Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2 (5EA)

Dinda Putri Apreza (061930320495)

Hilla Ria Dewi Sitanggang (061930320497)

Khairani Putri Ahadita (061930320499)

Dosen Pembimbing : DR RD Kusumanto, S.T., M.M.

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama.
Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan
pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja
semakin sedikit kemungkinan teradinya kecelakaan kerja.

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamtan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya
dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas Kesehatan
dan non Kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan
dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju(dari beberapa pengamatan) menunjukan
kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai factor penyebab, sering terjadi karena
kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai.
Banyak pekerja yang meremehkan resiko kerja, sehinga tidak menggunakan alat-alat pengaman
walaupun sudah tersedia. Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya
Kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan Kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan
lingkungan di sekitarnya.

Setiap orang memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam


bekerja keselamtan dan Kesehatan kerja (K3) merupakan factor yang sangat penting untuk
diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan
berdampak pada diri, keluarga, dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat
meminimalisir kecelakaan dalam kerja adalah dengan membantu menjaga diri untuk mulai
membiasakan memakai alat perlindungan yang telah disediakan serta menjauhi hal-hal
berbahaya.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu hal yang wajib dimiliki oleh
setiap perusahaan setiap ingin membangun bangunan baru. K3 ini memiliki akses perlindungan
keselamatan kerja terhadap tenaga kerja itu sendiri, yaitu dengan cara mencegah terjadinya
kecelakaan atau pun sakit yang diakibatkan sewaktu mereka bekerja. Selain daripada itu, terdapat
juga penerapan k3 yang akan memberikan perlindungan terhadap setiap sumber –sumber
produksi sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan. Dapat dijelaskan
menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13/2003 Pasal 87 disebutkan bahwa setiap
perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.

1.2 Faktor Pentingnya Mendorong Penerapan K3 di Perusahaan

1. Alasan Perikemanusiaan

Maksud dari pernyataan diatas merupakan perusahaan harus melakukan berbagai cara
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja serta menjamin keselamatan kerja karyawan
tersebut atas dasar perikemanusiaan. Hal ini dapat mengurangi rasa sakit atau luka yang
timbul akibat pekerjaan baik yang diderita oleh karyawan atau yang memengaruhi
keluarganya.

2. Mematuhi Peraturan Perundang-Undangan

Negara telah menetapkan berbagai payung hukum yang mencakup pelaksanaan


keselamatan dan kesehatan kerja dalam kegiatan usaha baik yang terdapat dalam undang-
undang, pada peraturan pemerintah, peraturan menteri, keputusan menteri, instruksi menteri
maupun pada surat edaran. Jika terdapat perusahaan yang tidak mau untuk mematuhi
peraturan tersebut tentunya akan mendapatkan sanksi.

3. Alasan Ekonomi

Kecelakaan kerja yang terjadi akan mengakibatkan pengeluaran yang cukup besar oleh
perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu menerapkan K3 untuk mencegah terjadinya
kecelakaan dalam kegiatan usahanya sehingga menghindari terjadinya pengeluaran yang
cukup besar atau bahkan bisa merugikan.

1.3 Penyebab Kecelakaan Kerja

Adanya kondisi berbahaya yaitu kondisi yang tidak aman dari peralatan / media
elektronik, bahan, lingkungan kerja, proses kerja, sifat pekerjaan dan cara kerja.

Perbuatan berbahaya yaitu perbuatan berbahaya dari manusia yang dapat terjadi seperti
kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana. Contohnya seperti cacat tubuh yang
tidak kentara, kelelahan dan lemah daya tahan tubuh, sikap dan perilaku kerja yang tidak
baik.

1.4 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tentunya K3 dibuat dengan tujuan yang bagus pastinya menjaga keamanan para pekerja,
namun selain itu terdapat banyak lagi tujuan dari K3 tersebut. Tujuan dari adanya K3 selain itu
dapat kita perjelas seperti dibawah ini.

1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja.

2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.

3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional.

4. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif mungkin.

5. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai

6. Agar meningkatnya kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja.

7. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atas kondisi
kerja.

8. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.


Selain ada tujuan dibuatnya k3 ini, maka para perusahaan atau pemberi kerja tersebut
perlu mengikuti sejumlah prinsip sebagai berikut :

1. Menyediakan alat pelindung diri (APD) di tempat kerja.

2. Menyediakan buku petunjuk penggunaan alat atau isyarat bahaya.

3. Menyediakan peraturan pembagian tugas dan tanggung jawab.

4. Menyediakan tempat kerja yang aman sesuai standar syarat-syarat lingkungan kerja
(SSLK).

5. Menyediakan penunjang kesehatan jasmani dan rohani di tempat kerja.

6. Menyediakan suara dan prasarana yang lengkap ditempat kerja.

7. Memiliki kesadaran dalam menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki,
yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan kerugia
baik korban manusia maupun harta benda. Syarat-syarat keselamatan kerja ditetapkan salah satu
untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan da termasuk ditemapt kerja yang sedang dikerjakan
pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah, Gedung atau
bangunan lainnya (UU No.1 Tahun 1970). Perkembangan industry jasa kontruksi di Indonesia
dapat dikatakan telah mengalami kemajuan dan mendapat porsi yang seimbang dengan
perkembangan sector konstruksi juga menunjukan tantangan yang semakin ketat dan kompleks
di bidang konstruksi. Perusahaan juga harus menerapkan K3 agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

2.2 Penyebab Kecelakaan Kerja

Suatu kecelakaan kerja dapat terjadi disebabkan faktor-faktor berikut ini :

1. Adanya kondisi berbahaya yaitu kondisi yang tidak aman dari peralatan / media
elektronik, bahan, lingkungan kerja, proses kerja, sifat pekerjaan dan cara kerja.
2. Perbuatan berbahaya yaitu perbuatan berbahaya dari manusia yang dapat terjadi
seperti kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana. Contohnya seperti cacat
tubuh yang tidak kentara, kelelahan dan lemah daya tahan tubuh, sikap dan perilaku
kerja yang tidak baik.
3. Kesalahan lingkungan tempat kerja, seperti adanya susunan tata ruang
membahayakan.
4. Perlengkapan material yang membahayakan, seperti material kasar, tajam dan
konstruksi kurang sempurna.
5. Penggunaan peralatan yang tidak berpengalaman secara sempurna.
6. Penggunaan bahan yang berbahaya seperti bahaya racun atau bahan yang merusak
organ tubuh.
7. Manusianya sendiri, seperti sifat, mental, pengetahuan dan keterampilan serta sikap
yang tidak menunjang.

Kemungkinan- kemungkinan terjadinya kecelakaan dan gangguan Kesehatan kerja ini


digambarkan ukurannya seperti dibawah ini :

1. Lingkungan
2. Kesalahan manusia
3. Tindakan/kondisi tidak aman
4. Kecelakaan dan gangguan Kesehatan
5. Luka,sakit, kerusakan alat dan bahan

Faktor penyebab kecelakaan kerja yang pertama dipengaruhi oleh manusia atau
pekerjanya. Faktor penyebab kecelakaan kerja satu ini contohnya adalah perilaku manusia,
pelatihan keselamatan dan kesehatan yang diberikan, hingga penggunaan alat pelindung diri.

1. Perilaku manusia

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, perilaku manusia merupakan salah satu
faktor penyebab kecelakaan kerja. Sikap terhadap kondisi kerja, kecelakaan dan praktik kerja
yang aman bisa menjadi hal yang penting karena ternyata lebih banyak persoalan yang
disebabkan oleh pekerja yang ceroboh, dibandingkan dengan mesin-mesin atau karena
ketidakpedulian karyawan. Pada satu waktu, pekerja yang tidak puas dengan pekerjaannya
dianggap memiliki tingkat kecelakaan kerja yang lebih tinggi. Namun demikian, asumsi ini
telah dipertanyakan selama beberapa tahun terakhir. Meskipun kepribadian, sikap karyawan,
dan karakteristik individual karyawan tampaknya berpengaruh pada kecelakaan kerja, namun
hubungan sebab akibat masih sulit dipastikan.

2. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan salah satu faktor
penyebab kecelakaan kerja yang harus diperhatikan. Hal ini biasanya dikarenakan atas
kelalaian pekerja atau perusahaan. Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan
bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan
keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku. Hal ini dilakukan dalam waktu yang
relatif singkat, dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori.
Penyelenggaraan pelatihan dimaksudkan agar pemeliharaan terhadap alat-alat kerja dapat
ditingkatkan karena salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengurangi timbulnya
kecelakaan kerja, kerusakan, dan peningkatan pemeliharaan terhadap alat-alat kerja.

3. Penggunaan Alat Pelindung Diri

Faktor penyebab kecelakaan kerja dari faktor manusia berikutnya adalah penggunaan
alat pelindung diri. Alat pelindung diri (APD) merupakan seperangkat alat yang digunakan
oleh pekerja untuk melindungi tubuhnya dari potensi bahaya kecelakaan kerja. Tidak
menggunakan APD dapat memperbesar kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, walaupun
APD tidak secara sempurna melindungi pekerja, tetapi akan dapat mengurangi tingkat
keparahan yang mungkin terjadi.

4. Prosedur atau SOP

Prosedur kerja yang disusun dengan tidak memperhatikan faktor keselamatan kerja di
dalamnya, dapat menyebabkan kecelakaan kerja terjadi. Oleh karena itu, penting sekali untuk
melakukan evaluasi secara berkala terhadap semua prosedur kerja yang telah dibuat.

5. Faktor Lingkungan

Faktor penyebab kecelakaan kerja selanjutnya adalah faktor lingkungan. Hal ini
berkaitan dengan lingkungan kerja yang tidak sesuai dengan standar keamanan. Berikut
beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja yang dipengaruhi oleh lingkungan:

a. Desain Tempat Kerja

Idealnya, tempat kerja didesain aman sejak awal. Namun, pada kenyataannya
tetap saja ada kelemahan desain yang membuat tempat kerja tidak sepenuhnya aman.
Selain itu, bisa jadi tempat kerja menjadi tidak lebih aman setelah ada perubahan desain
atau modifikasi.
b. Lokasi Kerja

Bekerja pada ketinggian tentu memiliki resiko tinggi. Bekerja di dalam sebuah
area yang terbatas jauh lebih berbahaya daripada bekerja pada ruangan terbuka. Karena
itulah lokasi kerja menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan kerja terjadi.

c. Kebisingan

Kebisingan juga bisa dijadikan salah satu faktor penyebab kecelakaan kerja dari
lingkungan. Kebisingan dapat mengurangi kenyamanan dalam bekerja, mengganggu
komunikasi/percakapan antar pekerja, mengurangi konsentrasi, menurunkan daya dengar,
hingga tuli akibat kebisingan.

d. Suhu Udara

Suhu udara juga bisa menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan kerja. Dari
suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja manusia akan mencapai
tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24°C- 27°C. Suhu dingin mengurangi
efisiensi dengan keluhan kaku dan kurangnya koordinasi otot. Suhu panas berakibat
menurunkan prestasi kerja, mengurangi kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan
waktu pengambilan keputusan, mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu
koordinasi syaraf perasa dan motoris, serta memudahkan untuk dirangsang.

e. Penerangan

Penerangan di tempat kerja sangat penting untuk menerangi benda-benda di


tempat kerja. Banyak obyek kerja beserta benda atau alat dan kondisi di sekitar yang
perlu dilihat oleh tenaga kerja. Hal ini penting untuk menghindari kecelakaan yang
mungkin terjadi. Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek yang
dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya tidak perlu. Penerangan adalah
penting sebagai suatu faktor keselamatan dalam lingkungan fisik pekerja.
f. Lantai licin

Lantai dalam tempat kerja harus terbuat dari bahan yang keras tahan air dan bahan
kimia yang merusak. Hal ini karena lantai licin akibat tumpahan air, tahan minyak atau
oli berpotensi besar terhadap terjadinya kecelakaan, seperti terpeleset.

2.3 Kasus Kecelakaan Kerja

Kasus kecelakaan kerja juga terjadi di yang menyebabkan empat pekerja cleaning
service di Pabrik Gula Rafinasi PT Darma Pala Usaha Sukses, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu
(29/07/09), tewas setelah tersiram air panas didalam tangka. Satu pekerja lainnya selamat namun
mengalami luka parah. Diduga kecelakaan ini akibat operator kran tidak tahu masih ada orang
didalam tangka. Pihak perusahaan menutup-nutpi insiden ini.

Peristiwa tragis di pabrik gula rafinasi PT Darma Pala Usaha Sukses yang ada di komplek
Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap ini terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Musibah bermula saat 5
pekerja tengah membersihkan bagian dalam tangka gula kristal di pabrik tersebut. Tiba-tiba kran
yang berada di atas dan mengarah ke dalam tangka mengeluarkan air panas yang diperkirakan
mencapai 400 derajat Celsius. Akibatnya, keempat pekerja yang ada didalamnya tewas seketika
dengan kondisi mengenaskan karena panasnya uap.

Para korban yang tewas semuanya warga Cilacap yakni Feri Kisbianto, Jumono, Puji
Sutrisno, dan Kasito. Sedangkan pekerja yang Bernama Adi Purwanto erhasil menyelamatkan
diri, namun mengalami luka parah. Menurut salah seorang rekan kerja, air panas tersebut
mengucur ke dalam tangka setelah tombol kran tidak mengetahui jika pekerjaan didalam tangka
tersebut belum selesai.

Hingga saat ini belum diperoleh keterangan resmi terkait kecelakaan kerja tersebut,
karena semua pimpinan di Pabrik PT Darma Pala Usaha Sukses berusaha menghindar saat
ditemui wartawan. Sementara polisi juga belum mau memberikan keterangan atas musibah
tersebut. (Nanang Anna Nur/Sup).
2.4 Analisis Kasus

Jika ditinjau dari faktor penyebab kecelakaan kerja, penyebab dasar kecelakaan kerja
adalah human eror. Dalam hal ini, kesalahan terletak pada operator kran. Menaggapi kecelakaan
yang telah menewaskan empat orang tersebut, seharusnya sang operator kran bersikap lebih hati-
hati serta teliti yaiu dengan benar-benar memastika bahwa tangka gula kristal tersebut telah
kosong serta aman dialirkan air ke dlaamnya, maka mungkin kecelakaan kerja tersebut tidak
akan terjadi. Karyawan saat memasuki tangka seharusnya juga mengenakan alat-alat pelindung
diri agar terhindar dari bahaya kecelakaan kerja.

Kemudian penyebab kecelakaan kerja yang lain adalah kurangnya pengawasan


manajemen dalam bidag Kesehatan, keselamatan, dan keamaanan pada perusahaan tersebut.
System manajemen yang baik seharusnya lebih ketat pengawasannya terhadap alat ini menyadari
alat ini memiliki resiko yang besar untuk menghasilkan loss atau kerugian. Beberapa Tindakan
manajemen yang bisa dilakukan adalah dengan meletakan kamera-kamera di dalam alat tersebut
sehingga operator kran dapat memastikan bahwa di dalam tangka benar-benar tidak ada orang.
Kemudian, apabila teknologi yang lebih canggih dapat diterapkan disana, maka pada tangka
tersebut dapat dipasang sebuah alat pendetksi dimana apabila di dalam tangka masih terdapat
orang atau benda asing maka ada sebuah lampu yang menyala yang mengindikasikan di dalam
tangka tersebut terdapat orang atau benda asing.

Apabila terjadi kecelakaan seharusnya dilakukan investigasi kecelakaan, inspeksi,


pencatatan serta laporan kecelkaan kerja. Tujuan dari kegiatan ini tentu untuk meningkatkan
manajemen dari Kesehatan, keamanan serta keselamatan pada perusahaan tersebut menentukan
Tindakan pencegahan yang tepat serta menurunkan faktor risiko pada kecelakaan pada
perusahaan tersebut, menentukan Tindakan pencegahan yang tepat serta menurunkan faktor
risiko pada kecelakaan tersebut. Namun, sayangnya sikap dari pihak perusahaan yang menutup-
nutupi kejadian kecelakaan kerja tersebut dapat menghambat berjalannya investigasi tersebut.
Perusahaa tidak akan dapat mengambil pelajaran melalui kecelakaan ini. Ini berarti kecelakaan
semacam ini masih memiliki kemungkinan yang cukup besar untuk kembali terjaddi, baik pada
perusahaan yang sama maupun pada perusahaan sejenisnya.
2.5 Solusi Mengatasi Kecelakaan Kerja

Ada beberapa solusi yang dapat digunakan untuk mencegah atau mengurangi resiko dari
adanya kecelakaan kerja. Salah satunya adalah pengusaha membentuk Panitia Pembina
Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Salah yang Menyusun program keselamatan kerja. Beberapa
hal yang menjadi ruang lingkup tugas panitia tersebut adalah masalah kendali tata ruang kerja.,
pakaian kerja, alat pelindung diri dan lingkungan kerja.

a) Tata ruang kerja yang baik adalah tata ruang kerja yang dapat mencegah timbulnya
gangguan keamanan dan keselamatan kerja bagi semua orang di dalamnya. Barang-
barang dalam ruag kerja harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat dihindarkan
dari gangguan yang ditimbulkan oleh orang-orang yang berlalu-lalang di sekitarnya.
Jalan-jalan yang dipergunakan untuk lalu Lalang juga harus diberi tanda, misalnya
dengan garis putih atau kuning dan tidak boleh dipergunakan untuk meletakkan barang-
barang yang tidakpada tempatnya.
b) Pakaian kerja sebaiknya tidak terlalu ketat dan tidak pula terlalu longgar. Pakaian yang
terlalu longgar dapat menggangu pekerja melakukan penyesuaian diri dengan mesin atau
lingkungan yang dihadapi. Pakaian yang terlalu sempit juga akan sangat membatasi
aktivitas kerjanya. Sepatu dan hak yang terlalu tinggi juga akan sangat membatasi
aktivitas kerja dan berisiko menimbulkan kecelakaan. Memakai cincin didekat mesin
yang bermagnet juga sebaiknya dihindari.
c) Alat pelindung diri dapat berupa kacamata, masker, sepatu atau sarung tangan. Alat
pelindung diri ini sangat penting untuk menghindari atau mengurangi resiko kecelakaan
kerja. Tapi sayngnya, para pekerja terkadang enggan memakai alat pelindung diri karena
terkesan merepotkan atau justru menggangu aktvitas kerja. Dapat juga karena perusahaan
memang tidak meyediakan alat pelindung diri tersebut.
d) Lingkungan kerja meliputi faktor udara, suara, cahaya dan warna. Udara yang baik dalam
suatu ruangan kerja juga akan berpengaruh pada aktivitas kerja. Kadar udara tidak boleh
terlalu banyak mengandung CO2, ventilasi dan AC juga harus diperhatikan termasuk
sirkulasi pegawai dan banyaknya pegawai dalam suatu ruang kerja. Untuk mesin-mesin
yang menimbulkan kebisingan, tempatkan diruangan yang dilengkapi dengan peredam
suara. Pencahayaan disesuaikan dengan kebutuhan dan warna ruang kerja disesuaikan
dengan macam dan sifat pekerjaan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari makalah ini kami dapat menyimpulkan bahwa perlindungan diri agar terhindar dari
kecelakaan kerja sangatlah penting dan harus benar-benar diperhatikan serta dipraktikkan.
Perlindungan perusahaan terhadap pegawai sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan,
kesejahteraan, Kesehatan dan terutama keselamatan kerja pegawai.

Keselamatan kerja pegawai harus diuatamakan terutama jika telah terjadi contoh
kecelakaan kerja yang terjadi seperti kasus di makalah ini. Apabila terjadi kecelakaan seharusnya
dilakukan investigasi kecelakaan, inspeksi, pencatatan serta laporan kecelakaan kerja. Tujuan
dari kegiatan ini tentu untuk meningkatkan manajemen dari Kesehatan, keamanan serta
keselamatan pada perusahaan tersebut, menentukan Tindakan pencegahan yang tepat serta
menurunkan faktor risiko pada kecelakaan pada perusahaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai