Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK HAFSHAWATY

GENGGONG ZAINUL HASAN GENGGONG

Abstrak— Permasalahan yang diteliti adalah 1) Bagaimana pengembangan unit usaha


kewirausahaan di SMK HAFSHAWATY? 2) Bagaimana unit produksi kewirausahaan di SMK
HAFSHAWATY? Subjek penelitian adalah kepala sekolah, ketua komite dan guru.
Menggunakan pendekatan penelitian etnografi. Metode pengumpulan data menggunakan
wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
triangular. Hasil penelitian adalah: 1) pengembangan unit usaha kewirausahaan di SMK
HAFSHAWATY masih terbatas pada upaya koperasi sekolah masih terbatas untuk memenuhi
kebutuhan siswa seperti alat tulis dan buku, belum menyentuh kebutuhan semua warga
sekolah; 2) Pengembangan unit produksi kewirausahaan di SMK HAFSHAWATY masih
terbatas pada kegiatan seragam sekolah menjahit dan masih melibatkan penjahit dari kekuatan
luar, belum sepenuhnya diselesaikan oleh warga sekolah sendiri. Sedangkan pengembangan
unit produksi dalam bentuk memaksimalkan potensi sekolah warga dalam melayani seragam
sekolah penjahit dan seragam layanan lainnya, serta memanfaatkan landfill seluas 4.000 m2
milik sekolah yang dimanfaatkan menjadi tiga bagian, yang meliputi area 2.000 m2 dapat
digunakan untuk tanaman buah-buahan, seperti mangga 10750 m2 untuk sup sayuran
tanaman, dan 1.000 m2 untuk toko kimia tanaman hidup-hidup.

Kata Kunci— Pengembangan, Kewirausahaan, Pendidikan Menengah.

Abstract— The issues examined are: 1) How development of entrepreneurialbusiness unit in


SMK HAFSHAWATY? 2) How entrepreneurialproduction units in SMK HAFSHAWATY?The
research subjects are headmaster, chairman of the committee andteachers. Using ethnographic
research approach. Method of data collection using indepth interviews, observation and
documentation. Technique of data analysis using triangular. Results of the study are: 1) the
development of entrepreneurial business unit in SMK HAFSHAWATY is still limited to the
school cooperative effort is still limited to fulfilling the needs of students such as stationery and
books, haven't touched the needs of all the citizens of the school; 2) Development of
entrepreneurial production units in SMK HAFSHAWATY is still limited to the activities of the
tailoring school uniform and still involves a seamstress from outside power, has not been fully
resolved by the school's own citizens. Whereas the development of production units in the form
of maximize the potential of citizen schools in serving the tailoring school uniform and other
service uniforms, as well as utilizing landfill covering an area of 4,000 m2 belonging to the
school utilized into three parts, covering an area of 2,000 m2 can be used for crops of fruit, such
as mango 10750 m2 for plant vegetable soup, and a 1,000 m2 for plant chemist shop alive.

Keywords— Development, Entrepreneurship, High School.

——————————  ——————————

PENDAHULUAN
Kewirausahaan dalam pendidikan peluang, melihat setiap unsur institusi
merupakan kerja keras yang terus-menerus sekolah adanya sesuatu yang baru atau
yang dilakukan pihak sekolah terutama inovatif, menggali sumber daya secara
kepala sekolah dalam menjadikan realistik dan dapat dimanfaatkan,
sekolahnya lebih berkualitas (Sarina dkk mengendalikan resiko, mewujudkan
2019). Konsep kewirausahaan meliputi kesejahteraan (benefits) dan mendatangkan
usaha melihat dengan cermat peluang- keuntungan financial (profits). Benefits dan
profits ini terutama dilihat untuk kepentingan Kewirausahaan
peserta didik, guru-guru dan kepala Istilah kewirausahaan biasa disebut
sekolah. juga kewiraswastaan. Dari dua istilah itu
Unit usaha dan unit produksi dapat dijelaskan bahwa makna wira berarti
merupakan bagian dari kewirausahaan berani atau berjiwa kepahlawanan, swa
yang perlu diwujudkan dan dikembangkan artinya sendiri, usaha artinya cara-cara
di lembaga pendidikan tingkat sekolah, agar yang dilakukan dan sta artinya berdiri.Jadi
bisa memberikan bekal dan kemandirian kewiraswastaan dapat diartikan seorang
bagi siswa yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah yang berjiwa kewirausahaan
bersama antara kepala sekolah dan guru. adalah mereka yang memiliki keberanian,
Unit usaha merupakan bentuk kegiatan berjiwa kepahlawanan dan
yang mampu menghasilkan keuntungan, mengembangkan cara-cara kerja yang
misalnya menjahit, penjualan, koperasi, dan mandiri.
sebagainya.Sedangkan unit produksi Menurut Lupiyodi dan Wacik (1998)
adalah kegiatan yang mampu mengolah yang dikutip dalam buku manajemen
dan menghasilkan suatu barang, seperti pendidikan kejuruan karangan tim dosen
beternak ayam petelur dan pedaging, administrasi pendidikan universitas
bertanam sayuran, menjahit, dan pendidikan Indonesia (2008) menyatakan
sebagainya. Kewirausahaan yang dapat bahwa memang realitasnya wiraswasta itu
dikembangkan di SMK HAFSHAWATY, sama dengan wirausaha yakni berusaha
antara lain : unit usaha dan unit produksi. keras menunjukkan sifat-sifat keberanian,
Unit usaha berupa koperasi siswa, dan keutamaan dan keteladanan dalam
koperasi guru, sedangkan unit produksi mengambil resiko yang bersumber pada
berupa bertanam sayuran dan pengolahan kemampuan sendiri. Meskipun demikian,
limbah plastik. Dari kedua unit wirausaha dan wiraswasta dapat
kewirausahaan tersebut dapat dibedakan, yaitu wirausaha memiliki visi
dikembangkan sesuai dengan visi dan misi pengembangan usaha, kreativitas dan daya
sekolah, tidak mengganggu kegiatan rutin inovasi, sedangkan wirasasta tidak
sekolah. memilikinya (Kristiawan dkk, 2018).
Tujuan umum penelitian ini adalah Menjadi wirausahawan berarti
mendeskripsikan tentang pengembangan memiliki kemauan dan kemampuan
kewirausahaan SMK HAFSHAWATY. menemukan dan mengevaluasi peluang,
Sedangkan tujuan khusus penelitian, yaitu mengumpulkan sumber daya yang
mendeskripsikan tentang : 1) Bagaimana diperlukan dan bertindak untuk memperoleh
pengembangan kewirausahaan unit usaha keuntungan dari peluang itu.Mereka berani
di SMK HAFSHAWATY; 2) Bagaimana mengambil risiko yang telah diperhitungkan
pengembangan kewirausahaan unit dan menyukai tantangan dengan risiko
produksi di SMK HAFSHAWATY. moderat.Wirausahawan percaya dan teguh

pada dirinya dan kemampuannya mengambil keputusan yang


tepat.Kemampuan mengambil keputusan dalam bertindak dan aktif; 3) memiliki motif
inilah yang merupakan ciri khas dari berprestasi dengan indikator berorientasi
wirausahawan. Menurut Febrianto (2012), pada hasil dan berwawasan ke depan; 4)
mengemukakan bahwa ciri-ciri memiliki jiwa kepemimpinan dengan
kewirausahaan antara lain 1) Ingin indikator berani tampil beda, dapat
mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan- dipercaya dan tangguh dalam bertindak;
persoalan yang timbul pada dirinya; 2) dan 5) berani mengambil risiko dengan
Selalu memerlukan umpan balik yang penuh perhitungan.
segera untuk melihat keberhasilan dan Menurut Hakim (1998), ada empat
kegagalan; 3) Memiliki tanggungjawab unsur yang membentuk pola dasar
personal yang tinggi; 4) Berani menghadapi kewirausahaan yang benar dan luhur,
risiko dengan penuh perhitungan; dan 5) yaitu:1) sikap mental; 2)kepemimpinan; 3)
Menyukai tantangan dan melihat tantangan ketatalaksanaan dan 4) keterampilan.
secara seimbang. Dengan demikian, wirausahawan harus
Karakteristik kewirausahaan meliputi memiliki ciri atau sifat tertentu sehingga
tiga dimensi, yakni inovasi, pengambilan dapat disebut wirausahawan. Secara
risiko dan proaktif. Sifat inovatif berorientasi umum, seorang wirausahawan perlu
pada pengembangan produk dan jasa yang memiliki ciri percaya diri, berorientasi tugas
meliputi upaya sadar untuk menciptakan dan hasil, berani mengambil risiko, memiliki
tujuan tertentu, memfokuskan perubahan jiwa kepemimpinan, orisinalitas dan
pada potensi sosial ekonomi organisasi berorientasi masa depan.
berdasarkan pada kreativitas dan intuisi Dengan demikian, wirausaha dalam
individu. Pengambilan risiko mengacu pada konteks persekolahan adalah seorang
kemauan aktif untuk mengejar pembuat keputusan yang membantu
peluang.Sedangkan dimensi proaktif terbentuknya sistem kegiatan suatu
mengacu pada sifat asertif dan lembaga yang bebas dari keterikatan
implementasi teknik pencarian peluang lembaga lain. Sebagian besar pendorong
“pasar” yang terus-menerus dan perubahan, inovasi dan kemajuan dinamika
bereksperimen untuk mengubah kegiatan di sekolah akan datang dari kepala
lingkungannnya. sekolah yang memiliki jiwa wirausaha.
Jiwa, sikap dan perilaku Wirausaha adalah orang yang mempunyai
kewirausahaan memiliki ciri-ciri yakni:1) tenaga dan keinginan untuk terlibat dalam
penuh percaya diri, dengan indikator penuh petualangan inovatif.Wirausaha juga
keyakinan, optimis, disiplin, berkomitmen memiliki kemauan menerima tanggung
dan bertanggungjawab; 2) memiliki inisiatif, jawab pribadi dalam mewujudkan keinginan
dengan indikator penuh energi, cekatan yang dipilih.
Seorang wirausaha memiliki daya
inovasi yang tinggi, dimana dalam proses

inovasinya menunjukkan cara-cara baru yang lebih baik dalam mengerjakan


pekerjaan. Dalam kaitannya dengan tugas dikembangkan menjadi program dan sub-
kepala sekolah, kebanyakan di antaranya program yang lebih memudahkan
tidak menyadari keragaman dan keluasan implementasinya dalam pengembangan
bidang yang menentukan tindakannya guna sekolah.
memajukan sekolah.Mencapai Untuk menjadi kepala sekolah yang
kesempurnaan dalam melakukan rencana berjiwa wirausaha harus menerapkan
merupakan sesuatu yang ideal dalam beberapa hal berikut (Kristiawan dkk, 2017)
mengejar tujuan, tetapi bukan merupakan (Kristiawan dkk, 2019) (Renata dkk, 2018)
sasaran yang realistik bagi kebanyakan (Murtiningsih dkk, 2019): (1) berpikir kreatif -
kepala sekolah yang berjiwa inovatif, (2) mampu membaca arah
wirausaha.Bagi kepala sekolah yang perkembangan dunia pendidikan, (3) dapat
realistik hasil yang dapat diterima lebih menunjukkan nilai lebih dari beberapa atau
penting daripada hasil yang seluruh elemen sistem persekolahan yang
sempurna.Setiap orang termasuk kepala dimiliki, (4) perlu menumbuhkan kerjasama
sekolah yang kreatif dan inovatif adalah tim, sikap kepemimpinan, kebersamaan dan
individu yang unik dan spesifik. hubungan yang solid dengan segenap
warga sekolah, (5) mampu membangun
Kepala sekolah yang memiliki jiwa
pendekatan personal yang baik dengan
wirausaha
lingkungan sekitar dan tidak cepat berpuas
Pada umumnya sekolah mempunyai
diri dengan apa yang telah diraih, (6) selalu
tujuan dan pengharapan tertentu yang
meng-upgrade ilmu pengetahuan yang
dijabarkan dalam visi, misi, tujuan dan
dimiliki dan teknologi yang digunakan untuk
rencana strategis yang realistik.Realistik
meningkatkan kualitas ilmu amaliah dan
berarti tujuan disesuaikan dengan sumber
amal ilmiahnya, (7) bisa menjawab
daya pendukung yang dimiliki.Semakin jelas
tantangan masa depan dengan bercermin
tujuan yang ditetapkan semakin besar
pada masa lalu dan masa kini agar mampu
peluang untuk dapat meraihnya.Dengan
mengamalkan konsep manajemen dan
demikian, kepala sekolah yang berjiwa
teknologi informasi.Visi misi SMAN1 Muara
wirausaha harus memiliki tujuan yang jelas
Padang
dan terukur dalam mengembangkan
sekolah.Untuk mengetahui apakah tujuan
METODE PENELITIAN
tersebut dapat dicapai maka visi, misi,
Ditinjau dari pendekatannya,
tujuan dan sasarannya dikembangkan ke
penelitian ini termasuk penelitian kualitatif.
dalam indikator yang lebih terinci dan
Lokasi penelitian di SMK HAFSHAWATY
terukur untuk masing-masing aspek atau
Penelitian ini menyajikan data–data
dimensi. Dari indikator tersebut juga dapat
kualitatif yang diperoleh dari hasil
penelitiantanpa ada intervensi dari
peneliti.Penelitian kualitatif (Qualitative

research) adalahsuatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan


menganalisa fenomena, peristiwa aktivitas wawancara peneliti dengan kepala sekolah,
sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, Sesuai dengan salah satu misi sekolah
pemikiran orang secara individual maupun yaitu menumbuhkembangkan budaya
kelompok (Sukmadinata, 2005). Subjek kewirausahaan SMK HAFSHAWATY
penelitian adalah kepala sekolah, guru dan mengembangkan kewirausahaan yang
peserta didik SMK HAFSHAWATY. Metode berupa unit usaha berupa koperasi simpan
pengumpulan data menggunakan pinjam guru dan koperasi siswa. Dimana
wawancara mendalam, observasi dan unit usaha koperasi ini beranggotakan guru
dokumentasi.Jenis data dalam penelitian ini dan peserta didik SMK HAFSHAWATY.Unit
adalah data kualitatif berupa kata-kata, hasil produksi SMK HAFSHAWATY berupa
wawancara, observasi, hasil analisis dan bertanam sayuran dan pemanfaatan (daur
dokumentasi atau semua catatan yang ulang manual) limbah plastik.
terarsip di sekolah dan data sejenis lainnya
seperti photo, visi misi sekolah yang Pengembangan kewirausahaan unit
mendukung penelitian ini. usaha di SMK HAFSHAWATY
Data hasil wawancara diperoleh Kewirausahaan hendaknya diberikan
darikepala sekolah, guru, dan peserta didik sejak dini dengan cara melihat dunia nyata
SMK HAFSHAWATY. Teknik analisis data di luar ruang kelas, seperti melihat proses
dilaksanakan selama pengumpulan data produksi di pabrik, bengkel, bank, atau
dan analisis data setelah pengumpulan data sentra kerajinan. Naluri kewirausahaan
.Keabsahan data menggunakan harus dibangun sejak dini dari
pengamatan secara terus menerus, keluarga.Kepala sekolah dan guru bekerja
trianggulasi data. keras untuk mencapai keberhasilan dan
guru sebagai organisasi pembelajar yang
PEMBAHASAN efektif. Koperasi adalah badan usaha yang
Tujuan pengembangan beranggotakan orang atau badan hukum
kewirausahaan bagi kepala sekolah yang berlandaskan pada asas
adalah untuk meningkatkan kualitas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
kewirausahaannya dan mengembangkan Kegiatan usaha koperasi merupakan
dan gurunya (Kristiawan dan Nurrahmat, penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat
2018). Banyak karakteristik kewirausahaan (1).,koperasi berkedudukan sebagai soko
yang dapat dimiliki oleh kepala sekolah guru perekonomian nasional dan sebagai
sebagai wirausaha.Tetapi, pada materi ini bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem
dibatasi pada inovasi, kerja keras, motivasi perekonomian nasional.
tinggi, pantang menyerah dan kreatif untuk Unit usaha Koperasi di SMK
mencari solusi terbaik. Dari hasil HAFSHAWATY adalah koperasi yang
didirikan oleh para warga sekolah, baik

kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan latihan berkoperasi di sekolah. Kopersi
maupun siswa sebagai tempat pendidikan guru SMK HAFSHAWATY merupakan
koperasi simpan pinjam yang berkoperasi dapat melatih disiplin dan
beranggotakan 35 orang guru. Omset dari kerja, mendidik siswa hemat menabung,
koperasi simpan pinjam SMK dan tempat menyelanggarakan ekonomi
HAFSHAWATY mencapai Rp. dan gotong royong bagi warga SMK
85.000.000.dari hasil wawancara salah satu HAFSHAWATY. Koperasi SMK
anggota koperasi bisa dijelaskan bahwa HAFSHAWATY menyediakan perlengkapan
dengan adanya koperasi simpan pinjam siswa berupa alat tulis, kalkulator, seragam
sangat membantu anggota karena jasa olah raga siswa, baju batik siswa dan lain-
pinnjaman hanya 1 %. lain. Di samping itu, pelaksanaan
Pengembangan unit usaha yang operasional pelayanan koperasi di SMK
dikelola siswa dengan bimbingan guru HAFSHAWATY ditunjuk pegawai yang siap
berupa koperasi siswa dengan menjual alat- melayani pada saat jam efektif
alat tulis dan menyediakan seragam pembelajaran, jika setiap saat
sekolah. Ciri khas koperasi di SMK membutuhkan alat tulis, dan sejenisnya.
HAFSHAWATY, antara lain: 1) bentuknya
badan usaha yang tidak berbadan hukum; Pengembangan kewirausahaan unit
2) anggotanya siswa-siswa SMK produksi SMK HAFSHAWATY
HAFSHAWATY; 3) keanggotannya selama Pengembangan kewirausahaan unit
masih menjadi siswa; 4)koperasi SMK produksi memerlukan motivasi atasan agar
HAFSHAWATY dibuka pada waktu istirahat bawahan mau bekerja keras dan bekerja
khusus bagi petugasnya adalah siswa cerdas sesuai dengan yang diharapkan.
secara bergantian dan terjadwalkan sebagai Pengetahuan tentang motivasi membantu
petugas piket. Hasil laba koperasi sebagian kepala sekolah dan guru untuk
dapat digunakan untuk mendanai kegiatan menumbuhkan motivasi baik bagi dirinya
kesiswaan secara mandiri. Contohnya maupun warga sekolah. Kepala dan guru
pembelian alat Drumband dan sebagai wirausahawan harus memiliki
pemeliharaan taman sekolah. motivasi yang kuat untuk mencapai sukses
bagi siswanya.Kepala dan guru dalam hal
ini sebagai agent ofchange. Kepala sekolah
dan guru membangun harga diri. Banyak
kelebihan kita sendiri yang tidak dimiliki
orang lain, memantapkan pelaksanaan.
Menurut Agus (2012),
Gambar 1.Koperasi SMK HAFSHAWATY mengemukakan bahwa di samping tugas
Dengan berlatih dan praktik manajerial dan supervisi, kepala sekolah
juga memiliki tugas kewirausahaan. Tugas
kewirausahaan ini tujuannya adalah agar
sekolah memiliki sumber-sumber daya yang

mampu mendukung jalannya sekolah, khususnya dari segi finansial. Selain itu juga
agar sekolah membudayakan perilaku
wirausaha di kalangan warga sekolah,
khususnya para siswa. Salah satu tugas
Kepala dan guru adalah menemukan solusi
terbaik dalam menghadapi tantangan,
permasalahan, dan kendala-kendala di
sekolah. Lebih lanjut, Agus (2012), Gambar 3. Karya siswa dari limbah kayu
menambahkan bahwa Kompetensi kepala (rak bunga)
sekolah yang cukup sentral dan merupakan Dari hasil bertanam sayuran, dana yang
pokok dari keberlanjutan program sekolah diperoleh sebagian juga untuk kegiatan
diantaranya adalah kompetensi siswa juga kesejahteraan guru.
Kewirausahaan.
Pengembangan unit produksi di SMK
HAFSHAWATY adalah bertanam sayuran
dan pengolahan limbah kayu dan plastic
(secara manual).Limbah kayu (sisa- sisa
potongan kayu) dan limbah plastik (bekas
minuman kemasan) diubah menjadi barang Gambar 4. Tanaman sayuran (unit Produksi)

yang bernilai ekonomi lebih tinggi.


Program Pengembangan Kewirausahaan
Unit Usaha SMK HAFSHAWATY
Dari hasil pembahasan tersebut di
atas, yang meliputi pengembangan
kewirausahaan unit usaha dan
pengembangan kewirausahaan unit
produksi di SMK HAFSHAWATY,
penelitimenawarkan program
pengembangan sebagai berikut :1)
Pengembangan kewirausahaan unit usaha
Gambar 2.Hasil daur ulang manual limbah di SMK HAFSHAWATY agar dapat
plastik mencapai maksud dan tujuan yang
maksimal, maka koperasi
menyelenggarakan usaha-usaha
sebagaiberikut:Unit usaha pertokoan,
menyediakan alat tulis-menulis, buku-
bukusiswa, pakaian seragam sekolah, alat-
alat praktek sekolah, misalnya :alat
menggambar, alat olahraga, alat praktik
biologi, alat praktik kimia dan lain-lain; 2)

unit usaha kafetaria atau kantin, menyediakan minuman dan makanan ringan
yang diperuntukan bagi guru dan siswa; 3) dan inisiatif membentuk kelompok
unit usaha simpan pinjam, mewajibkan para keterampilan yang anggotanya para
anggota (siswa dan guru) untuk membayar siswanya diberikan latihan keterampilan
simpanan wajib secara teratur dan mengukur pola dan keterampilan menjahit.
menggiatkan anggota untuk menabung atau Selanjutnya terkait dengan lahan
menyimpan sukarela secara teratur agar kosong seluas 4.000 m2 milik sekolah
mudah pengelolaannya. Bagi siswa dan tersebut dimanfaatkan menjadi tiga bagian,
guru yang membutuhkan pinjaman juga seluas 2.000 m2 dapat dimanfaatkan untuk
dilayani sesuai dengan kebuituhan yang tanaman buah, misalnya mangga seluas
diatur dalam komitmen bersama; 4) unit 1.000 m2untuk tanaman sayur mayur, dan
usaha jasa, misalnya jasa fotokopi, jasa seluas 1.000 m2 untuk tanaman apotik
penjilidan, jasa pengetikan untuk melayani hidup. Dari program pengembangan
kepentingan guru dan siswa, sehingga tidak kewirausahaan di SMK HAFSHAWATY
perlu keluar dari lingkungan sekolah. dapat ditegaskan bahwa dalam
Pengembangan kewirausahaan unit pengembangan kewirausahaan, baik jasa
produksi di SMK HAFSHAWATY memang maupun produkdi perlu memiliki rasa
belum tampak nyata dan belum dikelola percaya diri yang kuat.
dengan optimal, misalnya pelayanan jahitan
seragam masih terbatas ditangani oleh KESIMPULAN
beberapa guru keterampilan yang Hasil penelitian dan pembahasan
bekerjasama dengan penjahit di luar, yang tentang “Pengembangan Kewirausahaan
seharusnya bisa dikelola bersama warga SMK HAFSHAWATY”, dapat disimpulkan
sekolah. Selanjutnya, SMK HAFSHAWATY sebagai berikut: 1) Pengembangan
memilki lahan kosong seluas 4.000 m2 kewirausahaan unit usaha di SMK
yang hanya ditumbuhi rumput dan beberapa HAFSHAWATY masih terbatas pada usaha
tanaman keras, yang sebenarnya dapat koperasi sekolah yang masih terbatas pada
dimanfaatkan untuk perkebunan buah, sayu pemenuhan sebagian kebutuhan siswa
mayur, dan apotik hidup, karena seperti alat tulis dan buku, belum
terbatasnya sumber daya manusia yang menyentuh kebutuhan semua warga
ada, sehingga pengelolaannya perlu sekolah; 2) pengembangan kewirausahaan
diprogramkan. Untuk itu, peneliti unit produksi di SMK HAFSHAWATY masih
menyampaikan penawaran program terbatas pada kegiatan penjahitan seragam
pengembangan unit produksi berupa sekolah dan masih melibatkan tenaga
penjahitan seragam sekolah, kepala penjahit dari luar, belum sepenuhnya dapat
sekolah dan guru perlu mengambil sikap diselesaikan oleh warga sekolah sendiri.
Sedangkan pengembangan unit produksi
berupa memaksimalkan potensi warga
sekolah dalam melayani

penjahitan seragam sekolah dan seragam dinas lainnya, serta memanfaatkan lahan
kosong seluas 4.000 m2 milik sekolah Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
tersebut dimanfaatkan menjadi tiga bagian, Jakarta:Rineka Cipta.
5. Babson. 2012. Develop Your Skills as a
seluas 2.000 m2 dapat dimanfaatkan untuk Passionate, Self-Motivated
tanaman buah, misalnya mangga seluas Entrepreneur Within A Close-Knit
Driven Community.
1.000 m2 untuktanaman sayur mayur, dan http://www.babson.edu
seluas 1.000 m2 untuk tanaman apotik 6. Baylor University. 2012. Management &
Entrepreneurship.
hidup. 7. Benjamin, Nwabudike Kifodu. 2010.
Dari simpulan tersebut, peneliti dapat Entrepreneurship Development
Training for20 Out School youth in
menyampaikan implikasi sebagai berikut : Delta State, Nigeria.
1) Pengembangan kewirausahaan unit 8. Cholichul.2011. Manajemen Bisnis
dalam Kewirausahaan.
usaha di SMK HAFSHAWATY akan 9. Eddison, Martha. 2012.
berhasil dengan baik, maka perlu didukung Enterpreneurship. http://www.hbs.edu.
10. Ellerman, David. 2006.
dengan optimalisasi potensi warga sekolah Entrepreneurship Development in
melalui kegiatan peningkatan keterampilan, Transitional Economies.
11. Febrianto, Irawan. 2012. Pengelolaan
kemandirian, dan penambahan jenis Kewirausahaan. http://
usahanya, misalnya pertokoan, usaha febriirawanto.blogspot.com.html
12. Jessie, D. 2012. Student
simpan pinjam, dan jasa fotokopi; 2) Entrepreneurship In Action.
Pengembangan kewirausahaan unit 13. Jonsdottir, Svanborg R. 2010. Analysis
Of Entrepreneurship Education
produksi di SMK HAFSHAWATY akan InVocational Education and Training in
berhasil jika bukan hanya pada kegiatan Island.
14. Kerala. 2010. Creating An
penjahitan seragam sekolah saja, tetapi Entrepreneurial Culture:
dikembangkan pada seragam dinas, Enterpreneurship Development School/
College Level.
pemanfaatan lahan kosong dibudidayakan 15. Kristiawan, M., & Rahmat, N. (2018).
untuk tanaman produktif, misalnya tanaman Peningkatan Profesionalisme Guru
Melalui Inovasi Pembelajaran. Jurnal
buah mangga, sayur mayur, dan apotik Iqra': Kajian Ilmu Pendidikan, 3(2), 373-
hidup. 390.
16. Kristiawan, M., Safitri, D., & Lestari, R.
(2017). Manajemen
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.
17. Kristiawan, M., Suryanti, I., Muntazir,
1. Agus, Nurtanio P. 2012. Optimalisasi M., & Ribuwati, A. (2018). Inovasi
Kinerja Kepala Sekolah. Pendidikan. Jawa Timur: Wade Group
http://staff.uny.ac.id.pdf National Publishing.
2. Aidis, Ruta, Saul Estrin, dan Tomasz 18. Kristiawan, M., Yuniarsih, Y., & Fitria,
Mickiewicz. 2008. Institutions H. (2019). Supervisi Pendidikan.
andEntrepreneurship. Development in Bandung: Alfabeta
Russia: A Comparative 19. Miles, B. Mathew dan Huberman, A.
Perspective.http://igup.urfu.ru Michael. 2007. Analisis Data
3. Anonim. 2012. Manajemen- Kualitatif(Terjemahan: Tjetjep
Kewirausahaan. Rohendi Rohidi). Jakarta: Universitas
http://www.sarjanaku.com.html. Indonesia Press.
4. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur 20. Mohd, Fajri. 2010. Enterpreneurship.
21. Moleong, L.J. 2004.Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja RosdaKarya.
22. Mulyana, Deddy, 2004. Metode
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja RosdaKarya.
23. Murtiningsih, M., Kristiawan, M., & Lian,
B. (2019). The Correlation Between
Supervision of Headmaster and
Interpersonal Communication With
Work Ethos of the Teacher. European
Journal of Education Studies.
24. Nagarajan 2010.Journal
of Entrepreneurship & Management.
25. Patoerroman. 2012. Fenomenologi
Edmund Hussel.
26. Renata, R., Wardiah, D., & Kristiawan,
M. (2018). The Influence of
Headmaster’s Supervision And
Achievement Motivation On Effective
Teachers. International Journal of
Scientific & Technology Research, 7(4).
27. Robert W. Price. 2011. What is
Entrepreneurial Management.
http://blog.gcase.org
28. Sarina., Kristiawan, M., & Wardiah, D.
(2019). Module Development the
Utilization of Patchwork Fabric As
Teaching Materials Crafts on the
Subjects of Craft and Entrepreneurship
For High School Students. International
Journal of Scientific & Technology
Research, 8(5).
29. Stanford Center for Leadership. 2012.
Preparing
Entrepreneurial EducationLeaders:
The Center
For Leadership In Education
http://k12.stanford.edu/centers/educatio
n-leadership.html
30. Sugiyono, 2007.Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung:Alfabeta.
31. Sukmadinata, N.S. 2006. Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
RemajaRosdakarya.
32. Sutama, 2010.Metode Penelitian
Pendidikan: Kuantitatif, Kualitatif, PTK,
R & D.
33. Tasbillah, Muhammad. 2011.
Pengelolaan Kewirausahaan Menurut
AjaranAgama Islam.

Anda mungkin juga menyukai