden 0,9 × B 0,81 m / 81 cm
2. Spacing 1,1 × B 0,99 m / 99 cm
Tabel 8 Upwards
No. Geometri Formula Hasil
1. Burden 1×B 0,9 m / 90 cm
2. Spacing 1,1 × B 0,99 m / 99 cm
Tabel 9 Harizontal
No. Geometri Formula Hasil
1. Burden 1×B 0,9 m / 90 cm
2. Spacing 1,1 × B 0,99 m / 99 cm
Tabel 10 Downwords
No. Geometri Formula Hasil
1. Burden 1×B 0,9 m / 90 cm
2. Spacing 1,2 × B 1,08 m / 108 cm
Tie In - 20
Gambar 1. Grafik Problem Set
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum maka dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis pola lubang tembak
yang seringdan pernah dipakai pada peledakan didalam terowongan yaitu:
1. Drag Cut, pola ini sesuai dipakai pada batuan yang mempunyai struktur bidang perlapisan,
misalnya batuan serpih. Lubang “cut” dibuat menyudut terhadap bidang perlapisan pada
bidangtegak lurus, sehingga batuan akan terbongkar menurut bidang perlapisan. “Cut” ini
cocok untuk terowongan berukuran kecil (lebar 1,5-2m) dimana kemajuan yang besar tidak
terlalu penting.
2. Fan Cut, lubang tembaknya dibuat menyudut dan berada pada bidang mendatar. Setelah “cut”
diledakkan maka batuan yang ada diantara dua baris lubang “cut” akan terbongkar.
Selanjutnya lubang-lubang “easer” dan “trimmer” akan memperbesar bukaan “cut” sampai
kepada bentuk geometri daripada terowongan. Cut ini cocok dipakai pada batuan yang
berstruktur berlapis- lapis.
3. V-Cut, sering dipakai dalam peledakan didalam terowongan. Lubang tembak pada pola ini diatur
sedemikian rupa sehingga tiap dua lubang membentuk V. Sebuah “ Cut” dapat terdiri dari dua
atau tiga pasang V, masing-masing pada posisi horizontal. Lubang-lubang tembak pada “cut”
biasanya dibuat membentuk sudut 60° terhadap permukaan terowongan. Dengan demikian
panjang kemajuan tergantung pada lebar daripada terowongan karena panjang batang bor
terbatas pada lebar tersebut. Satu atau dua buah lubang tembak yang lebih pendek disebut
“burster” dan dapat dibuat ditengah “cut” untuk memperbaiki hasil fragmentasi.
4. Pyramid Cut, terdiri dari 4 buah lubang tembak yang saling bertemu pada satu titik ditengah
terowongan. Pada batuan yang keras banyaknya lubang “cut” ditambah hingga menjadi 6 buah.
5. Burn Cut, pola ini berbeda dengan “ cut” yang lain. Perbedaannya yaitu pada “ cut” lain lubang
cut membentuk sudut satu sama lain sedang dalam “burn cut” lubang “cut” dibuat sejajar satu
sama lain dan tegak lurus terhadap permukaan terowongan. Pada pola ini beberapa lubang
“cut” tidak diisi dengan bahan peledak yang berfungsi sebagai bidang bebas terhadap lubang
“cut” yang diisi dengan bahan peledak. Lubang “ cut” yang kosong dapat lebih dari satu dan
ukurannyalebih besar dari lubang “cut” yang diisi.
UCAPAN TERIMA KASIH
Kami ucapkan terima kasih banyak kepada Tim Asisten Perencanaan Tambang Bawah
Tanah serta dosen Pengampuh Mata Kuliah yang telah membantu dan membimbing kami
dalam praktikum dan penyusunan jurnal ini, sehingga kami dapat menyelesaikan jurnal
praktikum ini dengan tepat waktu.
Tie In - 21
II. D. RANCANGAN TEROWONGAN
TAMBANG BAWAH TANAH
MAKASSAR
2021
JURNAL PRAKTIKUM RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH
METODE PENELITIAN
1. Studi Literatur
Mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas dilapangan melalui
buku-buku, jurnal dan sumber lainnya.
2. Pengambilan data
Data yang diambil berupa data primer dan sekunder. Untuk data primer diambil langsung pada
alat simulasi seperti pengukuran kecepatan udara, pengukuran dimensi saluran, kelembaban udara
dan temperature.
3. Pengolahan data
Analisis pengolahan data bertujuan untuk membuat rancangan dan alat simulasi sistem
jaringan ventilasi, perhitungan kualitas dan kuantitas udara dari hasil simulasi serta menghitung
efisiensi kerja dari data temperature hasil simulasi.
4. Kesimpulandan saran
Kesimpulan diperoleh dari hasil perhitungan dan analisis data simulasi, serta saran-saran agar
apa yang direkomendasikan bisa dijadikan pertimbangaan untuk peningkatan guna alat.
HASIL PENELITIAN
Gambar 5. Interpret II
Penentuan kelas batuan dapat di ketahui melalui mesh quality pada phase 2 seperti good quality
berarti masuk pada rock mass class II yaitu good rock. Penentuan sistem penyangga ditentukan
berdasarkan nilai RMR dari massa batuan. Sistem penyanggan yang sesuai berdasarkan
metode Rock Mass Rating (RMR) dan dengan nilai RMR untuk menetukan Rock Mass Class yaitu 61-
80 adalah menggunakan rock bolt pada atap panjang 3m, spasi 2.5m yang dikombinasikan dengan
wire mesh dan shotcrete. Pada metode penggalian full face dengan kemajuan 1.5-3m, pemasangan
penyangga penuh 20 m dari face. Perbandingan rancangan terowongan tambang bawah tanah jelas
menunjukkan perbedaan melalui penyanggan karna pada dasarnya prinsip rancangan terowongan
tambang bawah tanah yaitu meliputi tahapan rancangan analisis tambahan, rancangan
penyanggaan dan rancangan meliputi uji dan rancangan operasional yaitu penggalian lubang bukaan
untuk memperoleh data perilaku massa batuan disekitar zona penggalian perlu dilakukan
pemantauan perpindahan. Hal ini dilakukan untuk memeriksa stabilitas sistem penyanggaan dan
jika perlu melakukan modifikasi rancangan. Penentuan penyangga dengan menggunakan
klasifikasi RMR yaitu nilai RMR dari massa batuan, sehingga stand up time terowongan
didapatkan 8000 jam pada grafik RMR dengan 61 nilai RMR
jadi kesimpulannya 𝟔𝟏 / jam.
𝟖𝟎𝟎𝟎
Ucapan terima kasih yang penulis ucapkan kepada kakak-kakak asisten yang selalu siap mengajar
serta membimbing adik-adik praktikannya dan mendampingi praktikan sampai penulis bisa
menyelesaikan jurnalnya dengan baik.
3.1 Kesimpulan
Penutup - 29
permukaan terowongan. Dengan demikian panjang kemajuan tergantung pada lebar
daripada terowongan karena panjang batang bor terbatas pada lebar tersebut. Satu
atau dua buah lubang tembak yang lebih pendek disebut “burster” dan dapat dibuat
ditengah “cut” untuk memperbaiki hasil fragmentasi.
4. Pyramid Cut, terdiri dari 4 buah lubang tembak yang saling bertemu pada satu titik
ditengah terowongan. Pada batuan yang keras banyaknya lubang “cut” ditambah
hingga menjadi 6 buah.
5. Burn Cut, pola ini berbeda dengan “cut” yang lain. Perbedaannya yaitu pada “cut”
lain lubang cut membentuk sudut satu sama lain sedang dalam “burn cut” lubang
“cut” dibuat sejajar satu sama lain dan tegak lurus terhadap permukaan terowongan.
Pada pola ini beberapa lubang “cut” tidak diisi dengan bahan peledak yang berfungsi
sebagai bidang bebas terhadap lubang “cut” yang diisi dengan bahan peledak. Lubang
“cut” yang kosong dapat lebih dari satu dan ukurannyalebih besar dari lubang “cut”
yang diisi.
3.1.4 Rancangan Terowongan Tambang Bawah Tanah
Penentuan kelas batuan dapat di ketahui melalui mesh quality pada phase2 seperti good
quality berarti masuk pada rock mass class II yaitu good rock. Penentuan sistem penyangga
ditentukan berdasarkan nilai RMR dari massa batuan. Sistem penyanggan yang sesuai
berdasarkan metode Rock Mass Rating (RMR) dan dengan nilai RMR untuk menetukan Rock
Mass Class yaitu 61-80 adalah menggunakan rock bolt pada atap panjang 3m, spasi 2.5m yang
dikombinasikan dengan wire mesh dan shotcrete. Pada metode penggalian full face dengan
kemajuan 1.5-3m, pemasangan penyangga penuh 20 m dari face. Perbandingan rancangan
terowongan tambang bawah tanah jelas menunjukkan perbedaan melalui penyanggan karna
pada dasarnya prinsip rancangan terowongan tambang bawah tanah yaitu meliputi tahapan
rancangan analisis tambahan, rancangan penyanggaan dan rancangan meliputi uji dan
rancangan operasional yaitu penggalian lubang bukaan untuk memperoleh data perilaku massa
batuan disekitar zona penggalian perlu dilakukan pemantauan perpindahan. Hal ini dilakukan
untuk memeriksa stabilitas sistem penyanggaan dan jika perlu melakukan modifikasi
rancangan. Penentuan penyangga dengan menggunakan klasifikasi RMR yaitu nilai RMR
dari massa batuan, sehingga stand up time terowongan didapatkan 8000 jam pada grafik RMR
dengan 61 nilai RMR jadi kesimpulannya 𝟔𝟏
/ jam.
𝟖𝟎𝟎𝟎
Penutup - 30
3.2 Saran
Penutup - 31
DAFTAR PUSTAKA
TUJUAN
Mengubah status dari mahasiswa menjadi sarjana (Wisudah
secepatnya)
D ATA PR IB AD I
PENDIDIKAN
SD : SDN II PETASIA
SMP : SMPN 1 PETASIA
SMA : SMAN 1 PETASIA
Tanggal Lahir : Makassar, 13 Februari 1996
Perguruan Tinggi : Strata-1 Teknik Pertambangan
Umur : 26 tahun UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Ryanrizkisetiawan2016@gmail.com
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
KEM AM PUAN
Kontak
• MS Word
Jl. Calang Raya No. 38
• MS Excel
62-821 5044 9077 • Adobe Photoshop
• Adobe Premiere
• Visual Basic
M IN AT
Berbisnis
H OB I