Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM LAPANG

PRODUKTIVITAS PERAIRAN

ANDRIAWAN MAJID S.

I1A119010

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
HALAMAN PENGESAHAN

Judul :Laporan Lengkap Praktikum Produktivitas Perairan


Laporan Lengkap :Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan pada Mata
Kuliah Produktivitas Perairan
Nama : Andriawan Majid S.
Stambuk : I1A119010
Kelompok : IV (Empat)
Program Studi/jurusan: Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan

Laporan Lengkap Ini


Telah Diperiksa Dan Disetujui Oleh :

Koordinator Asisten Praktikum Asisten Pembimbing

Mengetahui
Koordinator Dosen Mata Kuliah
Produktivitas Perairan

Kendari, November 2021

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT. Atas limpahan
rahmat, ridha, dan karunia-Nya sehingga Laporan Lengkap Praktikum
LapangProduktivitas Perairan dapat diselesaikan tepat waktu. Shalawat serta salam
tak lupa dihanturkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri teladan bagi umat.

Dalam penyusunan laporan ini, tentu tak lepas dari pengarahan dan bimbingan
dari berbagai pihak.Maka penulis ucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada
koordinator dosen dan tim pengajar mata kuliah produktivitas perairan yang sudah
memberikan ilmu pengetahuan sehingga dapat menambah wawasan tentang mata
kuliah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada asisten pembimbing yang
sudah banyak membantu pada saat melakukan praktikum di lapangan sehingga
penulis mendapatkan banyak ilmu selama penulisan laporan ini. Ucapan terimakasih
juga disampaikan kepada teman-teman kelompok IV (empat) yang telah bekerjasama
dengan baik pada saat praktikum lapangan hingga membantu pada saat penulisan
laporan ini.

Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan laporan ini. Namun


bukan mustahil dalam laporan masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan. adanya masukan berupa kritik atau saran yang
membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Demikian, semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis danpembaca.

Kendari, 25 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................ i
HALAMAN JUDUL................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iii
KATA PENGANTAR............................................................................. v
DAFTAR ISI............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR...............................................................................
DAFTAR TABEL.................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.........................................................................
C. Tujuan dan Manfaat...................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 3
A. Produktivitas Perairan................................................................... 3
B. Plankton........................................................................................ 4
C. Nitrat............................................................................................. 5
D. Fosfat............................................................................................ 6
E. Parameter Kualitas Air................................................................. 7
III. METODE PRAKTIKUM................................................................ 9
A. Waktu dan Tempat........................................................................ 9
B. Alat dan Bahan............................................................................. 9
C. Prosedur Kerja.............................................................................. 10
D. Analisis Data................................................................................. 10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 12
A. Hasil.............................................................................................. 12
B. Pembahasan.................................................................................. 13
V. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 16
A. Kesimpulan................................................................................... 16
B. Saran............................................................................................. 16
VI DAFTAR PUSTAKA
VII LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR
v

DAFTAR TABEL
vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laut merupakan kumpulan air asin yang banyak dan luas dipermukaaan
bumi dan tersambung dengan samudra, terpisah dan atau terhubung dengan suatu
benua dengan benua dan atau pulau dengan pulau lain. Air laut tersusun atas
campuran 96,5% air murni dan 3,5% material lain seperti garam-garaman, gas
terlarut, bahan organik serta partikel tak terlarut.
Salah satu hal yang penting untuk dikaji dalam air laut adalah
produktivitasnya. Produktivitas perairan merupakan laju penambatan atau
penyimpanan energi (cahaya matahari) oleh komunitas autotrof di dalam sebuah
ekosistem perairan (Muhtadi 2017). Dalam produktivitas perairan di bagi menjadi
dua bagian yaitu produktivitas primer dan produktivitas sekunder. Dalam suatu
periaran yang berperan sebagai produktivitas primer adalah plankton jenis
fitoplankton. Faturohman& Nurruhwati(2016) mengatakan, bahwa fitoplankton
berperan sebagai produsen primer yaitu organisme yang dapat mengubah senyawa
anorganik menjadi senyawa organik dengan bantuan sinar matahari melalui proses
fotosintesis.Adanya plankton yang melimpah dapat mengindikasikan tingkat
kesuburan suatu ekosistem perairan sehingga ikan-ikan dan organisme yang
berada di perairan tersebut akan berkecukupan dalam pemenuhan kebutuhan untuk
berkembangbiak.

Bungkutoko adalah sebuah pulau kecil yang terletak di bibir teluk Kendari.
Pulau ini memiliki bebrapa objek wisata seperti tracking mangrove dan
permandian kali biru. Di pulau ini juga kita dapat menyaksikan kehidupan
masyarakat yang masih terjaga keasliannya. Keunikan lain pulau ini adalah sangat
dekat dengan daratan atau dipisahkan oleh selat tersempit di dunia kurang lebih
100 meter dari daratan serta pulau Bungkutoko mempunyai tiga sumber air tawar
dilepas pantai dan dapat dimanfaatkan jika air surut (Haeriyah, 2019).

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan suatu pengamatan


mengenai produktivitas perairan di Pulau Bungkutoko sehingga kedepannya dapat
memberikan kita suatu pemahaman untuk pemanfaatan pulau Bungkutoko lebih
lanjut lagi.

B. Tujuan dan Manfaat


Tujuan praktek lapang produktivitas perairan untuk mengetahui besarnya
produksi primer yang terjadi di perairan melalui metode oksigen (botol gelap-
terang).
Manfaat praktek lapang ini diharapkan agar mahasiswa dapat memahami
produktvitas primer di perairan Teluk Kendari.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Produktivitas Perairan

Produktivitas primer perairan adalah laju produksi bahan organik melalui


reaksi fotosintesis per satuan volume atau luas suatu perairan tertentu, yang dapat
dinyatakan dengan satuan seperti mgC/m3/hari. Reaksi fotosintesis dapat terjadi
pada semua tumbuhan yang mengandung pigmen klorofil. Kandungan klorofil
dan keberadaan fitoplankton memberikan dampak penting pada produktivitas
primer perairan muara. Fitoplankton mempunyai klorofil yang berperan dalam
proses fotosintesis yang menghasilkan zat gula dan oksigen. Menurut Minsas et
al. (2013), bahwa klorofil sendiri terdiri dari tiga jenis yaitu klorofil-a, b dan c.
Ketiga jenis klorofil ini sangat penting dalam proses fotosintesis tumbuhan.
Kandungan yang paling dominan dimiliki oleh fitoplankton adalah klorofil-a.
Oleh karena itu klorofil-a dapat dijadikan sebagai salah satu indikator kesuburan
perairan.(Febbrianna V.2017)
Produktivitas primer dalam bentuk plankton dianggap salah satu unsur yang
penting pada salah satu mata rantai perairan. Plankton-plankton yang ada dalam
perairan akan sangat berguna dalam menunjang sumberdaya ikan, terutama dari
golongan konsumen primer. Densitas dan diversitas fitoplankton dalam perairan
sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tersebut. Densitas fitoplankton akan
tinggi apabila perairan yang didiami subur.(Ngebad K.2019)
Produktivitas primer adalah suatu proses pembentukan senyawa-senyawa
organik melalui proses fotosintesis. Proses fotosintesis sendiri dipengaruhi oleh
faktor konsentrasi klorofil a, serta intensitas cahaya matahari. Nilai produktivitas
primer dapat digunakan sebagai indikasi tentang tingkat kesuburan suatu
ekosistem perairan.Sedangkan produktivitas sekunder adalah pembentukan
biomassa populasi atau kelompok populasi heterotrofik selama periode waktu
tertentu. Produktivitas sekunder adalah salah satu metode untuk mengkuantifikasi
ketersediaan biomassa organisme heterotrof bagi tingkat trofik selanjutnya dalam
suatu rantai makanan (Farhani, 2015).
B. Plankton

Menurut batasan biologi, plankton dikelompokkan menjadi fitoplankton


(plankton nabati) dan zooplankton (plankton hewani). Menurut batasan daur
hidup, plankton digolongkan menjadi holoplankton (plankton yang seluruh daur
hidupnya sebagai plankton) dan meroplankton (plankton yang hanya sebagian
daur hidupnya terutama stadium larva hidup sebagai plankton). Adapun menurut
ukurannya, plankton dikelompokkan menjadi megaplankton, makroplankton,
mikroplankton, nanoplankton, dan utraplankton. Pengukuran plankton sangat
penting dalam studi produktivitas perairan, karena plankton nabati ( fitoplankton)
merupakan produsen primer yang memberikan konstribusi terbesar terhadap
produksi total di dalam ekosistem perairan. Adapun plankton hewani
(zooplankton) merupakan konsumer 1 yang berperan besar dalam menjembatani
transfer energi dari produser primer ( fitoplankton) ke jasad hidup yang berada
pada trophic level level tinggi ( golongan ikan dan udang). Dengan demikian,
keberadaan plankton sangat menentukan stabilitas ekosistem perairan (Asriyana
et al 2019).
Menurut batasan biologi, plankton dikelompokkan menjadi fitoplankton
(plankton nabati) dan zooplankton (plankton hewani). Menurut batasan daur
hidup, plankton digolongkan menjadi holoplankton (plankton yang seluruh daur
hidupnya sebagai plankton) dan meroplankton (plankton yang hanya sebagian
daur hidupnya terutama stadium larva hidup sebagai plankton). Adapun menurut
ukurannya, plankton dikelompokkan menjadi megaplankton, makroplankton,
mikroplankton, nanoplankton, dan utraplankton. Pengukuran plankton sangat
penting dalam studi produktivitas perairan, karena plankton nabati ( fitoplankton)
merupakan produsen primer yang memberikan konstribusi terbesar terhadap
produksi total di dalam ekosistem perairan. Adapun plankton hewani
(zooplankton) merupakan konsumer 1 yang berperan besar dalam menjembatani
transfer energi dari produser primer ( fitoplankton) ke jasad hidup yang berada
pada trophic level level tinggi ( golongan ikan dan udang). Dengan demikian,
keberadaan plankton sangat menentukan stabilitas ekosistem perairan (Asriyana
et al 2019).
Nitrat (NO3) adalah nutrien yang pada kadar berlebihan, dapat menyebabkan
penurunan kualitas air suatu badan air yang akhirnya menimbulka pencemaran
air serta berakibat pada eutrofikasi (eutrophication). Pada tahap awal dari proses
eutrofikasi adalah badan air mendapat masukan hara (plant nutrients) dari
wilayah tangkapannya sebagai aliran permukaan (watershed runoff) atau sewage.
Dampak selanjutnya adalah menstimulir pertumbuhan algae dan tumbuhan air
secara pesat (blooming). Nitrat dapat digunakan untuk mengelompokkan tingkat
kesuburan perairan. Perairan Oligotrofik memiliki kadar Nitrat antara 0–1
mg/liter, perairan Mesotrofik memiliki kadar Nitrat antara 1–5 mg/liter, dan
perairan Eutrofik memiliki kadar nitrat berkisar antara 5–50 mg/liter (Sofyan,
2015).

C. Fosfat

Fosfat, nitrat dan oksigen terlarut merupakan tiga unsur senyawa kimia yang
sangat penting untuk mendukung kehidupan organisme dalam suatu perairan.
Fosfat dan nitrat dibutuhkan dalam proses dan perkembangan hidup. organisme
seperti fitoplankton, sedangkan oksigen terlarut digunakan oleh organisme
perairan dalam proses respirasi. Tinggi rendahnya kelimpahan fitoplankton di
suatu perairan tergantung pada kandungan zat hara di perairan antara lain fosfat
dan nitrat. . Kedua senyawa ini berperan penting terhadap sel jaringan jasad
hidup organisme serta dalam proses fotosintesis. fosfat dan nitrat sangat penting
bagi pertumbuhan dan metabolisme fitoplankton yang merupakan indikator
untuk mengevaluasi kualitas dan tingkat kesuburan perairan (Simon et. al.,
2014).
D. Parameter Kualitas Air
1. Suhu
Suhu adalah ukuran derajat panas atau dingin suatu benda. Alat yang
digunakan untuk mengukur suhu disebut termometer. Suhu menunjukkan derajat
panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda
tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu
benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam
bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya
energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga
disebut temperatur, satuan suhu adalah Kelvin (K). Skala-skala lain adalah
Celcius, Fahrenheit, dan Reamur
2. pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki olehsuatu larutan [1]. Ia didefinisikan
sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas
ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya
didasarkan pada perhitungan teoretis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia
bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan
berdasarkan persetujuan internasional.(Zulius A.2017)
3. Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut dalam air.
Selain kandungan dalam air, terkadang salinitas juga digunakan sebagai istilah
kandungan garam dalam tanah.
4. Kecerahan
Kecerahan adalah ukuran transparansi perairan atau sebagai cahaya yang
diteruskan. Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan yang di
ungkapkan dengan satuan meter sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu
pengukuran dan padatan tersuspensi. Selain itu, kecerahan sangat dipengaruhi
oleh kedalaman perairan karena semakin dalam perairan maka daerah yang
dalam tidak mampu lagi di jangkau oleh cahaya (Hutabarat, 2010).
5. Kedalaman
6. Arus
Arus merupakan pergerakan massa air secara horizontal yang dapat
disebabkan oleh tiupan angin di permukaan laut, perbedaan densitas maupun
adanya pengaruh pasang surut laut. Akibat dari adanya pengaruh angin,
perbedaan densitas dan pasang surut maka akan terbentuk suatu pola sirkulasi
arus yang khusus (Hadi dan Radjawane, 2009). Menurut Hadi dan Radjawane
(2009), arus memiliki peranan penting dalam menentukan kondisi suatu perairan.
Pola dan karateristik arus yang meliputi jenis arus dominan, kecepatan dan arah
serta pola pergerakan arus laut menyebabkan kondisi suatu perairan menjadi
dinamis. Pergerakan arus membawa material-material serta sifat-sifat yang
terdapat dalam badan air (Hadi dan Radjawane, 2009). Pentingnya arus terutama
berkaitan dengan aspek lain seperti biologi, kimia, dan polutan. Kaitan arus
dengan biologi yaitu dalam hal distribusi biota (bagi yang mempunyai
kemampuan pergerakan yang lemah seperti phytoplankton), disamping itu juga
mempunyai peran terhadap penyebaran pakan bagi biota yang hidup terutama
biota yang sifatnya menetap di perairan. Bagi aspek kimia perairan adalah
distribusi unsur-unsur kimia dari satu tempat ke tempat lain. Demikian juga bagi
aspek penyebaran polutan adalah distribusi polutan dari satu tempat ke tempat
yang lain. Hal ini disertai dengan pertimbangan bahwa arus merupakan
perwujudan dari pergerakan massa air.(Permadi et.al,2015)
7. DO

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen,disingkat DO) atau sering juga disebut

dengan oksigen terlarut (Oxygen Demand) merupakan salah satu parameter

penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk

konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2)yang tersedia dalam suatu badan

air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikanair tersebut memiliki

kualitas yangbagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air

tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana


badan air mampu menampung biota air seperti ikandan mikroorganisme. Selain

itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh

banyaknya oksigen dalam air.(Auran & Siahaan,2017)

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada Praktek Lapang Produktivitas Perairan
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Bahan beserta Kegunaanya

No Alat dan Bahan Satuan Kegunaan


1 Alat
- Patok Berskala Cm Mengukur kedalaman perairan
- Secchi Disk - Mengukur kecerahan perairan
o
- Termometer C Mengukur suhu perairan
- Botol sampel mL Tempat sampel DO
- Gelas Ukur mL Mengukur vol. Air
- Labu Erlenmeyer mL Tempat titrasi
- Pipet Tetes - Mengambil larutan
- Kamera - Dokumentasi
2 Bahan
- Aquades mL Bahan pengamatan
- H2SO4 mL Standarisasi larutan tiosulfat
- MnSO4 mL Standarisasi larutan tiosulfat
- Larutan Kanji mL Sebagai indikator
- NH4 mL Sebagai larutan titrasi

C. Prosedur Kerja

D. Analisis Data
1. DO
DO dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

V x N x 8000
DO (mg/L) =
50
Keterangan:
V = mL Na2S2O3
N = Normalitas Na2S2O3
8000 = berat mili ekuivalen oksigen x 1000
mL/Liter
50 = mL sampel uji

2. NITRAT
Nitrat dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
y−a
NO 3−N (mg/l)=
b
Keterangan:

NO 3−N : Konsentrasi nitrat (mg/l)


y : Absorbansi sampel
a : Intersep pada persamaan linear
b : Slope pada persamaan linear

3. FOSFAT
Fosfat dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
y=a x+b
Keterangan:

Y = Absorbasi (A)
x = Konsentrasi fosfat (mg/ L)
a = Gradien persamaan garis linear
b = Konstanta

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi
2. Hasil Praktikum
B. Pembahasan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Haeriyah, K. (2019). Pengelolaan Pariwisata Bahari di Kota Kendari. Sultra Journal


of Political Science, 13-21.

Farhani, S. A. (2015). Pertumbuhan dan produktivitas sekunder larva chironomidae


pada dua danau berbeda (Doctoral dissertation, Bogor Agricultral
University (IPB)).

Faturohman, I., & Nurruhwati, I. (2016). Korelasi Kelimpahan Plankton Dengan


Suhu Perairan Laut Di Sekitar PLTU Cirebon. Jurnal Perikanan
Kelautan, 7(1).

Muhtadi, A. (2017). Produktivitas Primer Perairan. Jurnal Teknologi Perikanan dan


Kelautan, 8(1), 105-114.
Rahman, E. C., & Rizal, A. (2016). Kajian variabel kualitas air dan hubungannya
dengan produktivitas primer fitoplankton di perairan waduk darma Jawa
Barat. Jurnal Perikanan Kelautan, 7(1).
Taqwa, A. (2010). Analisis produktivitas primer fitoplankton dan struktur komunitas
fauna makrobenthos berdasarkan kerapatan mangrove di kawasan
konservasi mangrove dan bekantan Kota Tarakan, Kalimantan
Timur (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS DIPONEGORO).

Wantasen, S. (2015) Residu Pupuk Nitrogen Di Lingkungan Perairan Hulu Daerah


Aliran Sungai Tondano Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Bumi Lestari, 15(2)
176-183

Anda mungkin juga menyukai