Anda di halaman 1dari 35

KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN MASALAH HIPERTENSI

Kelompok :

Yeni Logo Maharani Harahap / P00320119049

Shelvy Amanda / P00320119054

Dosen Pembimbing :

Ns. Misniarti,M.Kep

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI DIII KEPERAWATAN CURUP
TAHUN AJARAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami hanturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini yang berjudul “KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN MASALAH
HIPERTENSI”

Makalah ini kami buat dengan semaksimal mungkin dengan kerjasama kelompok,
walaupun masih banyak sekali kekurangan-kekurangan yang harus kami perbaiki. Karena
manusia tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu untuk memperbaiki
makalah ini kami mengharapkan saran dari teman-teman semua. Jika terdapat kesalahan atau
kekeliruan yang terdapat di dalam makalah kami ini, kami mohon bantuannya untuk
memberbaiki atau mengkritik makalah yang kami buat.

Kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing kami Ibu Ns.
Misniarti,M.Kep yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada kelompok
kami untuk menyampaikan materi ini.

Penulis, 29 Juli 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang..........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2

1.3 Tujuan......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1Definisi Hipertensi......................................................................................................

2.2 Etiologi Hipertensi.....................................................................................................

2.3 Klasifikasi..................................................................................................................

2.4 Manifestasi Klinis......................................................................................................

2. Patofisiologi.................................................................................................................

2. 6 Pemeriksaan Diagnostik............................................................................................

2.7 Penatalaksanaan Hipertensi.......................................................................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA HIPERTENSI

3.1 Pengkajian..................................................................................................................

3.2 Analisa Data...............................................................................................................

3.3 Diagnosa....................................................................................................................

3.4 Intervensi....................................................................................................................

BAB III PENUTUP

4.1 Kesimpulan ...............................................................................................................

4.2 saran...........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Indonesia sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan ke arah
masyarakat industri memberi andil terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup, sosial
ekonomi yang pada gilirannya dapat memacu meningkatnya penyakit tidak menular.
Adapun perubahan dalam pola kehidupan tersebut menyebabkan terjadinya transisi
epidemiologi penyakit yang ditunjukkan dengan adanya kecenderungan perubahan pola
kesakitan dan pola penyakit utama penyebab kematian, dimana terdapat penurunan
prevalensi penyakit infeksi, sedangkan prevalensi penyakit non infeksi atau degeneratif
seperti hipertensi, stroke, kanker dan sebagainya, justru semakin meningkat (Bustan,
2007). Hipertensi adalah suatu penekanan darah sistolik dan diastolic yang tidak normal,
batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti. Nilai yang dapat diterima berbeda sesuai
dengan usia dan jenis kelamin, namun pada umumnya sistolik yang berkisar antara 140-
190 mmHg dan diastolic antara 90-95 mmHg diaanggap merupakan garis batas dari
hgipertensi (Pierce, 1999 dalam Riyadi, 2011).
Menurut laporan pertemuan WHO di Jenewa pada tahun 2008, didapatkan angka
prevalensi penyakit hipertensi adalah 15-37% dari populasi dewasa di dunia dan 50% dari
populasi yang berusia lebih dari 60 tahun dengan angka Proporsional Mortality Rate
akibat hipertensi adalah 13% atau sekitar 7,1 juta kematian. Menurut hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 diperoleh bahwa prevalensi hipertensi di
Indonesia adalah 13,4-14,6% sedangkan, pada tahun 2008 meningkat menjadi 16-18%
(Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan, 2010).
Menurut badan kesehatan dunia WHO (world organzation) dikatakan lanjut usia
tersebut dibagi menjadi tiga katagori yaitu salah satunya usia tua yaitu dari umur 75-89
tahun, bahwa pada kelompok ini individu tersebut sudah terjadi peroses penuaan di mana
sudah terjadi penuaan, di mana sudah terjadi perubahan aspek fungsi seperti pada jantung,
paru-paru ginjal dan juga timbul proses degenerasi seperti osteoporosis (pengoprasian
tulang), ganguan sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi dan timbul proses alergi dan
keganasan (Aspiani,2014).
Beberapa hal yang dapat memicu tekanan darah tinggi adalah ketegangan,
kekhawatiran, stasus sosial, kebisingan, gangguan, dan kegelisahan. Pengendalian emosi
negative tersebut tergantung pada kepribadian masing-masing individu. Pasien yang
menderita penyakit hipertensi biasanya mengalami penurunan derajat atau kenaikan
derajat. Hipertensi dapat dipengaruhi oleh gaya hidup (merokok, minum alkohol), stress,
obesitas (kegemukan), kurang olah raga, keturunan dan tipe kepribadian (Smeltzer,
2002).
Prevalensi hipertensi di Sumatera Utara menurut Riskesdas tahun 2009 adalah 5,8%
dari seluruh penduduk dan menduduki urutan keempat dari sepuluh penyakit tidak menular
di Provinsi Sumatera Utara.Meningkatnya taraf hidup masyarakat dan tuntutan hidup
secara cepat berpengaruh terhadap pola makan. Saat ini masyarakat lebih memilih makanan
siap saji yang umumnya rendah serat, tinggi lemak, tinggi gula dan mengandung banyak
garam yang akan memicu penyakit seperti hipertensi. Hal tersebut menyebabkan hipertensi
menjadi masalah kesehatan masyarakat (public health problem) dan akan menjadi masalah
yang lebih besar jika tidak ditanggulangi sejak dini (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara, 2010).
Hipertensi tidak bisa disembuhkan. Namun penderita hipertensi dapat memiliki
kualitas hidup yang normal dengan melakukan perubahan gaya hidup dan rutin
menggunakan obat-obatan. Hipertensi yang terkontrol dapat mencegah terjadinya
komplikasi dan mencegah kerusakan organ. Perubahan gaya hidup yang bisa dilakukan
adalah mempertahankan berat badan agar selalu ideal, menurunkan kadar kolesterol
dengan mengatur pola makan, tidak meminum alcohol.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.3 TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui pengkajian dari Asuhan keperawatan keluarga dengan
gangguan hipertensi.
2. Mahasiswa mengetahui diagnosa dari Asuhan keperawatan keluarga dengan
hipertensi.
3. Mahasiswa mengetahui intervensi dari Asuhan keperawatan keluarga dengan
gangguan hipertensi.
4. Mahasiswa mengetahui implementasi dari Asuhan keperawatan keluarga
dengan gangguan hipertensi.
5. Mahasiswa mengetahui evaluasi dari Asuhan keperawatan keluarga dengan
gangguan hipertensi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI HIPERTENSI

Tekanan darah tinggi atau hipertensi berarti tekanan tinggi di dalam arteri- arteri dan
suatu tekanan darah dari 140/90 atau diatasnya dianggap tinggi. (Muhammadun, 2010 dalam
Riyadi, 2014).

Hipertensi adalah suatu penekanan darah sistolik dan diastolic yang tidak normal,
batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti. Nilai yang dapat diterima berbeda sesuai
dengan usia dan jenis kelamin, namun pada umumnya sistolik yang berkisar antara 140-
190 mmHg dan diastolic antara 90-95 mmHg diaanggap merupakan garis batas dari
hgipertensi (Pierce, 19999 dalam Riyadi, 2011).

2.2 ETIOLOGI HIPERTENSI


Berdasarkan etologinya, hipertensi dibedakan menjadi dua yaitu hipertensi
primer/esensial dan hipertensi skunder (sutarda,2013)
1. Hipertensi Primer terjadi pada kurang lebih 90% masyarakat dan belum
diketahui penyebabnya, pasien tidak menujukkan keluhan.
2. Hipertensi Sekunder adalah hipertensi yang diketahui penyebabnya dan
penanganannya lebih mudah. Pasien menujukan gejala atau keluhan dari
penyakit yang mendasarinya, misalnya :
 Kelainan ginjal : GNA/GGA
 Hormone : Diabetes militus
 Neurologi : Tumor Otak
 Lain-lain : Preeklamasi
2.3 KLASIFIKASI
Berdasarkan tekanan sistoliknya klasifikasi hipertensi/tekanan darah untuk usia 18
tahun dan lansia dapat di bagi menjadi enam yaitu (potter and perry,2005)
1. Kategori normal apabila tekanan sistoliknya 130 mmHg.
2. Kategori normal tinggi apabila tekanan sistoliknya 130-139 mmHg.
3. Hipertensi derajat 1 (ringan) apabila tekanan sistoliknya 140-159 mmHg.
4. Hipertensi derajat 2 (sedang) apabila tekanan sistoliknya 160-179 mmHg
5. Hipertensi derajat 3 (berat) apabila tekanan sistoliknya 180-209 mmHg
6. Hipertensi derajat 4 (sangat berat) apabila tekanan sistoliknya ≥210 Mmhg

2.4 MANIFESTASI KLINIK


Pada sebagian penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala yang khusus.
Meskipun secara tidak sengaja, beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan hipertensi padahal sesunguhnya bukan hipertnsi. Gejala yang
dimaksudkan adalah sakit kepala, perdarahan dari hidug (mimisan), migren atau sakit
kepala sebelah, wajah kemerahan, mata berkunang-kunang, sakit tengkuk, dan kelelahan.
Gejala tersebut bias saja terjadi baik pada penderita hipertensi maupun pada seseorang
yang hipertensinya sudah berat atau menahun tidak di obati, bias timbul ejala sakit
kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur yang
terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal. Penderita hiperensi
berat biasanya mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi
pembengkakan di otak. Keadan ini di sebut ensefalopati hipertensif yang merupakan
penanganan segera. Apabila tidak ditangani keadannya akan semakin parah dan dapat
memicu keatian (Susilo dan Wulandari,2011)

2.5 PATOFISIOLOGI

Meningkatnya tekanan darah dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara
yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan
pada setiap detiknya. Arteri besar kehilangan kelenturanya dan menjadi kaku
sehingga tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui
arteri tersebut. Darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui
pembuluh darah yang sempit dan menyebabkan kenaikan tekanan. Inilah yang
terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku
karena arterosklerosis, dengan cara yang sama, yaitu arteri kecil sementara
mengkerut karena perangsangan saraf atau hormone didalam darah.
Bertambanya cairan dalam cairan bisa menyebabkan meningkatnya tekanan
darah volume dalam darah meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat,
sebaliknya apabila aktivitas jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran,
banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka ginjal akan mengurangi pengeluaran
garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali
normal. Ginjal merupakan organ penting daam mengendalikan tekanan darah,
oleh karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal padat menyebabkan
terjadinya tekanan darah tinggi. Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari
sistem saraf otonom yang untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan
darah selama respon Ifight-or- flight (reksi fisik tubuh terhadap ancaman dari
luar), meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung, dan juga
mempersempit sebagian besar arteriola tetapi memperlebar arteriola didaerah
tertentu (misalnya, otot rangka yang memerlukan pasokan darah yang lebih
banyak). Faktor stress juga merupakan satu faktor pencetus terjadinya
peningkatan tekanan darah (Triyanto,2014).
1. Obesitas: berat badan meningkat pada anak atau usia pertengahan
dapat. Menyebabkan resiko mengidap tekanan darah tinggi
2. Serum lipid : terjadi peningkatan kadar cholestrol.

3. Perokok dan diet yang banyak mengandung lemak.

4. Setress emosional : meransang sistem saraf simpatik untuk


meningkatkan tekanan darah.
2.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostik pada pasien Hipertensi dibedakan menjadi dua, yaitu
pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus (Muwarni,2011)
1. Pemeriksaan umum
Yaitu dengan cara mengukur tekanan darah pada kedua tangan ketika pasien terlentang
dan tegak setiap 1-2 jam sekali dan mengukur berat badan, tinggi badan (BB ideal,
gemuk, obesitas).
2. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus terdiri dari: pemeriksaan jantung (memeriksa ada tidaknya gagal
jantung kanan dan sesak nafas). ECG (elektro cardiografi) : peningkatan gelombang P
indikasi hipertensi.
3. Foto thorax : mendeteksi adanya klasifikasi area katup.
4. Echocardiogram.

5. Pada mata fundus copy (pembuluh darah pada retina menjadi tipis).
6. Pemeriksaan darah yang terdiri dari (cholestrol, urin acid, gula darah,
kreatinin, clearance, trigliserida, elektrolit)pemeriksaan ini berujuan
menentukan adanya kerusakan organ dan faktor resiko lain atau mencari
penyebab hipertensi

2.7 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI

Pengobatan hipertensi bertujuan mengurangi morbilitas dan mortalitas serta


mengontrol tekanan darah. Pengobatan hipertensi ada dua cara yaitu pengobatan non
farmakologi (perubahan gaya hidup) dan pengobatan farmakologi (pudiastuti, 2013).

Pengobatan non farmakologi pengobatan dilakukan dengan cara:


 pengurangan berat badan
 menghentikan rokok
 menghindari alkohol
 melakukan aktifitas fisik
 membatasi asupan garam
 Pengobatan farmakologi

pengobatan farmakologik pada setiap penderita hipertensi memerlukan


pertimbangan berbagai faktor, seperti beratnya hipertensi, kelainan organ dan faktor
resiko lainya.Hiprrtensi dapat diatasi dengan memodifikasi gaya hidup. Pengobatan
dengan anti hipertensi diberikan jika modifikasi gaya hidup tidak berhasil. Tekanan
darah harus diturunkan agar tidak menggu fungsi ginjal, otak, jantung maupun
kualitas hidup

Pengobatan hipertensi biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat :


o Diuretik, misalnya tablet hydrochlorothiazide (HCT) dan Lasix (furosemid).
Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh
via urine.
o Beta-blockers Atenolol (tenorim), Capoten (Captropil). Merupakan obat yang
di pakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui proses
memperlamabat kerja jantung dan memperlebar pembuluh darah.
o Calcium channel blockers, norvasc (amplodipin). Merupakan salah satu obat
yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi melalui proses rileksasi
pembuluh darah yang juga memperlebar pembuluh darah

2.8 KOMPLIKASI HIPERTENSI

Komplikasi hipertensi menurut (Murwani.2011).

1. Pada ginjal : Hematuria, kencing sedikit

2. Pada otak : Stroke, euchepalitis

3. Pada mata : Retina pati

4. Pada jantung : Terjadi pembesaran ventrikel kiri dengan/tampa payah


jantung, infark jantung.
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN LANSIA

Tanggal Pengkajian : 19 Juni 2020


A. DATA BIOGRAFI
Nama : Ny. R
Tempat & Tanggal Lahir : Medan, 21 Januari 2021
Pendidikan Terakhir : S1
Agama : Islam
Status Perkawinan : Janda Ditinggal Meninggal
TB/BB : 151 Cm/ 60 Kg
Penampilan : Rapi dan Bersih
Alamat : Jl. Pramuka BTN AIR BANG Blok. K No. 29

Orang Yang Dekat Di : Ny. p


hubungi
Hubungan dengan : Anak
Lansia : Jl. Pramuka BTN AIR BANG Blok. K No. 29
Alamat

B. RIWAYAT KELUARGA

STATUS IMUNISASI K
N Nama J Hubun Umu Pendidi Pekerja E
O k gan Dg r kan an T
Kk B Polio Dpt Hepatiti Cam
C s pak
G
1 Ny. P P Anak 45 Sma Ibu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kandun Th Rumah
g Tangga

45
2 Tn. P L Menant Th Sma Wira √ √ √ √ √ √ √ V V V √ √
u Swasta

3 An. A P Cucu 12 Smp Pelajar √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


Th

1. Susunan anggota Keluarga


2. Genogram :

X X

X X

X X X Ny.R X X
X X X X

Keterangan:

X : laki-laki meninggal X : perempuan meninggal Ny. P

: laki-laki : perempuan

s: serumah : klien

C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini : Tidak Ada
Alamat pekerjaan : Tidak Ada
Berapa jarak dari rumah : Tidak Ada
Alat transportasi : Tidak Ada
Pekerjaan sebelumnya : PNS(Guru)
Sumber pendapatan &Kecukupan terhadap : Dana Pensiun
Kebutuhan

D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


Tipe tempat tinggal : Permanen
Jumlah Kamar :5
Jumalah Tongkat di kamar :-
Kondisi tempat tinggal : Baik, rapih, bersih, dan nyaman
Jumlah orang yang tinggal :3
Derajat Privasi :-
Tetangga terdekat : Ny. M
Alamat / Telepon : Jl. Pramuka BTN AIR BANG Blok. K
No. 29 / 08117317022

E. RIWAYAT REKREASI
Hobby / Minat : Tidak Ada
Keanggotaan Organisasi : Tidak Ada
Liburan Perjalanan : Tidak Ada

F. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan saat ini: saat ini klien hidup bersama anak perempuannya Ny. P
yang berumur 45th dan Menantu laki lakinya yang berumur 45 th, serta cucung nya
yang berumur 12 th.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: saat ini keluarga Ny.R
bersusaha menjaga kesehatan walaupun sering berobat ke Bidan Terdekat dan klinik
penyakit Hipertensi yang di alami nya masih sering kambuh
3. Riwayat kesehatan keluarga inti: Seluruh anggota keluarga inti (Ayah, ibu, anak )
baik, tidak ada yang memgalami penyakit menular dan keturunan seperti HIV, AIDS,
serta tidak ada yang memiliki alergi makanan dan obat-obatan tertentu baik itu
menantu dan cucu.
4. Riwayat keluarga sebelumnya: Menurut pengakuan bahwa Hipertensi yang dialami
oleh Ny.R itu di derita bukan karena Keturunan

G. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga: keluarga biasanya berkomunikasi dengan bahasa Batak
dan Indonesia.
2. Struktur kekuatan keluarga: saat ini dalam keluarga Ny.R Yang berperan sebagai ayah
serta kepala keluarga bagi anak nya yaitu Tn. P
3. Struktur peran (Formal dan Informal): peran Tn. P sebagai Ayah dan juga kepala
keluarga adalah sebagai pelindung, pemberi rasa aman untuk anak-anaknya dan juga
sebagai pengambil keputusan jika terdapat suatu masalah. Ny P sebagai ibu berperan
untuk mengurus anak serta menggurus rumah tangga.
4. Nilai dan norma keluarga: sebagai orang Indonesia dan beragama islam keluarga
memiliki norma yang dianut seperti sopan santun dan melakukan ibadah sholat 5
waktu.

H. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif: keluarga mengatakan berusaha memelihara hubungan baik antara
anggota keluarga terutama hubungan antara anak, menantu dan cucu, serta saling
menyayangi dan menghormati.
2. Fungsi sosial: untuk memperoleh status social di masyarakat hubungan antara Ny.R
terhadap keluarga dan tetangga sekitar baik.
3. Fungsi perawatan keluarga: Keluarga menerapkan fungsi perawatan yang cukup baik
dengan membawa ke pelayanan kesehatan.
4. Fungsi reproduksi: Fungsi reproduksi Ny. R sudah tidak lagi karena menoupausue
5. Fungsi ekonomi: Keekonomian keluarga stabil dengan penghasilan dari Ny.R yang
bekerja sebagai guru dengan dana pensiunan serta penghasilan tambahan dari anak
dan menantu nya.

J. SISTEM PENDUKUNG
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterapi : Bidan Dan Perawat
Jarak dari rumah : 200M
Rumah Sakit : 7 Km
Klinik : 4 Km
Pelayanan Kesehatan dirumah : Tidak ada
Makanan yang dihantarkan : Tidak ada
Perawatan sehari-hari yang dilakukan : Minum obat, Memandikan, Memberikan
keluarga Makan dan Minum

K. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual :Tidak ada
Yang Lainnya : Tidak ada

L. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun : Klien menderita Hipertensi dan Kejang –
yang lalu Kejang

Status kesehatan umum selama 5 tahun : Hipertensi


yang lalu

M. KELUHAN UTAMA : Nyeri bagian Kepala


Provokative / paliative : saat Hipertensi kambuh
Quality / Quantity : Seperti di sayat - sayat
Region : Kepala
Severity Scale :5
Timming : Terasa Saat Bangun Tidur

Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan : Klien mengatakan tahu tentang


penyakit yang dideritanya, tetapi untuk pengobatan klien kurang mengetahui.

N. OBAT-OBATAN :
No. Nama Obat Dosis Keterangan
1 Paracetamol 500mg/tablet
STATUS IMMUNISASI :
Tetanus, Difteri : -
Influensa :-
Pneumothoraks : -

Alergi : (Catatan agen dan reaksi spesifik)


Obat-obatan : Tidak ada
Makanan : Ikan Laut
Faktor Lingkungan : Tidak ada

Penyakit yang diderita : Hipertensi


O. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)
Indeks Katz :A
Oksigenasi : klien tidak merasakan sesak
Cairan & Elektrolit : minum 1- 2 gelas/ hari

Nutrisi : makan 3 kali/ hari


Eliminasi : BAK tidak menentu/ Jarang

Aktivitas : Pagi hari / Mandiri dan Dibantu

Istirahat & Tidur : malam: 5-6 jam siang:1 jam


Personal Hygiene : Dibantu Keluarga
Seksual :-
Rekreasi :Mengobrol bersama anak bermain dengan
cucu

Psikologi

 Persepsi Klien : Baik


 Konsep Diri : Baik
 Emosi : Baik
 Adaptasi : Baik
 Mekanisme Pertahanan Diri : Baik

Keadaan Umum : Baik


Tingkat Kesadaran :: : Composmentis

Skala Koma Glasgow : Eye 4 Verbal 5 Psikomotor 6

Pemeriksaan Fisik Head To Toe: :


TD : 150/90 mmHg
Nadi : 84x/m
Respirasi : 26x/m
Suhu : 36,5°C
1. Kepala
a. Inspeksi :Distribusi rambut rata, terdapat rontok,
bersih, ada ketombe, rambut berwarna
putih.

b. Palpasi :Tidak ada nyeri tekan.


2. Mata
a. Inspeksi
:Mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva,
anemis, sklera anikterik, tidak ada
pengeluaran cairan, gerakan bola mata
baik, kekuatan otot mata normal, terdapat
lingkar hitam pada palebra bawah, Mata
rabun

3. Wajah : Tidak ada lesi, warna kulit sawo matang.


a. Inspeksi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak terdapat
b. Palpasi benjolan dan edema
4. Hidung
a. Inspeksi :Terdapat secret, tidak ada pembesaran
polip, terdapat rambut-rambut halus.

5. Telinga
a. Inspeksi :Simetris kiri dan kanan, tidak ada edema,
tidak ada lesi, tidak ada pengeluaran
cairan.

6. Mulut
a. Inspeksi :Mukosa bibir kering, tidak ada kelainan
kongenital.
b. Gigi :Gigi bersih

7. Leher
a. Inspeksi :Tidak terdapat edema, dan lesi
b. Palpasi :Tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran vena jugularis.

8. Dada dan Paru-paru


a. Inspeksi :Bentuk dada simetris, terdapat retraksi
dinding dada, terdapat otot bantu nafas,
tidak lesi.

b. Palpasi :Tidak ada terdapat nyeri tekan


c. Auskultasi : terdapat suara nafas tambahan weezhing
d. Perkusi : batas jantung normal
:Irama reguler, tidak ada bunyi tambahan
9. Kardiovaskuler : tidak terdapat pelebaran jantung
a. Auskultasi
b. perkusi

:Tidak ada lesi, dan luka bekas operasi,


terdapat striae, warna merata.
10. Abdomen
a. Inspeksi

:Tidak ada nyeri tekan dan distensi


kandung kemih.
b. Palpasi

:Tidak ada edema, lesi dan luka bekas


11. Muskuloskeletal luka, gaya berjalan klien normal, tidak ada
a. Inspeksi kelainan.

:Kekuatan otot kaki kiri dan kanan normal,


kekuatan otot tangan kiri dan kanan
b. Palpasi normal, tidak ada nyeri tekan pada kaki
dan tangan.
:Reflek patella normal klien menunjukkan
respon menendang ketika diberi
c. Perkusi rangsangan.

:Warna kulit merata samo matang, tidak


12. Kulit ada lesi.
a. Inspeksi

P. STATUS KOGNITIF/AFEKTIF/SOSIAL
Short Porteble mental Status Questionnaire (SPMSQ) : Kerusakan Intelektual Sedang
Mini mental state examination (MMSE): Gangguan Kognitif Sedang
Inventaris Depresi Beck: klien mengalami depresi Berat
APGAR Keluarga : Baik

Q. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium : -
2. Radiologi :-
INDEKS KATZ

Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Kehidupan Sehari-hari

Nama Klien : Ny. R Tanggal:31 Juli 2021


Jenis Kelamin : P Umur : 81 Tahun TB/BB : 151 cm/ 60Kg
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Alamat : jl. Pramuka BTN AIR BANG Blok. K
No. 29
Nama
Pewawancara : Yeni Logo Maharani

○SKORE KRITERIA
Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke
A kamar kecil, berpakaian dan mandi

Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali


B satu dari fungsi tersebut

Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali


C mandi, dan satu fungsi tambahan

Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali


D mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan

Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali


E mandi, berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan

Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali


F mandi, berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi
tambahan

G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut

Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat di


Lain-lain klasifikasikan sebagai C, D, E atau F

Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (INDEKS KATZ) :


Klien mandiri hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan mandi dengan
indeks A
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)

Penilaian ini untuk mengetahui fungsi intelektual Lansia.


Nama Klien : Ny. R Tanggal:31 Juli 2021
Jenis Kelamin : P Umur : 81 Tahun TB/BB : 151 cm/ 60Kg
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Alamat : jl. Pramuka BTN AIR BANG Blok. K
No. 29
Nama
Pewawancara : Yeni Logo Maharani

SKORE
+ - No. PERTANYAAN JAWABAN
- 1. Tanggal Berapa Hari Ini ? Tgl 7 Thn 2020
- 2. Hari Apa Sekarang Ini ? Selasa
+ 3. Apa Nama Tempat Ini ? Rumah
- 4. Berapa Nomor Telpon Anda ? Tidak Ada
4.A. Dimana Alamat Anda ?
(Tanyakan Bila Tidak Memiliki Telpon) Jakarta
- 5. Berapa Umur Anda ? 100 Tahun
+ 6. Kapan Anda Lahir ? Tahun 1940
- 7. Siapa Presiden Indonesia Sekarang ? Tidak Tahu
- 8. Siapa Presiden Sebelumnya ? Tidak Tahu
+ 9. Siapa Nama Kecil Ibu Anda ? R. Siregar
+ 10. Kurangi 3 Dari 20 Dan Tetap Pengurangan 3 17, 14, 11, 8,5
Dari Setiap Angka Baru, Semua Secara
Menurun ?
Jumlah Kesalahan Total 6

KETERANGAN :
1.      Kesalahan 0 – 2 Fungsi intelektual utuh*
2.      Kesalahan 3 – 4 Kerusakan intelektual Ringan
3.      Kesalahan 5 – 7 Kerusakan intelektual Sedang
4.      Kesalahan 8 – 10 Kerusakan intelektual Berat

         Klien dapat menyebutkan serta menjawab pertanyaan dari perawat


   

Kesimpulan
Short Porteble mental Status Questionnaire (SPMSQ) : Fungsi intelektual klien Keruskaan
Intelektual Sedang Karena terdapat 6 Kesalahan Saat, menjawab semua pertanyaan dari
perawat
MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
Menguji Aspek - Kognitif dari Fungsi Mental

NILAI PASIEN PERTANYAAN


Maksimum
ORIENTASI
5 2
(Tahun (2020) , Musim (hujan) , Tgl (17 , Hari (selasa) ,
Bulan (agustus) , dimana (Jakarta).
5 2 kita : negara (indonesia), Provinsi (), Kota (Curup) di RS,
Lantai (tidak di rumah sakut)
REGISTRASI
3 3 Nama 3 Obyek (1 detik untuk mengatakan masing-
masing) tanyakan klien ke 3 obyek setelah anda telah
mengatakan. Beri 1 point untuk tiap jawaban yang benar,
kemudian ulangi sampai ia mempelajari ke 3 nya
jumlahkan percobaan & catat. Percobaan : Kursi, Pensil
dan Penghapus
PERHATIAN & KALKULASI
5 4 Seri 7's ( 1 point tiap benar, berhenti setelah 5 jawaban,
berganti eja kata ke belakang) ( 7 kata dipilih eja dari
belakang)
MENGINGAT
3 3 Minta untuk mengulangi ke 3 obyek diatas, beri 1 point
untuk tiap kebenaran.
BAHASA
6 Nama pensil & melihat (2 point)
9 Mengulang hal berikut tak ada jika ( dan atau tetapi) 1
point

30 20 Nilai Total

KETERANGAN :

Mengkaji Tingkat Kesadaran klien sepanjang Kontinum :


Composmentisp, Apatis, Somnolens, Suporus, Coma.

Nilai Maksimum 30 (Nilai 21 / kurang indikasi ada kerusakan kognitif  perlu


penyelidikan lanjut)
INVENTARIS DEPRESI BECK
(Penilaian Tingkat Depresi Lansia dari Beck & Decle, 1972)

SKORE URAIAN

A KESEDIHAN
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau √
0 Saya tidak merasa sedih

B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia & sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa & memandang ke masa depan √
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis / kecil hati tentang masa depan

C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal √

D KETIDAK PUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas √

E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat beuruk / tidak berharga √
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah

F TIDAK MENYUKAI DIRI SENDIRI


3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri √

G MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI


3 Saya akan bunuh diri jika saya punya kesempatan
2 Saya punya rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati √
0 Saya tidak punya pikiran tentang membahayakan diri sendiri
H MENARIK DIRI DARI SOSIAL
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & tidak perduli pada
mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & mempunyai sedikit
perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain √

I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan √
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik

J PERUBAHAN GAMBARAN DIRI


3 Merasa bahwa saya jelek / tampak menjijikan √
2 Merasa bahwa ada perubahan yang permanen dalam penampilan
1 Saya khawatir saya tampak tua / tidak menarik & ini membuat saya tidak menarik
0 Tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada sebelumnya*

K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali √
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat berkerja ± sebaik-baiknya

L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu √
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya

M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya √

KETERANGAN :

PENILAIAN
0-4 Depresi Tidak Ada / Minimal
5–7 Depresi Ringan
8 – 15 Depresi Sedang
16 + Depresi Berat √
APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA

Alat Skrining Singkat Yang dapat digunakan untuk


mengkaji Fungsi Sosial lansia

Nama Klien : Ny. R Tanggal: 31 Juli 2021


Jenis Kelamin : P Umur : 81 Tahun TB/BB : 151 cm/ 60Kg
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Alamat : jl. Pramuka BTN AIR BANG Blok. K
No. 29
Nama : Yeni Logo Maharani
Pewawancara

NO. U R A I A N FUNGSI SKORE

1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada


keluarga (teman-teman) saya untuk ADAPTATION
membantu pada waktu sesuatu 2
menyusahkan saya.
2. Saya puas dengan cara keluarga (teman-
teman) saya membicarakan sesuatu dengan PARTNERSHIP
saya & mengungkap- kan masalah dengan 2
saya
3. Saya puas dengan cara keluarga (teman-
teman) saya menerima & mendukung GROWTH 2
keinginan saya untuk melakukan aktivitas /
arah baru
4. Saya puas dengan cara keluarga (teman-
teman) saya mengekspresikan afek & AFFECTION
berespons terhadap emosi-emosi saya 2
seperti marah, sedih / mencintai.
5. Saya puas dengan cara teman-teman saya
& saya menyediakan waktu bersama-sama. RESOLVE 2
PENILAIAN :
Pertanyaan-pertanyaan yang di Jawab :

 Selalu : Skore 2 TOTAL 10


 Kadang-kadang : Skore 1
 Hampir Tidak Pernah : Skore 0

APGAR Keluarga : 10
Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 Ds: Klien Mengatakan Nyeri Di Agen Pencedera Nyeri Akut
Kepala Bagian Belakangnya Fisik
Do: Klien Tampak Meringis Dan
Pusing
 N: 84x/M
 RR: 26x/M
 TD: 150/90mmhg
 T: 36,5
P: Nyeri Dirasakan Pada Bagian
Kepala
Q: Nyeri Seperti Disayat - Sayat
R: Nyeri Terasa Pada Kepala Bagian
Belakang
S: Skala Nyeri Yang Dirasakan 5
T: Saat Bangun Tidur Dan Berdiri
2 Ds: klien mengatakan kurang minum kekurangan intake hipovolemia
dan jarang BAK cairan
Do :
 klien tampak lemah
 klien tampak haus
 N: 84x/M
 RR: 26x/M
 TD: 150/90mmhg
 T: 36,5
SCORING

No Kriteria skor Babat pembenaran


1. Sifat masalah
Skala : Tidak kurang sehat
Ancaman
Keadaan sejahtera

Kemungkinan masalah dapat


diatasi
Skala : Mudah
Sebagian
Tidak dapat

Potensial masalah untuk dicegah


Skala : Tinggi
Cukup
Rendah

Menonjolnya masalah
Skala : Masalah berat harus
segera ditangani
Adanya masalah tetapi
tidak perlu ditangani
Masalah tidak dirasakan

DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI SCORING

1. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Agen Pencedera Fisik


2.      Hipovolemia Berhubungan Dengan Kekurangan Cairan
Intervensi Keperawatan

No Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan
1 Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan tindakan Tindakan:
Agen Pencendra keperawatan …x24 jam - Identifikasi lokal,
Fisik diharapkan gangguan tidur karakteristik, durasi,
teratasi dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas dan
- Keluhan nyeri intensitas nyeri
menurun - Identifikasi skala nyeri
- Meringis menurun - Identifikasi faktor yang
- Gelisah menurun meperberat dan
memperingan nyeri
Observasi:
- Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan
tidur
Edukasi:
- Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri’anjurkan
teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

2 Hipovolemia b.d Setelah dilakukan tindakan observasi


kekurangan intake keperawatan …x24 jam - Monitor intake dan ouput
cairan diharapkan Hipovolemia cairan
teratasi dengan kriteria hasil: - Periksa tanda dan gejala
- Output Urine Meningkat hipovolemia
- Kekuatan Nadi Terapetik
Meningkat - Hitung kebutuhan
cairan
- Berikan asupan cairan
oral
Edukasi
- Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
kolaborasi
- Kolaborasi pemberian IV
isotonis dan hipotonis
- Kolaborasi pemberian
cairan koloid

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN KELUARGA

(Untuk Keluarga Kelolaan Dibuat Tiap Hari)

Tanggal : 31 juli 2021


Pertemua ke :1
Oleh : Kelompok 1

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah istilah medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat
mengakibatkan berbagai komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa sekaligus
meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, bahkan kematian. Hipertensi dapat
diketahui dengan rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah. Setidaknya, orang dewasa
dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan darah, termasuk tekanan darah setiap lima tahun
sekali.

Asuhan keperawatan gerontik pada lansia menggunakan pendekatan proes yang terdiri
dari pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pengkajian ini merupakan langkah
awal yang bertujuan mengumpulkan data tentang status kesehatan klien. Data yang telah
terkumpul kemudian dianalisa sehingga dapat dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada
klien.

B. Diagnosa Keperawatan

a) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik

b) Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengumpulkan data, menyimpulkan, dan memprioritaskan masalah keperawatan

2. Tujuan Khusus

1) Terkumpulnya data umum, lingkungan, fungsi keluarga, pemeriksaan


fisik, dan harapan keluarga

2) Teridentifikasinya masalah kesehatan keluarga

3) Klien mampu mengenali masalah keperawatan yang ada

D. Pelaksanaan

1. Topik Kegiatan : pengkajian lansia dengan hipertensi

2. Target dan sasaran : Ny. R

3. Metode : wawancara
4. Waktu dan tempat : dirumah lansia (Ny. R) pada tanggal 31 juli pukul
15:00 WIB

5. Media/Alat : format pengkajian, alat tulis, dan alat kesehatan

E. Rencana Kegiatan ( Pengorganisasian Kegiatan )

No Kegiatan Perawat Kegiatan Waktu


Keluarga

1 Pra Interaksi ( Pembukaan )

 Mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan kunjungan
 Memvalidasi keadaan klien dan
keluarga
Interaksi ( Kegiatan inti )

 Melakukan pengkajian
 Mengidentifikasi masalah
keperawatan
 Mengidentifikasi pemahaman
keluarga terhadap masalah kesehatan
 Mengidentifikasi kemampuan
keluarga utuk memprioritaskan
masalah
Terminasi (evaluasi)

 Membuat kontrak untuk pertemuan


selanjutnya
 Mengucapkan salam

F. Kriteria Evaluasi

1. Struktur
Laporan pendahuluan kunjungan keluarga disiapkan

2. Proses

Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan

3. Hasil

a) Di dapatkan : data umum lingkungan, fungsi keluarga, harapan keluarga,


pemahaman klien tentang kondisi kesehatan yang dihadapinya

b) Terciptanya rasa saling percaya dan membuat kontrak selanjutnya

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi ketika tekanan darah di
130/80 mmHg atau lebih. Jika tidak segera ditangani, hipertensi bisa menyebabkan
munculnya penyakit-penyakit serius yang mengancam nyawa, seperti gagal jantung,
penyakit ginjal dan stroke. Tekanan darah dibagi menjadi tekanan sistolik dan tekanan
diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh
tubu, sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan saat jantung berelaksasi sebelum
kembali memompa darah. Hipertensi terjadi ketika tekanan sistolik berada di atas 130
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Tekanan darah yang melebihi
angka tersebut merupakan kondisi berbahaya dan harus segera ditangani.
4.2 Saran
1. Bagi mahasiswa
Untuk mahasiswa yang sedang menuntut ilmu dalam mata kuliah keperawatan
gerontik ini bisa digunakan sebagai acuan untuk pembelajar.
2. Keluarga
Kepada setiap keluarga diharapkan untuk memperhatikan dan memahami mengenai
masalah kesehatan pada lansia, untuk itu dalam hal ini peran keluaga sangat penting
dalam hal ini.
3. Perawat
Untuk perawat diharapkan dapat memahami dan mengerti tentang konsep dan
asuhan keperawatan gerontik dengan hipertensi agar dapat menerapkan dan
memberikan pelayanan yang lebih efektif kepada lansia/orang tua yang mungkin
mengalami masalah yang ditimbul oleh kebutuhan akan tugas dan perkembangan
lansia mengenai hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

Hidayatulah, 2016. Makalah hipertensi. https://id.scribd.com.253453936/makalah-


hipertensi (diakses pada 30 juli 2021

Kholifah, Siti. 2020. Makalah Hipertensi.


https://www.academia.edu/43742743/Makalah_hipertensi (diakses pada 27 juli 2021)

PPNI, 2016. Standar diagnosa keperawatan indonesia. Definisi dan tindakan


keperawatan edisi 1. JAKARTA: DPP PPNI

PPNI, 2018. Standar intervensi keperawatan indonesia. Defnisi dan tindakan


keperawatan edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI, 2018. Standar luaran keperawatan indonesia. Definisi dan kriteria hasil keperawatan
edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai