Anda di halaman 1dari 13
PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR : 8 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR TETAP PALAYANAN DAN PEMBERIAN LIN PENOVRIAN RUMAH IBADAN DAN PELAYANAN PERIJINAN TEMPAT KEGIATAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN DIKOTAMALANG SEKRETARIAT DAERAH KOTA MALANG BAGIAN SOSTAL | 2007 WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG. NomoR & TAHUN 2007 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR TETAP PELAYANAN PEMBERIAN {JIN PENDIRIAN RUMAH IBADAT DAN PELAYANAN PERIUINAN ‘TEMPAT KEGIATAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN DI KOTA MALANG WALIKOTA MALANG, Menimbang : a, bahwa Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkét 11 Malang Nomor 248 Tahun 1991 tentang Ketentixan-ketentuan dan Ptosedur Pemberian Ijin Pendirian, Pemindahan, Perbaikan’ Pemugaran dan Perluasan Tempat-tempat Ibadah dan Kegiatan Pendidikan Keagamaan di Kotantadya Daerah Tingkat I Malang peru disesusikan dengan ketentuin peratiuran perundang-undangan «Yang bara; ». bahwa Gerdisarkan pertimbariga sebagaimans dimaksud dalam huruf a, gerla mnenetapkan Peratutah Walikota tentang Sistem dan Prosedué Teta Pelayanan Pemberian iin Penditian Rumah Tbadat dan Pelaydnal Perijinan Tempat Keglatah Pendidikan Keagamaan i Kota Malahg; ‘Mengingat —: 1. Undang-Undang Nomor 16 Tehun 1950 tentang Pembentukan Daerahvdaerah Kota Besar dalam lingkungen Propinsi Jawé-Timur, Jawa-Tengah, Jawa-Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 ‘Tahun 1954 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 ‘Nomor 40, Tambshan Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Nomor 551); 2, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 teniang Organisasi Kemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3298); 3, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumshan dan Permukiman (Lembaran, Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3469); 4, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara ‘Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomar 3846); 5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lemberan Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247); 6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-uridangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, tambahan Lembaran Negara [Republik Indonesia Nomor 4389); 7. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Peterintalian Daerah (Lemberan Negara’ Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lethbaran Negara Nomor 4437) sebagaithana telah diubah dettgan Undang-Undang Nothot & ‘Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemcrintah Pengganti ‘Undang-Undang Nomor 3 Tahin 2005 tnenjadi Undang-Undeing (Lembatan Negara Republik’ Indohesia Tahup 200S Nomidt 108, ‘Tambaltan Lembiaran Negara Republlik Indonesid Nomor 4548); 8, Peraturdt Pemétintah Nomot 15 Tahuh 1987 tentang Péttibahdrt Batas Wilaysh Kotamadya ‘Daerah Titigkat’ Il Malaiig dan Kabupdlen Daetah Tingkat If Maldng (Lettibatth Negara Republik Indonesia Tahun 1987 Nomor 29, Tambahah Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3354); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor $4, ‘Tambehan Lembaran Republik Indonesia Negara Norhor 3952); 10, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003. tentang Pedoman COrganisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tehun 2003 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4262); 11, Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanean Undang-Undang Nomor 28 Tuhun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532); 12/Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinean dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, ‘Tambehan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 13)Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1965 tentang Pehtiegahen Penjalah-gunean dan/atai Penodaan Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 3, Tambahan Lembaten ‘Negara Republik Indonesia Nomor 2726); 14)Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala 8 Tahun 2006 Dacrah/Wakil Kepala Dacrah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umdt Hetagima, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama din Pendirlan Rumah Ibadat; 15, Peraturan Daerah Kota Malarig Nomot 7 ‘tahun 2001 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang Tahun 2001-2011 (Letnbatan Daerah Kota Malang Tahun 2001 Nomor L0/C); 16, Peraturan Daerah Kota Malahg Nomor 1 ‘tahun 2004 tentang Penyelengearaan Bangunan (Lembaran Daerah Kota Malang Tabiun 2004 Nomor 1/E); 17, Persturati Daerdh Kota Malang Nombt 4 tahun 2004 tentang Pechbentukan, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwaiilan Rakyat Daerah Kola. Malang (Lembaran— Daerah Kota Malang Tahun 2004 Nomor I/D, Tambahan Lembaran Daerah ‘Nomor 4); 18. Keputusan Walikota Malang Nomor 524 Tahun 2000) tentang Penetapan Kewenangan Pemerintah Kota Malang sebagaimana telah divbah dengan Keputusan Walikota Malang Nomor 312 ‘Tahun 2003; 19. Keputusan Walikota Malang Nomor 333 Tahun 2004) tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kota Malang dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rekyat Daerah Kota Malang; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG SISTEM) DAN PROSEDUR TETAP PELAYANAN PEMBERIAN WIN PENDIRIAN RUMAH IBADAT DAN PELAYANAN PERIJINAN ‘TEMPAT KEGIATAN PENDIDIKAN _KEAG} N DIKOTA MALANG. abt KETENTUAN UMUM Pasal I Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : emerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Malang. Walikota adalah Walikota Malang. Sckretaris Daerah adalah Sekretaris Dacrah Kota Malang. Bagian Sosial adalah Bagian Sosial Sekretariat Daerah Kota Malang. Bagian Hukum adalah Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Malang, Kantor Departemen Agama adalah Kantor Departemen Agama Kota Malang. Obganisasi Kemasyarakatan Keagamaan ydng selahjutnya disebut Ormas Keagamaah adalah organisasi non pemerintah bervisi kebarigsaan yang dibentuk berdasarkah kesarhaan agama olch Warga Negara Republik Itidonesid secara sukarela, berbadatt hukum dan telah terdafiar di Pemerintah Kota Maldng serta bullan organisasi saydp partal politk. 8. Pemuka Agama adalah tokoh koritunitas umat beragama baik yang memimpin ormas keagamaan maupun yang tidak memimpin orinas keagamaan yang diakul dan/atau ihormati oleh mésyarakat setempat sebagai panitan, 9. Forum Kervlandh Umat Beragaina Kota Malang yang selanjutiya disingkat FKUB adalah forum yarlg dibentitk oleh inasyarakat dan difesilitasi oleli pemerintah dalam rangka membangun, memelihara dah memberdayakatt umat beragdtha untuk kerukunan dan kesejahttraan, 10, Rumah Tbadat adalah bangunan yang meshiliki ciriciti teHentu yarig khusus ipergunaken untuk beribadat bagi para pemeluk masing-masing agama secara permanen, tidak termasuk tempatibadat keluarga, 11, Panitia Pembangunan Rumah Ibadat adalah panitia yang dibentuk oleh umat beragama, ‘ormas keagamaan atati pengurusrumah ibadat, 12. Advice Planning Rumah Ibadat yang selanjutnya disingkat AP Rumah Ibadat adalah smerupakan.rekomendasi teknis yang dibutuhkan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) rumah ibadat dan merupakan|dokumen resmi yang diterbitkan oleh Dinas Pengawasan Bangunan dan Pengendalian Lingkungan Kota Malang. 13. Leike-fungsi adalah suatu Kondisi bangunan gedung yang memenuhi persyaratan administratif dan. persyaratan_teknis sesvai dengan fungsi bengunan gedung yang ditetapkan. 14, Ijin Mendirikan Bangunan Rumah Tbadat yang selanjutnya disingkat IMB Rumah Ibedat adalah ijin yang diterbitkan oleh Dinas-Perijinan-Kota Malang untuk pembangunan rumah ibadat. 15, Ruang Pelayanan Publik adalah merupakan ruangan khusus yang ada di Bagian Sosial dan disediakan hanya untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang ‘mengajukan permohonan ijin. 16, Petugds Pelayanan Ijin adalah petuges yang ditunjuk untuk miclaksanakan tugas ‘ménerima, tenéliti kelengkapan administrasi dan memberikan perijetasan teknis serta batas waktu penyelesaian ifin kepada Pemolion, Bad it PROSEDUR TETAP PELAYANAN PERIJINAN Pasal 2 (1) Sistem dan Prosedur Tetap serta Alokasi Waktu Pelayanan Perijinan sebagaimana ‘ercattm dalam Lompitan Perataran Walikota i (Q) Sistem din Prosedur Tetap Pelayanan Perijinan sebagaimatia dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : Pelayanan perijinan tempat pendiriar-rumah ibadat; Pelayanan perijinen perbailcan/pemugaran rumah ibadat; Pelayanan perifinan perluasan rumah ibadat; ,Pelayanan perijinan sementara pemanféatan bangunan gedung sebagai rumah ibadat sementara; Pelayanan perijinan tempat kegiatan pendiikan keagamaan, a b ©, Pelayanan perijinan pemindahan rumah ibadat; a . ~ (1) Pendirian rumah ibedat didasarkan go: Seperluan_nyata.dan sungguh-sungguh berdasarkan komposisijumlah penduduk bagi pelayanan umat beregama bersangkutan di wilayah kelurhan. (2) Pendirian rumah ibadat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tetap "—menjage kerukonan umat beragams, tidak mengganggu ketentrdman.dan_ketertiban ‘mum, sera memafuh Ketentuanperauran perundang-undangan yang beriako. (@) Dalam hal keperluan nyata bagi pelayanan umat beragama divkelurahal sebagaintena dimaksud pada ayat (1) tidak terpenuhi, pertimbangan komposisi jumlah penduduk V digunakan bates wileyali kecatiatansy SS - Pasa! 13 p14 3 Prisal 4 Jorak antara pendisian rumh ibadat dah leinpat kegiatan pendidikant kedgamaan yang satu dengdrl ytitg lalt, baik sejenis mallpith yang berlainan dehgan radius minithal 300 imix V pap tl KETENTUAN PERALIHAN Pasal 5 (1) Setmua pelthobonan ijin yang diglin sebblitin berlakunya Petaturan Walikota ini, onaka persyaratan dan ketentuannya diterlakukan peraturan sebelumpya, (2) Semua permohonan ijin. yang diajukan sejak berlakunya Peraturan Waliketa ini, make ~ Pemrosesantya sesuai dengan Peraturan Walikota ini. BABIV PENUTUP Pasal 6 Dengan beriakunya Peraturan Walikota ini, maka Keputusan Walikotamadya Keyan Daerah Tingkat IT Malang Nomor 248 Tahun 1991 tentang Ketentuan-ketentuen dan Prosedur Pemberian Ijin Penditian, Pemindahan, Perbaikan/Pemugaran dan Perluasan Tempat Ibadah dan Kegiatan Pendidikan Keagamaan di Kotamadya Daerah Tingkat If Malang dicabut dan

Anda mungkin juga menyukai