—————————— ——————————
PENDAHULUAN
Kewirausahaan dalam pendidikan peluang, melihat setiap unsur institusi
merupakan kerja keras yang terus-menerus sekolah adanya sesuatu yang baru atau
yang dilakukan pihak sekolah terutama inovatif, menggali sumber daya secara
kepala sekolah dalam menjadikan realistik dan dapat dimanfaatkan,
sekolahnya lebih berkualitas (Sarina dkk mengendalikan resiko, mewujudkan
2019). Konsep kewirausahaan meliputi kesejahteraan (benefits) dan mendatangkan
usaha melihat dengan cermat peluang- keuntungan financial (profits). Benefits dan
profits ini terutama dilihat untuk kepentingan Kewirausahaan
peserta didik, guru-guru dan kepala Istilah kewirausahaan biasa disebut
sekolah. juga kewiraswastaan. Dari dua istilah itu
Unit usaha dan unit produksi dapat dijelaskan bahwa makna wira berarti
merupakan bagian dari kewirausahaan berani atau berjiwa kepahlawanan, swa
yang perlu diwujudkan dan dikembangkan artinya sendiri, usaha artinya cara-cara
di lembaga pendidikan tingkat sekolah, agar yang dilakukan dan sta artinya berdiri.Jadi
bisa memberikan bekal dan kemandirian kewiraswastaan dapat diartikan seorang
bagi siswa yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah yang berjiwa kewirausahaan
bersama antara kepala sekolah dan guru. adalah mereka yang memiliki keberanian,
Unit usaha merupakan bentuk kegiatan berjiwa kepahlawanan dan
yang mampu menghasilkan keuntungan, mengembangkan cara-cara kerja yang
misalnya menjahit, penjualan, koperasi, dan mandiri.
sebagainya.Sedangkan unit produksi Menurut Lupiyodi dan Wacik (1998)
adalah kegiatan yang mampu mengolah yang dikutip dalam buku manajemen
dan menghasilkan suatu barang, seperti pendidikan kejuruan karangan tim dosen
beternak ayam petelur dan pedaging, administrasi pendidikan universitas
bertanam sayuran, menjahit, dan pendidikan Indonesia (2008) menyatakan
sebagainya. Kewirausahaan yang dapat bahwa memang realitasnya wiraswasta itu
dikembangkan di SMK HAFSHAWATY, sama dengan wirausaha yakni berusaha
antara lain : unit usaha dan unit produksi. keras menunjukkan sifat-sifat keberanian,
Unit usaha berupa koperasi siswa, dan keutamaan dan keteladanan dalam
koperasi guru, sedangkan unit produksi mengambil resiko yang bersumber pada
berupa bertanam sayuran dan pengolahan kemampuan sendiri. Meskipun demikian,
limbah plastik. Dari kedua unit wirausaha dan wiraswasta dapat
kewirausahaan tersebut dapat dibedakan, yaitu wirausaha memiliki visi
dikembangkan sesuai dengan visi dan misi pengembangan usaha, kreativitas dan daya
sekolah, tidak mengganggu kegiatan rutin inovasi, sedangkan wirasasta tidak
sekolah. memilikinya (Kristiawan dkk, 2018).
Tujuan umum penelitian ini adalah Menjadi wirausahawan berarti
mendeskripsikan tentang pengembangan memiliki kemauan dan kemampuan
kewirausahaan SMK HAFSHAWATY. menemukan dan mengevaluasi peluang,
Sedangkan tujuan khusus penelitian, yaitu mengumpulkan sumber daya yang
mendeskripsikan tentang : 1) Bagaimana diperlukan dan bertindak untuk memperoleh
pengembangan kewirausahaan unit usaha keuntungan dari peluang itu.Mereka berani
di SMK HAFSHAWATY; 2) Bagaimana mengambil risiko yang telah diperhitungkan
pengembangan kewirausahaan unit dan menyukai tantangan dengan risiko
produksi di SMK HAFSHAWATY. moderat.Wirausahawan percaya dan teguh
kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan latihan berkoperasi di sekolah. Kopersi
maupun siswa sebagai tempat pendidikan guru SMK HAFSHAWATY merupakan
koperasi simpan pinjam yang berkoperasi dapat melatih disiplin dan
beranggotakan 35 orang guru. Omset dari kerja, mendidik siswa hemat menabung,
koperasi simpan pinjam SMK dan tempat menyelanggarakan ekonomi
HAFSHAWATY mencapai Rp. dan gotong royong bagi warga SMK
85.000.000.dari hasil wawancara salah satu HAFSHAWATY. Koperasi SMK
anggota koperasi bisa dijelaskan bahwa HAFSHAWATY menyediakan perlengkapan
dengan adanya koperasi simpan pinjam siswa berupa alat tulis, kalkulator, seragam
sangat membantu anggota karena jasa olah raga siswa, baju batik siswa dan lain-
pinnjaman hanya 1 %. lain. Di samping itu, pelaksanaan
Pengembangan unit usaha yang operasional pelayanan koperasi di SMK
dikelola siswa dengan bimbingan guru HAFSHAWATY ditunjuk pegawai yang siap
berupa koperasi siswa dengan menjual alat- melayani pada saat jam efektif
alat tulis dan menyediakan seragam pembelajaran, jika setiap saat
sekolah. Ciri khas koperasi di SMK membutuhkan alat tulis, dan sejenisnya.
HAFSHAWATY, antara lain: 1) bentuknya
badan usaha yang tidak berbadan hukum; Pengembangan kewirausahaan unit
2) anggotanya siswa-siswa SMK produksi SMK HAFSHAWATY
HAFSHAWATY; 3) keanggotannya selama Pengembangan kewirausahaan unit
masih menjadi siswa; 4)koperasi SMK produksi memerlukan motivasi atasan agar
HAFSHAWATY dibuka pada waktu istirahat bawahan mau bekerja keras dan bekerja
khusus bagi petugasnya adalah siswa cerdas sesuai dengan yang diharapkan.
secara bergantian dan terjadwalkan sebagai Pengetahuan tentang motivasi membantu
petugas piket. Hasil laba koperasi sebagian kepala sekolah dan guru untuk
dapat digunakan untuk mendanai kegiatan menumbuhkan motivasi baik bagi dirinya
kesiswaan secara mandiri. Contohnya maupun warga sekolah. Kepala dan guru
pembelian alat Drumband dan sebagai wirausahawan harus memiliki
pemeliharaan taman sekolah. motivasi yang kuat untuk mencapai sukses
bagi siswanya.Kepala dan guru dalam hal
ini sebagai agent ofchange. Kepala sekolah
dan guru membangun harga diri. Banyak
kelebihan kita sendiri yang tidak dimiliki
orang lain, memantapkan pelaksanaan.
Menurut Agus (2012),
Gambar 1.Koperasi SMK HAFSHAWATY mengemukakan bahwa di samping tugas
Dengan berlatih dan praktik manajerial dan supervisi, kepala sekolah
juga memiliki tugas kewirausahaan. Tugas
kewirausahaan ini tujuannya adalah agar
sekolah memiliki sumber-sumber daya yang
mampu mendukung jalannya sekolah, khususnya dari segi finansial. Selain itu juga
agar sekolah membudayakan perilaku
wirausaha di kalangan warga sekolah,
khususnya para siswa. Salah satu tugas
Kepala dan guru adalah menemukan solusi
terbaik dalam menghadapi tantangan,
permasalahan, dan kendala-kendala di
sekolah. Lebih lanjut, Agus (2012), Gambar 3. Karya siswa dari limbah kayu
menambahkan bahwa Kompetensi kepala (rak bunga)
sekolah yang cukup sentral dan merupakan Dari hasil bertanam sayuran, dana yang
pokok dari keberlanjutan program sekolah diperoleh sebagian juga untuk kegiatan
diantaranya adalah kompetensi siswa juga kesejahteraan guru.
Kewirausahaan.
Pengembangan unit produksi di SMK
HAFSHAWATY adalah bertanam sayuran
dan pengolahan limbah kayu dan plastic
(secara manual).Limbah kayu (sisa- sisa
potongan kayu) dan limbah plastik (bekas
minuman kemasan) diubah menjadi barang Gambar 4. Tanaman sayuran (unit Produksi)
unit usaha kafetaria atau kantin, menyediakan minuman dan makanan ringan
yang diperuntukan bagi guru dan siswa; 3) dan inisiatif membentuk kelompok
unit usaha simpan pinjam, mewajibkan para keterampilan yang anggotanya para
anggota (siswa dan guru) untuk membayar siswanya diberikan latihan keterampilan
simpanan wajib secara teratur dan mengukur pola dan keterampilan menjahit.
menggiatkan anggota untuk menabung atau Selanjutnya terkait dengan lahan
menyimpan sukarela secara teratur agar kosong seluas 4.000 m2 milik sekolah
mudah pengelolaannya. Bagi siswa dan tersebut dimanfaatkan menjadi tiga bagian,
guru yang membutuhkan pinjaman juga seluas 2.000 m2 dapat dimanfaatkan untuk
dilayani sesuai dengan kebuituhan yang tanaman buah, misalnya mangga seluas
diatur dalam komitmen bersama; 4) unit 1.000 m2untuk tanaman sayur mayur, dan
usaha jasa, misalnya jasa fotokopi, jasa seluas 1.000 m2 untuk tanaman apotik
penjilidan, jasa pengetikan untuk melayani hidup. Dari program pengembangan
kepentingan guru dan siswa, sehingga tidak kewirausahaan di SMK HAFSHAWATY
perlu keluar dari lingkungan sekolah. dapat ditegaskan bahwa dalam
Pengembangan kewirausahaan unit pengembangan kewirausahaan, baik jasa
produksi di SMK HAFSHAWATY memang maupun produkdi perlu memiliki rasa
belum tampak nyata dan belum dikelola percaya diri yang kuat.
dengan optimal, misalnya pelayanan jahitan
seragam masih terbatas ditangani oleh KESIMPULAN
beberapa guru keterampilan yang Hasil penelitian dan pembahasan
bekerjasama dengan penjahit di luar, yang tentang “Pengembangan Kewirausahaan
seharusnya bisa dikelola bersama warga SMK HAFSHAWATY”, dapat disimpulkan
sekolah. Selanjutnya, SMK HAFSHAWATY sebagai berikut: 1) Pengembangan
memilki lahan kosong seluas 4.000 m2 kewirausahaan unit usaha di SMK
yang hanya ditumbuhi rumput dan beberapa HAFSHAWATY masih terbatas pada usaha
tanaman keras, yang sebenarnya dapat koperasi sekolah yang masih terbatas pada
dimanfaatkan untuk perkebunan buah, sayu pemenuhan sebagian kebutuhan siswa
mayur, dan apotik hidup, karena seperti alat tulis dan buku, belum
terbatasnya sumber daya manusia yang menyentuh kebutuhan semua warga
ada, sehingga pengelolaannya perlu sekolah; 2) pengembangan kewirausahaan
diprogramkan. Untuk itu, peneliti unit produksi di SMK HAFSHAWATY masih
menyampaikan penawaran program terbatas pada kegiatan penjahitan seragam
pengembangan unit produksi berupa sekolah dan masih melibatkan tenaga
penjahitan seragam sekolah, kepala penjahit dari luar, belum sepenuhnya dapat
sekolah dan guru perlu mengambil sikap diselesaikan oleh warga sekolah sendiri.
Sedangkan pengembangan unit produksi
berupa memaksimalkan potensi warga
sekolah dalam melayani
penjahitan seragam sekolah dan seragam dinas lainnya, serta memanfaatkan lahan
kosong seluas 4.000 m2 milik sekolah Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
tersebut dimanfaatkan menjadi tiga bagian, Jakarta:Rineka Cipta.
5. Babson. 2012. Develop Your Skills as a
seluas 2.000 m2 dapat dimanfaatkan untuk Passionate, Self-Motivated
tanaman buah, misalnya mangga seluas Entrepreneur Within A Close-Knit
Driven Community.
1.000 m2 untuktanaman sayur mayur, dan http://www.babson.edu
seluas 1.000 m2 untuk tanaman apotik 6. Baylor University. 2012. Management &
Entrepreneurship.
hidup. 7. Benjamin, Nwabudike Kifodu. 2010.
Dari simpulan tersebut, peneliti dapat Entrepreneurship Development
Training for20 Out School youth in
menyampaikan implikasi sebagai berikut : Delta State, Nigeria.
1) Pengembangan kewirausahaan unit 8. Cholichul.2011. Manajemen Bisnis
dalam Kewirausahaan.
usaha di SMK HAFSHAWATY akan 9. Eddison, Martha. 2012.
berhasil dengan baik, maka perlu didukung Enterpreneurship. http://www.hbs.edu.
10. Ellerman, David. 2006.
dengan optimalisasi potensi warga sekolah Entrepreneurship Development in
melalui kegiatan peningkatan keterampilan, Transitional Economies.
11. Febrianto, Irawan. 2012. Pengelolaan
kemandirian, dan penambahan jenis Kewirausahaan. http://
usahanya, misalnya pertokoan, usaha febriirawanto.blogspot.com.html
12. Jessie, D. 2012. Student
simpan pinjam, dan jasa fotokopi; 2) Entrepreneurship In Action.
Pengembangan kewirausahaan unit 13. Jonsdottir, Svanborg R. 2010. Analysis
Of Entrepreneurship Education
produksi di SMK HAFSHAWATY akan InVocational Education and Training in
berhasil jika bukan hanya pada kegiatan Island.
14. Kerala. 2010. Creating An
penjahitan seragam sekolah saja, tetapi Entrepreneurial Culture:
dikembangkan pada seragam dinas, Enterpreneurship Development School/
College Level.
pemanfaatan lahan kosong dibudidayakan 15. Kristiawan, M., & Rahmat, N. (2018).
untuk tanaman produktif, misalnya tanaman Peningkatan Profesionalisme Guru
Melalui Inovasi Pembelajaran. Jurnal
buah mangga, sayur mayur, dan apotik Iqra': Kajian Ilmu Pendidikan, 3(2), 373-
hidup. 390.
16. Kristiawan, M., Safitri, D., & Lestari, R.
(2017). Manajemen
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.
17. Kristiawan, M., Suryanti, I., Muntazir,
1. Agus, Nurtanio P. 2012. Optimalisasi M., & Ribuwati, A. (2018). Inovasi
Kinerja Kepala Sekolah. Pendidikan. Jawa Timur: Wade Group
http://staff.uny.ac.id.pdf National Publishing.
2. Aidis, Ruta, Saul Estrin, dan Tomasz 18. Kristiawan, M., Yuniarsih, Y., & Fitria,
Mickiewicz. 2008. Institutions H. (2019). Supervisi Pendidikan.
andEntrepreneurship. Development in Bandung: Alfabeta
Russia: A Comparative 19. Miles, B. Mathew dan Huberman, A.
Perspective.http://igup.urfu.ru Michael. 2007. Analisis Data
3. Anonim. 2012. Manajemen- Kualitatif(Terjemahan: Tjetjep
Kewirausahaan. Rohendi Rohidi). Jakarta: Universitas
http://www.sarjanaku.com.html. Indonesia Press.
4. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur 20. Mohd, Fajri. 2010. Enterpreneurship.
21. Moleong, L.J. 2004.Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja RosdaKarya.
22. Mulyana, Deddy, 2004. Metode
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja RosdaKarya.
23. Murtiningsih, M., Kristiawan, M., & Lian,
B. (2019). The Correlation Between
Supervision of Headmaster and
Interpersonal Communication With
Work Ethos of the Teacher. European
Journal of Education Studies.
24. Nagarajan 2010.Journal
of Entrepreneurship & Management.
25. Patoerroman. 2012. Fenomenologi
Edmund Hussel.
26. Renata, R., Wardiah, D., & Kristiawan,
M. (2018). The Influence of
Headmaster’s Supervision And
Achievement Motivation On Effective
Teachers. International Journal of
Scientific & Technology Research, 7(4).
27. Robert W. Price. 2011. What is
Entrepreneurial Management.
http://blog.gcase.org
28. Sarina., Kristiawan, M., & Wardiah, D.
(2019). Module Development the
Utilization of Patchwork Fabric As
Teaching Materials Crafts on the
Subjects of Craft and Entrepreneurship
For High School Students. International
Journal of Scientific & Technology
Research, 8(5).
29. Stanford Center for Leadership. 2012.
Preparing
Entrepreneurial EducationLeaders:
The Center
For Leadership In Education
http://k12.stanford.edu/centers/educatio
n-leadership.html
30. Sugiyono, 2007.Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung:Alfabeta.
31. Sukmadinata, N.S. 2006. Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
RemajaRosdakarya.
32. Sutama, 2010.Metode Penelitian
Pendidikan: Kuantitatif, Kualitatif, PTK,
R & D.
33. Tasbillah, Muhammad. 2011.
Pengelolaan Kewirausahaan Menurut
AjaranAgama Islam.