Anda di halaman 1dari 7

Nama : Abyan Ramzi

NIM : 191344001

PRAKTIKUM 2.2

MODULASI AM

A. TUGAS PENDAHULUAN 3
Simulasikan sinyal AM-DSB-SC menggunakan perangkat lunak Octave/Matlab
pada PC anda. Diagram blok untuk simulasi pembangkit sinyal AM-DSB-SC
ditunjukkan pada gambar 9.
1. LISTING PROGRAM

Gambar 1.1 Listing Program


2. HASIL PROGRAM

Gambar 2.1 Sinyal Pesan, Sinyal Carrier, Sinyal AM DSB-SC, dan Spektrum
AM pada amplitude sinyal informasi sebesar 0,8 Volt

Gambar 2.2 Sinyal Pesan, Sinyal Carrier, Sinyal AM DSB-SC, dan Spektrum
AM pada amplitude sinyal informasi sebesar 0,2 Volt
Gambar 2.3 Sinyal Pesan, Sinyal Carrier, Sinyal AM DSB-SC, dan Spektrum
AM pada amplitude sinyal informasi sebesar 0,5 Volt

Gambar 2.4 Sinyal Pesan, Sinyal Carrier, Sinyal AM DSB-SC, dan Spektrum
AM pada amplitude sinyal informasi sebesar 1 Volt
Gambar 2.5 Sinyal Pesan, Sinyal Carrier, Sinyal AM DSB-SC, dan Spektrum
AM pada amplitude sinyal informasi sebesar 1.5 Volt

Gambar 2.6 Sinyal Pesan, Sinyal Carrier, Sinyal AM DSB-SC, dan Spektrum
AM pada amplitude sinyal informasi sebesar 2 Volt
Gambar 2.7 Sinyal Pesan, Sinyal Carrier, Sinyal AM DSB-SC, dan Spektrum
AM pada amplitude sinyal informasi sebesar 3 Volt

3. ANALISA
Berdasarkan hasil yang didapatkan pada Gambar 2.1 sampai Gambar 2.7
terdapat hal yang dapat dianalisa yaitu nilai pada setiap titik sampel pada sinyal
AM-DSB-SC, misalnya amlitudo. Nilai amplitudo pada sinyal AM-DSB-SC yaitu
hasil perkalian dari amplitudo sinyal informasi dengan amplitudo sinyal
pembawa.
Misal:
𝑉𝐶 = 1 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝑉𝑀 = 0,8 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝑉𝐷𝑆𝐵−𝑆𝐶 = 𝑉𝑀 . 𝑉𝐶
𝑉𝐷𝑆𝐵−𝑆𝐶 = 0,8 . 1
Maka dari itu sinyal AM-DSB-SC bila dihitung dalam fungsi waktu adalah
sebagai berikut:
𝑉𝐷𝑆𝐵−𝑆𝐶 (𝑡) = 𝑉𝑀 (𝑡). 𝑉𝐶 (𝑡)
𝑉𝐷𝑆𝐵−𝑆𝐶 (𝑡) = 𝑉𝑀 (𝑡). 𝑉𝐶 (𝑡) . 𝐶𝑜𝑠𝜔𝑀 𝑡 . 𝐶𝑜𝑠𝜔𝐶 𝑡
Pada praktikum yang dilakukan nilai amplitudo sinyal carrier selalu konstan
yaitu 1 volt dan nilai amplitudo sinyal informasi berubah-ubah berdasarkan kasus
yang diberikan. Sehingga semakin besar nilai amplitudo sinyal informasi maka
semakin besar pula nilai sinyal AM-DSB-SC.

Pada sinyal AM-DSB-FC (Praktikum 2.1) sinyal carrier memiliki frekuensi


yang sangat besar sedangkan nilai frekuensi pada sinyal carreir AM-DSB-SC. Hal
tersebut terjadi karena sinyal carrier ditekan dan daya yang disimpan pada sinyal
carrier didistribusikan ke dua frekuensi di sisinya yaitu LSB dan DSB.

Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan dapat dilihat pada Gambar 2.1
sampai dengan Gambar 2.7 didapat LSB berada pada frekuensi 19.000 Hz
sedangkan pada USB berada pada frekuensi 21.000 Hz. Nilai tersebut sesuai dengan
rumus dan dapat dibuktikan dengan perhitungan berikut:

Diketahui:
𝐹𝑐 = 20.000𝐻𝑧
𝐹𝑚 = 1000𝐻𝑧

Maka:
𝐿𝑆𝐵 = 𝐹𝑐 − 𝐹𝑚
𝐿𝑆𝐵 = 20.000 − 1000
𝐿𝑆𝐵 = 19.000 𝐻𝑧

𝑈𝑆𝐵 = 𝐹𝑐 + 𝐹𝑚
𝑈𝑆𝐵 = 20.000 + 1000
𝑈𝑆𝐵 = 21.000 𝐻𝑧

Bandwidth merupakan lebar pita antara frekuensi terendah dan frekuensi


tertinggi. Maka dari itu didapat bandwidth merupakan hasil dari frekuensi
tertinggi dikurangi dengan frekuensi terendah atau USB dikurangi dengan LSB.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan perhitungan berikut:

𝐵𝑤 = 𝑈𝑆𝐵 − 𝐿𝑆𝐵

𝐵𝑤 = 21.000 − 19.000

𝐵𝑤 = 1000

4. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan mengenai modulasi AM-DSB-SC
dapat disimpulkan bahwa :
a. Nilai sinyal AM-DSB-SC merupakan hasil perkalian dari nilai sinyal
informasi dengan sinyal carrier
b. Frekuensi carrier pada AM-DSB-SC bernilai kecil karena frekuensinya
ditekan dan dayanya didistribusikan kepada frekuensi yang berada di
sisinya.
c. Bandwidth dari AM-DSB-SC sama dengan bandwidth AM-DSB-FC
(praktikum 2.1). Sehingga dengan bandwidth yang sama, AM-DSB-FC
dapat lebih menghemat pengeluaran daya.

Anda mungkin juga menyukai