Judul Skripsi : KONSEP PENDIDIKAN ISLAM DALAM PEMIKIRAN AL-GHAZALI DAN IBNU KHALDUN
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam latar belakang, penulis telah memaparkan mengenai adanya masalah dalam pendidikan
Islam. Penulis menganggap bahwasanya model pendidikan sekarang ini telah banyak dipengaruhi oleh
gaya barat. Yaitu sekolah hanya sebatas makna ta’lim (pengajaran ilmu) sedangkan tarbiyah
(pendidikan) di luar sekolah. Akhirnya ta’lim tidak berupa pengajaran ilm’ yang mengarah pada
keimanan dan ketaqwaan dan tidak berdimensi tarbiyah. Sedangkan tarbiyah-nya tidak berunsur ta’lim.
Dari banyaknya permasalahan yang bertolak belakang dengan ajaran Islam tersebut penulis memberikan
solusi dengan mencari tokoh pendidikan yang memiliki konsep mengenai pendidikan yang cemerlang
dan dapat dijadikan acuan.
Penulis menjadikan Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun sebagai rujukan bagi penyelesaian masalah
pendidikan Islam masa kini. Dikarenakan penulis menganggap bahwasanya al-Ghazali dan Ibnu Khaldun
menawarkan konsep pendidikan Islam yang menyeimbangkan antara aspek spiritual dan intelektual
sehingga produk yang dihasilkan dari model pendidikan seperti ini adalah manusia paripurna (insan
kamil). Kedudukan Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun sebagai seorang pemikir sekaligus praktisi pendidikan
Islam, menjadi sebab penulis mengkaji dan meneliti konsep pendidikan Islam yang dihasilkan oleh kedua
tokoh fenomenal Islam tersebut. Serta diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk menjawab
permasalahan-permasalahan pendidikan yang terjadi sekarang ini.
BAB II
Dalam bab ini, penulis memaparkan mengenai konsep pendidikan Islam secara teoritis, yaitu
berusaha memahami terlebih dahulu istilah-istilah mengenai pengertian pendidikan Islam kemudian
1
melihat aktivitas pendidikan untuk mengungkap komponen-komponen pokok pendididikan Islam.
Penulis membahas tiga istilah mengenai pengertian pendidikan Islam menurut para ulama dan tokoh
pendidikan Islam, yaitu ta’lim, tarbiyah, dan ta’dib. Setelah mendapatkan pemahaman yang diturunkan
dalam isntilah ta’lim, tarbiyah, dan ta’dib, secara umum dapat disimpulkan yaitu transliternalisasi
pengetahuan dan nilai Islam kepada peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan,
pengasuhan, pengembangan potensi-potensinya guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan di
dunia dan akhirat.
Noeng Muhadjir melihat bahwa aktivitas pendidikan dapat dilihat dari tiga alternatif, yaitu unsur
dasar pendidikan, komponen pokok pendidikan, dan makna pendidikan. Suatu aktivitas dapat disebut
aktivitas pendidikan apabila di dalamnya terdapat lima unsur dasar yaitu pendidik, peserta didik, tujuan,
cara atau alat dan konteks positif. Kelima komponen ini merupakan satu kesatuan pendidikan yang
masing-masing berdiri sendiri tetapi berkaitan satu sama lainnya, sehingga terbentuk satu kebulatan
yang utuh dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-deskriptif yaitu sebuah penelitian yang berusaha
mengungkap keadaan yang bersifat alamiah secara holistic. Dengan penggunaan jenis penelitian ini,
penulis memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variable, menguji hipotesis,
mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memilki validitas universal.
Penelitian ini dilakukan melalui penelitian perpustakaan (library research) yang menggunakan objek
kajian penelitian berupa pustaka yang ada, baik berupa buku, majalah, artikel, dan lain sebagainya.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data literer atau library
research. Data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: Pertama, data primer berupa karya Al-
Ghazali dan Ibnu Khaldun. Kedua, bahan sekunder yang bersifat primer yaitu tulisan tulisan Abbidin
ibnu Rus dengan judul Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan, dan lain sebagainya. Ketiga, bahan-
bahan sekunder berupa bahan yang diperoleh dari artikel, jurnal, dan media yang memiliki relevansi
dengan permasalahan yang menjadi obyek kajian penelitian.
2
C. Pendekatan Studi
Pendekatan studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan historis dan
paedagogis. Pendekatan historis adalah pendekatan yang menggunakan sejarah sebagai analisis
data. Adapun pendekatan paedagogis (ilmu pendidikan) digunakan untuk mengetahui
kecenderungan dan relevansi pemikiran Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun dengan pendidikan Islam di
Indonesia.
Analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis). Analisis ini
digunakan untuk menganalisis karya-karya utama yang berkaitan dengan konsep pendidikan Islam.
Dalam pengertian metodologis, analisis isi dalam pembahasan ini dipergunakan untuk mengetahui
makna yang terkandung dalam karya Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun. Setelah itu, tahap berikutnya
dilihat berdasarkan para pemikir pendidikan untuk melihat kecenderungan dan selanjutnya menurut
analisa penulis dilihat relevansinya dengan pendidikan Islam di Indonesia.
BAB IV
Dalam sub bab ini, penulis memaparkan penelitiannya dengan terlebih dahulu menjelaskan
tentang biografi Al-Ghazali terlebih dahulu. Setelah itu, penulis menjelaskan mengenai konsep
pendidikan Islam Al-Ghazali yang di dalamnya mencakup penjelasan mengenai:
3
Dalam sub bab ini, penulis menuliskan penelitiannya dengan terlebih dahulu menjelaskan
tentang biografi Ibnu Khaldun terlebih dahulu. Setelah itu, penulis menjelaskan mengenai konsep
pendidikan Islam dalam pemikiran Ibnu Khaldun yang di dalamnya mencakup penjelasan sebagai
berikut:
C. Relevansi Konsep Pendidikan Islam Al-Ghazali Dan Ibnu Khaldun Terhadap Pendidikan Islam Di
Indonesia
Dalam konteks pendidikan di Indonesia, konsep pendidikan Al-Ghazali searah dengan model
pendidikan Islam di pondok pesantren, khususnya pesantren tradisional. Hal ini Nampak jelas dari
orientasi dan sistem pendidikan yang dibangun dalam tradisi pendidikan pesantren. Konstruksi
pendidikan pesantren berorientasi murni keagamaan. Doktrin yang yang dikembangkan di
pesantren adalah bahwa ilmu itu bermanfaat jika dapat mendekatkan diri kepada Allah. Di sinilah
letak kesesuaian pemikiran Al-Ghazali dengan model pendidikan pesantren. Dalam hal ini, Al-
Ghazali mengatakan: ”dan sungguh engkau mengetahui bahwa hasil dari ilmu sesungguhnya adalah
mendekatkan diri kepada Allah…”
Jika di atas kita dapatkan konsep pendidikan Islam Al-Ghazali dalam pendidikan pesantren
tradisional yang karakteristik dan modelnya menekankan kepada idealitas keagamaan maka dapat
ditemukan konsep pendidikan Islam Ibnu Khaldun pada lembaga-lembaga pendidikan Islam
modern, salah satunya adalah madrasah. Prinsip fleksibilitas pendidikan yang digagas oleh Ibnu
Khaldun memunculkan model pendidikan yang lebih bersifat opensif. Dengan demikian, peran dan
4
tugas madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam adalah mencetak intelektual,
cendikia, dan pekerja praktis yang memiliki landasan Islam yang kuat, yang hidup di tengah-tengah
umat manusia.
BAB VI
PENUTUP
Konsep pendidikan Islam Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun berlandaskan kepada Al-Qur’an dan
Hadits. Karakteristik pemikiran pendidikan Al-Ghazali bersifat agamis-konservatif. Sedangkan
karakteristik pemikiran pendidikan Ibnu Khaldun cenderung bercorak agamis-pragmatis.
Formulasi pendidikan yang dibangun oleh Al-Ghazali mengarah pada orientasi tujuan
keagamaan dan akhlak. Sedangkan formulasi pendidikan Ibnu Khaldun mengarah pada orientasi
pendidikan yang bersifat fungsional-praktis.
Pemikiran keduanya memiliki relevansi dengan dunia pendidikan Islam di Indonesia. Konsep
pendidikan Al-Ghazali yang bersifat agamis-konservatif memiliki relevansi dengan lembaga
pendidikan pondok pesantren tradisional, sedangkan konsep pendidikan Ibnu Khaldun yang
bersifat agamis-pragmatis memiliki relevansi dengan lembaga pendidikan madrasah.
A. Judul Skripsi.
HUKUM MEMBACA SURAT YASIN PADA ORANG MENINGGAL KAJIAN HADITS MEMBACA
SURAT YASIN PADA ORANG MENINGGAL (Studi Analisis) disusun oleh: Ihda Al-Husnayain.
Judul skripsi merupakan hal sangat penting, karena judul akan menggambarkan pembahasa
yang akan dikaji oleh penulis, selain itu judul skripsi harus sesuai dengan pembahasan yang
ditulis oleh penulis. Judul skripsi pun harus singkat, jelas serta menarik. Adapun judul skripsi di
atas menurut reviewer sudah baik dan sesuai dengan metodologi penulisan skripsi yang benar.
B. Bab I Pendahuluan.
1. Latar Belakang.
5
Berawal dari membaca kitab ‘Mughni Al-Muhtaj’ dan beberapa kitab lainnya bahwa salah
satu anjuran yang harus dilakukan orang hidup kepada orang meninggal adalah dengan
membaca surat yasin. Sebagaimana disebutkan salam sebuah hadits yang berbunyi; “Abu Bakr
bin Abi Syaibah menceritakan kepada kami, Ali bin Al-Hasan bin Syaqiq menceritakan kepada
kami, dari Ibnu Al-Mubarok, dari Sulaiman At-Taimiy, dari Abi Utsman (dan bukan seorang
Nahdi), dari ayahnya, dari Ma’qal bin Yasar berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
bersabda: ‘Bacalah kepada orang meninggal yakni surat yasin.”
Secara konteks hadits dapat dilihat bahwa hadits di atas mengandung perintah membaca
surat yasin kepada orang meninggal. Hadits di atas diriwayatkan oleh Abu Daud, Ibnu Majah, An-
Nasa’i, Baihaqi, Ahmad dan Ibnu Hibban menshahihkan hadits tersebut. Namun disebutkan
dalam beberapa kitab lainnya bahwa Imam Al-Albani mendhaifkan hadits tersebut. Hal ini
terdapat perbedaan dalam penentuan status derajat hadits membaca surat yasin kepada orang
meninggal. Kita ketahui bahwa status derajat sebuah hadits dapat mempengaruhi sebuah
amalan yang hadits tersebut digunakan sebagia dalil. Sebab hadits merupakan pedoman bagi
umat Islam, penjelas bagi Al-Qur’an, serta dijadikan sebagai rujukan penetapan hukum dalam
amalan manusia.
Anjuran membaca surat yasin kepada orang meninggal dilihat secara dzahir maknanya
masih mengandung ketidakjelasan waktu pembacaan surat yasin tersebut, untuk itu perlu
diketahui pasti kapan watu yang dimaksud dalam hadits tersebut. Oleh sebab inilah, penulis
tertarik untuk meneliti status derajat hadits tersebut terkait dengan anjuran membaca surat
yasin pada orang meninggal.
Latar belakang yang ditulis oleh penulis sudah mendiskripsikan alasan penulis dalam
penulisan skripsi. Akan tetapi menurut reviewer latar belakang terlalu bertele-tele karena
banyak penjelasan yang diulang, selain itu latar belakang pun terlalu panjang sehingga
menghabiskan 4 halaman, padahal latar belakang tersebut dapat lebih dipersingkat menjadi 1-2
halaman dengan mengambil point penting.
2. Rumusan Masalah
6
Berdasarakan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang mejadi
fokus dalam penilitian adalah:
a. Apa status derajat hadits membaca surat yaisn pada orang meninggal?
Rumusan masalah dalam skripsi tersebut telah menspesifikasikan pokok bahasan yang akan
diteliti dan sesuai dengan latar belakang masalah.
a. Mengetahui status derajat hadits perintah membaca surat yasin pada orang meninggal.
b. Mengetahui penetapan hukum membaca surat yasin pada orang meninggal dengan
kajian hadits perintah membaca surat yasin pada orang meninggal.
C. Kegunaan Penelitian.
Pada skripsi ini penulis menyatakan manfaat penelitian secara teoritis dan secara praktis.
Secar teoritis disebutkan kajian ini dapat memberikan kontribusi ilmiah bagi pengembangan
pemikiran khususnya dalam bidang fikih dan hadits. Hasil penelitian ini dapat membantu untuk
penelitian berikutnya. Memberikan pemahaman bahwa jika terdapat sebuah hadits yang
memiliki perbedaan status derajatnya, maka harus dikaji terlebih dahulu. Karena sebuah hadits
berderajat dhai’f, atau maudhu’, tidak boleh digunakan sebagai dalil.
Secara praktis disebutkan Bagi para da’i kajian ini dapat menjadi sebuah referensi atau
sebagai buku pegangan untuk berdakwah kepada seluruh manusia, terkhusus bagi kaum
muslimin. Bagi kaum muslimin Kajian bisa dijadikan pijakan untuk mengambil langkah bijak
dalam menyikapi ikhtilaf (perbedaan pendapat) berkenaan masalah ini. Bagi Ma’had ‘Aly
Hidayaturrahman sebagai sumbangan pemikiran mengenai masalah terkait.
7
D. Kajian Pustaka
Berdasarkan kajian pustaka yang telah diteliti dan dikumpulkan, maka penulis telah
menemukan beberapa kitab rujukan yang digunakan untuk melanjutkan penulisan skripsi ini.
Penulis juga menyebutkan beberapa kitab rujukannya. Namun penulis menyadari bahwa
pembahasan ini sangat jarang ditemui dikalangan para ahli fikih. Meski demikian, penulis juga
mencari data dari skripsi-skripsi yang ada, penulis mengambil judul dari sudut pandang yang
berbeda.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian.
Menurut jenisnya, penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library reseach). Oleh
karena itu penelitian ini difokuskan untuk menelusuri dan menelaah literatur-literatur dan buku-
buku pustaka lainnya yang relevan dengan masalah yang akan dibahas.
2. Sumber Data
Penulis menggunakan sumber data primer dan sekunder. Data primer yang penulis gunakan
dalam penelitian ini adalah kitab Mantan KIAI NU Menggugat Tahlilan, Istighosah, dan Ziarah
Para Wali karya H. Madrus Ali. Data sekunder dijadikan penulis sebagai pelengkap dan
pendukung data primer yang penulis ambil dari buku tentang hadits, ushul hadits, tafsir serta
buku-buku lainnya yang relevan dengan masalah yang akan dibahas.
Dalam penelitian ini tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan jalan
dokumentasi. Yaitu mencari data dan mengumpulkan data yang diperoleh, kemudian
dikelompokkan menjadi dua, yaitu: data primer dan sekunder.
Dari penjelasan di atas, maka dalam menganalisa data tersebut digunakan metode analisis
yang digunakan dengan jalan content analysis yaitu analisis secara langsung pada diskripsi isi
pembahasan buku primer.
5. Sistematika Penulisan.
8
Dalam penelitian ini kerangka penulis membagi pembahasan menjadi beberapa pembagian,
di antaranya:
Bab I: membahas pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan
dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan
Bab II: membahas tentang landasan teori yang terdiri dari pengertian surat yasin, yasinan,
hadits, dan hal-hal lain yang berkaitan dengannya. Pembahasan ini sebagai suatu pijakan untuk
membahas bagaimana status derajat hadits membaca surat yasin.
Bab III: menganalisis kajian status derajat hadits membaca surat yasin serta syarh
(penjelasan), dan hadits-hadits seputar keutamaan mambaca surat yasin.
Bab IV: penutupan yang terdiri dari kesimpulan, saran-saran, dan penutup.
BAB I
PENDAHULUAN
9
Mengajar dilakukan untuk mengusahakan perubahan perilaku yang diinginkan sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Mengajar yang baik akan menunjang
pendidikan yang baik pula. Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki
strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien mengenal pada tujuan yang
diharapkan. Seorang guru harus dapat untuk menciptakan kondisi yang kondusif agar
berlangsung kegiatan belajar yang bermakna dan optimal, sehingga dapat mengoptimalisasikan
kegiatan belajar dengan hasil yang bermakna untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu
langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai metode dan model-model
pembelajaran yang dibutuhkan siswa. Dalam pembelajaran matematika, diperlukan suatu
metode pengajaran yang bervariasi. Dalam hal ini supaya dalam proses belajar siswa selalu
menunjukkan ketekunan, perhatian, keantusiasan, motivasi yang tinggi dan kesediaan berperan
serta secara aktif. Salah satu karakteristik pembelajaran yang efektif adalah jika pembelajaran
dapat menghasilkan belajar yang bermanfaat dan terfokus pada siswa (student centered)
melalui penggunaan prosedur yang tepat.5 Dalam hal ini dibutuhkan variasi penggunaan
kelompok besar dan kelompok kecil. Salah satu alternatifnya adalah menerapkan model
pembelajaran cooperative script.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui ada atau tidak ada pengaruh model pembelajaran cooperative script
terhadap motivasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP Islam Durenan tahun ajaran
2013/2014.
2. Mengetahui ada atau tidak ada pengaruh model pembelajaran cooperative script
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Islam Durenan tahun ajaran 2013/2014.
D. Hipotesis Penelitian
10
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah “Model pembelajaran cooperative script mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Islam Durenan”
1. Ruang lingkup
b. Variabel terikat (Y) : motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Islam
Durenan.
2. Keterbatasan Peneliti
a. Subyek penelitian adalah siswa-siswa kelas VIII SMP Islam Durenan pada tahun ajaran
2013/ 2014.
b. Model pembelajaran yang diteliti pengaruhnya terhadap motivasi dan hasil belajar
matematika siswa dalam penelitian ini adalah model pembelajaran cooperative script.
c. Materi pembelajaran yang diberikan dalam penelitian ini adalah prisma dan limas.
F. Penegasan Istilah
a. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut
membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.
c. Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang
belajar untuk mengadakan perubahan perilaku.
11
d. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya.
Sistematika penulisan dalam skripsi ini dibagi dalam 5 bab, yaitu bab (I) pendahuluan, bab
(II) landasan teori, bab (III) metode penelitian, bab (IV) hasil penelitian dan pembahasan, bab (V)
penutup.
12