Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ahmad Anshar Sinaga

Nim : 201101142
Kelas : B
Matkul : Keperawatan Maternitas
Dosen : Farida Linda S.Kep., Ns., M.Kep

1. Pada kehamilan
Seorang pasien ibu hamil datang ke BPS untuk memeriksaan kehamilannya.
Setelah diperiksa , ternyata perawat menemukan bahwa ibu tersebut mempunyai penyakit
kelainan jantung. Perawat mengatakan pada ibu bahwa kehamilan ini beresiko tinggi. Karena
penyakit jantung ibu tersebut dapat menyebabkan kematian saat ibu bersalinan nanti. Oleh sebab
itu, perawat menyarankan kepada ibu untuk menggugurkan kandungannya ke dokter Obstetri dan
Ginekology tapi ibu menolak.  Ibu dan keluarga sangat menginginkan bayi ini karena ini
merupakan anak pertama dan sangat dinanti dalam keluarga. Hal ini menyebabkan perawat
mengalami dilema. Jika tidak digugurkan akan mengancam keselamatan ibu dan bayinya dan
apabila digugurkan akan mengganggu kejiwaan ibunya karena anak tersebut adalah anak
pertama yang sangat diharapkan.
Prinsip etik :
a. Autonomi
Karena si ibu juga memiliki hak untuk menentukan apakah ia mau menggugurkan
kandungannya mengingat ini adalah calon anak pertamanya. Tentu saja jika
kandungannya di gugurkan maka akan berdampak pada kesehatan mental si ibu
b. Beneficience
Karena jika kandungannya tidak digugurkan maka si ibu juga beresiko tinggi terhadap
kematian dalam proses persalinan karena si perawat sudah paham betul dengan kondisi si
ibu saat ini dan pastinya perawat menginginkan pasiennya selalu mendapatkan keputusan
yang terbaik
b.      Pada persalinan
Seorang ibu primipara datang tiba-tiba ke perawat X dalam keadaan inpartu. Perawat
tersebut langsung melakukan pemeriksaan kepada ibu tersebut, setlah diperiksa ternyata
ditemukan letak bayinya sungsang. Perawat menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa
keadaan ibu sekarang tidak memungkinkan untuk melahirkan di perawat tersebut, karena
menolong persalinan dengan letak sungsang bukanlah wewenang perawat dan itu melanggar
kode etik. Sehingga perawat menyarankan untuk di rujuk ke Rumah Sakit. Tapi keluarga tetap
memaksa perawat untuk melahirkan di perawat tersebut. Keluarga tidak mau mengambil resiko
jika ibu tidak tertolong saat diperjalanan rujukan ke Rumah Sakit, dan keluarga percaya perawat
dapat menolong persalinan tersebut. Disini perawat merasa dilema antara harus merujuk pasien
atau tidak merujuk dan menolong persalinan sendiri sehingga melanggar kode etik.
Prinsip etik :
a. Non Malaficiency
Karena si perawat tidak mau mengambil resiko terhadap keselamatan si ibu mengingat
kandungannya dalam keadaan sungsang. Jika ia tetap membantu si ibu melakukan
persalinan secara mandiri dengan si ibu ia khawatir terjadi hal yg membahayakan pada si
ibu
b. Accountabilitas
Karena si perawat takut jika terjadi hal yg tidak diinginkan pada si ibu ia bisa dituntut di
pengadilan karena melanggar kode etik
c. Beneficience
Karena si perawat merasa memeiliki kewajiban untuk menolong si ibu melakukan
persalinan karena si perawata mempunya keterampilan dalam membantu persalinan.

c.       Pada neonatus
Ada seorang ibu bernama “S” yang datang ke sebuah BPM. Ibu tersebut berusia 17 tahun
dan mempunyai seorang anak berusia 2 minggu. Ibu tidak mau menyusui anak tersebut karena
dia tidak siap untuk mempunyai anak dan dia takut akan perubahan citra tubuhnya. Karena
memang anak tersebut tidak diinginkan atau hasil kecelakaan. Sedangkan anak tersebut di
diagnosa mengalami kelainan pada sistem kekebalan tubuh sehingga tidak dapat diberikan susu
formula, dan diharuskan memberikan ASI ekslusif hingga sistem kekebalannya normal kembali.
Disini perawat merasa dilema.
Prinsip etik :
a. Fidelity
Karena sudah menjadi tanggung jawab dari perawat untuk memulihkan kondisi si bayi
agar cepat pulih ke kondisi normal.
b. Beneficience
Karena si perawat sudah paham betul bahwa bayi yg baru lahir harus diberi ASI ekslusif
pada enam bulan pertama

d.      Pada KB
Disebuah desa, seorang klien bernama Ny “F” yang datang ke Perawat bersama suaminya.
Ny “F” adalah seorang ibu rumah tangga berusia 26 tahun, dan mempunyai seorang anak yang
baru berusia 2 tahun. Ny “F” adalah lulusan SMP , dan suaminya seorang pekerja serabutan
dengan pendapatan yang tak menentu.
Ny “F” berniat untuk berkonsultasi masalah KB,  Suami dan Ibu bersepakat untuk
menunda kehamilan dan meminta pendapat kepada perawat. Perawat tersebut menyarankan ibu
untuk memasang KB IUD, karena menurut pemeriksaan ibu menderita pertumbuhan abnormal
pada payudara, sehingga ibu tidak diperbolehkan menggunakann KB hormonal. Namun ibu dan
suami menentang keputusan perawat , karena faktor ekonomi dan juga kurangnya KIA pada ibu
sehingga ibu dan suami tidak mengerti bahaya jika ibu menggunakan KB hormonal. Dalam
kasus ini perawat mengalami dilema moral untuk memberikan keputusan dan KIA pada ibu dan
suami
Prinsip etik :
a. Autonomi
Karena si ibu dan bapak memiliki hak untuk memilih hal yang menurut dia terbaik
berdasarkan situasi dan kondisi nya. Selain itu juga si ibu dan bapak tentunya sudah
memikirkan hal yang dipilih nya sebelum membuat keputusan.
b. Beneficience
Karena si perawat sudah mengetahui bahwa penggunaan KB hormonal bisa
membahayakan pada kesehatan si ibu berdasarkan ilmu yang ia pelajari dibangku
perkuliahan

Anda mungkin juga menyukai