Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

BIOLOGI PERIKANAN

AULIA ULMI SYUKUR


I1A119058

JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
BIOLOGI PERIKANAN

AULIA ULMI SYUKUR


I1A119058

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan


Pada Mata Kuliah Biologi Perikanan

JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Lengkap Biologi Perikanan


Laporan Lengakap : Di Ajukan sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan pada
Mata Kuliah Biologi Perikanan
Nama : Aulia Ulmi Syukur
Stambuk : I1A119058
Kelompok : IV
Jurusan : Manajemen Sumberdaya Perairan

Laporan Lengkap ini


Telah Di Periksa dan Disetujui Oleh :

Koordinator Asisten Praktikum Asisten Pembimbing

Risko Arsyad, S.Pi Nur Intan, S.Pi


.

Mengetahui
Koordinator Dosen Mata Kuliah

Dr. Asriyana, S.Pi., M.Si


NIP. 197012112000032002

Kendari, Desember 2021


Tanggal Pengesahan
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala

karena berkat rahmat, hidayah dan karunianya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan Laporan Praktikum Biologi Perikanan tepat pada

waktunya. Penulis tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada orang tua

yang selalu menyemangati, memberi doa. Dosen yang telah banyak membimbing

dalam pelaksanaan praktikum dan penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari akan kekurangan dalam pembuatan laporan ini baik

dari segi isi, penulisan dan lain-lain untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak

yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan guna penyempurnaan laporan-

laporan selanjutnya.

Demikian laporan lengkap ini penulis buat semoga bermanfaat bagi para

pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca laporan ini.

Kendari, Desember 2021

Penulis
RIWAYAT HIDUP

AULIA ULMI SYUKUR, Lahir di Kolaka pada tanggal 30 November 2001

agama islam, anak ke-2 dari 4 bersaudara dari pasangan Bapak Sainuddin dan

Ibu Nur. Penulis telah menempuh pendidikan pada Taman kanak-kanak

Rianyoma Kajuara dan lulus pada tahun 2007, dan melanjutkan Sekolah Dasar

Negeri 1 Oko-oko dan lulus pada tahun 2013, pada tahun yang sama penulis

meneruskan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 pomalaa dan lulus

pada tahun 2016. Selanjutnya penulis masuk Sekolah Menengah Atas Negeri 1

Pomalaa dan lulus pada tahun 2019. Pada tahun yang sama penulis diterima pada

salah satu Universitas ternama di Sulawesi tenggara dengan jalur Beasiswa PT.

ANTAM sebagai mahasiswi Universitas Halu Oleo, Jurusan Manajemen

Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biologi Perikanan terdiri dari dua cabang pengetahuan saling menjalin.

Cabang pertama ialah studi mengenai Natural History, yaitu tentang keadaan

biologi ikan dalam suatu perairan yang meliputi daur hidup ikan mulai dari sejak

hidup sampai mati secara wajar atau karena sebab-sebab lain. Keadaan induk pada

waktu akan memijah, bagaimana keadaan memijahnya, bagaimana keturunan

yang dihasilkannya, pertumbuhan dan cara makannya, sampai kemudian memijah

lagi dan seterusnya sampai mati. Cabang kedua membahas dinamika populasi,

yaitu bagaimana kecepatan hasil reproduksi serta pengaruhnya terhadap populasi,

kecepatan pertumbuhan, sebab-sebab dan kecepatan kematian serta pengaruhnya

terhadap populasi (Junaidi dkk., 2017).

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan praktikum ini untuk mengetahui aspek biologis ikan Layang

mengenai Hubungan Panjang dan Berat, Tingkat Kematangan Gonad, Indeks

Kematangan Gonad, dan Fekunditas. Manfaat praktikum ini yaitu mahasiswa

dapat mengetahui Hubungan Panjang dan Berat, Tingkat Kematangan Gonad,

Indeks Kematangan Gonad, dan Fekunditas.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi dan Morfologi

Klasifikasi ikan Barakuda Ekor Kuning (Sphyraena Flavicauda) menurut

(Anggoro, 2012) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Sphyraenidae
Genus : Sphyraena
Species : Sphyraena flavicauda

Gambar 1. Ikan Barakuda Ekor Kuning (Sphyraena Flavicauda)


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)

Barracuda memilki bentuk badan yang memanjang seperti cerutu, mulut

lebar dengan gigi taring (Canine) yang kuat, rahang bawah lebih menonjol ke

depan (superior). Sirip ekor berbentuk emarginate dan kedua ujung sirip ekor

berwarna pucat. Pada tubuh bagian bawah terdapat noda-noda

B. Habitat dan Penyebaran

C. Hubungan Panjang Dan Bobot

Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran, baik panjang mapun berat,

hubungan panjang dan berat hampir mengikuti hukum kubik yaitu berat ikan
sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Tetapi hubungannya yang terdapat pada

ikan seberanya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda

(Effendi, 2002).

Hubungan panjang berat ikan dianalisis menggunakan persamaan W=a.Lb

setelah itu ditransformasikan kedalam bentuk logaritma, sehingga membentuk

linier, hubungan panjang berat tubuh ikan lolosi merah (C.

Chrysozona),berdasarkan analisis regresi terhadap panjang tubuh (x) dan berat

tubuh (y) dari ikan berkelamin jantan, setiap pertambahan panjang tubuh ikan

lolosi merah jantan berkaitan dengan pertambahan berat tubuhnya (Gobel dkk.,

2017).

D. Faktor Kondisi

Faktor kondisi adalah keadaan yang menyatakan ikan secara kualitas,

dimana perhitungannya didasarkan pada panjang dan berat ikan. Faktor kondisi

merupakan hal yang penting dari pertumbuhan ikan karena faktor kondisi dapat

digunakan untuk menganlisis populasi, beragamnya faktor kondisi disebabkan

oleh pengaruh makanan, umur, jenis kelamin dan kematangan gonadnya

(Gobel dkk., 2017).

Faktor kondisi atau Ponderal index ini menunjukkan keadaan ikan, baik

dilihat dari segi kapasitas fisik, maupun dari segi survival dan reproduksi. Dalam

penggunaan secara komersial, pengetahuan kondisi hewan dapat membantu untuk

menentukan kualitas dan kuantitas daging yang tersedia agar dapat dimakan

(Andy Omar, 2012).

Selama dalam pertumbuhan, tiap pertambahan berat material ikan

bertambah panjang dimana perbandingan liniernya akan tetap. Dalam hal ini
dianggap bahwa berat yang ideal sama dengan pangkat tiga dari panjangnya dan7

berlaku untuk ikan kecil atau besar. Bila terdapat perubahan berat tanpa diikuti

oleh perubahan panjang atau sebaliknya, akan menyebabkan perubahan nilai

perbandingan tadi (Effendie, 2002).

E. Seks Rasio Nisbah Kelamin

Rasio kelamin adalah perbandingan antara jumlah ikan jantan dan betina

dalam satu wilayah pada satu waktu tertentu (Mardjilah dkk., 2012). Nisbah

kelamin dapat dijadikan indikator populasi dalam suatu daerah/ habitat.

Populasi yang seimbang didukung oleh habitat yang ideal untuk

kelangsungan hidup populasi ikan. Informasi tentang tingkat kematangan

gonad (TKG) diperlukan untuk mengetahui perkembangan populasi dalam

suatu perairan, seperti pendugaan ukuran ikan pertama kali matang gonad

dan apakah ikan sudah memijah atau belum Ikan yang dipelihara dengan

nisbah kelamin berbeda mempunyai pertumbuhan yang meningkat setiap

bulannya. Pertambahan panjang pada semua perlakuan memiliki nilai yang

relatif sama (Sangadji dkk., 2019)

Untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina dapat di lihat dari ciri

seksual primer dan sekunder. Ciri seksual primer pada ikan ditandai dengan

adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi

yaitu ovarium dengan pembuluh-pembuluhnya untuk ikan betina dan testis

dengan pembuluh- pembuluhnya untuk ikan jantan. Ciri seksual sekunder

dapat dilihat dari tanda-tanda selain sifat seksual primer, seperti bentuk

tubuh, warna atau organ lainnya (Effendi,1978). Menurut Anonymous

(2007), berdasarkan panjang tubuh ikan diduga dapat menentukan perbedaan


jenis kelamin ikan. Untuk membedakan jenis kelamin ikan jantan dan betina

dapat dilakukan dengan mengamati bentuk fisik tubuh ikan dengan penampakan

panjang tubuh. Apabila ciri fisik tidak bisa dilakukan, pembedaan jenis

kelamin dapat dilakukan dengan mengamati organ kelamin (papilla) ikan

bersangkutan (Sari, 2016).

F. Tingkat Kematangan Gonad (TKG)

Dalam biologi perikanan pencatatan perubahan-perubahan atau tahap-

tahap kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui ikan ikan yang akan

melakukan reproduksi dan yang tidak. Dari pengetahuan tahap kematangan gonad

ini juga akan diperoleh keterangan bilama ikan itu akan memijah, baru memijah

dan atau sudah selesai memijah. Dengan mengetahui ukuran ikan untuk pertama

kali gonadnya menjadi masak, ada hubungannya dengan pertumbuhan ikan itu

sendiri dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi (Prihartini, 2011).

Ikan yang didapat tidak semua gonadnya sudah matang untuk itu perlu

dibuat preparat histologi yang bisa untuk menentukan tingkat kematangan gonad,

biasanya juga dipengaruhi oleh musim. Untuk menghitung jumlah telur dalam

gonad ikan biasanya diambil tingkat kematangan gonadnya sudah tinggi, kalau

dilihat secara visual adalah yang sudah terlihat butiran-butiran telur yang terpisah-

pisah. Apabila dilihat dalam sediaan histologi dibawah mikroskop terlihat adanya

hidrasi (Mujimin, 2012).

Distribusi tingkat kematangan gonad Ikan Decapterus spp terhadap

Frekuensi panjang cagak (FL) rata-rata diperoleh bahwa tingkat kematangan

gonad (TKG) skala I terbesar pada panjang rata-rata 14,5 cm, TKG II pada

panjang rata-rata 15,5 cm, TKG III pada panjang rata-rata 15,5cm, TKG IV
9

diperoleh terbesar pada panjang 20,5 cm sedang TKG V hanya dijumpai 1 ekor

saja (Prihartini, 2011).

Faktor yang mempengaruhi ikan saat pertama kali mencapai matang gonad

yaitu faktor dalam (internal) dan luar (eksternal). Faktor dalam yang berpengaruh

adalah perbedaan spesies, umur dan ukuran serta sifat-sifat fisiologis masing

masing individu. Sedangkan faktor luar yang sangat berpengaruh adalah suhu,

arus dan ketersediaan makanan (Apriliyanti, 2012).

G. Indeks Kematangan Gonad (IKG)

Indeks kematangan gonad adalah nilai perbandingan antara berat gonad

dengan berat tubuh ikan dalam persen (%). Gonad semakin bertambah berat

dengan semakin bertambah ukurannya dan ukuran diameter telur. Berat gonad

akan mencapai maksimum sesaat sebelum ikan akan memijah, dengan demikian

nilai IKG akan mencapai maksimum pada saat akan terjadi pemijahan

(Apriliyanti, 2012).

Faktor kondisi merupakan salah satu derivat dari pertumbuhan yang sering

disebut pula sebagai Faktor K. Faktor kondisi ini menunjukkan keadaan baik dari

ikan dilihat dari segi kapasitas fisik untuk survival dan reproduksi. Untuk mencari

nilai K dalam perhitungan digunakan rumus (Effendi, 2002).

Nilai 105 dari rumus diambil sedemikian rupa sehingga K mendekati

Harga satuan K sendiri tidak berarti apa-apa, tetapi akan terlihat kegunaanya

apabila dibandingkan dengan individu lainnya antara satu kepada grup yang lain

Harga K itu berkisar antara 2-4 apabila badan ikan itu agak pipih, Ikan-ikan yang

badannya kurang pipih itu berkisar antara 1-3. Variasi harga K itu tergantung

kepada makanan, umur jenis dan sex dan kematangan gonad (Prihartini, 2011).
10

H. Fekunditas

Fekunditas adalah jumlah telur masak sebelum dikeluarkan pada waktu

ikan memijah. Fekunditas demikian disebut fekunditas individu atau fekunditas

mutlak, sedangkan fekunditas nisba adalah jumlah telur per satuan berat atau

panjang ikan (Apriliyanti, 2012).

Fekunditas merupakan salah satu fase yang memegang peranaan penting

untuk melangsungkan populasi dengan dinamiknya, dari fekunditas kita dapat

menentukan atau dapat menaksir jumlah anak ikan yang akan dihasilkan dan akan

menentukan jumlah ikan dalam kelas umur yanga bersangkutan. Ada lima cara

untuk menghitung fekunditas yaitu metode jumlah, metode volumetrik, metode

gravimetrik, metode gabungan dan von bayer. Kegunaan fekunditas adalah bagian

dari study sistematika mengenai ras dinamika populasi, produktifitas, potensi

reproduksi dan sebagainya. Sedangakan dalam bidang akuakultur adalah jumlah

telur yang dihasilkan berguna dalam persiapan fasilitas kultur ikan

(Harianti, 2013).

Pengetahuan mengenai fekunditas merupakan salah satu aspek yang

memegang peranan penting dalam biologi perikanan. Arti fekunditas secara tidak

langsung kita dapat menaksir jumlah anak ikan yang akan dihasilkan dan akan

menentukan pula jumlah ikan dalam kelas umur yang bersangkutan

(Pralampita, 2010).

I. Cara Makan dan Kebiasaan Makan

Ikan seperti halnya binatang lainnya membutuhkan nutrien untuk

kelangsungan hidup dan pertumbuhannya. Nutrien yang dibutuhkan dalam hal ini

yaitu berupa protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin. Nutrien yang
dibutuhkan tersebut umumnya berasal dari makanan. Makanan merupakan faktor

yang sangat penting dalam individu. Untuk merangsang pertumbuhan yang

optimal diperlukan jumlah dan mutu makanan dalam keadaan cukup serta

ditunjang dengan kondisi perairan yang baik (Apriliyanti 2012).

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Biologi Perikanan dilaksanakan pada hari Sabtu 11 Desember

2021 pada pukul 07.00 WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut :
Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan
No. Alat dan Bahan Satuan Kegunaan
1. Alat
- Pisau bedah/cater buah Membedah organisme
- Loyang buah Menyimpan organisme
- Pinset buah Menjepit organ
- Alat tulis - Untuk mencatat
- Lap kasar - Membersihkan
- Mistar cm Mengukur
- Hp - Mengambil Dokumentasi
- Mikroskop buah Mengamati isi lambung
- Timbangan digital gram Menimbang
- Pipet tetes ml Untuk mengambil aquades
- Kaca preparat - Meletakan sampel
2. Bahan
- Ikan Bara Kuda ind Objek pengamatan
- Alkohol 70 % ml Untuk mensterilkan
- Tissue buah Membersihkan
- Akuades ml Untuk mengencerkan
- Kertas Label buah Pemberian label

C. Prosedur Kerja

1. Hubungan Panjang Berat 13

Prosedur kerja hubungan panjang berat adalah sebagai berikut :

a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum.

b. Mengambil satu persatu ikan yang tersedia, lalu mengukur panjangnya

dengan menggunakan mistar dengan ketelitian 1 mm atau kaliper, mulai

dari ujung mulut sampai ujung ekor terpanjang (panjang total).

c. Mengukur bobot atau berat ikan dengan menggunakan timbangan dengan

ketelitian 0,01 g.

d. Mencatat hasil pengukuran tersebut pada lembar kerja yang telah di

sediakan.

e. Melakukan analisis data hubungan panjang dan berat ikan.

2. Indeks Kematangan Gonad (IKG)

Prosedur kerja indeks kematangan gonad adalah sebagai berikut :

a. Gonad ikan yang di peroleh dari pada praktikum I kemudian ditimbang

untuk memperoleh bobot gonad sebenarnya

b. Data panjang dan bobot ikan yang di peroleh berdasarkan praktikum I

c. Menghitung besarnya indeks kematangan gonad sesuai dengan formula

yang telah di tentukan


3. Tingkat Kematangan Gonad (TKG)

Prosedur kerja tingkat kematangan gonad adalah sebagai berikut :

a. Ikan segar (ikan barakuda) yang telah di ukur terlebih dahulu panjang dan

beratnya menggunakan mistar dengan ketelitian 1 mm dan bobotnya di

timbang dengan timbangan digital berketelitian 0,01 g.

b. Lakukan pembedahan terhadap sampel ikan gunakan gunting bedah

(dengan ujung runcing-tumpul) dan tusukan bagian yang runcing ke

bagian anus sehingga terbentuk lubang kecil. kemudian gunting dirubah

posisinya yang tadi diatas sekarang di bawah. setealah gunting mencapai

ujung terdepan dari rongga perut bagaian atas (belakang kepala), gunting

di arahkan hingga dasar perut, kemudian bukalah daging yang telah

tergunting tersebut.

c. Setelah di lakukan pembedahan, maka organ tubuh bagian dalam pada

ikan akan terlihat.

d. Tahap perkembangan gonad pada ikan jantan dan betina kemudian di

tentukan berdasarkan pada kriteria yang telah di tentukan.

4. Fekunditas

Prosedur kerja mengenai fekunditas adalah sebagai berikut :

a. Analisis fekunditas pada ikan dengan fekunditas sedikit dilakukan dengan

menghitung langsung telur dan ikan yang matang gonad (III-V) dan

perhitungan dilakuakn seluruhnya dengan cara di encerkan dengan air dan

di hitung jumlah telurnya di bawah mikroskop.

b. Untuk ikan-ikan yang mempunyai fekunditas dalam jumlah besar,

penghitungan telur dapat dilakukan secara volumetrik, gravimetrik, atau


cara gabungan, namun dalam praktikum ini akan di gunakan metode

gravimetrik.

c. Telur di ambil sebgaian (10-20%) dari bobot gonad pada bagian anterior,

median, dan posteriorm kemudian di hitung.

5. Kebiasaan Makanan 15

Prosedur kerja Studi kebiasaan makanan adalah sebagai berikut :

a. Menyiapkan ikan Barakuda Ekor Kuning (Sphyraena Flavicauda) sebagai

sampel.

b. Membedah lambung ikan dengan alat bedah lalu mengamati dan

menghitung jumlah makanan yang dimakan ikan tersebut dan

mengelompokkannya berdasarkan jenis makanan.

c. Mengukur volume setiap jenis makanan dengan memasukkannya ke

dalam gelas ukur yang berisi air yang telah diketahui volumenya.

d. Mencatat volume setiap jenis makanan ikan tersebut dan semua data yang

diperlukan.

e. Melakukan perhitungan data yang telah didapatkan sesuai dengan rumus

yang telah ditentukan.

C. Analisis Data

Data-data yang telah diperoleh dalam praktikum ini selanjutnya dianalisis

dengan pedekatan-pendekatan matematis dan pendekatan statistik.

1. Hubungan Panjang berat

Menurut Hile (1936) dalam Yasidi dkk. (2005) bahwa formulasi umum

yang dapat digunakan untuk menentukan hubungan panjang berat adalah:

W =a + Lb
Dimana : W = Berat ikan
L = Panjang ikan
a = Konstanta.

Persamaan tersebut dapat ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma

dan akan diperoleh persamaan linear sebagai berikut: 16

Log W = Log a + b

2. TKG dan IKG

Persamaan yang diperlukan untuk menghitung Indeks Kematangan Gonad

yaitu :

IKG = Berat Gonad (Wg) x 100 %


Berat Tubuh (Wb)

Dimana : IKG = Indeks Kematangan Gonad (%)


Wg = Berat Gonad (gr)
Wb = Berat tubuh (gr)
3. Fekunditas

Persamaan yang digunakan dalam menghitung fekunditas dari ikan layang


yaitu :
G
N=n×
g

Dimana : N = Jumlah Fekunditas (Butir)


n = Jumlah Telur Dari Sebgaina Gonad Contoh(G)
G = Bobot gonad(g)
g = Bobot gonad yang di ambil contoh

4. Kebiasaan makan

Persamaan yang di gunakan yaitu :

f
Vi = × 100%
n

Dimana : F = frekuensi kemunculan


n = jumlah sampel
Vi = presentase volume + macam makanan

Anda mungkin juga menyukai