Anda di halaman 1dari 2

ANDREAS MARCELLO

XII IPS 4 (4)


RIWAYAT HIDUP HAJI AGUS SALIM

Agus Salim berangkat ke Jeddah, Arab Saudi untuk bekerja pada


Konsulat Belanda di sana.

Agus Salim kemudian menekuni dunia jurnalistik sejak tahun 1915


di Harian Neratja sebagai Redaktur II. Setelah itu diangkat menjadi
Ketua Redaksi. Kegiatannya dalam bidang jurnalistik terus
berlangsung hingga akhirnya menjadi Pemimpin Harian Hindia
Baroe di Jakarta. Kemudian mendirikan Suratkabar Fadjar Asia.
Dan selanjutnya sebagai Redaktur Harian Moestika di Yogyakarta
dan membuka kantor Advies en Informatie Bureau Penerangan
Oemoem (AIPO). Bersamaan dengan itu Agus Salim aktif dalam
dunia politik sebagai pemimpin organisasi Sarekat Islam.
Haji Agus Salim (Bukit Tinggi,
Sumatera Barat, 9 Oktober Agus Salim menguasai sembilan bahasa asing, diantaranya
1884 - Jakarta, 4 November Belanda, Inggris, Jerman, Perancis, Arab, Turki dan Jepang. Haji
1954) tokoh yang pada Agus Salim pernah menjadi penerjemah di Konsulat Belanda di
waktu kecil mempunyai Jeddah Arab Saudi. Agus Salim pernah menjabat Menteri Luar
nama Masyhudul Haq ini Negeri pada periode 3 Juli 1947 - 20 Desember 1949. Pada masa
adalah seorang ulama dan jabatannya Agus Salim menjadi ketua delegasi Indonesia dalam
tokoh pejuang kemerdekaan Inter Asian Relation Conference di India dan berusaha membuka
dari Minangkabau, Sumatera hubungan diplomatik dengan sejumlah Negara Arab, terutama
Barat. Ayahnya adalah Mesir dan Arab Saudi.
seorang kepala jaksa di
Pengadilan Tinggi Riau. Peran Agus Salim pada masa perjuangan kemerdekaan RI antara
lain:
Anggota Volksraad (1921-1924)
Pendidikan dasar ditempuh
Agus Salim di Europeesche  Anggota panitia 9 BPUPKI yang mempersiapkan UUD 1945
Lagere School (ELS) sekolah  Menteri Muda Luar Negeri Kabinet Sjahrir II dan Kabinet
khusus anak-anak Eropa, Sjahrir III tahun 1946-1947
kemudian dilanjutkan ke  Pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dengan
Hoogere Burgerschool (HBS) negara-negara Arab, terutama Mesir tahun 1947
di Batavia. Agus Salim  Menteri Luar Negeri Kabinet Amir Sjarifuddin I dan Kabinet
berhasil menjadi lulusan Amir Sjarifuddin II tahun 1947-1948
terbaik di HBS se-Hindia  Menteri Luar Negeri Kabinet Kabinet Hatta I dan Kabinet
Belanda. Setelah lulus, Salim Hatta II tahun 1948-1949
bekerja sebagai penerjemah
dan pembantu notaris pada Setelah mengundurkan diri dari dunia politik, pada tahun 1953
sebuah kongsi pertambangan Agus Salim mengarang buku dengan judul "Bagaimana Takdir,
di Indragiri. Pada tahun 1906, Tawakal dan Tauchid harus dipahamkan?" yang kemudian diubah
menjadi "Keterangan Filsafat Tentang Tauchid, Takdir dan
Tawakal". Agus Salim meninggal dunia pada tanggal 4 November
ANDREAS MARCELLO
XII IPS 4 (4)
RIWAYAT HIDUP HAJI AGUS SALIM

1954 di RSU Jakarta dan


dimakamkan di Taman
Makam Pahlawan Kalibata,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai