ABSTRAK
Kopi merupakan tipe tanaman yang memiliki kafein serta bisa diolah menjadi minuman lezat. Disaat ini
kopi sebagai minuman yang amat disukai penduduk dunia sesudah air serta teh. Kafein ( 1, 3, 7-
trimethilxantin) merupakan sejenis purin psikostimulan alkaloid yang berupa serbuk putih ataupun wujud
jarum mengkilat, umumnya menggumpal, tidak berbau, rasa getir, dan mempunyai titik lebur pada 235 -
237°C. Tujuan dari review artikel ini yaitu untuk mengetahui komposisi fase gerak yang baik pada
penetapan kadar kafein pada kopi dengan menggunakan metode KCKT. Metode yang digunakan yaitu
pendekatan literatur review agar mengetahui fase gerak serta hasil dari penelitian pada review artikel
sebelumnya yang berkaitan dengan analisis kadar kafein pada kopi menggunakan Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi Penggunaan kafein secara berlebihan dapat menimbulkan debar jantung, gangguan
lambung, tangan gemetar dan lain sebagainya. Hasil yang didapat diketahui bahwa komposisi fase gerak
yang paling bagus untuk melakukan penetapan kadar kafein dengan menggunakan kromatografi cair
kinerja tinggi (KCKT) adalah aqubidestilata : metanol dengan perbandingan 50:50 dikarenakan pada
fase gerak ini memiliki tingkat waktu resitensi yang kecil dan kecepatan laju alir yang tinggi, l a l u
memiliki nilai laju alir yang memenuhi syarat.
ABSTRACT
Coffee is a type of plant that has caffeine and can be processed into delicious drinks. Currently, coffee is
the most popular drink in the world after water and tea. Caffeine (1, 3, 7-trimethylxanthine) is a type of
purine psychostimulant alkaloid in the form of white powder or shiny needles, generally lumpy, odorless,
bitter in taste, and has a melting point of 235 - 237°C. The purpose of this article review is to determine
the composition of the mobile phase that is good for determining caffeine content in coffee using the
HPLC method. The method used is a literature review approach to determine the mobile phase as well as
the results of research in a review of previous articles related to the analysis of caffeine levels in coffee
using High Performance Liquid Chromatography. Excessive use of caffeine can cause heart palpitations,
stomach disorders, shaking hands and so on. The results showed that the best composition of the mobile
phase for determining caffeine content using high performance liquid chromatography (HPLC) was
aqubidestilata: methanol with a ratio of 50:50 because this mobile phase has a small resistance time and
a high flow rate. high, then has a flow rate that meets the requirements..
Alamat Korespondensi:
Muhammad Khairun: Universitas Bhakti Kencama, Jl. Soekarno-Hatta No.754, Cipadung
Kidul, Kec. Panyileukan, Kota Bandung, Jawa Barat 40614. 08116857173.
mkhairun06@gmail.com.
Template Jurnal Dunia Farmasi
tahun 2010-2020 melalui elektronik based kromatografi fase normal, teknik ini
berupa google scholar, science direct, dan memakai fase gerak yang mempunyai sifat
PubMed. kurang polar atau tidak polar dan fase
Analisa Data diamnya lebih bersifat polar. Pada teknik
ini sampel yang memilki tingkat kepolaran
Analisis data pada penelitian
lebih rendah akan terelusi lebih awal.
review jurnal ini yaitu dengan
Keuntungan memakai kromatografi cair
cara analisis deskriptif, yaitu menguraikan
kinerja tinggi (KCKT) untuk analisis yakni
data yang diperoleh secara teratur dari
memerlukan dimensi ilustrasi yang kecil,
berbagai sumber dengan topik yang sama
pengujian bisa dimodifikasi bergantung
untuk diulas dan diberikan penjelaan
pada tingkatan kuantifikasi yang
dengan baik..
dibutuhkan, serta menciptakan hasil yang
HASIL DAN PEMBAHASAN handal.
Fase gerak dan fase diam hal yang
Review artikel yang dilakukan
penting dalam mengalisis dengan
penulis bertujuan untuk mengetahui
menggunakan metode kromatografi cair
komposisi fase gerak yang baik untuk
kinerja tinggi (KCKT), terutama pada
penetapan kadar k a f e i n dengan
proses pemisahan di kolom fase diam.
instrument kromatografi cair kinerja tinggi
Apabila fase gerak bersifat polar sedangkan
(KCKT) pada pendekatan literatur yang
fase diam bersifat non polar maka proses
sesuai. Proses pengumpulan literatur
analisis akan mendapatkan waktu retensi
berdasarkan hasil penelitian yang
yang cepat. Namun sebaliknya apabila
berkaitan dengan analisis kadar kafein
fase gerak bersifat polar dan fase diam
dengan metode kromatografi cair kinerja
juga bersifat polar maka fase gerak dan
tinggi KCKT. Terdapat beberapa fase
analit akan tertahan lama di fase kolom
gerak yang digunakan seperti air, methanol,
sehingga waktu retensi yang didapat juga
buffer asetat, Asam Asetat Glacial serta
akan semakin lama.
kriteria inklusi yaitu kriteria yang perlu Kolom ialah komponen utama
dipenuhi oleh setiap anggota populasi dalam kromatografi cair kinerja tinggi
yang dapat diambil sebagai sampel. (KCKT), sebab kolom bertanggung jawab
Sedangkan kriteria eksklusi yaitu ciri- dalam pemisahan ilustrasi. Ilustrasi
ciri anggota populasi yang tidak dapat melewati kolom dengan fase gerak serta
diambil sampel. memisahkan komponennya sepanjang
Kromatografi ialah teknik keluar dari kolom. Secara universal kolom
pemisahan suatu campuran zat memakai dibuat dari silika gel yang dimampatkan.
fase gerak dan fase diam. Pemisahan terjadi Silika gel dipilih karena dimensi partikel
karena terdapat perbedaan kelarutan, daya serta porositasnya bisa memisahkan
adsoprsi, partisi, ukuran dari molekul, komponen. Tidak hanya itu silika gel
ukuran ion dan tekanan uap pada komponen bersifat inert (tidak beraksi) dengan fase
dari fase tersebut. Terdapat 2 jenis gerak. Walaupun fase diam bersifat non
kromatografi partisi yaitu kromatografi fase polar tetapi analit bersifat non polar juga
terbalik, pada fase ini memakai fase gerak akan mendapatkan waktu retensi yang
yang mempunyai sifat polar dan fase diam lama. Kolom yang dipakai pada berbagai
tidak polar. Pada teknik ini sampel yang sumber yang diambil yaitu dengan
memilki tingkat kepolaran lebih tinggi akan menggunakan kolom C18. Kolom C18
terelusi lebih awal. Lalu selanjutnya banyak digunakan dan dipilih karena
Template Jurnal Dunia Farmasi
Tabel 5.1 Analisis Kadar Kafein dengan metode KCKT dengan berbagai perbandingan fase gerak dengan kolom ODS-3 C18
No Fase Gerak Laju Air PH Watu Panjang Author
Retensi Gelombang
1 Metanol : Buffer 1,0 ml/menit 5 8,42 270 nm (11)
Asetat menit
(30:70)
2 Aqua bidestilata : 2,0 ml/menit - 1,226 274 nm (12)
Metanol menit
(50:50)
3 Metanol : Air 1,0 ml/menit 4,5 8 menit 272 nm (14)
(60:40)
4 Metanol : Air 1,0 ml/menit - 3,554 272 nm (13)
(50:50) menit
5 Metanol : Asam 2,0 ml/menit - 1,6 272 nm (15)
Asetat Glacial: menit
Aquades
(28:3:69)
Dari hasil yang diperoleh dapat paling luas. Larutan buffer dapat berfungsi
dilihat pada Tabel 5.1 Pada penelitian untuk mengontrol perbedaan pH yang
yang menggunakan fase gerak metanol: disebabkan oleh matriks sampel atau dapat
buffer asetat dengan perbandingan 30:70 juga berperan sebagai penstabil medium
Pada komposisi fase gerak ini penyangga.
menghasilkan waktu retensi 8,42 dengan Selanjutnya pada penelitian yang
laju alir sebesar 1,0 ml/menit. Fasa gerak menggunakan fase gerak aqua
dialirkan dengan kecepatan alir 1 ml/menit bidestilata:metanol engan perbandingan
sehingga didapatkan base line yang stabil 50:50) dan laju alir 2.0 ml/menit
(Ervita et al : 2012). Dari variasi pH dipereloheh waktu retensi 1,226 (12).
buffer asetat yang digunakan, didapatkan Larutan sampel yang telah dipreparasi
pH optimum penentuan kafein adalah diinjeksikan sejumlah 20 µL ke dalam
Metanol : Buffer asetat pada pH 5,0. sistem KCKT dengan menggunakan fase
Pemilihan pH optimum ini berdasarkan diam oktadesil silika C18 dan fase gerak
pada luas puncak yang dihasilkan dari dari campuran pelarut aquabidestilata dan
masing-masing variasi pH tersebut. metanol (50:50). Kecepatan alir yang
Berdasarkan data informasi penelitian digunakan adalah 2,0 mL/menit pada
dapat dijelaskan penulis bahwa pada fasa kondisi isokratik selama 3 menit dengan
gerak metanol-buffer asetat pH 5,0 detektor UV pada panjang gelombang
menghasilkan puncak yang paling luas maksimum 274 nm. data yang diperoleh,
dengan panjang gelombang 270 nm dipilih panjang gelombang 274 nm karena
sehingga menghasilkan puncak yang memberikan puncak gelombang yang lebih
Template Jurnal Dunia Farmasi
pada fase gerak yang digunakan memiliki sifat-sifat dari senyawa tersebut. Setiap
nilai yang paling kecil . komposisi fase gerak akan menghasilkan
Dan diketahui komposisi fase gerak waktu retensi yang berbeda-beda
yang paling bagus yaitu komposisi aqua tergantung perbandingan dan komposisi
bidestilata : metanol (50:50) dikarenakan fase gerak tersebut. Penambahan buffer
tingkat kepolaran 0,495 yang dimilikinya pada fase gerak bertujuan untuk menambah
lebih baik dibandingkan tingkat kepolaran stabilitas. Air merupakan fase gerak yang
senyawa lainnya. Besarnya waktu retensi paling polar, sehingga apabila konsentrasi
suatu senyawa dipengaruhi oleh laju alir, air yang dipakai tinggi maka waktu retensi
fase gerak, tekanan, parameter kolom serta juga akan semakin cepat.
KESIMPULAN https://jurnal.unej.ac.id/index.php/J
AGT/article/view/3536
Dari hasil yang didapat diketahui 2. Sabarni S, Nurhayati N. Analisis
bahwa komposisi fase gerak yang paling Kadar Kafein Dalam Minuman Kopi
bagus untuk melakukan penetapan kadar Khop Aceh Dengan Metode
kafein dengan menggunakan kromatografi Spektroskopik. Lantanida J.
cair kinerja tinggi (KCKT) adalah 2019;6(2):141.
aqubidestilata : metanol dengan 3. Purnamayanti NPA, Gunadnya IBP,
Arda G. Pengaruh Suhu dan Lama
perbandingan 50:50 dikarenakan pada
Penyangraian terhadap Karakteristik
fase gerak ini memiliki tingkat waktu Fisik dan Mutu Sensori Kopi
resitensi yang kecil dan kecepatan laju alir Arabika (Coffea arabica L). J BETA
yang tinggi, l a l u memiliki nilai laju alir (Biosistem dan Tek Pertan.
yang memenuhi syarat. 2017;5(2):39–48.
UCAPAN TERIMA KASIH 4. Riyanti E, Silviana E, Santika M.
Analisis Kandungan Kafein Pada
Puji dan syukur saya panjatkan atas Kopi Seduhan Warung Kopi Di
kehadirat Allah SWT, atas rahmat serta Kota Banda Aceh. Lantanida J.
Karunia-Nya sehingga saya dapat 2020;8(1):1.
menyelesaikan Review Jurnal ini dengan 5. Zarwinda I, Sartika D. Pengaruh
Suhu Dan Waktu Ekstraksi
baik. Shalawat serta salam juga senantiasa
Terhadap Kafein Dalam Kopi.
tercurah kepada Rasulullah SAW. Saya Lantanida J. 2019;6(2):180.
menyadari penulisan Review Jurnal ini 6. Kadar Kafein Pada Kopi Kemasan
tidak dapat terselesaikan tanpa adanya Dan Uji Organoleptis Terhadap
dukungan moril dan materil dari berbagai Aroma Serta Rasa. 2016;2(2):9–14.
pihak yang telah membantu dalam 7. Nada FAQ, Rahayu T, Hayati A.
penyusunan Review Jurnal ini Phytochemical screening analysis
and antioxidant activity of robusta
DAFTAR PUSTAKA coffee roasted seeds (Coffea
1. Marhaenanto B, Soedibyo DW, canephora) extract from organic and
Farid M. Penentuan lama Sangrai inorganic fertilized plants. J Ilm
Kopi Terhadap Variasi Derajat SAINS ALAMI (Known Nature).
Sangrai Menggunakan Model 2021;3(2):31–9.
Warna Rgb Pada Pengolahan Citra 8. . Y, Nugroho D. Physical and Flavor
Digital (Digital Image Processing). J Profiles of Arabica Coffee as
Agroteknologi [Internet]. Affected by Cherry Storage Before
2015;9(2):1–10. Available from: Pulping. Pelita Perkeb (a Coffee
Template Jurnal Dunia Farmasi