Anda di halaman 1dari 2

Nama : Zaitun 190102030065

Mata Kuliah : Sistem Politik Indonesia

Dosen pengampu : Ahmadi Hasan, Prof. Dr., MH

Tolak Undang-undang Omnibus Law, Rakyat Indonesia Lakukan Demo Serentak Di Provinsi Masing-
masing

UU Cipta Kerja terus mengalami penolakan dan menuai kritikan dari berbagai pihak sejak disahkan pada
Senin, 05 Oktober 2020. Demo para buruh, mahasiswa, dan aktivis terjadi hampir di seluruh Indonesia
bahkan sejak masih menjadi RUU dan terus terjadi sampai saat ini meski di tengah pandemi covid-19.
Akan tetapi UU Cipta Kerja/Omnibus Law tetap disahkan dengan berbagai pertimbangan yang dirasa
berimbang oleh sebagian besar anggota DPR yang menghadiri rapat paripurna di Gedung DPR, Senayan,
Jakarta.

Hari ini, Kamis, 08 Oktober 2020 demo dari para buruh, mahasiswa, dan aktivis digelar serentak di
seluruh Indonesia. Mengusung mosi tidak percaya dan tolak omnibus law, seluruh massa turun ke jalan
di berbagai kota di Indonesia. Wacana demo yang telah beredar sejak kemarin dan memenuhi sosial
media tersiar dengan cepat diiringi berbagai peringatan, seperti jangan lupa membawa masker, jaga
protokol kesehatan, jangan anarkis, dsb.

Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) dan aliansi masyarakat menggelar aksi demonstrasi serentak di
lebih dari 30 kota pada Kamis, 8 Oktober 2020. Aksi ini dilakukan untuk menolak pengesahan Rancangan
Undang-undang Cipta Kerja. Dalam tuntutannya, buruh meminta DPR membatalkan secara keseluruhan
pembahasan RUU Cipta Kerja. Buruh juga meminta penghentian PHK dan perampasan hak-hak buruh di
massa pandemi Covid-19, penghentian perampasan dan penggusuran tanah rakyat, penghentian
kriminalisasi aktivis.Buruh selanjutnya meminta DPR mencabut Undang-undang Minerba serta
menuntut pengesahan RUU yang menjamin hak-hak dasar rakyat dan rasa aman bagi tiap warga negara,
terutama kelompok rentan dan termarjinalkan. Selanjutnya buruh meminta DPR fokus menjalankan
fungsi pegawasan dan penganggaran terkait pandemi Covid-19 serta penanganan terhadap krisis
ekonomi.

Hari ini adalah puncak dari aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa dan buruh. Seperti di Kota
Banjarmasin, Puluhan mahasiswa Banjarmasin pada Kamis 8 Oktober 2020 menggelar aksi demonstrasi
menanggapi pengesahan RUU Cipta Kerja yang dinilai merugikan kaum buruh. Aksi turun ke jalan ini
berpusat di Jalan Lambung Mangkurat Banjarmasin. Dari aksi tersebut mereka berupaya mendesak
presiden Jokowi mengeluarkan Peraturan Pengganti Undang-undang (Perpu) Omnibus Law. Sempat
terjadi kekacauan antara Mahasiswa dan Aparat Kepolisian, akhirnya Massa mahasiswa berhasil
diterima oleh Ketua DPRD Kalsel Supian H.K. Wakil rakyat sepakat menerima semua tuntutan mahasiswa
dan berjanji menyampaikannya ke pusat. Dan tepat pukul 3 sore tadi, 3 orang Mahasiswa bersama
Ketua DPRD Kalimantan Selatan berangkat ke Gedung DPR RI untuk menolak UU Omnibus Law.
Ditengah Aksi Ribuan Mahasiswa dan Para Buruh Yang Menolak UU Omnibus Law, Presiden Jokowi
Meninjau Ribuan Hektar Kebun Sangon Miliknya Di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah

Aksi tolak UU Cipta Kerja digelar oleh berbagai elemen buruh dan mahasiswa pada hari ini Kamis, 8
Oktober 2020. Akan tetapi, dalam aksi kali ini Presiden Joko Widodo justru tidak ada di Jakarta.
Diketahui bahwa Presiden Jokowi telah melakukan perjalanan ke Yogyakarta pada Rabu sore 7 Oktober
2020. Setelah itu Presiden Jokowi bertolak ke Solo. Sementara hari ini Kamis, 8 Oktober 2020, Presiden
Jokowi melanjutkan perjalanan ke Kalimantan Tengah dalam rangka kunjungan kerja. Kabarnya Jokowi
akan meninjau Program Lumbung Pangan di Palangka Raya. Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media
Bey Machmudin mengatakan rencana Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke lahan food estate
tersebut sudah direncanakan jauh-jauh hari.

Kalo menurut saya pribadi, kenapa Presiden Jokowi tidak membatalkan saja perjalanan beliau ke
Kalimantan Tengah untuk meninjau ribuan hektar kebun tersebut, walaupun rencana tersebut sudah
direncanakan jauh-jauh hari sebelum akan terjadi aksi massa dimana-mana. Rakyat Indonesia justru
berpikir bahwa Presiden lari dari kenyataan, bahwa Presiden Jokowi tidak bertanggung jawab atas di
sahkan nya UU Omnibus Law.

Anda mungkin juga menyukai